UI
MATERI INTI 7
MANAJEMEN PENDEKATAN KELUARGA
I. Deskripsi
Pendekatan keluarga adalah salah satu cara Puskesmas untuk meningkatkan jangkauan
sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya
dengan mendatangi keluarga. Puskesmas tidak hanya menyelenggarakan pelayanan
kesehatan di dalam gedung, melainkan juga keluar gedung dengan mengunjungi
keluarga di wilayah kerjanya.
Teknik pengumpulan data pada survei ini dilakukan dengan cara wawancara dan
observasi. Beberapa faktor yang mempengaruhi hasil pengumpulan data adalah faktor
pewawancara, responden, materi pertanyaan, dan situasi wawancara.
Pendataan ini dilakukan dengan menggunakan aplikasi keluarga sehat, dimana aplikasi
ini didesain dan ditujukan untuk memudahkan para pengumpul data dilapangan dalam
melakukan pendataan keluarga sehat dilapangan.
POKOK BAHASAN 2 :
Aplikasi Keluarga Sehat
Sub Pokok Bahasan 1 :
Penggunaan Aplikasi (web dan mobile)
Sub Pokok Bahasan 2 :
Penyajian Data dan Perhitungan Indeks Keluarga Sehat
V. Bahan Belajar
VI. Metode
4. Pada waktu menggali informasi AK, pewawancara harus menciptakan suasana yang
baik, memperhatikan dan bersikap netral terhadap respon dari AK, tidak memberi kesan
memaksa, tidak emosi, tidak mengarahkan jawaban, menghindari percakapan yang
menyimpang atau bertele-tele, minta maaf sebelumnya untuk pertanyaan yang sensitif.
5. Setelah selesai melakukan wawancara, ucapkanlah terima kasih saat berpamitan.
b. Mencatat semua jawaban lisan dari AK dengan teliti, lengkap dan jelas. Cantumkan
kode sesuai petunjuk pengisian kuesioner. Jika jawaban responden masih
membingungkan lakukan probing (menggali lebih dalam informasi) karena responden
menjawab tidak tahu atau tidak jelas jawaban yang diberikan karena
- AK tidak mengerti pertanyaan
- AK sedang berfikir
- AK tidak mau menyampaikan informasi yang sesungguhnya
- AK betul-betul tidak tahu
c. Dalam melakukan wawancara untuk istilah teknis/medis yang kurang dimengerti oleh
AK diupayakan memakai padanan istilah setempat
d. Dalam keadaan terpaksa dimana AK tidak dapat berbahasa Indonesia, wawancara
bisa dilakukan dalam bahasa daerah atau boleh dibantu oleh penerjemah, tetapi
pastikan penerjemah tidak mempengaruhi jawaban AK
e. Upayakan dalam melakukan wawancara, AK seorang diri sehingga pewawancara
dapat memperoleh jawaban langsung dari AK, tanpa adanya campur tangan pihak lain
f. Setelah selesai wawancara dengan setiap AK, periksa kembali semua pertanyaan,
apakah semua telah terjawab serta jawaban konsisten. Bila belum lengkap dan
jawaban tidak konsisten, maka ulangi pertanyaan tersebut (lakukan probing) sehingga
mendapat jawaban yang benar
g. Apabila semua jawaban telah lengkap dan konsisten, sampaikan ucapan terimakasih
atas kesediaan AK menjawab semua pertanyaan.
Situasi wawancara:
- waktu
- tempat
- kehadiran orang ketiga
- sikap masyarakat
Pewawancara: Responden:
- karakteristik sosial - karakteristik sosial
- ketrampilan wawancara - kemampuan menangkap pertanyaan
- motivasi - kemampuan menjawab pertanyaan
- rasa aman
Isi kuesioner:
- peka bagi responden
- sukar untuk ditanyakan
- tingkat minat
- sumber kekhawatiran
Dalam wawancara kadang kita membutuhkan probing untuk menggali jawaban yang
sebenarnya.
Ada beberapa cara melakukan probing :
1. Mengulangi pertanyaan yang pernah dilontarkan oleh pewawancara, dengan cara
mengulangi pertanyaan secara utuh atau mengulangi pertanyaan namun dengan kalimat
yang berbeda namun mempunyai makna dan tujuan pertanyaan yang sama dengan
pertanyaan sebelumnya.
2. Mengulangi jawaban responden hal ini dilakukan karena terkadang dengan mengulangi
jawaban dari responden dapat merangsang pemikiran lebih dari responden untuk dapat
menjawab pertanyaan lebih tepat dan akurat.
Penggunaan Instrumen
Pendataan Keluarga Sehat ini menggunakan dua jenis isian yaitu map keluarga dan form
keluarga. Pendataan ini dilakukan di keluarga dan ditanyakan ke semua anggota rumah
tangga. Map keluarga terdiri dari pengenalan tempat dan data keluarga, dan form keluarga
terdiri dari 5 blok/tahapan pendataan yaitu Blok I Pengenalan Tempat, Blok II Data Rumah
Tangga, Blok III Keterangan Pengumpul Data, Blok IV Keterangan Anggota Rumah Tangga,
Blok V Survei Individu.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan wawancara dan mengisi kuesioner
1. Pengisian kuesioner oleh pewawancara dilakukan dengan menggunakan pinsil 2B dan
bila ada kesalahan hapus dengan bersih, agar tidak membingungkan pada saat
melakukan entry (apabila menggunakan manual)
2. Responden Kepala Keluarga diminta untuk menyiapkan Kartu Keluarga untuk mengisi
keterangan anggota keluarga dan kartu BPJS/JKN (bila ada) untuk kepemilikan kartu
1. Instrumen Survei
Instrumen yang digunakan dalam kegiatan ini adalah Profil Kesehatan Keluarga
(prokesga) berupa Formulir Prokesga yang terdiri dari 5 Blok, yaitu Blok I (Pengenalan
Tempat), Blok II (Keterangan Keluarga), Blok III (Keterangan Pengumpul Data), Blok IV
(Keterangan Anggota Keluarga) dan Blok V (Keterangan Individu). Masing-masing form
terdiri dari sejumlah pertanyaan yang dibutuhkan untuk menilai Keluarga Sehat.
