ARKOTIK
N A
IKA NAS BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
(NATIONAL NARCOTICS BOARD REPUBLIC OF INDONESA)
JI. MT. Haryono No. 11 Cawang Jakarta Timur
BNN Telepon: (62-21)80871566, 80871567
EPUBLI NDONES Faksimili : (62-21) 80885225, 80871591, 80871592, 80871593
e-mail
info@bnn.go.id website www.bnn.go.id
Nomor : B/UND- 249
Klasifikasi /1/DE/RH.06/2022/BNN Jakarta, 14 Maret 2022
:Biasa
Lampiran
Perihal Permohonan Peserta Rapat Koordinasi
Program Rehabilitasi melalui Webinar
Efektivitas Rehabilitasi Rawat Jalan
Kepada
Yth. Daftar Terlampir
Jakarta
1. Rujukan
a. Undang - Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika;
b. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Peraturan
Presiden Nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional;
c. Peraturan Badan Narkotika Nasional Nomor 5 Tahun 2020 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Badan Narkotika Nasional;
d. Program Deputi Bidang Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Tahun Anggaran
2022.
2. Sehubungan dengan rujukan tersebut di atas, disampaikan Kepada Kepala bahwa
Deputi Bidang Rehabilitasi BNN akan mengadakan Rapat Koordinasi Program
Rehabilitasi melalui Webinar Efektivitas Rehabitasi Rawat Jalan (KAK terlampir) pada:
hari :Rabu
: 16 Maret 2022
tanggal
waktu :09.00 WIB s.d Selesai
tempat :Hotel Ciputra Grogol
JI. Letjen S. Parman No. 11 Grogol Jakarta Barat
4. Demikian untuk menjadi maklum, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima
kasih.
aa-Kapala Badan Narkotika Nasional
RROTIk
NAR eputi Rehabilitasi
Tembusan:
1. Kepala BNN
BNN
PRiz Sarasvita, M.Si, MHs, Ph.D
2. Sekretaris Utama BNN
I. Latar Belakang
Narkoba Tahun 2021, angka prevalensi penyalahgunaan narkoba pernah pakai( lifetime
prevalence) adalah 2.57% dari penduduk Indonesia berusia 15-64 tahun atau setara dengan
4,8 juta jiwa. Angka ini mengalami peningkatan dari prevalensi tahun 2021 yaitu sebesar
2.4%. Demikian juga halnya dengan angka prevalensi setahun terakhir pakai, terjadi
kenaikan dari 1,8% di tahun 2019 ke 1,95% di tahun 2021 yang setara dengan 3,6 juta
jiwa. Survei ini juga menggambarkan adanya peningkatan risiko perempuan terpapar
narkoba dalam setahun terakhir, terutama di wilayah perkotaan, menjadi 1,21% dari
semula hanya 0,20%. Kelompok umur 15-24 dan 50-64 tahun juga mengalami
peningkatan keterpaparan narkoba, terutama di pedesaan. Dalam hal kegiatan utama,
penduduk yang aktivitas utamanya adalah mengurus rumah tangga dan tidak bekerja
memiliki risiko lebih besar terpapar narkoba (BNN, 2021).
Dalam penanganan permasalahan narkoba secara seimbang antara demand
reduction dan supply reduction, dilakukan suatu upaya mengembangkan pengaturan
rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial bagi penyalah guna dan pecandu narkoba secara
holistik, integral, dan berkelanjutan serta mengedepankan profesionalisme, dedikasi, dan
tanggung jawab dalam penanganan masalah narkoba. Dilakukan strategi mengembangkan
akses layanan rehabilitasi penyalah guna, korban penyalah guna, dan pecandu narkoba
yang terintegrasi dan berkelanjutan, serta mengoptimalkan peran baik komponen
membutuhkan biaya besar dan dapat diberikan kepada penyalahguna dalam kategori coba
pakai dan teratur pakai yang angka prevalensinya paling besar.
Seringkali kebijakan yang dikeluarkan oleh negara fokusnya pada layanan yang
berbasis institusi yang membutuhkan biaya yang besar, sehingga para pengguna coba pakai
dan teratur pakai cenderung tidak mendapatkan intervensi yang tepat. Para penyalahguna
narkotika ini hidup di tengah-tengah masyarakat dengan berbagai risiko yang dapat
meningkatkan tingkat penggunaannya menjadi teratur pakai bahkan kecanduan. Selain itu
masalah akses terhadap layanan menyebabakan tidak semua masyarakat dapat menjangkau
pusat pusat rehabilitasi dengan bergabagi latar belakang baik geografis, ekonomis maupun
sosiologis
Upaya peningkatan pemulihan pecandu narkotika dilakukan melalui tersedia dan
melalui
terlaksananya layanan rehabilitasi yang komprehensif dan berkesinambungan
layanan rehabilitasi yang dilanjutkan dengan layanan pascarehabilitasi (rehabilitasi
penyalahgunaan narkotika di
berkelanjutan) kepada pecandu, penyalah guna dan korban
fasilitas rehabilitasi milik instansi pemerintah dan komponen masyarakat baik pusat
pecandu, penyalah guna dan korban penyalahgunaan narkotika sesuai dengan kebutuhuan
layanan.
Dengan latar belakang diatas perlu didalami metode rawat jalan sebagal
pendekatan terapi baik bagi kilen voluntary dan Compnulsury. Seminar ini akan
membicarakan tentang teori evidanee haxved practice oleh ahli, Pengalaman layanan yang
dijalankan oleh BNN dan lembaga kredibel lainnya. Serta dibicarakan mengenai
Narkotika Nasional.
. Maksud &Tujuan
A. Maksud
Mendapatkan gambaran efektifitas rawat jalan sebgaisebagai pendekatan terapi baik
bagi kilen vouluntary dan Computsary sebagai penenutan arah kebijakan penanganan
permasalahan narkoba di Indonesia
b. Tujuan
Mendapatkan pamahaman evidance based practice terkini
Mendapatkan informasi pengalaman layanan yang sudah berjalan
III. RencanaKegiatan
hari/ tanggal Rabu/ 16 Maret 2022
tempat : Hotel Ciputra, Jakarta
Metode Hybrid dalam jaringan ( Daring ) dan luar jaringan (Luring)
IV. Peserta
1. Luar jaringan ( Offline)
A
Indonesin
Praktisi dan pemerhati rehabilitasi Narkoba
V. Narasumber
VIll. Penutup
Demikian Kerangka Acuan Kerja ini dibuat sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan.