Anda di halaman 1dari 36

KEBIJAKAN DAN STRATEGI

PELAYANAN KB

Drs. Sukaryo Teguh Santoso, M.Pd


Kepala Perw. BKKBN Prov. Jawa Barat
SITUASI DAN
KONDISI SAAT INI
Tantangan dalam Pelayanan KB

• CPR,TFR, ASFR,unmet need menurun,


namun masih ada target yang harus di
capai

• Rendah MKJP
• Tingginya
Drop Out
TFR, CPR, Unmetneed Ber-KB dan
ASFR 15-19 Tahun

Total Fertility Rate (TFR) ASFR15-19 Tahun


4 (per 1000 remaja putri)
3 2.85 2.78 80 67
3 2.63 2.6 2.6 2.4 61 62
60 51 51 48
2 36
40
1
20
0 0
1991 1994 1997 2002 2007 2012 2017 1991 1994 1997 2002 2007 2012
SDKI 1991 –2017
2017
SDKI 1991 – 2017
CPRSemua Cara (%) Unmet Need ber-KB (%)
80 20 17
60.3 61.4 61.9 63.3
54.7 57.4 15.3
60 49.7 15 13.6 13.2 13.1
11.4 10.6
40
10
20
5
0
1991 1994 1997 2002 2007 2012 2017 0
SDKI 1991 – 2012, PMA 205 1991 1994 1997 2002 2007 2012 2017

SDKI 1991 – 2017


Peserta KB Aktif dan Peserta KB Baru

Capaian
Peserta KB
Baru (PB)
setiap
SDKI
2007 tahunnya
tidak
memberikan
dampak yang
signifikan
terhadap
pertambahan
Peserta KB aktif
% Tingkat Putus Pakai Per Metode Kontrasepsi

SemuaMetoda 28.8

PIL 46.1

SUNTIK 27.8

KONDOM 26.6

Pantang Berkala 26.5

SenggamaTerputus 25.5

IUD 9 Target Renstra 2015-2019


INDIKATOR 2015 2016 2017 2018 2019
IMPLAN 6.4 26,0 25,7 25,3 25,0 24,6
Menurunnya
tingkat putus
MOW 0.7 pakai
kontrasepsi

0 10 20 30 40 50
% Tingkat Putus Pakai Kontrasepsi berdasarkan Alasannya

Ketidakberlangsungan 28.8
Efek Samping/Masalah Kesehatan 11.4
Keinginan Hamil 5.2
Kesuburan lainnya terkait alasan )* 4.5
Ingin Metoda Lain yang efektif 2.9
Alasan Lainnya 1.9
Kegagalan Metoda 1.6
Metoda lain terkait alasan )** 1.3

0 5 10 15 20 25 30 35

Keterangan :
)* Termasuk Frekuensi tidak berhubungan seks/ suami jauh, susah hamil/menolak menopause dan
pisah/cerai
)** Termasuk kurang akses/ jauh, baiya mahal, dan tidak nyamandigunakan
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
Tahapan pembangunan dan
Undang-undang arah kebijakan RPJPN 2005-2025
Nomor 17 Tahun
2007 Tentang
Rencana
Pembangunan
Jangka Panjang
Nasional Tahun
2005-2025 PERATURAN PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 2 TAHUN
PERATURAN PRESIDEN
2015
PERATURAN PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 5 TAHUN
2010 4
NOMOR 7 TAHUN
2005 3 RPJM 4
2 RPJM 3 (2020-2024)
1 RPJM 2 (2015-2019)

RPJM 1
Mewujudkan masyarakat Indonesia yang
(2010-2014) mandiri, maju, adil dan makmur melalui
percepatan pembangunan di berbagai
(2005-2009) bidang dengan menekankan terbangunnya
struktur perekonomian yang kokoh
berlandaskan keunggulan kompetitif di
berbagai wilayah yang didukung oleh SDM
9
berkualitas dan berdaya saing.
“MENCAPAI PENDUDUK TUMBUH SEIMBANG
MELALUI UPAYA PENURUNAN LAJU PERTUMBUHAN
PENDUDUK (LPP) DAN PERWUJUDAN KELUARGA
BERKUALITAS”.

Bentuk penjabaran tujuan strategis tersebut, BKKBN


menetapkan Sasaran Strategis Tahun 2015-2019 sebagai
berikut:
1. Menurunnya Angka kelahiran total (TFR)
2. Meningkatnya prevalensi kontrasepsi (CPR)
3. Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi
(unmet need)
4. Meningkatnya peserta KB aktif yang menggunakan
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)
5. Menurunnya Tingkat Putus Pakai Kontrasepsi
PERATURANKEPALABADAN KEPENDUDUKANDAN KELUARGABERENCANA NASIONAL NOMOR
199 TAHUN 2016 TENTANG
RENCANA STRATEGIS BADAN KEPENDUDUKANDAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL TAHUN 2015 - 2019

KEBIJAKAN :
Meningkatkan akses pelayanan KBdan KR yang
merata dan berkualitas

STRATEGI :
1. Penguatan dan pemaduan kebijakan dalam sistem SJN
Kesehatan (kemudahan akses terhadap fasilitas pelayanan KB
di setiap tingkatan wilayah);
2. Penggerakan pelayanan MKJP serta KBPascapersalinan dan
Pascakeguguran;
3. Peningkatan jaminan ketersediaan alokon & sarana pelayanan KB;
4. Peningkatan pelayanan secara statis dan dan bergerak di DTPK;
5. Peningkatan kapasitas tenaga medis dan penguatan kapasitas
tenaga lapangan untuk mendukung penggerakan dan
penyuluhan KB;
6. Promosi dan konseling kesehatan dan hak-hak reproduksi;
7. Penguatan kemandirian ber-KB.
SASARAN DAN CAPAIAN PEMBANGUNAN BIDANG KEPENDUDUKAN DAN KB
(RPJMN 2015-2019)

Sumber data: 1) Supas; 2) Susenas; 3) SKAP;


PELAYANAN KELUARGA BERENCANA
SEPANJANG SIKLUS USIA REPRODUKSI

Pendidikan kespro Pelayanan


remaja KB Pasca
Persalinan
Promosi & Pelayanan
Promosi KB Pasca
KBpada PUS persalinan

Promosi kespro
/KB pada catin

Keberhasilan program KB ditentukan oleh pelayanan kesehatan yang diberikan


sepanjangsiklususia reproduksi, termasuk:
1) Pendidikan dan konseling kesehatan reproduksi pada remaja dan calon
pengantin,
2) Konseling dan pelayanan KBpada PUS,
3) Promosi KBpascapersalinan pada bumil,
4) Pelayanan KBpascapersalinan pada ibu bersalin dan nifas
5) Pelayanan KBinterval. 16
Ber KBuntuk
mencegah terlalu
Ber KBbila dekat Ber KBuntuk
terpaksa harus mencegah terlalu
menikah tua
POLA LAYANAN KONTRASEPSI

POTENSI KEHAMILAN
USIA SUBUR (FERTILITYAGE)
USIA REPRODUKSI SEHAT

DELAYING SPACING LIMITING

10 15 20 DUA ANAK CUKUP 35 40 45 49


USIA KAWIN
YANG SEHAT

1st Option : LONG-TERM


LONG-TERM LONG-TERM
2nd Option : SHORT-TERM
CONTRACEPTIVE CONTRACEPTIVE
CONTRACEPTIVE METHOD
METHOD METHOD

LONG-TERM PERMANENTLY
CONTRACEPTIVE METHOD ARE RECCOMENDED FOR ELIGIBLE COUPLES HAVE ≥2KIDS

LONG-TERM Contraceptive method Implant, IUD


Pills, Injectables,
SHORT-TERM Contraceptive Methods
(Condom)
LONG-TERM PERMANENTLY Contraceptive
Tubectomy, Vasectomy
Methods
TEMA RKP 2019: Pemerataan Pembangunan untuk
Pertumbuhan Berkualitas

PRIORITAS NASIONAL (PN) RKP 2019


PN1. PN2. PN3.
Pengurangan
Pembangunan Peningkatan
Kesenjangan
Manusia melalui Nilai Tambah
Antarwilayah
Pengurangan Ekonomi
melalui
Kemiskinan dan melalui
Penguatan
Peningkatan Pertanian,
Konektivitas
Pelayanan Industri, dan
dan
Dasar Jasa Produktif
Kemaritiman

