Oleh:
Tim Peneliti
Tujuan umum penelitian ini yaitu memetakan penyalahgunaan narkoba di Indonesia. Adapun tujuan
khusus penelitian ini meliputi:
1. Menganalisis angka prevalensi penyalahgunaan narkoba di Indonesia pada tingkat
nasional
2. Menganalisis pola penyalahgunaan narkoba di masyarakat
3. Menganalisis pengaruh faktor-faktor individu, keluarga,dan lingkungan sosial
secara langsung maupun tidak langsung melalui perilaku berisiko terhadap
penyalahgunaan narkoba.
Penelitian gaya hidup masyarakat Indonesia tahun 2023 ini dilaksanakan di 34 provinsi di Indonesia,
130 kabupaten/kota, 2.951 blok sensus dan 59.020 responden yang tinggal di perkotaan dan
perdesaan (lihat lampiran A). Target sampel yaitu penduduk usia 15 - 64 tahun tinggal dalam satu
rumah tangga yang dibagi dalam dua strata, yaitu usia 15-24 tahun dan usia 25-64 tahun. Pada setiap
blok sensus akan dipilih secara acak 10 rumah tangga, dan setiap rumah tangga terpilih akan dipilih
secara acak 2 responden.
1. Mitra Lokal
2. Peneliti Lokal
3. Tim IT
2.1. Perizinan
Penelitian ini dilaksanakan oleh BRIN bekerjasama dengan BNN dan BPS. Dalam Permendagri No 3
Tahun 2018 tentang Penerbitan Surat Keterangan Penelitian Pasal 5 Ayat 2(b) disebutkan bahwa
penelitian yang dilakukan instansi pemerintah yang sumber pendanaan penelitiannya bersumber dari
APBN/APBD dikecualikan dari penerbitan Surat Keterangan Penelitian. Dalam hal ini, BRIN adalah
instansi pemerintah yang berkedudukan di Jakarta dan dana penelitian terkait Gaya Hidup Masyarakat
Indonesia juga bersumber dari APBN tahun 2023. Oleh karena itu penelitian ini tidak memerlukan izin.
Meskipun demikian pemberitahuan tentang rencana penelitian akan dilakukan mulai dari tingkat
provinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan desa/kelurahan. Pemberitahuan ini sangat penting karena
penelitian dilaksanakan di tingkat masyarakat. Pemberitahuan rencana penelitian dibuat oleh Pusat
Riset Masyarakat dan Budaya BRIN sebagai dasar untuk pemberitahuan kegiatan penelitian di tingkat
provinsi.
2.2. Pelatihan
Tahapan pelatihan pengumpulan data dimulai dengan melaksanakan pelatihan kepada peneliti pusat
secara luring, selanjutnya pelatihan secara daring diberikan kepada mitra dan peneliti lokal, serta
koordinator lapangan. Pelatihan juga diberikan kepada seluruh enumerator secara luring, yang
diselenggarakan di ibukota Provinsi. Materi pelatihan meliputi:
a) Penjelasan tentang rancangan penelitian
b) Penjelasan instrument penelitian (kuesioner),
c) Penjelasan tentang updating prelist rumah tangga
d) Penjelasan tentang etika wawancara
e) Penjelasan tentang cara pengoperasian aplikasi CAPI
f) Simulasi wawancara dan pengisian kuesioner dalam ruang kelas
g) Penjelasan tentang administrasi kegiatan dan pertanggungjawaban keuangan kegiatan
pengumpulan data
Kegiatan pelatihan akan dilanjutkan dengan diskusi terkait dengan kemungkinan permasalahan
lapangan dan solusinya. Setelah itu dilanjutkan dengan uji wawancara di lapangan, sekaligus
sebagai proses pengumpulan data lapangan.
2.3. Listing Rumah Tangga
Listing rumah tangga adalah proses pembuatan daftar rumah tangga di blok sensus terpilih. Oleh
karena data sudah tersedia dari hasil pemutakhiran data Longform Sensus Penduduk Tahun 2020,
maka yang dilakukan adalah proses pemutakhiran data. Tujuannya untuk memperbaharui data nama
kepala rumah tangga di blok sensus terpilih dan latar pendidikannya, serta untuk mendata ada
tidaknya anggota rumah tangga berusia 15-64 tahun.
