Anda di halaman 1dari 23

PROGRAM BANGGA KENCANA

OLEH:
Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak
dan Keluarga Berencana Kabupaten Simeulue
Tahun 2020
LATAR BELAKANG
Program Bangga Kencana sebagai wujud keseriusan tugas dan fungsi
BKKBN dalam mewujudkan keluarga berkualitas dan pertumbuhan
penduduk yang seimbang guna mendukung tercapainya Indonesia maju
yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong
royong.
Jika sebelumnya disebut kependudukan keluarga berencana dan
pembangunan keluarga (KKBPK) menjadi BANGGA KENCANA
(pembangunan keluarga, Kependudukan & Keluarga berencana).
KKBPK kurang merakyat dan sulit untuk diingan dan dibaca, kini
diubah menjadi Bangga Kencana.
Program Bangga Kencana adalah transformasi dari program KKBPK
yang sebelumnya sudah dicanangkan oleh BKKBN.
Sasaran dari program bangga kencana berbeda dengan KKBPK Karena
bangga kencana lebih menuju ke generasi milenial, sedangkan KKBPK
sasarannya kaum komunitas.
VISI : Menjadikan lembaga yang handal dan dipercaya
dalam mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan
keluarga berkualitas.
MISI :
1. Mengarusutamakan pembangunan berwawasan kependudukan.
2. Menyelenggarakan keluarga berencana dan kesehatan
reproduksi
3. Memfasilitasi pembangunan keluarga
4. Mengembangkan jejaring kemitraan dalam pengelolaan
kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga.
5. Membangun dan menerapkan budaya kerja organisasi secara
konsisten.
PENGERTIAN
Program Bangga Kencana adalah upaya
mewujudkan keluarga berkualitas yang
hidup dalam lingkungan yang sehat melalui
berbagai kelompok kegiatan di masyarakat
seperti: BKB, BKR dan BKL, usaha ekonomi
produktif (UPPKS).
Arah Kebijakan : “Meningkatkan Advokasi dan
Penggerakan BANGGA KENCANA sesuai dengan
segmentasi sasaran dan memperkuat Sistem Informasi
Keluarga yang Terintegrasi.”
Diwujudkan melalui strategis :
1. Peningkatan Advokasi Program Bangga Kencana berbasis pendekata
sosial kultural.
2. Peningkatan promosi program Bangga Kencana berdasarkan
orientasi khalayak/sasaran berbasis karateristik wilayah.
3. Peningkatan kinerja tenaga penyuluh KB/PLKB dan pemberdaaan
masyarakat melalui penggerakan kader PPKBD/Sub PPKBD
4. Peningkatan kualitas data dan informasi dalam system informasi
keluarga program Bangga Kencana berbasis teknologi informasi
diseluruh tingkatan wilayah.
5. Pengembangan Teknologi Pintar untuk memperkuat pengelolaan
Program Bangga Kencana.
Salah Satu Tujuan Program Bangga Kencana
Yakni : “Terwujudnya Keluarga yang berkualitas”.
Keluarga Berkualitas adalah Keluarga yang
dibentuk berdasarkan perkawinan sah dan bercirikan :
Sejahtera, Sehat, Maju, Mandiri, Memiliki jumlah
anak yang ideal, Berwawasan kedepan, Bertanggung
jawab, Harmonis, dan Bertakwa kepada Allah SWT.
“Pembangunan Keluarga”
Terwujudnya Keluarga berkualitas dan pertumbuhan penduduk yang
seimbang dengan cara :
1. Mengendalikan Pertumbuhan Penduduk dalam rangka menjaga
kualitas dan struktr penduduk seimbang
2. Menyelenggarakan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi
secara komprehensif
3. Menyelenggarakan pembangunan keluarga yang holistic integrative
sesuai siklus hidup
4. Membangun kemitraan, jejaring kerja, peranserta masyarakat dan
kerjasama global
5. Memperkuat inovasi, tehnologi, informasi dan komunikasi
6. membangun kelembagaan, meningkatkan kapasitas dan
kesehjahtraaan SDM aparatur
“ Kependudukan “
Hal ihwal yang berkaitan degan jumlah, Struktur,
Umur, Jenis kelamin, agama, kelahiran, perkawinan,
kehamilan, kematian, persebaran, mobilitas dan
kualitas serta ketahanannya yang menyangkut politik,
ekonomi, social, dan budaya.
“Keluarga berencana”
Menurut uu no 52 tahun 2009 . Upaya mengatur
kelahiran anak, jarak dan usia melahirkan, mengatur
kehamilan melalui promosi, perlindungan dan
bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk
mewujudkan keluarga yang berkualita.