Pemantapan
Stabilitas
Ketahanan
Keamanan
PN4. Energi, PN5. Nasional dan
Pangan, dan
Kesuksesan
Sumber Daya
Pemilu
Air
Kegiatan/Output Prioritas BKKBN yang
Mendukung Proyek Prioritas Nasional
Pembangunan Manusia Melalui
Prioritas Nasional Pengurangan Kemiskinan dan
Peningkatan Pelayanan Dasar

Peningkatan Pelayanan
Program Prioritas Kesehatan dan Gizi
Masyarakat

Peningkatan kesehatan ibu,


Percepatan
Kegiatan Prioritas anak, keluarga berencana
Penurunan Stunting
dan kesehatan reproduksi

Peningkatan
Peningkatan
Proyek Prioritas pelayanan KB dan
pendidikan gizi
kesehatan reproduksi

1 & 2 Proyek pengelolaan permintaan dan pemenuhan kebutuhan


Output alokon di faskes (Pusat & Perwakilan BKKBN Prov)
5. Proyek peningkatan promosi
pengasuhan 1000 Hari Pertama
Prioritas 3. Peningkatan Promosi dan konseling kespro berbasis komunitas
4. Proyek penyiapan perencanaan kehidupan keluarga bagi remaja Kehidupan
17
Kegiatan/Output Prioritas BKKBN yang Mendukung
Proyek Prioritas Nasional (2)

Target
Proyek Proyek BKKBN yang Kinerja
Program Kegiatan Prioritas mendukung
Lokasi Output
Prioritas Prioritas Nasional Proyek Prioritas Nasional
2019
(ProPN) (Proyek K/L)

Proyek pengelolaan
permintaan dan Kab/ Pemenuhan Ketersediaan 2,549
1
pemenuhan kebutuhan Kota Alokon di Faskes Faskes
Peningkata alokon di faskes
Peningkatan
n kesehatan
pelayanan Peningkatan Promosi
ibu, anak, Promosi dan Konseling
Peningkata keluarga dan Konseling Kab/ 9.768
keluarga
n berencana dan 2 Kesehatan Reproduksi Kota
Kesehatan Reproduksi melalui
poktan
berencana Kelompok Kegiatan
Pelayanan kesehatan berbasis Komunitas
dan
Kesehatan reproduksi
kesehatan
dan Gizi
reproduksi Penguatan Peran PIK Remaja
Masyarakat Proyek Penyiapan
Kab/ dan BKR dalam Edukasi 5.321
3 Perencanaan kehidupan
Kota Kespro dan Gizi bagi Remaja Klp
keluarga bagi remaja
Putri sebagai Calon Ibu
Proyek peningkatan
Percepatan Peningkatan
Promosi pengasuhan Kab/ Keluarga yang Memiliki 1.013.587
Penurunan Pendidikan 4
1000 Hari Pertama Kota Baduta Terpapar 1000 HPK Keluarga
Stunting Gizi
Kehidupan
UU NO. 40 TAHUN 2004 TENTANG SJSN

BAB VI Program Jaminan


Sosial Bagian Kesatu
Jenis Program Jaminan Sosial

Pasal 22
(1) Manfaat jaminan kesehatan bersifat pelayanan perseorangan
berupa pelayanan kesehatan yang mencakup pelayanan
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif termasuk obat dan
bahan medis habis pakai yang diperlukan

Penjelasan:
Yang dimaksud pelayanan kesehatan dalam pasal ini meliputi pelayanan
dan penyuluhan kesehatan, imunisasi, pelayanan keluarga
berencana, rawat jalan, rawat inap, pelayanan gawat darurat dan
tindakan medis lainnya…………..
Peraturan Presiden RI Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua
atas Perpres No. 12/2013 tentang Jaminan Kesehatan

Pasal 21
(4). Pelayanan keluarga berencana sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf c meliputi konseling, pelayanan k o n t r a s e p s i
termasuk v asektomi d a n t u b e k t o m i , bekerjasama
dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional
(4a) Ketentuan mengenai pemenuhan k e b u t u h a n a l a t d a n
o b a t k o n t r a s e p s i bagi peserta jaminan kesehatan di
fasilitas kesehatan diatur dengan Peraturan Kepala Badan
kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
(5). Vaksin untuk imunisasi rutin serta alat dan obat kontrasepsi
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4a)
disediakan oleh P e m e r i n t a h d a n / a t a u P e m e r i n t a h
D a e r a h sesuai
Permenkes. RI No. TAHUN 2016 Tentang
Standar Tarif Pelayanan Kesehatan dalam
Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan
Tarif Pelayanan KB :
1. Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) : kapitasi & non kapitasi
a. Tarif Kapitasi: Pil dan Kondom
b. Tarif non kapitasi

2. Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) : INA CBGS


PENYELENGGARAAN PELAYANAN KB

Pelaksanaan Pasca pelayanan


PraPelayanan Pelayanan (Penanganan efek
(Penggerakan) (Pemberian/ samping, komplikasi,
pemasangan) kegagalan)

• Dilakukan secara • Harus didahului konseling • Dilakukan oleh nakes


berkesinambungan dan informed consent • Penanganan berupa:
• Pelaksana: • Tempat konseling: fasyankes konseling, pelayanan,
 Non nakes: atau fasilitas lain dan/atau rujukan
pemberian informasi • Konseling harus mencakup
pemberian KIElengkap
dan motivasi di
tentang metode kontrasepsi
tingkat lini lapangan • Penapisan kondisi kesehatan
 Nakes: pemberian • Keputusan metode
informasi yang lebih kontrasepsi ada pada klien
detail danpenapisan
kondisi kesehatan
klien
KONSELING
STRATEGI KONSELING BERIMBANG (SKB)
• Salah satu metode baru dalam
memberikan konseling ber-KB
• Menggunakan BCSKit (diagram, kartu dan
lembar brosur)
• Tidak akan menggantikan ABPKyang telah
ada, namun sebagai kompetensi tambahan
dalam memberikan konseling KBbagi tenaga
kesehatan
• Pemantauan kemampuan konseling
peserta pelatihan setelah kembali ke
faskes akan dilakukan berjenjang
ANGGARAN
DAK FISIK SUB BIDANG KB
DAN
BANTUAN OPERASIONAL
KELUARGA BERENCANA (BOKB)
TAHUN 2019
PROVINSI JAWA BARAT
REKAPITULASI DAK SUBBIDANG KB, PENUGASAN, DAN BOKB TAHUN ANGGARAN 2019
PROVINSI JAWA BARAT

PENUGASAN
NO KABUPATEN DAN KOTA PAGU DAK FISIK BOKB
(BKB STUNTING KIT)
Provinsi Jawa Barat 29,365,995,000 840,000,000 151,918,172,000
1 Kab. Bandung 1,070,200,000 60,000,000 8,397,772,000
2 Kab. Bekasi 1,421,114,000 - 4,751,782,000
3 Kab. Bogor 1,459,998,000 60,000,000 9,099,182,000
4 Kab. Ciamis 1,372,101,000 - 6,975,452,000
5 Kab. Cianjur 1,604,073,000 60,000,000 8,868,600,000
6 Kab. Cirebon 1,132,700,000 60,000,000 8,728,915,000
7 Kab. Garut 1,462,720,000 60,000,000 11,463,285,000
8 Kab. Indramayu 1,394,743,000 60,000,000 8,405,092,000
9 Kab. Karawang 1,566,000,000 60,000,000 8,162,932,000
10 Kab. Kuningan 1,332,095,000 60,000,000 7,947,377,000
11 Kab. Majalengka 1,428,216,000 60,000,000 7,532,085,000
12 Kab. Purwakarta 1,124,200,000 - 3,719,060,000
13 Kab. Subang 1,608,668,000 60,000,000 7,482,390,000
14 Kab. Sukabumi 1,021,000,000 60,000,000 11,900,475,000
15 Kab. Sumedang 1,440,919,000 60,000,000 7,092,285,000
16 Kab. Tasikmalaya 1,070,000,000 60,000,000 7,546,225,000
17 Kota Bandung 1,339,675,000 - 4,392,369,000
18 Kota Bekasi - - 2,698,294,000
19 Kota Bogor - - 1,216,902,000
20 Kota Cirebon 1,515,801,000 - 1,083,558,000
21 Kota Depok - - 2,230,907,000
22 Kota Sukabumi 1,392,000,000 - 1,344,547,000
23 Kota Tasikmalaya 1,697,860,000 - 2,269,146,000
24 Kota Cimahi - - 673,805,000
25 Kota Banjar 603,912,000 - 894,220,000
26 Kab. Bandung Barat - 60,000,000 4,480,875,000
27 Kab. Pangandaran 1,308,000,000 - 2,560,640,000
Penggunaan BOKB 2019
Biaya Operasional Biaya operasiona Biaya operasional Operasional Biaya dukungan
bagi Balai distribusi alat dan integrasi program pembinaan Komunikasi,
Penyuluhan KB dg obat kontrasepsi KKBPK dan program Program KKBPK Informasi dan
2 3 5
rincian menu &
1 dari gudang SKPD- pembangunan bagi masyarakat4 Edukasi (KIE) dan
urutan prioritas: KB Kabupaten dan lainnya di Kampung oleh Kader dukungan
Kota KB manjemen

