Anda di halaman 1dari 39

Kebijakan Kementerian Kesehatan

dalam Pelaksanaan Pelayanan KB


dr. Erna Mulati, M.Sc, CMFM
Direktur Kesehatan Keluarga, Ditjen Kesehatan Masyarakat
Kementerian Kesehatan

Disampaikan pada:
Pertemuan Penguatan Manajemen Pelaksanaan Pelayanan Keluarga Berencana (KB)
9 Maret 2021
ANALISIS SITUASI
MASALAH KESEHATAN IBU DAN ANAK

ANGKA PREVALENSI
KEMATIAN STUNTING
IBU/
100.000 KH
2010 SP 2015 SUPAS 2024 TARGET 2013 2018
2019 SSGBI 2024 TARGET
RISKESDAS RISKESDAS

346 305 183 37,2 30,8 27,7 14

ANGKA TOTAL
KEMATIAN FERTILITY
BAYI/ RATE / TFR
1.000 KH
2012 SDKI 2017 SDKI 2024 TARGET 2012 SDKI 2017 SDKI 2019 SKAP 2024 TARGET

32 24 16 2,6 2,4 2,45 2,1


Kematian Ibu 2018= 4.221
745
Kematian Ibu 2018-2020 Kematian Ibu 2019= 4.196
700 684
Kematian Ibu 2020= 4.614
522 520
565
530 Penyumbang
50% kematian
421
416 ibu
247 242
212
186 202187
157173
141 139 144 141 132
133 119129 120105128 111116125 122 117 115 117
95 99 97 98 100 102 111 115
93 86 79 63 95 74 79
92

JATEN BANTE SUMSE SUMBA LAMPU KALBA


JABAR JATIM SUMUT ACEH SULSEL NTT RIAU NTB DKI KALSEL KALTIM
G N L R NG R
2018 700 522 421 247 186 141 139 141 95 120 111 99 98 102 86 79 74
2019 684 520 416 212 202 157 144 93 119 105 116 97 100 111 117 63 79
2020 745 565 530 242 187 173 133 132 129 128 125 122 117 115 115 95 92

2018 2019 2020

Kematian Ibu 2018-2020


97
83 82 81 75 66 72 81 74
61 52 68 59 62 60 66 61 68
56 56 52 51 48 49 46 49 47 51
46 45 40 44 46 44 41 38 43 36
35 29 35 36 40 39 39 35 32
26 21 17
10

MALUK SULTEN KALTEN BENGK KALTAR


PAPUA JAMBI SULTRA BALI GTO SULUT SULBAR PABAR DIY MALUT KEPRI BABEL
U G G ULU A
2018 61 82 75 81 46 60 35 29 52 68 44 35 49 51 39 43 10
2019 52 97 66 74 59 66 45 40 51 49 46 36 47 41 35 36 21
2020 83 81 72 68 62 61 56 56 48 46 44 40 39 38 32 26 17

2018 2019 2020


MASALAH KELUARGA BERENCANA
MODERN
ASFR CONTRACEPTIVE TINGKAT
15-19 TAHUN PREVALENCE PUTUS PAKAI
RATE mCPR KONTRASEPSI
(KB cara modern )
2012 SDKI 2017 SDKI 2019 SKAP 2024 TARGET 2012 SDKI 2017 SDKI 2019 2024 TARGET 2012 SDKI 2017 SDKI 2024 TARGET
SUSENAS
48 36 33 18 58 57,2 54,5 63,4 27,1 28,8 20

UNMET NEED PREVALENSI KB PASCA


PEMAKAIAN PERSALINAN
KONTRASEPSI
(MKJP)
2018
2012 SDKI 2017 SDKI 2019 2024 TARGET RISKESDAS 2024 TARGET
SUSENAS
2012 SDKI 2016 SURVEY 2019 2024 TARGET
SUSENAS

11 11 19,78 7,4 18,3 21,6 21,39 28,39 23 40


Pemberi Pelayanan
ANC dan Persalinan

Sumber : Riskesdas 2018


Sumber Pelayanan Kontrasepsi
Pelayanan Alat/Cara KB Modern

Pemerintah Swasta
• Rumah Sakit Pemerintah 5,3 • Rumah Sakit swasta 4.1
• Klinik Pemerintah 0,1 • Klinik swasta 1.9
• Puskesmas 12,1 • Praktik DSOG swasta 0.8
• Pustu/Pusling 1,4 • Praktik dokter umum 1.0
• TKBK/Muyan 0,4 • Praktik bidan 38.5
• Petugas Lapangan KB 0,8 • Perawat 1.3
• Bidan di Desa 10,6 • Lainnya 18.1
• Poskesdes/Polindes/ • Apotik/Toko obat 14.3
Posyandu/Pos KB/PPKBD 3,3 • Toko/warung 3.5

