ii
iii
iv
v
vi
vii
8
Buku Panduan Pengelolaan K
Kampung KB Bagi TTenaga Lini Lapangan
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Kampung Keluarga Berencana merupakan
tindak lanjut arahan Presiden Republik
Indonesia, Joko Widodo agar manfaat
Program Kependudukan, Keluarga
Berencana, dan Pembangunan Keluarga
(KKBPK) dapat lebih dirasakan secara
langsung oleh masyarakat terutama yang
berada di wilayah miskin, padat penduduk,
kurang memiliki akses kesehatan dan
pendidikan, terpencil, pesisir, kumuh, dan
kesertaan ber-KB nya masih rendah.
03 05 08
Membangun
Indonesia dari
pinggiran dengan Meningkatkan kualitas Melakukan revolusi
memperkuat daerah- hidup manusia karakter bangsa.
daerah dan desa Indonesia.
dalam kerangka
negara kesatuan.
Pengurus Pokja Kampung KB, Desa Bendungan, Kec. Lebak Wangi, Kab. Kuningan, Jawa Barat.
10
PENGERTIAN
KAMPUNG KELUARGA BERENCANA
SASARAN
KAMPUNG KELUARGA BERENCANA
SASARAN SASARAN
LANGSUNG TIDAK LANGSUNG
12
ARAH KEBIJAKAN
KAMPUNG KELUARGA BERENCANA
Penggarapan
Pengendalian
Penduduk
Penggarapan
Pembangunan Penggarapan
Lain KB KR
MPUNG K
Penggarapan
Pemberdayaan A Penggarapan
K
Perempuan &
B
Perlindungan Pembangunan
anak Peningkatan Keluarga
Kesejahteraan
Masyarakat
AM
KB
K
Penggarapan
P UNG
Lingkungan Penggarapan
Hidup Kesehatan
Penggarapan Penggarapan
Pendidikan Sosial
Ekonomi
Kegiatan UPPKS
di Kampung KB Beting,
di Kota Pontianak,
Provinsi Kalimantan Barat
14
TENAGA LINI LAPANGAN
Pelaksanaan program KKBPK di Indonesia tidak bisa dipisahkan dari upaya
penggerakan di tingkat lini lapangan di mana partisipasi masyarakat dalam
pengelolaan program KKBPK merupakan langkah yang sangat strategis guna
mencapai tujuan program KKBPK.
Kegiatan BKR
di Kampung KB Beting,
di Kota Pontianak,
Provinsi Kalimantan Barat
10 LANGKAH PLKB
Buku Panduan Pengelolaan Kampung KB Bagi Tenaga Lini Lapangan
16
TAHAPAN PENGELOLAAN
KAMPUNG KELUARGA BERENCANA
1 PERSIAPAN
1. Advokasi kepada Kepala Desa, tokoh formal dan informal
2. Pembentukan Pokja Kampung Keluarga Berencana
3. Penyusunan Rencana Kerja Kampung Keluarga Berencana
2 PELAKSANAAN
4. Advokasi kepada Lintas Sektor di tingkat Kabupaten/Kota
5. Sosialisasi Kampung Keluarga Berencana
6. Pelaksanaan Kampung Keluarga Berencana
Kunjungan lapangan
di lokasi Kampung KB
Desa Riam Tapang,
Kecamatan Silat
Hulu, Kabupaten
Kapuas Hulu, Provinsi
Kalimantan Barat
18
PERSIAPAN
ALUR PERSIAPAN
KAMPUNG KELUARGA BERENCANA DI TINGKAT DESA
ALUR
Advokasi kepada Pembentukan Penyusunan
Kepala Desa, Pokja Kampung Rencana Kerja
KEGIATAN tokoh formal dan
informal
Keluarga
Berencana
Kampung KB
termasuk
Pembiayaan
Kampung KB
Adanya
SK Kepala Desa:
Adanya Pembentukan Pokja Adanya
dukungan Kampung KB Rencana Kerja
HASIL dari Kepala Desa
serta tokoh formal
dengan
mencantumkan
Kampung KB
dan Pengunaan
dan Informal dukungan APBDesa untuk
pendanaan dari Kampung KB
APBDesa
1 2 3
Pelatihan bagi tenaga engelola Kampung KB Angkatan VI Tahun 2017 di Kota Pontianak,
Provinsi Kalimantan Barat
Advokasi di tingkat Desa merupakan langkah awal dan penting untuk dilakukan
mengawali Kampung Keluarga Berencana, mulai dari:
t Kepala desa,
t Tokoh formal (BPD, PKK, Bidan, Babinsa, Bhabinkamtibmas, dll )
t Tokoh informal (tokoh agama, pemimpin adat, dan tokoh masyarakat
lainnya) guna mendapatkan dukungan dalam pelaksanaan Kampung
Keluarga Berencana.