Pengisian Form Data Individu dilakukan dengan cara menanyakan item pertanyaan
langsung kepada responden. Jawaban pertanyaan diisikan sesuai jawaban responden
pada kotak yang disediakan dilembar form. Pengisian kuesioner dilakukan dengan cara
menanyakan item pertanyaan langsung kepada responden, pengukuran tekanan darah
(AK > 15 tahun) dan ada juga yang didukung dengan observasi lingkungan rumah.
PANDUAN UMUM:
1. Tuliskan terlebih dahulu isian, baru kemudian isikan kodenya pada kotak yang tersedia
2. Untuk data terkait jumlah, langsung isikan pada kotak yang tersedia, dimulai: Isikan
angka “0” (nol). Misalkan Jumlah AK dewasa (> 15 tahun) yang ada di keluarga
adalah 6 orang, maka dituliskan “06”.
3. Selalu lingkari terlebih dahulu kode jawaban yang sesuai sebelum menuliskan kode
pada kotak yangtersedia, contoh:
PANDUAN KHUSUS
I. BLOK I Pengenalan Tempat
Rincian 1.Provinsi
Isikan nama provinsi sesuai lokasi pengambilan data dan tuliskan kode provinsi di kotak
yang disediakan. Kode provinsi terdiri dari dua digit. Kode berdasarkan Peraturan Kepala
BPS.
Rincian 2. Kabupaten/Kota
Isikan nama kabupaten/kota sesuai lokasi pengambilan data dan tuliskan kode
kabupaten/kota di kotak yang disediakan. Kode kabupaten/kota terdiri dari dua digit. Kode
berdasarkan Peraturan Kepala BPS.
Rincian 3. Kecamatan
Isikan nama kecamatan sesuai lokasi pengambilan data dan tuliskan kode kecamatan
di kotak yang disediakan. Kode kecamatan terdiri dari 3 digit. Kode berdasarkan
Peraturan Kepala BPS.
Rincian 5. Desa/Kelurahan
Isikan nama desa/kelurahan sesuai lokasi pengambilan data dan tuliskan kode
Rincian 6. RT/RW
Isikan nomor Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) sesuai lokasi
pengambilan data dan tuliskan nomor RT/RW di kotak yang disediakan.
RT adalah satuan wilayah administrasi di bawah RW atau nama lain setingkat RT sesuai
dengan definisi di wilayah setempat.
Jika di daerah tersebut RT dan RW didefinisikan dengan nama lain yang setingkat dan
tidak menggunakan nomor, maka Puskesmas membuat listing/daftar nomor urut RT dan
RW yang ada di wilayah Puskesmas tersebut.
Contoh Kasus:
Di Provinsi Bali Kabupaten Badung Kecamatan Abiansemal terdapat wilayah
administrasi setingkat RW dengan istilah ‘Lingkungan 1, Lingkungan 2, Lingkungan 3,
dan seterusnya’. Sedangkan wilayah administrasi di bawah RW tidak ada (tidak ada
RT).
Cara pengisian keterangan RT, RW, dan nomor urut rumah tangga pada kuesioner:
Pengisian RW pada kuesioner sesuai dengan nomor lingkungan tersebut,
misalnya Lingkungan 1 = RW 01. Nomor urut RW di desa tersebut sesuai nomor
lingkungan. Sedangkan nomor urut RT diisi dengan kode “98”.
Jika diwilayah tersebut tidak ada Rukun Tetangga, maka nomor urut bangunan/
rumah diisikan dengan nomor 1, 2, 3,….. sampai dengan nomor bangunan/
rumah yang terakhir yang ada di setiap wilayah RW tersebut.
Contoh kasus :
Dalam satu bangunan/rumah bisa ada 2 keluarga, maka pada kasus ini nomor urut
bangunan/rumah untuk ke-2 keluarga tersebut mempunyai nomor urut
bangunan/rumah sama, sedangkan nomor urut keluarganya ada 2 nomor.
Catatan:
a. Nomor urut keluarga berbeda dengan nomor rumah yang tercantum pada
alamat rumah.
b. Jangan sampai terjadi duplikasi nomor urut bangunan/rumah maupun nomor
urut keluarga satu Rukun Tetangga (RT). Apabila ada 2 petugas yang
diterjunkan secara terpisah dalam satu RT, maka pastikan terlebih dahulu
untuk membuat nomor urut rumah bangunan/rumah maupun nomor urut
keluarga secara berurutan yang akan didatangi yang ada dalam satu RT.
Dianggap sebagai AK: Pembantu rumah tangga, sopir, tukang kebun yang tinggal
dan makan di rumah majikannya dianggap sebagai AK majikannya, tetapi yang
hanya makan saja dianggap bukan AK majikannya.
Isikan satu kode jawaban sesuai jawaban responden ke dalam kotak yang tersedia.
Kode1 jika “Ya”, atau kode 2 jika “Tidak”.
Jika jawaban “Tidak” maka lanjut ke Pertanyaan 5.