Rumah tangga adalah unit terkecil di masyarakat, tempat sekumpulan orang hidup bersama, baik
memiliki hubungan kekeluargaan atau pun tidak dan memiliki kesamaan pengelolaan makan/minum
dan kebutuhan rumah tangga.. Mereka bisa tinggal dalam satu rumah yang sama namun juga bisa
tinggal di rumah yang berbeda, tapi masih dalam blok sensus yang sama. Rumah tangga yang dilisting
yaitu yang dikategorikan sebagai rumah tangga biasa, yang meliputi:
• Satu atau lebih keluarga, baik tinggal dalam rumah yang sama maupun dalam rumah yang
berbeda, yang pengelolaan makan dari orang yang sama
• Rumah tangga yang menerima anak kos kurang dari 10 orang dengan makan, anak kos
tersebut dicatat sebagai anggota rumah tangga (jika yang kos dengan makan 10 orang atau
lebih, maka rumah tangga yang menerima kos dengan makan merupakan rumah tangga biasa,
sedangkan yang kos dengan makan tidak dimasukkan sebagai anggota rumah tangga).
• Beberapa orang yang bersama-sama mendiami satu kamar dalam satu bangunan sensus,
walaupun mengurus makannya sendiri-sendiri dianggap satu rumah tangga biasa.
• Pengurus asrama, pengurus panti asuhan, pengurus lembaga pemasyarakatan, dan sejenisnya
yang tinggal sendiri maupun bersama anak istri, serta anggota rumah tangga lainnya dianggap
rumah tangga biasa dan dicakup dalam penelitian ini
Kepala Rumah Tangga (KRT)adalah orang yang bertanggung jawab dalam rumah tangga. KRT yang
bekerja dan pulang secara rutin lebih dari seminggu sekali tidak termasuk kepala rumah tangga
maupun anggota rumah tangga. Anggota rumah tangga yang dilisting adalah semua orang (WNI dan WNA) yang
tinggal di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia selama satu tahun atau lebih dan atau mereka yang berdomisili
kurang dari satu tahun tetapi bertujuan untuk menetap lebih dari satu tahun. Anggota rumah tangga yang telah
bepergian 12 bulan atau lebih, dan yang bepergiankurang dari 12 bulan tetapi dengan maksud pindah,
tidak dianggap sebagai anggota rumah tangga.
Pemilihan sampel rumah tangga maupun responden dilakukan random menggunakan aplikasi CAPI.
Untuk keperluan itu maka data rumah tangga hasil listing dan data anggota rumah tangga harus
sudah dikirim ke server. Jika tidak terdapat jartingan internet, data yang terkumpul disimpan lebih
dulu, dan dikirim ke server sesudah ada internet. Apabila di lokasi yang berdekatan sama sekali tidak
ada internet maka pemilihan sampel rumah tangga maupun pemilihan sampel responden dalam
rumah tangga dilakukan secara manual.
b) Pemilihan Sampel Rumah Tangga Elligibel yang Tidak Memiliki Anggota Rumah Tangga Usia 15-
24 Tahun
1) Dibuat Daftar Listing rumah tangga di blok sensus yang tidak memiliki anggota rumah tangga
usia 15-24 tahun tetapi memiliki anggota rumah tangga usia 25-64 tahun.
2) Jika rumah tangga dalam blok sensus yang tidak memiliki anggota rumah tangga usia 15-24
tahun tetapi memiliki anggota rumah tangga usia 25-64 tahun ada 42 rumah tangga,
sedangkan yang akan diambil hanya 3 rumah tangga (sesudah dikurangi 7 sampel rumah
tangga yang memiliki anggota rumah tangga usia 15-24 tahun), maka bagikan total jumlah
yang memiliki anggota rumah tangga usia 25-64 tahun tersebut dengan 3, untuk memperoleh
interval. Hasilnya sama dengan 14.
3) Pilihlah starting number antara “1” sampai “14”, dengan menggunakan tabel acak. Apabila
angka terpilih adalah angka “6” maka angka 6 sebagai starting number. Rumah tangga yang
terplih adalah rumah tangga bernomor urut 6; 6 + 14 = 20; 20 + 14 = 34.