t Advokasi ini diharapkan dapat meningkatkan dukungan Kepala Desa serta
tokoh formal dan informal terhadap pelaksanaan Kampung Keluarga
Berencana.
20
2. Pembentukan Pokja Kampung Keluarga Berencana
Terlampir
CONTOH
SK Pokja Kampung KB
di Tingkat Desa
22
Pertemuan Penyusunan Rencana Kerja Tim Kampung KB
Kabupaten Kuningan, Jawa Barat
Peserta yang terlibat dalam penyusunan rencana kerja adalah pengurus dan
anggota Pokja Kampung Keluarga Berencana yang idealnya berasal dari berbagai
unsur, seperti: Kepala Desa/Lurah, BPD, Ketua Pokja, Anggota Pokja, Penggerak
PKK, Bidan Desa, PPKBD/Sub-PPKBD, Toga/Toma, Babinsa dan Babinkamtibmas.
Kegiatan yang dilaksanakan selama 1,5 hari (total kurang lebih 10 jam) ini
mengutamakan keterlibatan aktif setiap peserta.
24
ALAT PERENCANAAN
KAMPUNG KELUARGA BERENCANA
1 2 3
4 5
26
SUMBER PEMBIAYAAN
KAMPUNG KELUARGA BERENCANA
t Corporate Social
Responsibility (CSR) adalah Dana BOKB
dana yang dikeluarkan
oleh sebuah perusahaan
untuk memberikan Dana Bantuan Operasional
tanggung jawabnya Keluarga Berencana adalah
kepada lingkungan dan Dana Alokasi Khusus
kesejahteraan masyarakat
sekitarnya. (DAK) Nonfisik berupa
biaya operasional integrasi
t Dana CSR diberikan
pada program/kegiatan program KKBPK dengan
yang bertujuan untuk program pembangunan
membangun perbaikan lainnya di Kampung
kesejahteraan atau Keluarga Berencana yang
penguatan ekonomi sosial kegunaannya ditentukan oleh
masyarakat.
pemerintah kabupaten/kota
t Teknis Mendapatkan
Pendanaan CSR : Membuat dan dukungan operasional
proposal mengenai pembinaan Program KKBPK
program/kegiatan bagi masyarakat oleh kader
yang tertera di rencana (PPKBD dan Sub PPKBD), dan
kerja Pokja Kampung dukungan media KIE.
Keluarga Berencana yang
pembiayaannya bisa didanai
oleh CSR.
Menyusun rencana
Tetap dapat menyusun
kerja Pokja Kampung
rencana kerja Pokja
KB dan pendanaannya
Kampung KB yang
dapat diusulkan dalam
pendanaannya dapat
Musrembang Desa
diusulkan dalam
perubahan anggaran di sesuai dengan ketentuan
tingkat Desa. yang ada.
28
INSERT
GAMBAR / PHOTO/TEXT
30
PELAKSANAAN
INTEGRASI LINTAS SEKTOR
Dalam tahap pelaksanaan pengelolaan Kampung KB, mendorong keterlibatan,
inisiatif, dan kepemilikan lokal penting untuk dilakukan. Mengingat banyak
aspek yang harus diperhatikan dalam program ini, di tengah masih adanya
tantangan ego sektoral yang kadang terjadi.
Pada dasarnya pemerintah daerah dan masyarakat merupakan pihak yang lebih
memahami situasi, kebutuhan serta tantangan dalam melaksanakan Kampung
Keluarga Berencana di wilayahnya.
Untuk itu perlu strategi yang tepat, salah satunya adalah dengan membentuk
kelompok kerja lintas sektor baik di tingkat provinsi, kabupaten, kecamatan dan
desa. Tujuannya agar terjalin kerjasama dan koordinasi antar para pemangku
kepentingan dalam pelaksanaan Kampung Keluarga Berencana.
Berikut gambaran keanggotaan, peran dan tugas kelompok kerja mulai dari
tingkat Kabupaten/kota sampai dengan desa:
Berencana
Catatan: * Di tingkat Kabupaten Kota juga bisa disebut Pokja Advokasi Program KKBPK
Buku Panduan Pengelolaan Kampung KB Bagi Tenaga Lini Lapangan
32
Fungsi Kelompok Kerja (Pokja)
Oleh karena itu perlu untuk melakukan advokasi terhadap para pemegang
kebijakan tentang pentingnya pengelolaan program KKBPK sebagai salah
satu penentu tercapainya program pembangunan sektor lain maupun
pembangunan wilayah.
Sosialisasi Pelaksanaan
Advokasi kepada
alur Lintas Sektor
Kampung Kampung
Keluarga
KEGIATAN di tingkat
Keluarga
Berencana Berencana
Kabupaten/Kota
Adanya
dukungan dari Adanya integrasi
Adanya masyarakat program KKBPK
HASIL
dukungan dari dalam dan sektor
Lintas Sektor pelaksanaan pembangunan
di tingkat Kampung lainnya melalui
Kabupaten/Kota Keluarga pendekatan 8
Berencana Fungsi Keluarga
1 2 3
Buku Panduan Pengelolaan Kampung KB Bagi Tenaga Lini Lapangan
34
1. Advokasi Kepada Lintas Sektor
Dukungan dari lintas sektor terkait terutama dari tingkat kabupaten/kota
dalam pelaksanaan Kampung Keluarga Berencana di tingkat desa sangat
penting, mengingat OPD yang ada juga mempunyai berbagai program
pembangunan di tingkat desa.
Melakukan pertemuan konsultasi dengan OPD yang terkait Kampung
Keluarga Berencana atau dengan Pokja Kampung Keluarga Berencana di
tingkat kabupaten/kota untuk mendapatkan dukungan.
Pada tahun 2018, rencananya 1-2 lokasi Kampung Keluarga Berencana mendapatkan
dukungan dari program U-mina, Bu-mina dan Biofolk, dimana dinas akan memberikan
dukungan berupa pembuatan kolam budidaya, serta pemberian bibit tanaman sayur
dan buah kepada warga desa.
36
2. Sosialisasi Kampung Keluarga Berencana
8 FUNGSI KELUARGA:
1.Agama
2.Reproduksi
3.Kasih Sayang
4.Perlindungan
5.Pendidikan
6.Sosial Budaya
7.Ekonomi
8.Pelestarian lingkungan
1. Fungsi Agama
Segala bentuk kegiatan yang ditujukan untuk membentuk masyarakat yang
agamis, beriman, berakhlak baik, bertaqwa dan percaya terhadap keberadaan
Tuhan Yang Maha Esa.
2. Fungsi Reproduksi
Segala bentuk kegiatan yang ditujukan untuk pelayanan dasar terkait hak-hak
reprosuksi dan perencanaan keluarga.
3. Fungsi Kasih Sayang
Segala bentuk kegiatan yang ditujukan untuk mencipatakan suasana cinta dan
kasih sayang dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
38
4. Fungsi Perlindungan
Segala bentuk kegiatan yang ditujukan untuk menumbuhkan rasa aman dan
kehangatan , sehingga merasa nyaman dan terlindung dari hal-hal yang tidak
menyenangkan.
5. Fungsi Pendidikan
Segala bentuk kegiatan yang ditujukan untuk memberikan pendidikan, pembelajaran
dan pelatihan kepada masyarakat agar menambah pengetahuan dan keterampilan
hidup.
6. Fungsi Sosial Budaya
Segala bentuk kegiatan yang ditujukan untuk mempertahankan dan memelihara
nila luhur, adat istiadat, dalam kehidupdan masyarakat.
7. Fungsi Ekonomi
Segala bentuk kegiatan yang ditujukan untuk peningkatan kesejahteraan
perekonomian masyarakat.
8. Fungsi Pelestarian Lingkungan
Segala bentuk kegiatan yang ditujukan untuk pengelolaan lingkungan agar tercipta
kenyamanan dan kelestarian lingkungan.
Berbekal semangat yang kuat dari warga setempat dan dukungan dari berbagai
pihak, setiap hari minggu pagi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) selalu
mengumpulkan hasil penanaman sayuran untuk dipasarkan ke Sumbawa Besar.
Hal ini dilakukan sebagai upaya meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan
warga. Langkah tersebut disambut baik oleh warga diluar Desa Lantung, karena
sayuran yang dihasilkan bebas dari pestisida.
Buku Panduan Pengelolaan Kampung KB Bagi Tenaga Lini Lapangan
40
PAUD Desa Bendungan Kecamatan lebak Wangi Kabupaten Kuningan
Provinsi Jawa Barat
42
MONITORING DAN EVALUASI
PENGERTIAN MONITORING DAN EVALUASI
Dalam pengelolaan Kampung Keluarga Berencana, penting untuk melakukan
monitoring dan evaluasi secara berkala selama pelaksanaan program/kegiatan
berdasarkan rencana kerja yang telah disusun agar semua pihak yang terlibat
dan terkait dalam program/kegiatan dapat memantau perkembangan dan
keberhasilannya.
MONITORING EVALUASI
Monitoring adalah kegiatan untuk Evaluasi adalah proses untuk
mengetahui apakah program yang menentukan apakah sebuah
dibuat itu telah berjalan dengan baik program, baik yang sedang
sebagaimana mestinya sesuai dengan berlangsung ataupun yang telah
yang direncanakan, adakah hambatan diselesaikan sudah mencapai tujuan
yang terjadi dan bagaimana pelaksana yang diharapkan berdasarkan
program (Pokja) mengatasi hambatan
rencana kerja yang telah dibuat
secara obyektif dan sistematis.
tersebut.
kampung atau yang setara melalui program KKBPK serta pembangunan sektor
terkait lainnya dalam rangka mewujudkan keluarga kecil berkualitas
http://kampungkb.bkkbn.go.id.
44
PENCATATAN DAN PELAPORAN
Pencatatan dan pelaporan di Kampung Keluarga Berencana merupakan salah satu
alat untuk mendukung proses monitoring dan evaluasi. Hasil dari pencatatan dan
pelaporan tersebut kemudian direkap dan dianalisa guna bahan pembelajaran yang
dapat menunjang pengembangan program/kegiatan.
pencatatan
Format pencatatan tidak diatur secara khusus, namun
bentuk yang sarankan pencatatan mencakup:
a. Buku tamu
b. Buku kegiatan per seksi, memuat:
t No kegiatan
t Hari/tanggal kegiatan
t Nama Kegiatan
t Sasaran Kegiatan
t Mendukung Program (BKB/BKR/BKL/PIKR/UPPKS/
Lintas sektor)
t Tempat penyelenggaraan
t Keterlibatan lintas sektor
c. Buku peserta kegiatan per seksi
d. Buku data kependudukan
46
PENUTUP
PENUTUP
Program Kampung Keluarga Berencana dikembangkan sebagai upaya untuk
merevitalisasi program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan
Keluarga (KKBPK) yang selama beberapa dasawarsa terakhir mengalami
kemunduran.
Buku ini diharapkan dapat dijadikan sebagai panduan bagi Tenaga Lini Lapangan
sebagai petugas pengelola dan pelaksana program KKBPK di tingkat kecamatan
dan desa.