2. Sumber air terlindung adalah sumber air tanah yang secara langsung (tanpa
diolah) digunakan untuk keperluan keluarga (termasuk sumur pompa, sumur gali
terlindung, dan mata air terlindung).
Isikan satu kode jawaban sesuai jawaban responden ke dalam kotak yang tersedia.
Kode 1 jika “Ya”, atau kode 2 jika “Tidak”.
Isikan satu kode jawaban sesuai jawaban responden ke dalam kotak yang
tersedia. Kode1 jika “Ya”, atau kode 2 jika “Tidak”.
Jika jawaban “Tidak” maka lanjut ke Pertanyaan 7.
water seal, cirinya tidak ada genangan air pada lubang kloset.
Termasuk kategori jamban tidak saniter adalah jika tidak memenuhi kriteria diatas.
Contohnya adalah Cemplung/cubluk/lubang dengan atau tanpa lantai.
Isikan satu kode jawaban sesuai jawaban responden ke dalam kotak yang tersedia.
Kode 1 jika “Ya”, atau kode 2 jika “Tidak”.
Gangguan jiwa berat adalah gangguan jiwa yang ditandai ketidakmampuan menilai
realitas yang meliputi gangguan pada proses berpikir, perasaan, persepsi, dan tingkah
laku. Ditandai oleh gejala-gejala proses, arus pikir (belajar, logika, perhatian, bicara
kacau, dll), perasaan (mood), persepsi (waham, halusinasi, ilusi, dll), tingkah laku,
agresivitas, katatonik (mematung), Autistik, dll.
Isikan satu kode jawaban sesuai jawaban responden ke dalam kotak yang tersedia.
Kode 1 jika “Ya”, atau kode 2 jika “Tidak”.
Jika jawaban “Tidak” lanjut ke Pertanyaan 9.
Isikan satu kode jawaban sesuai jawaban responden kedalam kotak yang tersedia.
Kode1 jika “Ya”, atau kode 2 jika “Tidak”.
Untuk jawaban “Ya” atau “Tidak” lanjut ke Blok III.
Isikan satu kode jawaban sesuai jawaban responden ke dalam kotak yang tersedia.
Kode 1 jika “Ya”,atau kode 2 jika “Tidak”.
Catatan: Urutan penulisan nama AK disesuaikan dengan kode hubungan dengan kepala
keluarga (kolom 3). Misalnya urutan no.1 adalah nama kepala keluarga (suami), no.2
adalah nama istri, no.3 adalah nama anak, no. 4 adalah anggota keluarga yang lain
sesuai dengan kode status hubungan pada kuesioner di Blok IV kolom 3.
Kode 4 Menantu
Kode 5 Cucu, yaitu anak dari anak kandung
Kode 6 Orangtua/mertua, yaitu bapak/ibu dari kepala keluarga atau bapak/ibu
dari istri/suami kepala keluarga
Kode 7 Famili lain, yaitu AK yang ada hubungan famili dengan kepala keluarga,
atau dengan istri/suami kepala keluarga, misalnya adik, kakak, bibi,
paman, kakek/nenek
Kode 8 Pembantu keluarga, yaitu orang yang bekerja sebagai pembantu yang
menginap dikeluarga tersebut dengan menerima upah/gaji baik berupa
uang ataupun barang.
Kode 9 Lainnya, yaitu orang yang tidak ada hubungan famili dengan kepala
keluarga atau istri/suami kepala keluarga yang berada di keluarga tersebut
lebih dari 6 bulan, seperti tamu, teman, dan orang yang mondok dengan
makan (indekost), termasuk anak pembantu yang juga tinggal dan
makan di keluarga majikannya.
Kolom 5 : Umur
Diisikan umur responden pada saat pendataan.
Untuk umur dalam bulan dan tahun dengan pembulatan ke bawah atau umur pada
waktu ulang bulan atau ulang tahun yang terakhir. Perhitungan umur didasarkan pada
kalender Masehi.
Penjelasan:
1. Jika umurnya < 5 tahun, dicatat dalam bulan
2. Jika umurnya ≥ 5 tahun, dicatat dalam tahun
3. Jika umur > 97 tahun dicatat 97 tahun
4. Jika umur responden 27 tahun 9 bulan, dicatat 27 tahun
menstruasi. Hal ini karena keadaan tersebut tidak menjamin bahwa wanita
tersebut tidak bisa hamil. Jangan pula hanya melihat keadaan besar
perutnya karena kehamilan tidak bisa dilihat dari besar perutnya saja,
terutama pada hamil muda.
Kolom 9 : Agama
Tuliskan ke dalam kotak yang tersedia dan isikan satu kode jawaban sesuai jawaban
responden.
Kode 1 Islam
Kode 2 Kristen
Kode 3 Khatolik
Kode 4 Hindu
Kode 5 Budha
Kode 6 Konghucu
Catatan: Apabila masih bersekolah pada jenjang pendidikan tertentu, maka yang
diisikan adalah jenjang pendidikan yang sudah ditamatkan
Pekerjaan utama adalah pekerjaan yang menggunakan waktu terbanyak responden atau
pekerjaan yang memberikan penghasilan terbesar
Kode 1 Tidak kerja
Kode 2 Masih sekolah
Kode 3 TNI/Polri, bekerja di pemerintahan sebagai angkatan darat,
angkatan laut, angkatan udara dan kepolisian.
Kode 4 PNS/Pegawai. Pegawai adalah pekerja yang mempunyai
atasan dan menerima gaji/honor rutin. PNS bekerja di peme-
rintahan sebagai pegawai negeri sipil. Yang masuk pada
klasifikasi termasuk pegawai pemerintah yang non PNS
misalnya pegawai Telkom, PLN, PTKA, termasuk pegawai
swasta yang bekerja pada BUMN, BUMD.
Kode 5 Wiraswasta/Pegawai swasta/jasa. Orang yang melakukan
usaha dengan modal sendiri atau berdagang baik sebagai
pedagang besar atau eceran.
Kode 6 Petani, adalah pemilik atau pengolah lahan pertanian,
perkebunan yang diolah sendiri atau dibantu oleh buruh tani.
Kode 7 Nelayan, orang yang melakukan penangkapan dan atau
pengumpulan hasil laut (misalnya ikan).
Kode 8 Buruh, pekerja yang mendapat upah dalam mengolah peker-
jaan orang lain dan tidak menerima gaji tetap dan rutin
(buruh tani, buruh bangunan, buruh angkat-angkut, buruh
pekerja).
Kode 9 Lainnya, apabila tidak termasuk dalam kode 1 s / d 8 .
B. GANGGUAN KESEHATAN
Pertanyaan No.1 dan No.2, berlaku untuk semua usia
Rincian 1. Apakah Saudara mempunyai kartu jaminan kesehatan atau JKN
Ditanyakan kepada seluruh anggota keluarga yang terdaftar sebagai peserta Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN), yang dibuktikan dengan kartu kepesertaan. Termasuk dalam
jaminan kesehatan dalam survei ini adalah asuransi kesehatan yang diselenggarakan oleh
BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial), asuransi swasta, dan jaminan
kesehatan daerah.
Isikan satu kode jawaban sesuai jawaban responden ke dalam kotak yang tersedia.
Kode1 jika “Ya”,atau kode 2 jika “Tidak”
Kode 2 Tidak jika responden tidak pernah sama sekali merokok atau pernah
merokok sebelumnya dan sekarang sudah berhenti total.
Isikan satu kode jawaban sesuai jawaban responden ke dalam kotak yang tersedia. Kode
1 jika “Ya”, atau kode 2 jika “Tidak”.
Pertanyaan No.3 s/d No. 10, Berlaku AK yang berusia >15 tahun
Isikan satu kode jawaban sesuai jawaban responden ke dalam kotak yang tersedia. Kode 1
jika “Ya”, atau kode 2 jika “Tidak”.
Isikan satu kode jawaban sesuai jawaban responden ke dalam kotak yang tersedia. Kode 1
jika “Ya”, atau kode 2 jika “Tidak”.
Perlu dipertimbangkan ada kelompok masyarakat yang malu untuk mengakui menderita
atau pernah menjadi penderita TB Paru, untuk itu dalam wawancara perlu dilakukan
dengan hati-hati dan lakukan probing dengan baik.
Sebagian masyarakat mengenal penyakit ini dengan istilah ”penyakit paru dengan flek”.
Isikan satu kode jawaban sesuai jawaban responden ke dalam kotak yang tersedia. Kode 1
jika “Ya”, atau kode 2 jika “Tidak”.
Jika jawaban “Tidak” lanjut ke Pertanyaan 6.
Isikan satu kode jawaban sesuai jawaban responden ke dalam kotak yang tersedia. Kode 1
jika “Ya”, atau kode 2 jika “Tidak”.
Lanjut ke Pertanyaan 7
Isikan satu kode jawaban sesuai jawaban responden ke dalam kotak yang tersedia. Kode 1
jika “Ya”, atau kode 2 jika “Tidak”.
Jika jawaban “Tidak” lanjut ke Pertanyaan 9.a
Isikan satu kode jawaban sesuai jawaban responden ke dalam kotak yang tersedia. Kode1
jika “Ya” Lanjut ke Pertanyaan No.11, atau kode 2 jika “Tidak” Lanjut ke Pertanyaan No.11.
Isikan satu kode jawaban sesuai jawaban responden ke dalam kotak yang tersedia. Kode 1
jika “Ya”, atau kode 2 jika “Tidak”, atau kode N jika:
Responden merencanakan punya anak dan jumlah anaknya kurang dari 2 orang
Wanita Usia Subur sudah menopause pada umur 10-54 tahun
Responden mengalami gangguan reproduksi
Namun pada kuesioner jika responden memiliki kondisi diatas cukup di isikan dengan kode
2 (T) dan diberi catatan pada kolom catatan, secara sistem kondisi tersebut akan menjadi N.
Rincian 12. Apakah saat Ibu melahirkan Saudara bersalin di fasilitas pelayanan
kesehatan? Pertanyaan ditujukan untuk Ibu yang memiliki anak usia < 12 bulan.
Ditanyakan tentang tempat ibu bersalin, yang termasuk fasyankes adalah RS, RB, RSIA,
Puskesmas, praktik dokter, praktik bidan, klinik bersalin (PMK NO.6 Tahun 2013).
Isikan satu kode jawaban sesuai jawaban responden kedalam kotak yang tersedia.
Kode1 jika “Ya”,atau kode2 jika “Tidak”.
Rincian 13. Apakah bayi ini pada waktu usia 0-6 bulan hanya diberi ASI eksklusif?
Pertanyaan ditujukan untuk AK usia 7-23 bulan.
ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja selama 6 bulan pertama kehidupan bayi, tanpa
diberikan makanan/minuman lain, termasuk air putih (kecuali obat-obatan dan vitamin
atau mineral tetes; ASI perah juga diperbolehkan).
Isikan satu kode jawaban sesuai jawaban responden ke dalam kotak yang tersedia. Kode 1
jika “Ya”, atau kode 2 jika “Tidak
Rincian 14. Apakah selama bayi usia 0-11 bulan diberi imunisasi lengkap (HB0,
BCG, DPT-HB 1, DPT-HB 2, DPT-HB 3, Polio 1, Polio 2, Polio 3, Polio 4, Campak)?
Pertanyaan ditujukan untuk AK usia 12-23 bulan.
Imunisasi dasar yang wajib diberikan pada bayi usia 0-11 bulan adalah:
Isikan satu kode jawaban sesuai jawaban responden ke dalam kotak yang tersedia.
Kode 1 jika “Ya”, atau kode 2 jika “Tidak”.
peningkatan atau penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh (tulang, otot,
lemak, cairan tubuh) sehingga akan diketahui status gizi anak atau tumbuh kembang
anak.
2. Pertumbuhan Tinggi Badan
Tujuan pemantauan pengukuran tinggi badan adalah untuk menilai status perbaikan
gizi disamping faktor genetik dan merupakan indikator yang baik untuk pertumbuhan
fisik. Penilaian TB dapat dilakukan dengan sangat mudah dalam menilai gangguan
pertumbuhan dan perkembangan anak.
Isikan satu kode jawaban sesuai jawaban responden ke dalam kotak yang tersedia. Kode 1
jika “Ya”, atau kode 2 jika “Tidak”.
5) Jika indikator kepemilikan sarana air bersih (A) bernilai “T” dan indikator perilaku
penggunaan air bersih (B) bernilai “Y” T
6) Jika indikator kepemilikan sarana air bersih (A) bernilai “T” dan indikator perilaku
BAB (B) bernilai “T” T
B. 1). Apakah biasa buang air besar di jamban (ART > 15 tahun)
Jawaban “Ya” Y Jawaban “Tidak” T
Penilaian terhadap hasil rekapitulasi anggota keluarga pada satu indikator, mengikuti
persyaratan di bawah ini:
1) Jika dalam satu indikator seluruh anggota keluarga dengan status Y, maka indikator
tersebut dalam satu keluarga bernilai 1
2) Jika dalam satu indikator seluruh anggota keluarga dengan status T, maka indikator
tersebut dalam satu keluarga bernilai 0
3) Jika dalam satu indikator seluruh anggota keluarga dengan status N, maka indikator
tersebut dalam satu keluarga tetap dengan status N (tidak dihitung)
4) Jika dalam satu indikator ada salah satu anggota keluarga dengan status T, maka
indikator tersebut dalam satu keluarga akan bernilai 0 meskipun di dalamnya terdapat
status Y atau N
yang ada di keluarga (12-∑N). Pada perhitungan diatas didapatkan skor IKS dari
keluarga tersebut adalah {6/12-2} = 0,600.
Berdasarkan nilai IKS, keluarga tersebut termasuk ke dalam kategori keluarga pra sehat.
Dari setiap keluarga dapat ditentukan permasalahan kesehatan berdasarkan 12 indikator
sehingga pembina keluarga pada masing-masing desa dapat mengetahui keluarga mana
yang berkontribusi membuat desa mereka menjadi desa yang pra sehat dan tidak sehat
Pembina keluarga juga harus dapat menganalisis dasar permasalahan di masing masing
prioritas masalah dari 12 indikator di desa tersebut dengan melakukan interview
mendalam melalui kunjungan keluarga ulangan kepada beberapa keluarga dengan nilai
IKS-nya paling kecil sehingga dapat meningkatkan kualitas dari rumusan permasalahan
di desa binaanya.
Untuk menentukan nilai IKS wilayah dan nilai cakupan indikator dalam satu wilayah,
maka Puskesmas dapat membuat matriks berikut.
Analisis untuk menentukan prioritas indikator yang akan diintervensi pada level
RT/RW/Desa/Kelurahan:
∑ Keluarga Bernilai 1 utk Indikator Yang Bersangkutan
Cakupan Indikator = X 100%
∑ Seluruh Keluarga di RT/RW/Desa - ∑ Keluarga Bernilai N
Identifikasi Masalah
Untuk mengidentifikasi masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas, maka
Puskesmas terlebih dahulu menghitung cakupan masing-masing indikator di tiap wilayah
(RT/RW/Desa/Puskesmas). Masalah kesehatan yang menjadi prioritas intervensi dapat
dilihat dari nilai cakupan indikator yang kecil.
Untuk mengidentifikasi masalah pada wilayah yang lebih kecil dari desa, maka Puskesmas
melakukan analisis pada level RW. Contoh analisis diambil dari Tabel 3.
Analisis untuk status IKS RW pada Desa “1” didapatkan:
Pada RW 4 didapatkan: Sehat (25,0%), pra-sehat (50,0%) dan tidak sehat (25,0%)
Pada RW 3 didapatkan : Sehat (75,0%), pra-sehat (25,0%) dan tidak sehat (0%)
Keluarga dinyatakan sehat bila:
a. Digunakan dikotomi (sehat – tidak sehat): Seluruh indikator yang dapat diterapkan
pada keluarga tsb berstatus baik semua (100%)
b. Digunakan range: Keluarga sehat dibagi menjadi 3 gradasi:
>80% keluarga sehat
50%-80% keluarga pra-sehat
<50% keluarga tidak sehat
Kunjungan rumah juga dapat dilakukan langsung, karena data-base keluarga sudah
ada
Dari analisis pada level RW diperoleh hasil bahwa jumlah keluarga sehat di RW 4 lebih
sedikit (25%) dibandingkan jumlah keluarga sehat di RW 3 (75%). Selanjutnya untuk
menentukan prioritas intervensi, Puskesmas dapat terlebih dahulu menentukan identifikasi
masalah kesehatan yang ada di RW 4. Identifikasi masalah di RW 4 dilakukan seperti
contoh di atas, yaitu dengan menentukan cakupan masing-masing indikator di RW 4 dan
mengurutkan dari nilai cakupan indikator yang paling kecil (Tabel 5).