a. Dukungan KIE
a. Biaya a. PPKBD  Penyediaan dan/atau
operasional a. Biaya Bahan a. Pertemuan
Bakar Minyak Kelompok Kerja b. Sub-PPKBD. pengadaan dan/atau
penyuluhan KB perbanyakan media
b. Biaya dan/atau (Pokja) Kampung KB
biaya b. Pertemuan forum cetak (poster,
operasional factsheet, umbul-
pengolahan data; transport musyawarah tingkat
b. Biaya jasa desa Kampung KB umbul, leaflet, stiker,
c. Staff spanduk, standing
meeting/rapat pengiriman/ek c. Lokakarya mini
spedisi tingkat desa dan banner) dan fasilitasi
teknis media lainnya
d. Alat Tulis Kantor c. Biaya makan kecamatan di
dan minum Kampung KB dan/atau media
e. Biaya langganan elektronik;
daya dan jasa d. Biaya d. Operasional
pengepakan ketahanan keluarga b. Dukungan
f. Biaya Manajemen
pemeliharaan dan berbasis kelompok
kegiatan  Honorarium
Pengamanan fasilitator, ATK,
Balai Penyuluhan e. 20% dari dari
anggaran Kegiatan Rapat koordinasi,
KB Monitoring dan
di Kampung KB utk
Penanganan evaluasi serta
Stunting Pembinaan 
Perjadin terbatas
Terima Kasih
Semoga Bermanfaat…
SASARAN DAK FISIK SUB-BIDANG KB TA 2019

Faskes Pengadaan Sarana Prasarana Klinik Pelayanan KB

SKPD KB Pembangunan/Alih Fungsi Gudang Alat dan Obat Kontrasepsi

SKPD KB Pengadaan Sarana Transportasi Pelayanan KB

SKPD KB Pengadaan Mobil Unit Penerangan (MUPEN) KB

Kelompok Pengadaan Sarana KIE Kit dan Media Lini Lapangan

Balai Pengadaan Media/Alat Pengolah Data


Penyuluhan
Pembangunan/Alih Fungsi/Pengembangan Balai
Kecamatan Penyuluhan KB

PLKB Pengadaan Sarana Petugas Lapangan KB


PENUTUP
a. Keluarga Berencana  Menurunkan AKI
 Meningkatkan Derajat Kesehatan
b. Keluarga Berencana  Perencanaan
jumlah anggota keluarga  Fokus dalam
pengasuhan anak  Generasi Emas 
SDM Berkualitas
c. Pembangunan karakter berawal dari
keluarga  untuk memperkuat
ketahanan bangsa Indonesia.
22
Pembangunan
Bidang : Sosial
Budaya dan
Kehidupan
Beragama

Arah Kebijakan:
Meningkatkan
pelayanan keluarga
berencana dan
kesehatan reproduksi
melalui:

5 STRATEGI
PERPRES. 79/2017 TENTANG RKP 2018
Strategi:
1.Advokasi kepada
stakeholder dan
STRATEGI mitra kerja ttg
Ketahanan
Keluarga
1.Monev terpadu
(komponen, sektor, 2.KIE melalui 1.Peningkatan dukungan
& mitra terkait) berbagai media politis/komitmen
2.Pemanfaatan
hasil penelitian, 1. Promosi
dan KIE 2.Penguatan kerjasama
survey &
dgn mitra potensial
Pendataan
(K/L, swasta, PT, LSM,
Keluarga 2. Penguatan
5. Monev Jejaring
organisasi pemuda,
3.Peningkatan
Kemitraan org profesi, dll)
akuntabilitas program

4. Peningkatan 3. Peningkatan
1.Peningkatan Kualitas Akses 1.Mendekatkan akses
kualitas SDM pelayanan poktan,
(pelatihan, PPKS & PIK
orientasi, sertifikasi)
2.Peningkatan sarana 2.Penyediaan substansi
& prasarana materi melalui
3. Peningkatan berbagai media
pembiayaan
DASAR HUKUM PELAYANAN KB ERA SJSN
UU No. 40 / 2004 Tentang SJSN

UU No. 36 / 2009 Tentang Kesehatan

UU No. 24 / 2011 Tentang BPJS

UU No. 23/ 2014 Tentang Pemerintah Daerah

Perpres No. 12 / 2013 Tentang Jaminan Kesehatan

Perpres No. 19 / 2016 Tentang Perubahan Kedua atas Perpres No.


12/2013 tentang Jaminan Kesehatan
Permenkes No. 99/ 2015 Tentang Perubahan atas Permenkes No 71 / 2013
Tentang
Pelayanan Kesehatan pada JKN
Permenkes No. 52 / 2016 Tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan
dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan
Permenkes No. 64 / 2016 Tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan
dalam
Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan
Akhir periode RPJMN 2015 - 2019

Bappenas  Rancangan Teknokratik RPJMN 2020 - 2024

BKKBN  White Paper Program KKBPK 2020 - 2024;


Rancangan Sasaran, Kebijakan dan Strategi
Program KKBPK
RANCANGAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN DAN KB 2019
(PermenPPN/Bappenas No. 9/2018 tentang Rancangan RKP Pemerintah Tahun 2019)

Kebijakan Nasional dalam RPJMN 2015-2019 Kebijakan Nasional dalam RKP 2019

Menguatkan akses pelayanan KB dan kesehatan reproduksi


yang merata dan berkualitas, baik dalam Sistem Jaminan Sosial
Penguatan akses pelayanan KB dan kesehatan Nasional (SJSN) Kesehatan maupun Non-SJSN Kesehatan melalui
reproduksi yang merata dan berkualitas. penyediaan dan distribusi alat dan obat kontrasepsi (alokon),
Peningkatan advokasi kepada para pembuat penyediaan pelayanan medis pemasangan kontrasepsi
kebijakan dan KIE tentang program kependudukan, bekerjasama dengan pihak terkait, dan penyediaan fasilitas
pelayanan KB dan kesehatan reproduksi serta sarana dan
keluarga berencana, dan pembangunan keluarga prasarananya;
(KKBPK).
Pembinaan kesehatan reproduksi remaja dalam Menguatkan advokasi kepada para pembuat kebijakan dan KIE
rangka pendewasaan usia perkawinan dan penyiapan tentang kependudukan (termasuk kelanjutusiaan), keluarga
kehidupan berkeluarga. berencana dan pembangunan keluarga di seluruh wilayah dan
kelompok melalui berbagai media dan audiensi serta tenaga
Peningkatan peran dan fungsi keluarga dalam lapangan KB;
pembangunan keluarga.
Meningkatkan pembinaan kesehatan reproduksi remaja dalam
Peningkatan koordinasi lintas sektor dalam rangka rangka pendewasaan usia perkawinan dan penyiapan kehidupan
Program KKBPK di Kampung KB. berkeluarga, melalui pusat informasi dan konseling kesehatan
reproduksi remaja serta bina keluarga remaja;
Penyerasian kebijakan pembangunan bidang
kependudukan dan KB. Meningkatkan peran dan fungsi keluarga; serta
Penguatan data dan informasi kependudukan dan Menguatkan kelembagaan kependudukan (termasuk
keluarga berencana. kelanjutusiaan) dan keluarga berencana yang efektif, dan
menyusun landasan hukum melalui penyerasian kebijakan
pembangunan bidang kependudukan dan KB, serta menguatkan
data dan informasi kependudukan dan keluarga berencana. 36

Anda mungkin juga menyukai