Sumber: SDKI 2017


STRATEGI PENURUNAN
AKI AKB
ARAH KEBIJAKAN RPJMN 2020-2024
● 1

Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan menuju cakupan


kesehatan semesta dengan penekanan pada penguatan pelayanan kesehatan
dasar (Primary Health Care) dan peningkatan upaya promotif dan preventif
didukung oleh inovasi dan pemanfaatan teknologi

STRATEGI RPJMN 2020-2024

Peningkatan Percepatan Peningkatan Penguatan Gerakan Peningkatan


kesehatan ibu, pengendalian Masyarakat Hidup pelayanan kesehatan
Perbaikan gizi
penyakit Sehat (Germas) dan pengawasan
anak masyarakat
obat dan makanan
dan
kesehatan
reproduksi
KEBERLANGSUNGAN PELAYANAN KIA BERDASARKAN
PENDEKATAN SIKLUS HIDUP
Strategi dalam upaya penurunan AKI dan AKB
dilakukan dengan pendekatan siklus hidup melalui
berbagai pelayanan kesehatan bagi :
• Ibu Hamil
• Ibu Bersalin dan Ibu Nifas
• Bayi Baru Lahir
• Bayi, Balita, dan Anak Usia Pra Sekolah
• Anak Usia Sekolah
• Remaja
• Usia Reproduksi / PUS
Pelayanan kesehatan yang diberikan bersifat
promotif, preventif, deteksi dini, kuratif, dan
rehabilitatif.

Setiap tahapan dalam siklus hidup ini tidak dapat


dipisahkan dan harus diberikan intervensi
berkelanjutan untuk dapat menghasilkan ibu hamil
10
sehat, melahirkan dengan selamat, dan anak yang
Promotif, Preventif, Deteksi Dini, Kuratif, Rehabilitatif cerdas berkualitas.
UPAYA PREVENTIF MENGURANGI KOMPLIKASI PADA IBU DAN BAYI
Banyaknya ibu hamil dengan
risiko Penguatan
1. 48,9% ibu hamil dg anemia
2. 17,3 % ibu hamil dengan KEK
Pelayanan
Kesehatan
Kondisi Ibu hamil
Layak
3. 33% kematian ibu disebabkan
karena hipertensi
Masa Sebelum
Hamil Hamil
sehat
4. 27% kematian ibu disebabkan
karena perdarahan
5. 15% kematian ibu karena
komplikasi penyakit penyerta
6. Rendahnya pengetahuan catin
dan PUS ttg kespro

84,6 Proporsi Anemia Ibu Hamil Kematian ibu


Berdasarkan Umur, 2018
dan bayi
33.7 33.6 24 menurun

15-24 25-34 35-44 45-54


tahun tahun tahun tahun
KONSEP PELAYANAN KESEHATAN
MASA SEBELUM HAMIL

Penggunaan
Kontrasepsi
sangat penting
untuk
mencegah
terjadinya 4T
pada ibu hamil
STRATEGI PENURUNAN AKI
BERDASARKAN SAFE MOTHERHOOD

13
DUKUNGAN REGULASI TERKAIT PELAYANAN KB
UU No. UU No. 36/2009
40/2004 tentang Perpres No. 82/2018
tentang SJSN Kesehatan tentang Jaminan Kesehatan

Permenkes No. 97/2014 tentang Permenkes No. 28/2014 tentang UU No. 52/2009
Pelayanan Kesehatan Masa Pedoman Pelaksanaan Program tentang
Sebelum Hamil, Masa Hamil, JKN Perkembangan
Persalinan, Masa Sesudah Kependudukan
Melahirkan, Peyelenggaraan Permenkes No. 76/2014 tentang dan
Pelayanan Kontrasepsi, serta Pedoman INA CBG dalam Pembangunan
Pelayanan Kesehatan Seksual Pelaksanaan JKN Keluarga