Cara yang sama diberlukan untuk memilih sampel responden dalam rumah tangga terpilih.
BLOK I s.d. BLOK IV ditanyakan kepada kepala rumah tangga/istri/suami, Sedangkan BLOK V s.d. BLOK
VIII ditanyakan kepada anggota rumah tangga eligible berumur 15 – 64 tahun terpilih dengan
menggunakan systematic random sampling (menggunakan aplikasi) berdasarkan keterangan pada
pada BLOK III Keterangan Anggota Rumah Tangga.
Pengisian kuesioner pada BLOK V s.d BLOK VIII diberikan kesempatan sebanyak 3 kali kunjungan
rumah dengan jumlah kunjungan maksimal dua kali sehari, dengan selang waktu yang tidak
berdekatan. Kunjungan ke-2 dan ke-3 dilakukan setelah mengetahui waktu keberadaan responden di
rumah, atau dibuat janji kapan bisa bertemu dengan responden. Apabila kunjungan rumah telah
dilakukan sebanyak 3 kali, tetapi responden tidak dapat ditemui, maka tidak perlu dilanjutkan
kunjungan dan tanpa ada pergantian responden. Kondisi tersebut merupakan kondisi khusus,
sehingga enumerator harus tetap memperhitungkan target responden yang telah tentukan Proses
setiap kali kunjugan agar dicatat pada kuesioner dan laporan harian kegiatan.
Catatan
Untuk mengantisipasi agar data tidak hilang, perlu dilakukan transfer backup data moda, dengan cara:
1) hubungkan HP dengan kabel data ke laptop/PC; 2 masuk ke mode transfer file; 3) buka SD CARD /
Kartu SD; 4) cari folder odk/odk_backup; 5) copy folder tersebut ke laptop/PC; dan 6) compress/zip
folder tersebut sebelum dikirim lewat email. Penjelasan detil moda CAPI dapat dilihat pada paparan
pelatihan CAPI.
Jika terdapat enumerator yang berhalangan dan tidak dapat melanjutkan kegiatan pengumpulan
data, maka posisinya dapat digantikan oleh enumerator lain yang ditunjuk oleh koordinator
lapangan, dan yang bersangkutan diminta menyerahkan sebagian haknya kepada enumerator
pengganti.
BAB 3
MONITORING DAN EVALUASI
Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk memastikan data yang dikumpulan adalah benar dan sesuai
dengan pernyataan responden. Selain itu, tahapan ini dilakukan untuk menghindari kesalahan
pemahaman responden atas penjelasan enumerator dalam proses pengisian kuesioner. Secara
umum, monitoring dan evaluasi yang akan dilakukan dibedakan menjadi tiga bagian yang dilakukan
oleh peneliti dibantu oleh koordinator lapangan. Ketiga bagian tersebut dapat dilihat pada penjelasan
berikut.
Sebelum kuesioner diunggah melalui aplikasi, enumerator diharuskan memastikan bahwa semua
pertanyaan sudah terisi lengkap. Pengecekan bisa dilakukan antarenumerator untuk meminimalisasi
kesalahan pengisian. Apabila proses pengecekan antarenumerator telah dilakukan, kuesioner dapat
diunggah yang kemudian dapat dilakukan pengecekan oleh koordiantor lapangan. Hasil persetujuan
koordinator lapangan sebagai bukti data telah tervalidasi di tingkat kabupaten sehingga data siap
untuk dianalisis dan data tersimpan di server pusat. Pengecekan silang dilakukan untuk :
1. Kelengkapan pengisian kuesioner
2. Kesesuaian alur kuesioner
3. Logika jawaban responden
Apabila ditemukan kejanggalan atau adanya ketidaklengkapan kuesioner, maka koordinator lapangan
berwenang merintahkan enumerator melakukan wawancara ulang, responden, dengan mengubah
status kuesioner menjadi “untuk melengkapi kekurangan”, atau jika tidak memungkinkan maka
koordinator lapangan sebaiknya menegur dan memberikan sanksi kepada enumerator, seperti
pemotongan hak atau pemberhentian kerja tanpa pemberian hak apabila kesalahan yang dilakukan
fatal.
3.2. Spot-Check
Tugas spot-check dilakukan oleh koordinator lapangan, peneliti lokal, mitra lokal, dan tim peneliti
pusat. Spot-Check adalah melakukan pengecekan ulang secara acak terhadap sejumlah responden
yang telah diwawancara oleh enumerator, menggunakan kuesioner spot-check (LIhat Lampiran C)
Variabel pertanyaan spot-check bersifat tetap, mencakup umur, waktu wawancara, pendidikan, dan
beberapa variabel lainnya. Koordinator lapangan melakukan spot-check sebanyak 5 % dari total
responden di kabupaten/kota. Peneliti lokal dan mitra lokal masing-masing melakukan spot-Check
sebanyak 1 responden per hari . Sementara itu, peneliti melakukan spot-check sebanyak 10 responden
dari 3 kabupaten/kota. Spot-Check dilakukan setelah proses pengumpulan data dilakukan. Pemilihan
blok sensus dan responden diserahkan kepada petugas lapangan disesuaikan dengan kondisi dan
aksesibilitas.
Menjadi catatan penting, apabila enumerator menemukan responden penyalah guna narkoba maka
enumerator hendaknya melaporkan kepada koordinator Lapangan, jika memungkingkan responden
tersebut akan dipilih sebagai responden spot-check.
Apabila berdasarkan hasil spot-check enumerator diketahui melakukan kesalahan/ kebohongan
(seperti tidak mendatangi responden, tetapi kuesioner terisi), maka enumerator tersebut dapat
langsung diberhentikan dan semua hak yang telah diterima enumerator agar dikembalikan lagi ke
BRIN ditambah kerugian waktu yang diterima oleh tim peneliti. Besar kerugian tambahan akan
ditentukan oleh tim pusat BRIN dan dikonsultasikan melalui koordinator lapangan
4.1. Kewajiban
A. Tugas Peneliti Pusat:
1. Memberikan pelatihan kepada koordinator lapangan dan enumerator tentang desain
penelitian, strategi lapangan, substansi kuesioner, dan pengoperasian aplikasi CAPI.
2. Memberikan briefing ke mitra lokal dan peneliti lokal terkait perijinan penelitian dan
memantau pelaksanaan perijinan penelitian.
3. Memberikan briefing secara berkala kepada koordinator lapangan dan enumerator untuk
mengevaluasi perkembangan pelaksanaan penelitian.
4. Melakukan spot- check.
5. Melakukan validasi data provinsi.
6. Melakukan validasi data nasional.
7. Melakukan wawancara mendalam dengan narasumber, melakukan perekaman, dan
menyerahkan hasil rekaman wawancara kepada petugas transkrip.
8. Membuat laporan hasil penelitian kualitatif sesuai format .
9. Menyiapkan dan melaporkan seluruh berkas administrasi kegiatan dan pertanggungjawaban
keuangan pelaksanaan pengumpulan data lapangan.
10. Menyiapkan perlengkapan lapangan serta bertanggung jawab terhadap perlengkapan
lapangan yang dipinjamkan dan mengembalikan baik tanpa kerusakan
11. Membuat laporan pelaksanaan perjalanan dinas dalam rangka pengumpulan data sesuai
dengan format paling lambat h+ 5 setelah perjalanan dinas berakhir (lihat lampiran F).
E. Tugas Enumerator :
1. Menghadiri pelatihan secara keseluruhan
2. Melakukan updating prelist rumah tangga dan responden.
3. Mengumpulkan data sesuai dengan konsep dan prosedur pengumpulan data.
4. Berkoordinasi dengan koordinator lapangan dalam pengumpulan data.
5. Melakukan identifikasi informasi/temuan penting.
6. Mencatat semua kegiatan yang dilakukan dalam bentuk log-book harian.
7. Memeriksa hasil updating prelist dan pengisian kuesioner sebelum dilaporkan kepada
koordinator lapangan.
8. Melaporkan hasil pengisian kuesioner kepada koordinator lapangan setiap hari.
9. membuat laporan lapangan dan bertanggungjawab kepada coordinator lapangan.
4.2. Hak
Hak yang diterima oleh peneliti lokal, mitra lokal, ahli IT, koordinator lapangan dan enumerator akan
dijelaskan oleh peneliti pusat pada saat pelatihan.