Keluarga Berencana Adalah gerakan untuk membentuk
keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi
kelahiran. Itu bermakna adalah perencaan jumlah
keluarga dengan pembatasan yang bisa dilakukan
dengan penggunaan alat kontrasepsi atau
penanggulangan kelahiran seperti: kondom, Spriral, IUD,
Implant dan sebagainya.
RESIKO KEHAMILAN MASA COVID-19
Apakah seorang ibu hamil menghadapi
tantangan yang lebih besar terkena
COVID-19 ?
≈ COVID-19 tidak menunjukkan seorang
ibu yang hamil memiliki risiko yang lebih
tinggi terkena virus. Meski begitu, seperti
yang telah kita ketahui dari penyakit flu,
mereka berisiko dalam bahaya yang lebih
besar ketika terjangkit infeksi saluran
pernapasan. Kehamilan menyebabkan
berbagai perubahan dalam tubuh dan
menghasilkan sedikit gangguan
kekebalan tubuh yang dapat
menyebabkan infeksi hingga
menimbulkan lebih banyak rasa sakit,
cedera, dan kerusakan.
Apakah dengan memiliki virus corona
dapat menyebabkan resiko keguguran atau
persalinan prematur yang lebih besar ?
≈ Belum ada hasil penelitian mengenai hal tersebut, akan tetapi
selama pandemi virus corona SARS pada 2002 hingga 2003, seorang
perempuan dengan virus tersebut ditemukan memiliki risiko sedikit
lebih tinggi mengalami keguguran, tapi ini terjadi hanya mereka
yang sangat parah mengidapnya.
≈ Memiliki infeksi virus pernapasan selama kehamilan, seperti flu,
telah dikaitkan dengan masalah seperti berat badan bayi yang lahir
rendah dan kelahiran prematur. Selain itu, memiliki demam tinggi
 pada awal kehamilan dapat meningkatkan risiko cacat lahir tertentu,
meski jumlah keseluruhan kejadian cacat tersebut masih rendah.
Bisakah seorang ibu dengan covid-19
menularkan virus tersebut didalam Rahim ?
Pada bayi baru lahir dari ibu dengan covid-19 ini bisa
menunjukkan bahwa mereka terpapar virus didalam Rahim,
meski virus tersebut tidak terdeteksi dalam darah tali pusar
dan cairan ketuban. Meski demikian dalam kasus tersebut,
ini diyakini bahwa ibu atau anggota keluarga menularkan
infeksi kepada bayi melalui kontak dekat setelah melahirkan.
Virus ini dapat ditularkan melalui batuk atau bersin yang
dapat menyebarkan tetesan (droplet) kepada bayi yang baru
lahir.
Bagaimana pemeriksaan kehamilan
berubah?
Perawatan sebelum kelahiran mungkin terlihat berbeda untuk sementara waktu
karena pengendalian penyebaran COVID-19 di antara pasien, perawat, dan staf
medis.
Biasanya, seorang perempuan hamil memiliki sekitar 14 kunjungan periksa
sebelum melahirkan. Jumlah tersebut mungkin akan berkurang setengahnya
dan membuat perawatan jarak jauh atau telemedicine akan berperan penting.
Sekarang, pandemi membuat solusi perawatan virtual menjadi alat yang sangat
diperlukan. Perempuan hamil dapat melakukan beberapa pengecekan di
rumah, seperti untuk tekanan darah tinggi, diabetes, dan konstraksi, bahkan
pengobatan jarak jauh dapat digunakan oleh konsultan kehamilan.
Mengurangi  pemeriksaan ultrasound (USG) rutin aman dilakukan  pada waktu
seperi ini tanpa membahayakan kesehatan dan keselamatan kehamilan. Tentu
saja, beberapa pasien dengan kondisi khusus seperti kembar atau bayi yang
diduga memiliki kecacatan mungkin memerlukan tindak lanjut yang lebih
tradisional.
Apa yang seharusnya saya harapkan ketika
kelahiran?
Rumah sakit melakukan apa yang mereka bisa untuk
meminimalkan penularan antar manusia dan mungkin proses
lahiran akan terlihat berbeda juga. Beberapa rumah sakit
menyaring semua staf medis mereka, termasuk dengan cara
Pemeriksaan suhu tubuh pada awal shift kerja.