Permenkes No. 99 Tahun 2015 Permenkes No. 12/2016 tentang


Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan No
tentang Perubahan Atas Permenkes 59/2014 tentang Standar Tarif Pelayanan
No. 71/2013 tentang Pelayanan Kesehatan Dalam Penyelenggaraan Progra
Jaminan Kesehatan
Kesehatan pada JKN
Permenkes No. 6/2018 tentang Perubahan Ketiga Atas Permenkes Nomor 52/2016 tentang Standar
Tarif Pelayanan Kesehatan
Dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan
PELAYANAN KB
Keluarga Berencana
Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal
melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai
dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas. (UU No 52/2019)

Tujuan: Sasaran:
Menunda kehamilan (usia klien < 20 tahun, atau
klien yang memiliki masalah kesehatan) Pasangan Suami Istri
Mengatur jarak kehamilan (minimal 2 tahun) pada Tindakan pemberian pelayanan
usia 20-35 tahun kontrasepsi dilakukan pada:

Pada klien yang berusia lebih dari 35 (tiga puluh a. Masa interval
lima) tahun diharapkan tidak hamil lagi b. Pascapersalinan
c. Pascakeguguran
Mengatur jumlah anak yaitu klien yang telah d. Pelayanan kontrasepsi darurat
menikah anak > 2, diharapkan tidak hamil lagi
PELAYANAN KONTRASEPSI
Adalah Pemberian kondom, pil, suntik, pemasangan atau pencabutan implant,
pemasangan atau pencabutan AKDR, pelayanan tubektomi, pelayanan vasektomi

Langkah-Langkah:
Pra Pelayanan Pelayanan kontrasepsi Pasca Pelayanan

• Pemberian komunikasi, dapat dilakukan pada:


informasi dan edukasi 1. Masa Interval • Pemberian
• Pelayanan konseling 2. Pasca Persalinan konseling
• Penapisan kelayakan 3. Pasca Keguguran • Pelayanan
medis 4. Pelayanan medis/rujukan
• Permintaan persetujuan kontrasepsi darurat
tindakan tenaga
kesehatan
Mekanisme Pelayanan Kontrasepsi
Rev PMK 97 Tahun 2014

Konseling Penapisan Pelayanan


KIE KB di Informed Informed Pemberian
Klien KB di Kondisi Konseling Medis dan
lapangan choice consent kontrasepsi
Fasyankes Medis Rujukan

Pra Pelayanan Pelayanan Pasca Pelayanan


• Petugas lini lapangan KB
• Nakes (Dokter, bidan) Sesuai
• Alat bantu: ABPK, dll
• Penilaian kesehatan klien dan penapisan kelayakan medis dengan
• Informasi lengkap dan
• Informed choice sesuai kondisi kesehatan kondisi medis
motivasi ber-KB

Lapangan Fasyankes
Pengklasifikasian Metode Kontrasepsi
KANDUNGAN MASA PERLINDUNGAN MODERN/TRADISIONAL

METODE NON
HORMONAL MKJP NON MKJP MODERN TRADISIONAL
HORMONAL
AKDR Cu √ √ √
AKDR LNG √ √ √
Implan √ √ √
Suntik √ √ √
Pil √ √ √
Kondom √ √ √
Tubektomi/ MOW √ √ √
Vasektomi/ MOP √ √ √

Metode Amenore √ √ √
Laktasi
Sadar Masa Subur √ √ √
Sanggama Terputus √ √ √ 19
Tenaga Kesehatan Pemberi Layanan KB
Kompetensi dan kewenangan klinis tenaga kesehatan dalam pelayanan KB
KOMPETENSI KEWENANGAN
Dokter Dokter Dokter Bidan Perawat Dokter Dokter Dokter Bidan Perawat
METODE KONTRASEPSI Spesialis Spesialis Umum Spesialis Spesialis Umum
Obgin Urologi Obgin Urologi
AKDR Copper (Cu) √ √ √* √ √ √**
AKDR Levonogestrel √ √ √* √ √ √**
(LNG)
Implan √ √ √* √ √ √**
Suntik √ √ √ √ √ √ √ √ √ cf
Pil √ √ √ √ √ √ √ √ √ √**
Kondom √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Tubektomi Minilaparotomi √ √*** √ √**
Tubektomi Laparoskopi √ √
Vasektomi - √ √*** - √ √***
Metode Amenore Laktasi √ √ √ √ √ √ √ √
Metode Sadar Masa Subur √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Sanggama Terputus √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pemberian Konseling √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Keterangan: 20
(*) Bagi Bidan yang lulusan profesi (S1) atau bidan vokasi (D3) yang sudah mendapatkan pelatihan (***) Bagi yang sudah mendapatkan pelatihan
(**) Kewenangan diberikan berdasarkan pendelegasian sesuai dengan regulasi yang berlaku
PENGUATAN
PELAYANAN KB
UPAYA PENINGKATAN AKSES DAN KUALITAS
PELAYANAN KB
Pentingkatan awareness Peningkatan kapasitas tenaga
masyarakat dan PUS terkait pentingnya kesehatan melalui: orientasi KBPP, pelatihan