Anak - anak di Kampung Keluarga Berencana Desa Cisantana Kecamatan Cigugur Kabupaten
Kuningan Provinsi Jawa Barat
48
Buku Panduan Pengelolaan Kampung KB Bagi Tenaga Lini Lapangan 49
Buku Panduan Pengelolaan Kampung KB Bagi Tenaga Lini Lapangan
50
Buku Panduan Pengelolaan Kampung KB Bagi Tenaga Lini Lapangan 51
Buku Panduan Pengelolaan Kampung KB Bagi Tenaga Lini Lapangan
52
LAMPIRAN
Panduan Penyusunan
Rencana Kerja Pokja Kampung KB
Bagi Tenaga Lini Lapangan
Persiapan
1. Tujuan Pertemuan .................................................................................... 5
2. Peserta Pertemuan .................................................................................... 5
3. Fasilitator Pertemuan ................................................................................. 5
4. Tempat dan Waktu Pertemuan ................................................................. 6
5. Materi dan Alat Bantu Pertemuan .......................................................... 6
6. Jadwal Pertemuan ....................................................................................... 8
t Integrasi lintas Sektor, sudah terlaksana meski belum optimal. Perlu dukun-
gan dan peran aktif dari pemeritah daerah untuk lebih berkontribusi dalam
integrasi lintas sektor dalam Kampung Keluarga Berencana.
Beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum tenaga lini lapangan memfasili-
tasi pertemuan penyusunan rencana kerja Pokja Kampung Keluarga Berencana di
tingkat desa, adalah:
1. Tujuan Pertemuan
a. Meningkatkan ketrampilan peserta pertemuan dalam melakukan
pemetaan dan perumusan isu
b. Meningkatkan ketrampilan peserta pertemuan dalam menyusun rencana
kerja
c. Tersusunnya rencana kerja Kampung Keluarga Berencana di tingkat desa
2. Peserta Pertemuan
Peserta pertemuan ini adalah pengurus dan anggota Pokja Kampung Keluar-
ga Berencana di tingkat desa yang akan menjalankan pelaksanaan Kampung
Keluarga Berencana di tingkat desa, dan idealnya telah disahkan oleh Surat
Keputusan Kepala Desa. Pengurus dan anggota Pokja Kampung Keluarga Be-
rencana idealnya berasal dari berbagai unsur, seperti:
a. Kepala Desa/Lurah
b. BPD
c. Ketua Pokja
d. Anggota Pokja
e. Penggerak PKK
f. Bidan Desa
g. PPKBD/Sub-PPKB
h. Toga/Toma
i. Babinsa
j. Babinkamtibmas
3. Fasilitator Pertemuan
Fasilitator pertemuan ini adalah Tenaga Lini Lapangan BKKBN yang mempunyai
pengetahuan dan pemahaman tentang Kampung Keluarga Berencana serta
mempunyai ketrampilan dan pengalaman dalam memfasilitasi pertemuan.
Lampiran Panduan Penyusunan Kampung KB Bagi Tenaga Lini Lapangan 5
4. Tempat dan Waktu Pertemuan
Pertemuan idealnya dilaksanakan di balai pertemuan yang ada di desa lokasi
Kampung Keluarga Berencana selama kurang lebih 2 hari mulai dari jam 08.30
sampai dengan jam 15.00.
Data di Data di
No. Jenis Data Tingkat Tingkat
Desa RW/Dusun
1. Peta Desa
2. Jumah RW/Dusun
3. Jumlah RT
4. Jumlah Kepala Keluarga (KK)
5. Mata pencaharian utama penduduk
6. Jumlah total penduduk
7. Jumlah laki-laki
8. Jumlah perempuan
9. Jumlah balita
10. Jumlah remaja
11. Jumlah lansia
12. Jumlah kepemilikan KK
13. Jumlah wajib Kartu Tanda Penduduk
(KTP)
14. Jumlah kepemilikan KTP
Hari Kedua
08:30-09:00 Review Hari Pertama 30 menit Panitia
Tujuan :
Peserta mampu mengidentifikasi data kependudukan yang ada di desa/wilayah
Kampung Keluarga Berencana
Waktu: 45 menit
Metode : Diskusi kelompok
Alat Bantu/Materi:
t Data kependudukan di desa/wilayah Kampung Keluarga Berencana
t Papan tulis, kertas plano, post-it warna-warni, kertas origami/lipat/metaplan
warna-warni, selotip kertas dan spidol warna warni
Langkah:
1. Fasilitator menjelaskan kepada peserta tentang pentingnya data kependudu-
kan, yang merupakan salah satu kunci penting dalam mendorong percepatan
pembangunan di tingkat desa jika didokumentasikan dengan benar dan rutin.