Untuk mengidentifikasi masalah pada wilayah yang lebih kecil dari RW, maka Puskesmas
melakukan analisis pada level RT. Contoh analisis diambil dari Tabel 3.
Dari hasil analisis IKS di Desa “1” terlihat status IKS (sehat) yang rendah ada di RW 4
Misalnya Puskesmas menentukan RW 4 dan akan melakukan intervensi pada wilayah yang
lebih kecil yaitu pada level RT, maka hasil analisis untuk status IKS RT di wilayah RW 4
Desa “1” didapatkan:
Pada RT 5 didapatkan: Sehat (25,0%), pra-sehat (50,0%) dan tidak sehat (25,0%)
Pada RT 6 didapatkan : Sehat (25,0%), pra-sehat (50,0%) dan tidak sehat (25,0%)
Dari analisis pada level RW diperoleh hasil bahwa jumlah keluarga sehat di RT 5 sama
dengan jumlah keluarga sehat di RT 6 (25%). Selanjutnya untuk menentukan prioritas
intervensi, Puskesmas dapat menentukan identifikasi masalah kesehatan yang ada di RT 5
dan di RT 6. Identifikasi masalah di kedua RT dilakukan seperti contoh di atas, yaitu dengan
menentukan cakupan masing-masing indikator di kedua RT dan mengurutkan dari nilai
cakupan indikator yang paling kecil (Tabel 6).
Hasil IKS pada tingkat puskesmas ini dapat membantu Kepala Puskesmas untuk
menentukan prioritas permasalahan dan wilayah RT/RW mana yang akan menjadi prioritas
intervensi sesuai dengan hasil rekapitulasi tersebut.
Data yang diperoleh dari pembina keluarga dari masing-masing desa selanjutnya
diolah pada tingkat puskesmas.
Hasil IKS pada tingkat puskesmas ini dapat membantu kepala Puskesmas untuk
menentukan prioritas permasalahan dan wilayah desa mana yang akan menjadi
prioritas intervensi sesuai dengan hasil rekapitulasi tersebut.
Analisis lain juga dapat dilakukan untuk mendapatkan cakupan masalah menurut
indikator atau program
Contoh:
Misal ada Puskesmas “X” terdiri dari 2 desa
Analisis untuk status IKS Puskesmas “X”
Analisis untuk menentukan prioritas indikator yang akan diintervensi pada level
Puskesmas “X”
Contoh:
Untuk melakukan intervensi pada wilayah puskesmas, kepala puskesmas akan
melakukan analisis status IKS dan perhitungan indicator
Dari hasil analisis IKS di Puskesmas “X” didapatkan status IKS-nya adalah
(Sehat=44,0%), (Pra-Sehat=40,0%) dan (Tidak Sehat=16,0%)
Analisis untuk menentukan prioritas indikator yang akan diintervensi di Puskesmas
“X”
Rumusan Masalah
Untuk tingkat Puskesmas:
IKS = 0,583 Pra Sehat
Selanjutnya diidentifikasi berapa persen proporsi desa yang termasuk: sehat,pra-
sehat dan tidak sehat.
Pembinaan secara rutin dan intensif dari pihak Puskesmas, Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dan anggota Tim Desa dan Kelurahan Siaga Aktif tingkat Kecamatan atau
Tingkat Kabupaten diharapkan dapat mengembangkan kegiatan untuk memantapkan dan
membina pengetahuan, sikap, keterampilan dan motivasi Pengurus UKBM atau Tim Desa
dan Kelurahan Siaga Aktif Tingkat Desa dan masyarakat desa.
Kemungkinan tindak lanjut mengarah kepada: 1). perubahan progam dan perubahan
konsep progam ditingkat networking dan ditingkat pelaksana, 2) perubahan Norma Standar
Prosedur dan Kriteria/NSPK, dan 3). Realokasi anggaran
dalam keadaan offline, maka data akan terkirim secara otomatis ke server dengan
metode sinkronisasi otomatis saat aplikasi terhubung dengan jaringan internet
maupun dengan metode send server (upload data).
Aplikasi ini terdiri atas modul :
a. Kuesioner, digunakan untuk entri data lapangan secara online maupun
offline dengan menggunakan smart phone Android
b. Dashboard, digunakan untuk menyajikan output data agregat hasil
perhitungan data lapangan.
Catatan : diagram CFF ini dapat berubah sesuai dinamika pembahasan dan interaksi
dengan para pemangku kepentingan, baik dari level kebijakan, manajerial, pelaksana
teknis maupun publik di lingkungan Kabupaten/Kota, yang dilakukan secara periodik
dan berkelanjutan dari waktu ke waktu.
tersebut bisa mengakses antar muka tertentu, dipilah kembali apakah akses tersebut
termasuk dalam kategori C (create/membuat entri baru), R (read/membaca entri yang
sudah ada), U (update/mengubah entri yang sudah ada), atau D (delete/menghapus
entri yang sudah ada) yang dalam dunia pemrograman lebih umum dikenal dengan
akronim CRUD.
Adapun Breakdown dari aktor Aplikasi Web Keluarga Sehat (KS) tersebut adalah
sebagai berikut :
Administrator Kementerian Kesehatan (Pusat)
Dinas Kesehatan Provinsi
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Kepala Puskesmas
Administrator / Operator Puskesmas
Supervisor
Pengumpul Data / Enumerator / Surveyor
Kedepannya aktor-aktor ini akan diintegrasikan ke dalam User Access Management dari
aplikasi Sistem Informasi Puskesmas (SIP), termasuk dalam hal ini dilakukan juga
integrasi level aplikasi dan database.
Use Case
Pada paragraf-paragraf berikut akan dijelaskan satu per satu deskripsi singkat dari
masing-masing aktor tersebut di atas lengkap berikut diagram use case yang dipisah
berdasarkan aktor.
1 - Administrator Pusat
Merupakan aktor yang bertanggung jawab atas keberlangsungan pengoperasian
Aplikasi Web Keluarga Sehat (KS) pada tingkat pusat. Secara wewenang memiliki
akses kontrol penuh terhadap semua menu Aplikasi Web Keluarga Sehat (KS), termasuk
terhadap data master.
6 - Supervisor
Merupakan aktor yang bertugas melakukan review terhadap kinerja para
enumerator/surveyor di lapangan. Tiap puskesmas bisa terdiri dari satu atau beberapa
aktor supervisor, hal ini disesuaikan dengan kondisi cakupan wilayah binaan puskesmas
dan jumlah penduduk pada wilayah binaan puskesmas tersebut.
Catatan : skenario use case yang dibuat pada bagian ini dapat berubah sesuai dinamika
pembahasan dan interaksi dengan para pemangku kepentingan, baik dari level
kebijakan, manajerial, pelaksana teknis maupun publik di lingkungan Kementerian
Kesehatan dan SKPD maupun unit kerja terkait lainnya, yang dilakukan secara periodik
dan berkelanjutan dari waktu ke waktu.
E. Praktik Pendataan Keluarga Sehat dengan Aplikasi Keluarga Sehat (versi web
dan mobile)
1. LOGIN
Pada bagian ini dilakukan proses login. Untuk menampilkan menu login ini, pengguna
harus terlebih dahulu mengakses aplikasi keluarga sehat melalui browser dengan
mengetikkan url: keluargasehat.kemkes.go.id
Setelah pengguna berhasil login maka aplikasi akan menampilkan tampilan maupun
menu yang disesuaikan dengan hak akses yang dimiliki oleh pengguna yang sedang
login tersebut.
2. PENGATURAN
Pada bagian ini dilakukan pengaturan pengguna
Pengaturan Pengguna
Pada bagian ini dilakukan pengelolaan data rumah tangga (entri data hasil pendataan
dengan kuesioner manual).
Pada tampilan awal menu Data Rumah Tangga terdapat 3 (tiga) buah menu yaitu :
1 - Tambah
Merupakan menu untuk melakukan pendataan sesuai dengan manual kuesioner
keluarga sehat. Terdiri dari 5 blok/tahapan pendataan yaitu Blok I Pengenalan Tempat,
Blok II Data Rumah Tangga, Blok III Keterangan Pengumpul Data, Blok IV Keterangan
Anggota Rumah Tangga, Blok V Survei Individu.
2 - Import KK
Merupakan menu dengan fasilitas penarikan data keluarga berdasarkan NKK (Nomor
Kartu Keluarga). Pada menu ini pengguna bisa memasukkan NKK dari keluarga yang
didata kemudian klik tombol cari untuk menarik data NKK dari server Dukcapil
Kemendagri. Jika pencarian NKK berhasil maka akan muncul notifikasi sukses dan
pengguna akan langsung diarahkan kedalam tampilan layar Blok IV Keterangan
Anggota Rumah Tangga.
3 - Download Kuesioner
Merupakan menu untuk mengunduh manual kuesioner keluarga sehat dalam format pdf
Edit atau hapus data rumah tangga yang sudah ada dapat dilakukan pada tampilan ini.
Apabila diklik button tambah pada sebelah kanan atas, browser akan menampilkan
tampilan berikut :
Gambar 5.2 – Tambah / Edit Data Rumah Tangga (Blok I – Pengenalan Tempat)
Pada tampilan Blok I (Pengenalan Tempat) ini, keterangan tempat (provinsi, kab/kota,
kecamatan, dan puskesmas) sudah otomatis terisi sesuai dengan akun yang digunakan
saat login. Sementara untuk keterangan data kelurahan, diisi manual baik dengan cara
memilih tanda panah atau dengan klik dropdown menu kelurahan dan pilih kelurahan
yang sesuai.
Untuk pengisian keterangan RT, RW, dapat menggunakan 3 digit angka (contoh : RT
001 dan RW 007) maupun mengetikkan teks (contoh : dusun lebak budi) untuk
pengisian keterangan RT, RW baik menggunakan digit angka maupun teks pastikan
konsistensi penulisan pada tiap wilayah pendataan. Untuk pengisian keterangan alamat
rumah dengan mengetikkan teks sesuai dengan kondisi dilapangan.
Jika menggunakan opsi import KK, maka data alamat, RT dan RW otomatis terisi sesuai
dengan data yang ada pada Kartu Keluarga. Jika data yang didapat dari hasil import KK
tersebut tidak sesuai maka bisa dilakukan penyesuaian dengan kondisi sebenarnya
dilapangan saat pendataan.
Untuk keterangan tanggal pengumpulan data, secara otomatis akan muncul sesuai
dengan tanggal sistem saat digunakan (realtime), jika pendataan dilakukan manual dan
baru diinput kedalam aplikasi dihari lain dari hari pendataan manual, maka keterangan
tanggal pengumpulan data ini dapat diedit untuk disesuaikan dengan tanggal saat
pengumpulan data manual dilakukan.
Untuk pengisian nomor urut bangunan/rumah (URT) dan nomor urut keluarga gunakan
3 digit angka (contoh 001) dan pastikan konsistensi penulisan pada tiap wilayah
pendataan.
Pada tampilan Blok II (Keterangan Rumah Tangga) ini, terdapat beberapa field yang
harus diisi oleh pengguna, yaitu data nama kepala keluarga dan data jumlah anggota
rumah tangga (AK). Jika menggunakan opsi import KK, dimana jumlah AK yang didapat
dari hasil pencarian NKK ternyata tidak sesuai dengan kondisi dilapangan saat
pendataan maka data jumlah AK tersebut bisa disesuaikan dengan jumlah sebenarnya
saat pendataan.
Contoh : data jumlah AK yang didapat dari pencarian KK adalah sejumlah 5 orang AK,
namun saat dilakukan pendataan, AK yang berdomisili di rumah tersebut ternyata hanya
3 orang AK, dimana 2 AK lainnya sudah pindah ke daerah lain maupun dengan alasan
lainnya. Maka pada Blok IV data 2 orang AK tadi bisa dihapus dengan cara klik ikon
hapus (X) kemudian klik tombol simpan dan pada Blok II ubah data jumlah AK dari 5
menjadi 3. Begitupun sebaliknya jika ternyata jumlah ART yang didapat dari hasil
pencarian KK kurang, maka pada Blok II tambahkan jumlah ART nya, misal tambahkan
2 ART lagi dari 5 ART menjadi 7 ART, kemudian pada Blok IV tambahkan 2 ART
tersebut dengan cara masukkan NIK jika ART tersebut memiliki NIK kemudian klik
tombol cari untuk mendapatkan data individu ART tersebut dari server dukcapil
kemendagri, atau ketikkan kode 9 sebanyak 16 digit bagi ART yang tidak memiliki NIK
kemudian isi keterangan individu ART tersebut secara manual. Jika sudah selesai klik
tombol simpan ART.
Pada tampilan ini pengguna juga bisa langsung mengisikan data kuesioner keterangan
rumah tangga.
Gambar 5.4 – Tambah / Edit Data Rumah Tangga (Blok III – Pengumpul Data)
Pada bagian ini form yang dientrikan sudah otomatis terisi value dari session sesuai
dengan akun yang digunakan saat login dan statusnya terkunci, jadi cukup direview dan
dilewati saja.
Gambar 5.5 – Tambah / Edit Data Rumah Tangga (Blok IV – Anggota RuTa)
Tampilan Blok IV (Keterangan Anggota Rumah Tangga) ini sudah dijelaskan pada
tampilan Blok II (Keterangan Rumah Tangga) diatas.
Pada tampilan ini pengguna diarahkan untuk mengklik button Survei untuk
menampilkan tampilan entri data survei Blok V – Individu.
Pada tampilan ini pengguna mengentrikan data kuesioner kemudian klik tombol simpan.
Kemudian tampilan akan kembali pada tampilan review data individu.
Setelah proses entri data survei untuk interviewee selesai dilakukan (tidak harus seluruh
data interviewee harus selesai dientrikan), bila pengguna mengklik button simpan, maka
browser akan kembali menampilkan tampilan data rumah tangga.
IKS inti dan IKS besar akan muncul bila semua data kuesioner terhadap ART
(interviewee) selesai dilakukan. Untuk melihat skor nilai IKS keluarga tersebut, klik nilai
IKS, maka akan ditampilkan data rekap hasil jawaban dari survei 12 indikator yang
dilakukan pada seluruh ART dalam keluarga tersebut dengan dilengkapi blok warna
sesuai dengan nilai IKS yang dihasilkan (Merah : Tidak Sehat, Kuning : Pra Sehat dan
Hijau : Sehat).
Sementara jika belum semua ART dalam rumah keluarga tersebut di data, maka akan
muncul keterangan belum lengkap. Untuk itu perlu dilakukan penjadwalan kunjungan
ulang dengan cara mengklik tombol belum lengkap sehingga memunculkan menu untuk
menentukan tanggal penjadwalan ulang kunjungan berikutnya. Data-data ini kemudian
akan dikondisikan untuk mensuplai data agregat IKS dan pendataan wilayah yang
terdapat pada modul aplikasi dashboard.
Sub Pokok Bahasan : Penyajian Data dan Perhitungan Indeks Keluarga Sehat
Setelah menu Dasboard | Status pendataan diklik maka akan muncul tampilan berikut.
Tombol download dipergunakan untuk mengunduh data text dalam format spreadsheet.
Pada tampilan grafik, bila provinsi tertentu diklik maka drill down Kabupaten / Kota yang
terdapat pada provinsi tersebut akan tampil secara berjenjang ke bawah.
Begitu pun seterusnya untuk Breakdown kewilayahan sampai dengan tingkat kelurahan,
dimana grafik turunannya muncul secara berjenjang di bawah tampilan wilayah
induknya.
Secara hirarki dapat dijelaskan urutan tampilan dari dashboard status pendataan ini
adalah sebagai berikut :
Setelah menu Dasboard | IKS Wilayah diklik maka akan muncul tampilan berikut.
Pada tampilan tabel di atas, bila provinsi tertentu diklik maka drill down Kabupaten /
Kota yang terdapat pada provinsi tersebut akan tampil secara berjenjang ke bawah.
Begitu pun seterusnya untuk Breakdown kewilayahan sampai dengan tingkat individu
Anggota Keluarga (AK), dimana tabel turunannya muncul secara berjenjang di bawah
tampilan tabel wilayah induknya.
Secara hirarki dapat dijelaskan urutan tampilan dari dashboard IKS Wilayah ini adalah
sebagai berikut :