01 perencanaan kehamilan melalui kelas ibu


hamil, konseling KB bagi PUS dengan
gawat darurat maternal neonatal, Sosialisasi
Pedoman KB WHO dan Orientasi Roda KLOP, 04
kondisi atau masalah kesehatan khusus, dan Blended-learning dokter Umum / Bidan pel KIA
pemberian konseling kespro bagi catin &KB di kab/kota lokus, pelatihan pelayanan
kontrasepsi, dsb
Memperkuat regulasi dan
melakukan update pedoman Penguatan koordinasi dan dukungan
02 pelayanan KB guna memberikan acuan pembiayaan pelayanan KB
bagi tenaga Kesehatan dalam memberikan Pelayanan KB termasuk dalam pembiayaan JKN
pelayanan – Rev Permenke 97 tahun 2014 Alokon disediakan oleh BKKBN 05
Perlu memperkuat kolaborasi dan koordinasi dengan
BKKBN, BPJS, organisasi profesi (POGI, IBI,etc),
Memanfaatkan teknologi untuk dan mitra
meningkatkan kualitas pelayanan KB dengan
03 pengembangan Roda KLOP dalam versi Meningkatkan monitoring dan
android dan menyusun metode
pembelajaran jarak jauh (e-learning), evaluasi terhadap pelayanan KB yang 06
22 aplikasi layak hamil (Kespro catin) diberikan oleh petugas kesehatan
STRATEGI PENINGKATAN CAKUPAN
PELAYANAN KELUARGA BERENCANA

Memperkuat Pelaksanaan Pelayanan Keluarga Berencana

Peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan KB PP


Peningkatan kualitas pelayanan konseling
KENAPA PERLU DILAKUKAN
PENGUATAN KB PP ?
1. Kematian Ibu masih tinggi yang penyebabnya adalah karena 4 Terlalu
yaitu Terlalu muda (usia , 20 tahun) , terlalu tua (usia > 35 tahun), terlalu
dekat (jarak < 2 tahun) dan terlalu banyak (jumlah > 2)
2. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2017 terdapat 33,7% kehamilan
dengan jarak < 2 tahun
3. Cakupan persalinan di fasilitas pelayanan Kesehatan sudah cukup baik
yaitu sebesar 89% pada tahun 2019
KB Pascapersalinan (KBPP)
Secara umum,
• Kembalinya hampir semua
kesuburan pasca metode kontrasepsi
persalinan tidak terduga dapat digunakan
dan kadang dapat sebagai metode KB PP
terjadi sebelum
datangnya menstruasi
(rata-rata pada ibu KBPP
yang tidak menyusui, Tujuan KB PP:
ovulasi terjadi pada 45 mengatur jarak
hari pasca persalinan kelahiran/ kehamilan
atau lebih awal) yang aman dan sehat
• Resiko untuk Hamil dan menghindari
kembali dalam 6 bulan kehamilan yang tidak
pertama diinginkan
BAGAN
PERANAN KB PASCA PERSALINAN DALAM MENURUNKAN AKI DAN AKB SERTA
KBPP TFR.
MENURUNKAN dalam Penurunan AKI, AKB dan TFR

Tanpa Komplikasi
kehamilan, T F R
4T persalinan, nifas
(berisiko)
Tidak Komplikasi Kematian
Ibu KBPP kehamilan, Ibu dan
pasca KTD persalinan, nifas Bayi 
bersalin
Aborsi Komplikasi Kematian
(berisiko) Aborsi Ibu

CPR 

KBPP Kesehatan ibu & bayi  AKI


Unmet AKB 
need  TFR 
PELAYANAN KB DALAM
MASA PANDEMI COVID-19
● DAMPAK COVID 19 TERHADAP
PELAYANAN KB

1 2 3

Kondisi saat layanan kesehatan Dengan keterbatasan pergerakan, akses


Kesehatan seksual dan reproduksi layanan untuk mendapatkan kelanjutan
adalah masalah kesehatan masyarakat memfokuskan pada penanganan
layanan kontrasepsi terganggu.
yang memerlukan perhatian khusus Covid19, termasuk pengalihan tenaga
Hal ini dapat meningkatkan terjadinya
selama pandemi kesehatan terlatih, berdampak pada kehamilan yang tidak diinginkan karena
akses layanan termasuk pelayanan KB kurangnya akses ke layanan kontrasepsi.

Adanya kegiatan PSBB, yang


4 mengharapkan masyarakat untuk tetap
Walaupun dalam kondisi Pandemi Covid dirumah, sehingga diharapkan
19, proses pernikahan tetap seminimal mungkin supaya masyarakat
berlangsung, selain itu diharapkan pergi ke luar termasuk ke fasilitas
semua PUS terutama 4T tetap Kesehatan,
menggunakan kontrasepsi dengan perlu dirumuskan kebijakan yang
berbagai metode, supaya tidak terjadi mendukung kebijakan ini dengan
kehamilan yang tidak diinginkan memperhatikan kebutuhan program
KEBIJAKAN PELAYANAN KB
DALAM MASA PANDEMI COVID-19 DAN ADAPTASI KEBIASAAN BARU

Pedoman Regulasi
SE DIRJEN
KESMAS
NOMOR
HK.02.02/11
/509/2020
Tentang
Pelayanan
Kesehatan
Keluarga di
Era Pandemi
Awal Revisi Covid-19
PELAKSANAAN PELAYANAN KB
Dilakukan dengan
tetap Dilakukan dengan
memperhatikan memperhatikan
protokol zonasi
Kesehatan
pencegahan Masa Adaptasi wilayah
penularan Covid Penguatan metode KBPP
19 Kebiasaan Baru dan mengutamakan KB
metode jangka panjang
PELAYANAN KB TETAP TERSEDIA DAN DAPAT DIAKSES SELAMA MASA PANDEMI

1. Pelayanan KB dapat dilaksanakan tetapi dilakukan dengan pengaturan jumlah pasien


dan waktu pelayanan yang dilakukan secara tele registrasi
2. Dilakukan anamnesa melalui teleregistrasi dan divalidasi dengan melakukan triase
3. Petugas Kesehatan dapat memberikan pelayanan KB dengan syarat menggunakan
APD lengkap sesuai standar dan sudah mendapatkan perjanjian terlebih dahulu dari
klien.
4. Petugas Kesehatan dapat berkoordinasi dengan PL KB dan Kader untuk minta
bantuan pemberian Pil KB dan Kondom kepada klien yang membutuhkan
5. Petugas Kesehatan tetap memberikan pelayanan KBPP sesuai program yaitu dengan
mengutamakan metode MKJP (AKDR Pasca Plasenta atau MOW sesuai indikasi)
6. Pelaksanaan pemberian KIE dan Konseling KB dioptimalkan dengan penggunaan
media online (untuk zona hijau dan kuning dapat dilakukan secara langsung dengan
menggunakan APD dan mematuhi protokol pencegahan penularan Covid-19
7. Optimalisasi pencatatan dan pemantauan akseptor serta berkoordinasi antara PL
KB atau kader dengan bidan setempat untuk memastikan tidak terjadi putus pakai
bagi klien dimasa pandemi Covid 19
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
Terapkan prinsip umum Informasi Ke Klien
pencegahan penularan Lakukan Triase Klien
COVID-19

pada saat melakukan Lakukan triase klien, dan Informasikan ke klien


pelayanan KB & Kespro
pastikan klien yang dilayani bahwa mereka dapat
bukan penderita covid, kontak
yaitu menggunakan APD erat atau suspect. Bagi
mendapatkan
sesuai standar, mencuci Akseptor yang positif covid, informasi tentang KB &
tangan dengan sabun kontak erat atau suspect, dirujuk Kespro secara online
ke fasilitas yang mampu
dan air mengalir setiap menangani covid dan dianjurkan
antara lain melalui situs
selesai melakukan tidak melakukan hubungan seks resmi BKKBN atau
pemeriksaan, dan selama masa ini sehingga melalui konsultasi
penggunaan kontrasepsi dapat
menjaga jarak badan dengan petugas
ditunda dan diminta langsung
minimal 1,5 meter dari dilakukan setelah sembuh atau kesehatan melalui
klien selesai masa pemantauan;
wa/telepon;
INDIKATOR PELAYANAN KB
INDIKATOR RPJMN DAN RENCANA STRATEGIS (1)
KEMENTERIAN KESEHATAN 2020 – 2024