2. Fasilitator meminta peserta untuk menuliskan data yang telah teridentifikasi
pada post-it dengan warna berbeda-beda seperti contoh dibawah ini.
Pemberdayaan Masyarakat
Tujuan :
Peserta mampu mengidentifikasi program pembangunan dan pemberdayaan
masyarakat yang ada di desa/wilayah Kampung Keluarga Berencana
Waktu : 45 menit
Metode : Diskusi kelompok
Alat Bantu/Materi:
t Data Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat
t Papan tulis, kertas plano, post-it warna-warni, kertas origami/lipat/metaplan
warna-warni, selotip kertas dan spidol warna warni
Tujuan:
Peserta mampu menggambarkan peta desa/wilayah yang akan menjadi sasaran
kegiatan Program Kampung Keluarga Berencana
Waktu: 45 menit
Metode: Menggambar peta buta
Alat Bantu/Materi:
t Peta desa
t Papan tulis, kertas plano, selotip kertas dan spidol warna warni
Langkah:
1. Fasilitator memfasilitasi peserta untuk dapat mengambarkan peta desa/
wilayah Kampung Keluarga Berencana , lengkap dengan batas wilayah,
sungai, jalan, jembatan serta batas dusun/RW di atas kertas plano yang telah
disediakan.
2. Fasilitator memfasilitasi peserta untuk menempelkan hasil diskusi:
a. Langkah 1: Identifikasi Data Kependudukan
b. Langkah 2: Identifikasi Potensi Desa, Program Pembangunan dan
Pemberdayaan Masyarakat pada peta yang telah digambar.
Waktu: 45 menit
Metode: Menggambar peta buta
Alat Bantu/Materi:
t Data sarana dan prasarana yang ada di desa/wilayah Kampung Keluarga
Berencana
t Papan tulis, kertas plano, post-it warna-warni, kertas origami/lipat/metaplan
warna-warni, selotip kertas dan spidol warna warni
Langkah:
1. Fasilitator memfasilitasi peserta untuk dapat mengidentifikasi sarana dan
prasarana yang ada di desa/wilayah Kampung Keluarga Berencana:
a. Balai desa
b. Balai dusun/RW
c. Tempat ibadah: masjid, gereja, pura, vihara, kelenteng, dsb.
d. Sekolah: SD, SMP, SMA/K, Perguruan Tinggi
e. Layanan kesehatan: Posyandu, Poskesdes, Puskesmas, Pustu,
Klinik Swasta, Bidan Praktek Mandiri (BPM), dsb.
f. Irigasi
g. Jalan dan jembatan
Langkah:
1. Fasilitator meminta peserta untuk mengidentifikasi isu atau permasalahan
apa saja yang muncul dari hasil mempelajari – membaca peta hasil diskusi
kelompok.
2. Fasilitator memfasilitasi peserta untuk melakukan berdiskusi kelompok untuk
menentukan isu yang menjadi prioritas untuk diselesaikan dari hasil idetifikasi
sebelumnya
Rekomendasi dan
Penyebab Isu Prioritas Isu
t+VNMBIQFOEVEVLKJwa dan t%ata kependudukan tidak valid. tPerlu dilakukan pendataan ulang
jumlah KK 560, berarti jumlah t%ata harus selalu di update dalam
jiwa/KK: rata-rata 2,1 jiwa. kurun waktu tertentu.
t)BMJOJUJEBLNVOHkin karena t*TVPrioritas #1 – Tahun 2020
menurut Pokja Kampung Kelu
arga Berencana di lokasi sasaran
banyak balita dan banyak yang
punya anak lebih dari 3.
t Jumlah remaja 108 orang, Faktor kemiskinan dan “Nggak t Perlunya dilakukan berbagai
angka remaja putus sekolah perlu sekolah tinggi-tingi, yang kegiatan yang dapat mem-
dan angka pernikahan di penting bisa baca tulis, sudah bantu peningkatan ekonomi
bawah umur meningkat cukup” menjadi faktor tingginya keluarga miskin.
setiap tahunnya. angka remaja putus sekolah dan t Perlu dibentuk BKR dan PIKR.
t Tidak ada kegiatan BKR dan angka pernikahan di bawah umur t Isu Prioritas – Tahun 2021
PIKR meningkat setiap tahunnya.
Pada kegiatan BKL dan Posyandu Jalan menuju lokasi kegiatan BKL t Perlu perbaikan/pengeras-
Lansia, yang aktif datang hanya dan Posyandu Lansia rusak parah an jalan menuju lokasi BKL
sedikit. Angka D/S di Posyandu sehingga menyebabkan jumlah sepanjang 5 km.
Lansia hanya 23%, salah satu faktor BKL dan Lansia yang aktif berke- t Isu Prioritas #4 – Tahun
penyebabnya adalah ternyata jalan giatan hanya sedikit. 2020
menuju lokasi kegiatan BKL dan
Posyandu sangat rusak sehingga
sulit untuk dapat dilalui.
Pokja Kampung Keluarga Beren- t Perilaku masyarakat untuk Kebersihan lingkungan perlu dit-
cana desa melihat adanya kondisi menjaga kebersihan lingkun- ingkatkan melalui program PHBS
yang tidak sehat, kumuh, sampah gan masih kurang. (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat):
tertumpuk dimana2, sungai yang t Sarana dan prasarana untuk t Sosialisasi rutin PHBS di
kotor dan bau, jalan yang becek ka- menjaga kebersihan lingkun- masyarakat
lau hujan, banyak halaman/ tanah gan juga masih kurang. t Pembangunan SPAL
kosong yang tidak terawat. t Pembangunan TPS
t Isu Prioritas #2 – Tahun
2020
Tujuan:
t Peserta memahami tentang pentingnya menetapkan tujuan dalam meren-
canakan sebuah rencana kegiatan
t Peserta mampu menetapkan tujuan rencana kegiatan Kampung KB.
Waktu: 45 menit
Metode: Diskusi kelompok
Alat Bantu/Materi:
t Hasil diskusi kelompok langkah 5 “Identifikasi Isu”
t Slide dan/atau bahan presentasi tentang menetapkan tujuan
t Papan tulis kertas plano, selotip kertas dan spidol warna warni
Langkah:
1. Fasilitator menjelaskan kepada perserta tentang pentingnya menetapkan tu-
juan.
2. Fasilitator memfasilitasi peserta untuk berdiskusi dalam kelompok untuk me-
nentukan tujuan berdasarkan Isu Prioritas yang telah ditentukan dalam lang-
kah sebelumnya dan menuliskan di kertas plano dengan contoh dibawah ini.
Tujuan:
t Peserta memahami tentang pentingnya menyusun rencana kerja Kampung
Keluarga Berencana .
t Peserta mampu menyusun rencana kerja Kampung Keluarga Berencana.
Waktu: 90 menit
Metode: Diskusi kelompok
Alat Bantu/Materi:
t Hasil diskusi kelompok di langkah 6 “Menetapkan Tujuan”
t Papan tulis, kertas plano, selotip kertas dan spidol warna warni
Langkah:
Fasilitator memfasilitasi peserta untuk dapat menyusun rencana kerja Kampung
Keluarga Berencana berdasarkan tujuan - tujuan yang telah didiskusikan di lang-
kah sebelumnya.
1. Fasilitator meminta peserta untuk berdiskusi tentang:
t Kegiatan apa saja yang kiranya dapat mencapai tujuan - tujuan yang telah
disepakati? Kegiatan yang telah ditentukan dilakukan secara bertahap yang
berurutan jadwal pelaksanaannya.
t Siapa sasaran dari kegiatan tersebut? Apakah PUS, balita, lansia, keluarga
dengan remaja, atau masyarakat umum?
t Indikator keberhasilan dari setiap kegiatan yang direncanakan? Baik indika-
tor kuantitatif dan kualitatif.
t Kapan kiranya kegiatan tersebut akan dilaksanakan dalam kurun waktu 1
tahun dan berapa kali pelaksanaannya?
t Siapa penanggungjawab dari setiap kegiatan yang direncanakan?
t Berapa perkiraan biaya yang akan dikeluarkan agar kegiatan yang
direncanakan dapat terlaksana? Darimana kiranya sumber pembiayaannya?
2. Hasil diskusi penyusunan rencana kerja dapat dituliskan di kertas plano dengan
contoh dibawah ini.
Tujuan:
t Peserta memahami tentang pentingnya menyusun sebuah RTL setelah
pertemuan penyusunan sebuah rencana kerja.
t Peserta mampu menyusun RTL setelah pertemuan penyusunan rencana kerja
program Kampung Keluarga Berencana .
Waktu: 45 menit
Metode: Diskusi kelompok
Alat Bantu/Materi:
t Papan tulis, kertas plano, selotip kertas dan spidol warna warni
Langkah:
1. Fasilitator memfasilitasi peserta untuk menyusun RTL tentang hal apa saja
yang perlu dan penting dilakukan setelah rencana kerja program Kampung KB
tersusun, sebelum pada akhirnya disahkan dan diterapkan.
2. Setelah RTL tersusun, fasilitator memastikan kembali bahwa RTL tersebut telah
sesuai penyusunannya dan disepakati oleh semua peserta.
2. Pertemuan Konsultasi Rencana Kerja Progam Juni 2019 Ketua Pokja Kampung Keluarga
Kampung Keluarga Berencana 2019 dengan Pokja Berencana dan FASILITATOR
Kampung Keluarga Berencana Kabupaten/Kota
3. Pelaksanaan Rencana Kerja Program Kampung Januari 2019 Ketua Pokja Kampung Keluarga
Keluarga Berencana Tahun 2019 Berencana
Selain itu juga perlu diperhatikan dalam rencana kerja program Kampung Keluarga
Berencana yang telah tersusun, di kegiatan manakah yang menjadi kewenangan
desa, yang meliputi kewenangan berdasarkan hak asal-usul dan kewenangan lokal
berskala desa, dimana kewenangan tersebut dalam pelaksanaannya diatur dan di-
urus oleh desa. Dan di kegiatan manakah yang kewenangannya ditugaskan oleh
pemerintah, pemerintah provinasi dan pemerintah kabupaten/kota baik yang ses-
uai dengan ketentuan peraturan perundangan atau tidak, dimana dalam pelaksa-
naannya diurus oleh desa dengan pembiayaan dari pemerintah Kabupaten/Kota.
Setelah rencana kerja Kampung Keluarga Berencana di tingkat desa tersusun, ren-
cana kerja tersebut perlu dikonsultasikan dengan District Working Group (DWG)
atau Pokja Kampung Keluarga Berencana Kabupaten/Kota masing-masing, karena
ada kegiatan yang tidak bisa dibiayai berdasarkan kewenangan desa berdasarkan
hak asal usul dan kewenangan lokal berskala desa.
Beberapa poin penting yang harus diperhatikan dalam monitoring dan evaluasi:
t Monitoring harus dilakukan secara berkala terhadap kegiatan dan tujuan
yang ingin dicapai dalam Kampung Keluarga Berencana.
t Alat monitoring dan evaluasi yang digunakan : menggunakan formulir
pencatatan dan pelaporan yang telah tersedia.
t Monitoring dilakukan secara berkala melalui pelaporan rutin (per-bulan/
per-tiga bulan) dan pertemuan evaluasi per-semester.
t Hasil monitoring dan evaluasi sangat dianjurkan untuk digunakan sebagai
bahan perencanaan tahun berikutnya.