Pengunjung juga dibatasi. termasuk bagi mereka yang
merupakan sanak keluarga dari pasangan suami-istri yang
akan melahirkan dengan alasan risiko penyebaran virus
corona. Ini jelas bukan suasana yang diharapkan oleh
perempuan untuk persalinan mereka, tapi dengan keadaan
penyakit menular yang terus meluas, ini merupakan
kenyataan yang harus diterima.
Jika saya terkena COVID-19, apakah saya
perlu operasi sesar?
Tidak. Memiliki COVID-19 bukan alasan untuk melakukan operasi
sesar.  Bahwa metode apa pun, baik kelahiran normal atau sesar,
lebih aman dalam hal terkena COVID-19.
Dalam banyak kasus, waktu kelahiran seharusnya tidak ditentukan
oleh diagnosis COVID-19 seorang ibu. Perempuan yang terinfeksi
pada awal kehamilan dan mampu pulih seharusnya tidak mengubah
jadwal melahirkan mereka.
Untuk perempuan yang terinfeksi pada akhir kehamilan, masuk akal
untuk mencoba menunda kelahiran, selama tidak ada alasan medis
lain yang muncul, sampai seorang ibu tersebut menerima hasil tes
negatif virus corona.
Berapa lama saya akan berada di rumah sakit setelah
melahirkan dan bagaimana jika saya memiliki COVID-19?
Anda dapat mengharapkan keluar lebih cepat dari rumah sakit. Untuk
membatasi risiko terpapar dan infeksi yang tidak disengaja, pemulangan
mungkin dapat dipertimbangkan setelah 12-24 jam untuk perempuan yang
melahirkan dengan normal, lebih singkat dibandingkan dalam keadaan biasa
yakni 24 hingga 48 jam, dan setelah dua hari untuk perempuan dengan
kelahiran sesar, yang ini pula juga tergantung pada status kesehatan mereka.
Untuk seorang ibu yang positif mengidap COVID-19, Pusat Pengendalian dan
Pencegahan Penyakit (CDC) disarankan agar bayi diisolasi dari ibu mereka,
meski hal ini dimengerti bukan hal yang ideal. Itu bisa berarti dengan
menyediakan tirai antara ibu dan bayi dan menjaga jarak mereka setidaknya 2
meter. CDC menyarankan untuk melanjutkan pemisahan hingga 72 jam
setelah demam seorang ibu hilang. Jika tidak ada orang dewasa sehat lain di
ruangan tersebut untuk merawat bayi yang baru lahir, seorang ibu yang positif
COVID-19 harus memakai masker wajah dan mempraktikkan kebersihan
tangan sebelum setiap menyusui atau kontak dekat dengan bayinya.
Apakah melahirkan di rumah sekarang
lebih aman dibandingkan di rumah sakit?
Jika seorang perempuan memilih untuk melahirkan
bayinya di rumah sakit atau pusat persalinan, dia akan
memiliki tim khusus penyedia layanan kesehatan yang
terlatih untuk melindungi dia dan bayinya dari
COVID-19 dan menangani komplikasi yang mungkin
tidak terduga terjadi.
Ada beberapa kekhawatiran tentang paparan COVID-
19 antar orang jika persalinan dilakukan di rumah
karena dengan mudah membatasi pengunjung.
Dapatkah saya menyusui bayi saya jika saya
terkena COVID-19?
Pada kasus terbatas  yang dilaporkan hingga saat ini, tidak ada bukti
virus corona ditemukan pada  air susu ibu (ASI) dari perempuan
yang terinfeksi COVID-19 . Namun, tindakan pencegahan masih
disarankan untuk dipatuhi. Menyusui dianjurkan dan merupakan
sumber perlindungan antibodi yang penting bagi bayi.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit merekomendasikan
bahwa selama pemisahan sementara dengan bayinya, perempuan
yang ingin menyusui harus diminta untuk bisa mempertahankan
persediaan ASI. Seorang ibu juga harus mencuci tangannya sebelum
menyentuh alat pompa ASI atau bagian botol yang nanti digunakan
oleh bayi. Jika memungkinkan, disarankan juga untuk meminta
seseorang yang sehat untuk memberi makan kepada bayi tersebut.
Memiliki anak merupakan peristiwa penting yang
harus dirayakan, termasuk selama pandemi
seperti ini. Lakukan bagian Anda untuk menjaga
diri Anda tetap sehat. Cuci tanga, jaga jarak sosial,
dan tetap dekat dengan penyedia layanan
kesehatan Anda selama kehamilan. Mungkin itu
bukan yang Anda bayangkan, tapi Anda akan
punya cukup cerita untuk disampaikan kepada
anak-anak Anda pada masa depan.

Anda mungkin juga menyukai