TARGET
No Indikator Definisi Operasional Formula
2020 2021 2022 2023 2024
1 Jumlah DO/Kriteria Kabupaten/kota Jumlah 120 200 320 470 514
Kabupaten/kota yang menyelenggarakan Kab/Kota kab/ kab/ kab/ kab/ kab/
yang pelayanan kesehatan usia Kab/Kota kota kota kota kota kota
menyelenggara reproduksi adalah: yang
kan pelayanan 1. Minimal 50% puskesmas menyelengg
kesehatan usia memberikan pelayanan arakan
reproduksi kesehatan reproduksi pelayanan
calon pengantin (kespro kesehatan
catin), dan; usia
2. Seluruh Puskesmas reproduksi
mampu dan memberikan
pelayanan KB Pasca
Persalinan
KRITERIA 1.
Minimal 50% puskesmas memberikan pelayanan kesehatan reproduksi
calon pengantin (kespro catin)

DEFINISI OPERASIONAL
Puskesmas memberikan pelayanan :
●konseling / komunikasi, informasi, edukasi (KIE) kesehatan reproduksi calon pengantin dan
●skrining kesehatan bagi calon pengantin, minimal pemeriksaan status gizi meliputi :
(pemeriksaan berat badan, tinggi badan, penentuan IMT, pemeriksaan Lingkar Lengan
Atas / LiLa) dan tanda anemia (pemeriksaan konjungtiva dan pemeriksaan Hb)
Pelayanan diberikan oleh tenaga kesehatan (dokter dan atau bidan dan atau perawat dan
atau petugas gizi)
DATA DUKUNG
● Laporan hasil pelayanan yang diberikan kepada calon pengantin
● Adanya pencatatan (kohort usia reproduksi)
KRITERIA 2.
Seluruh Puskesmas mampu dan memberikan pelayanan KB Pasca
Persalinan
DEFINISI OPERASIONAL
▪ Puskesmas yang mampu dan memberikan pelayanan KB Pasca Persalinan dengan
metoda cara modern (AKDR/ pil/ suntik/ kondom/ MAL/ implan/ vasektomi)
dilakukan dalam kurun waktu 0-42 hari setelah ibu melahirkan.
▪ KB Pasca Persalinan (KB PP) adalah pelayanan KB yang diberikan kepada PUS
setelah persalinan sampai kurun waktu 42 hari, dengan tujuan untuk menjarangkan
kehamilan, atau mengakhiri kesuburan.
▪ Pelayanan diberikan oleh tenaga kesehatan (dokter dan atau bidan). Mempunyai
minimal 2 (dua) orang tenaga kesehatan yang kompeten yaitu :
● dokter dan atau
● bidan yang sudah mendapatkan pelatihan Contraceptive Technolgy Update (CTU)/
pelatihan keluarga berencana (KB) / orientasi KB Pasca Persalinan (KBPP)
DATA DUKUNG
● Laporan hasil pelayanan KBPP bagi PUS (melalui data SIP)
Harapan terkait peningkatan pelayanan KB

Perlu dilakukan pemetaan dan penguatan


kemampuan seluruh fasilitas kesehatan

Memastikan ketersediaan alokon terutama


MKJP di seluruh fasilitas pemberi layanan KB

Tenaga kesehatan dapat mendorong


. klien dengan konseling yang baik klien
agar menggunakan KB

Meningkatkan koordinasi baik Lintas


Program, Lintas Sektor dan Organisasi
Profesi dalam pemberian layanan KB
termasuk dalam melakukan pemantauan
dan evaluasi
Harapan terkait Pelayanan KB pada masa Pandemi COVID-19

Pelayanan KB dimasa Pandemi Covid 19 harus


01 tetap terlaksana guna menghindari kehamilan
yang tidak terencana

Tenaga Kesehatan dalam memberikan


pelayanan KB wajib menerapkan protokol
Kesehatan pencegahan penularan covid 19 & 02
pengaturan pasien dengan tele registrasi

Semua pihak perlu berkolaborasi dalam

03 meningkatkan pengetahuan dan kepatuhan


masyarakat dalam menerapkan protokol
Kesehatan pencegahan penularan covid 19.

Tercapainya target indikator pelayanan


KB KR dan penurunan AKI & AKB
04
S A L A M S E H A T

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai