Anda di halaman 1dari 17

PROTOKOL LAPANGAN

PENELITIAN GAYA HIDUP MASYARAKAT INDONESIA


2023

Oleh:

Tim Peneliti

PUSAT RISET MASYARAKAT DAN BUDAYA


BADAN RISET DAN INOVASI NASIONAL
2023
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian


Penyalahgunaan narkoba telah menjadi fenomena global yang memengaruhi seluruh negara
dunia.Pada tahun 2020, diperkirakan 284 juta orang di seluruh dunia yang sebagian besar laki-laki,
telah menggunakan narkoba dalam 12 bulan terakhir. Penyalahgunaan narkoba juga terjadi di
Indonesia dengan segala dampak negatif yang ditimbulkannya. Hasil penelitian BNN bekerjasama
dengan LIPI (sekarang BRIN) dan BPS pada tahun 2021 misalnya, angka prevalensi penyalahgunaan
narkoba setahun pakai penduduk usia 15-64 tahun sebesar 1,95%, atau meningkat sebesar 0,15% dari
1,80% pada tahun 2019. Jumlah penyalahgunaan narkoba diperkirakan sebesar 3.662.646 orang
penduduk usia 15-64 tahun selama setahun terakhir, yang berarti dari setiap 10.000 penduduk berusia
15-64 tahun, 195 orang di antaranya menyalahgunakan narkoba.

1.2. Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini yaitu memetakan penyalahgunaan narkoba di Indonesia. Adapun tujuan
khusus penelitian ini meliputi:
1. Menganalisis angka prevalensi penyalahgunaan narkoba di Indonesia pada tingkat
nasional
2. Menganalisis pola penyalahgunaan narkoba di masyarakat
3. Menganalisis pengaruh faktor-faktor individu, keluarga,dan lingkungan sosial
secara langsung maupun tidak langsung melalui perilaku berisiko terhadap
penyalahgunaan narkoba.

1.3. Cakupan Sampel

Penelitian gaya hidup masyarakat Indonesia tahun 2023 ini dilaksanakan di 34 provinsi di Indonesia,
130 kabupaten/kota, 2.951 blok sensus dan 59.020 responden yang tinggal di perkotaan dan
perdesaan (lihat lampiran A). Target sampel yaitu penduduk usia 15 - 64 tahun tinggal dalam satu
rumah tangga yang dibagi dalam dua strata, yaitu usia 15-24 tahun dan usia 25-64 tahun. Pada setiap
blok sensus akan dipilih secara acak 10 rumah tangga, dan setiap rumah tangga terpilih akan dipilih
secara acak 2 responden.

1.4. Organisasi Penelitian


Penelitian gaya hidup masyarakat Indonesia tahun 2023 dilaksanakan oleh Badan Riset dan Inovasi
Nasional (BRIN), bekerjasama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN), Badan Pusat Statistik (BPS),
dan mitra penelitian (Perguruan Tinggi atau Lembaga penelitian) di provinsi masing-masing. Tim
penelitian terdiri dari peneliti pusat, peneliti/mitra lokal, koordinator lapangan (korlap) dan
enumerator (pewawancara), dan tim IT yang akan membantu penggunaan aplikasi online. Jumlah
peneliti pusat sebanyak 34 orang, peneliti/mitra lokal 68 orang, dan koordinator lapangan 130 orang.
Masing-masing koordinator lapangan akan membawahi 3-7 orang enumerator, dengan jumlah
keseluruhan enumerator sebanyak 858 orang (lihat lampiran B). Organisasi penelitian per provinsi
secara umum dapat digambarkan sebagai berikut:
Peneliti

1. Mitra Lokal
2. Peneliti Lokal
3. Tim IT

Koordinator Koordinator Kordinator


Lapangan 1 Lapangan 2 Lapangan 3, dst

Para Enum Para Enum Para Enum

1.5. Klirens Etik


Klirens etik (ethical clearance) adalah instrumen untuk mengukur keberterimaan secara etik suatu
rangkaian proses penelitian. Tujuan penerbitan klirens etik adalah untuk melindungi tim maupun
responden yang terlibat dalam penelitian dari bahaya fisik, psikis, sosial dan konsekuensi hukum.
Penelitian ini dilakukan sesudah lolos uji etik dan sudah mendapatkan surat keterangan lulus klirens
etik dari Komisi Etik Bidang Sosial Humaniora BRIN, dengan SK Nomor 368/KE.01/SK/06/2023 tanggal
5 Juni 2023 (Lihat Lampiran C).
Salah satu hal yang penting dalam etik klirens adalah informed consent. Dalam informed consent
tersebut menginformasikan tujuan wawancara, rentang waktu wawancara, kesediaan untuk
berpartisipasi atau tidaknya, serta informasi yang diberikan dijamin kerahasiaannya (termasuk dalam
ini, tidak mengambil foto responden tanpa persetujuaan serta tidak menyebarkannya foto tersebut).
1.6. Perekrutan Enumerator
Koordinator lapangan bekerja sama dengan peneliti lokal/mitra lokal menentukan sumber daya
manusia yang layak menjadi enumerator. Proses perekrutan dilaksanakan bersama dengan peneliti
dan peneliti local/mitra lokal. Kriteria calon enumerator minimal masih kuliah tingkat akhir , terbiasa
dengan kelompok sasaran, sangat disarankan memiliki pengalaman lapangan, lancar berbahasa
Indonesia dan lokal, mampu bekerja sama dengan tim, mampu berkomunikasi dengan baik, memiliki
kemampuan membuat laporan lapangan, memiliki Hp Adroid untuk mengoperasikan apliksi CAPI, dan
berkomitmen menyelesaikan kegiatan sesuai waktu dan metodologi. Enumerator dengan latar
belakang pendidikan SMA/sederajat juga dimungkinkan, jika memiliki pengalaman dalam
pengumpulan data yang dilakukan oleh lembaga pemerintah seperti sensus penduduk, atau lembaga
penelitian lainnya. Jumlah enumerator disesuaikan dengan jumlah responden pada masing-masing
lokasi penelitian.
Koordinator lapangan dan enumerator yang sudah direkrut akan diberikan pelatihan agar ada
pemahaman yang sama di antara mereka. Pelatihan dilakukan dalam tiga tahapan, yaitu: 1) pelatihan
penginstalan aplikasi CAPI (Computer-Assisted Personal Interview) dan foldersync di handphone
masing-masing tim dilakukan secara virtual dengan narasumber Tim IT; 2) pelatihan updating prelist
blok sensus secara daring (online) dan luring (offline) dengan narasumber BPS; dan 3) pelatihan tata
cara pengumpulan data menggunakan aplikasi CAPI, dilakukan secara offline di ibukota provinsi.
1.7. Pengumpulan Data
Pengumpulan data penelitian berbasis aplikasi CAPI, pada lokasi yang telah ditentukan pemilihan blok
sensus oleh BPS.. Pemilihan rumah tangga dilakukan secara acak sistematik dengan melalui aplikasi.
Rumah tangga yang terpilih menjadi unit observasi yang kemudian dipilih dua orang anggota rumah
tangga yang berumur 15 tahun sampai dengan 64 tahun dengan menggunakan systematic random
yang terdapat dalam aplikasi.
Untuk melindungi Kesehatan petugas lapangan, maka setiap peneliti, mitra lokal, koordinator
lapangan dan enumerator dijaminkan asuransi, dengan jaminan perlindungan meliputi:

• peserta meninggal dunia biasa/alami dalam masa pertanggungan


• peserta meninggal dunia akibat langsung dari kecelakaan dalam masa pertanggungan
• peserta mengalami cacat tetap total akibat kecelakaan dalam masa pertanggungan sehingga
kehilangan fungsi atas kedua tangan/ kedua mata/ kedua kaki/ satu tangan dan satu mata/ satu
mata dan satu kaki atau satu tangan dan satu kaki
• peserta mengalami cacat tetap sebagian akibat kecelakaan dalam masa pertanggungan
• peserta menderita cacat tetap total akibat Kecelakaan setelah sebelumnya mengklaim cacat tetap
sebagian, maka yang akan dibayarkan adalah sebesar selisih positif Uang Pertanggungan Personal
Accident (Risiko B) dikurangi klaim cacat tetap sebagian yang telah dibayarkan sebelumnya
• peserta mengalami suatu kecelakaan dalam masa pertanggungan yang mengakibatkan
cidera/sakit dan berdasarkan keterangan dokter memerlukan perawatan di Rumah Sakit, akan
dibayarkan sebesar kuitansi atau tidak melebihi maksimal
1.8. Perlengkapan dan Dokumen Pendukung Tim
Dalam proses pengumpulan data, beberapa perlengkapan dan dokumen pendukung tim pelaksana
penelitian antara lain:
a. Surat tugas tim.
b. Surat Pemberiantahuan Penelitian atau untuk beberapa lokasi dilengkapi debfab salinan Surat
Keterangan Penelitian (SKP)
c. Aplikasi formulir updating prelist rumah tangga dan kuesioner digital
d. Protokol lapangan.
e. Tas
f. ID petugas
g. ATK.
BAB 2
PEDOMAN PENELITIAN

2.1. Perizinan
Penelitian ini dilaksanakan oleh BRIN bekerjasama dengan BNN dan BPS. Dalam Permendagri No 3
Tahun 2018 tentang Penerbitan Surat Keterangan Penelitian Pasal 5 Ayat 2(b) disebutkan bahwa
penelitian yang dilakukan instansi pemerintah yang sumber pendanaan penelitiannya bersumber dari
APBN/APBD dikecualikan dari penerbitan Surat Keterangan Penelitian. Dalam hal ini, BRIN adalah
instansi pemerintah yang berkedudukan di Jakarta dan dana penelitian terkait Gaya Hidup Masyarakat
Indonesia juga bersumber dari APBN tahun 2023. Oleh karena itu penelitian ini tidak memerlukan izin.
Meskipun demikian pemberitahuan tentang rencana penelitian akan dilakukan mulai dari tingkat
provinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan desa/kelurahan. Pemberitahuan ini sangat penting karena
penelitian dilaksanakan di tingkat masyarakat. Pemberitahuan rencana penelitian dibuat oleh Pusat
Riset Masyarakat dan Budaya BRIN sebagai dasar untuk pemberitahuan kegiatan penelitian di tingkat
provinsi.

Proses pemberitahuan rencana penelitian:


• Tingkat provinsi: dilakukan oleh peneliti lokal dan mitra lokal BNNP bekerja sama dengan
koordinator lapangan.
• Tingkat kabupaten/kota dan kecamatan: dilakukan oleh koordinator lapangan dibantu
enumerator.
• Tingkat desa: dilakukan oleh koordinator lapangan dibantu enumerator.
Di tingkat kabupaten/kota, kecamatan dan desa/kelurahan, jika terdapat permasalahan dalam proses
perizinan dapat menghubungi mitra lokal BNNP untuk membantu.

2.2. Pelatihan

Tahapan pelatihan pengumpulan data dimulai dengan melaksanakan pelatihan kepada peneliti pusat
secara luring, selanjutnya pelatihan secara daring diberikan kepada mitra dan peneliti lokal, serta
koordinator lapangan. Pelatihan juga diberikan kepada seluruh enumerator secara luring, yang
diselenggarakan di ibukota Provinsi. Materi pelatihan meliputi:
a) Penjelasan tentang rancangan penelitian
b) Penjelasan instrument penelitian (kuesioner),
c) Penjelasan tentang updating prelist rumah tangga
d) Penjelasan tentang etika wawancara
e) Penjelasan tentang cara pengoperasian aplikasi CAPI
f) Simulasi wawancara dan pengisian kuesioner dalam ruang kelas
g) Penjelasan tentang administrasi kegiatan dan pertanggungjawaban keuangan kegiatan
pengumpulan data
Kegiatan pelatihan akan dilanjutkan dengan diskusi terkait dengan kemungkinan permasalahan
lapangan dan solusinya. Setelah itu dilanjutkan dengan uji wawancara di lapangan, sekaligus
sebagai proses pengumpulan data lapangan.
2.3. Listing Rumah Tangga

Listing rumah tangga adalah proses pembuatan daftar rumah tangga di blok sensus terpilih. Oleh
karena data sudah tersedia dari hasil pemutakhiran data Longform Sensus Penduduk Tahun 2020,
maka yang dilakukan adalah proses pemutakhiran data. Tujuannya untuk memperbaharui data nama
kepala rumah tangga di blok sensus terpilih dan latar pendidikannya, serta untuk mendata ada
tidaknya anggota rumah tangga berusia 15-64 tahun.
Rumah tangga adalah unit terkecil di masyarakat, tempat sekumpulan orang hidup bersama, baik
memiliki hubungan kekeluargaan atau pun tidak dan memiliki kesamaan pengelolaan makan/minum
dan kebutuhan rumah tangga.. Mereka bisa tinggal dalam satu rumah yang sama namun juga bisa
tinggal di rumah yang berbeda, tapi masih dalam blok sensus yang sama. Rumah tangga yang dilisting
yaitu yang dikategorikan sebagai rumah tangga biasa, yang meliputi:
• Satu atau lebih keluarga, baik tinggal dalam rumah yang sama maupun dalam rumah yang
berbeda, yang pengelolaan makan dari orang yang sama
• Rumah tangga yang menerima anak kos kurang dari 10 orang dengan makan, anak kos
tersebut dicatat sebagai anggota rumah tangga (jika yang kos dengan makan 10 orang atau
lebih, maka rumah tangga yang menerima kos dengan makan merupakan rumah tangga biasa,
sedangkan yang kos dengan makan tidak dimasukkan sebagai anggota rumah tangga).
• Beberapa orang yang bersama-sama mendiami satu kamar dalam satu bangunan sensus,
walaupun mengurus makannya sendiri-sendiri dianggap satu rumah tangga biasa.
• Pengurus asrama, pengurus panti asuhan, pengurus lembaga pemasyarakatan, dan sejenisnya
yang tinggal sendiri maupun bersama anak istri, serta anggota rumah tangga lainnya dianggap
rumah tangga biasa dan dicakup dalam penelitian ini
Kepala Rumah Tangga (KRT)adalah orang yang bertanggung jawab dalam rumah tangga. KRT yang
bekerja dan pulang secara rutin lebih dari seminggu sekali tidak termasuk kepala rumah tangga
maupun anggota rumah tangga. Anggota rumah tangga yang dilisting adalah semua orang (WNI dan WNA) yang
tinggal di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia selama satu tahun atau lebih dan atau mereka yang berdomisili
kurang dari satu tahun tetapi bertujuan untuk menetap lebih dari satu tahun. Anggota rumah tangga yang telah
bepergian 12 bulan atau lebih, dan yang bepergiankurang dari 12 bulan tetapi dengan maksud pindah,
tidak dianggap sebagai anggota rumah tangga.

Instrumen pemutakhiran data rumah tangga terdiri dari:


• Daftar Sampel Blok Sensus (contoh peta blok sensus lihat lampiran D)
• Peta Wilayah Blok Sensus
• Daftar pemutakhiran
Adapun proses pendataan rumah tangga dilakukan sebagai berikut :
1. Persiapan:
• Instrumen: DSBS, PetaWB & E-form Pemutakhiran (CAPI);
• Ijin dan konfimasi Ketua/pengurus SLS;
2. Penelusuran Batas BS
• Memastikan batas luar BS;
• Memastikan cakupan BS;
3. Identifikasi Keberadaan Keluarga
• Tentukan bangunan start
• pemutakhiran;
• Door to door mengkonfirmasi keluarga tiap bangunan;
4. Konversi Keluarga ke Rumah Tangga
• Konfirmasi penanggung jawab pengelolaan kebutuhan dan makan/minum dalam keluarga
5. Mengumpulkan variabel khusus survei
• Dilakukan di Kab/Kota melaluiAplikasi;
• Sampel 10 ruta tiap BS;
6. Update Titik dan Nomor Bangunan Pada WB-2020
• eligible pada rumah tangga terpilih
7. Penarikan Sampel Rumah Tangga
• Dua responden usia 15-64 tahun seluruh anggota
• Penarikan Sampel Responden usia 15-64 Tahun

a. Prosedur pemilihan Sampel


Ada empat tahapan prosedur pemilihan sampel dalam penelitian, yaitu :
1) Memilih sejumlah kabupaten/kota pada setiap provinsi secara Population Proportion Size
(PPS) secara systematic dengan jumlah keluarga di masing-masing kabupaten/kota sebagai
size.
2) Memilih sejumlah Blok Sensus (BS) pada kabupaten/kota terpilih secara) systematic
independent di masing-masing strata wilayah perkotaan dan perdesaan.
3) Memilih 10 rumah tangga pada blok sensus terpilih hasil pemutakhiran secara systematic
sampling dengan memperhatikan strata keberadaan anggota rumah tangga usia 15-64 tahun
dan implicit stratification berdasarkan tingkat pendidikan kepala rumah tangga.
Pada tahap 3 ini terdapat dua strata prosedur pemilihan sampel rumah tangga, yaitu:
• Strata 1: rumah tangga yang mempunyai anggota rumah tangga usia 15-24 tahun,
ditetapkan batas strata = 7
➢ Jika jumlah rumah tangga yang memiliki anggota rumah tangga usia 15-24 tahun ada
7, maka semua rumah tangga diambil untuk dijadikan sampel
➢ Jika jumlah rumah tangga yang memiliki anggota rumah tangga usia 15-24 tahun lebih
dari 7, diambil sampel 7 rumah tangga yang dilakukan secara systematic sampling
dengan implicit stratifikasi menurut tingkat Pendidikan KRT.
• Strata 2: Rumah tangga yang tidak memiliki anggota rumah tangga usia 15-24 tahun, tapi
memiliki anggota rumah tangga usia 16-64 tahun
➢ Jika jumlah sampel rumah tangga strata 1 ada 7 rumah tangga, maka penarikan
sampel rumah tangga yang memiliki anggota rumah tangga 16-64 tahun sebanyak 10-
7= 3 rumah tangga.
➢ Pemilihan sampel dilakukan secara systematic sampling dengan implicit stratifikasi
menurut tingkat Pendidikan KRT.
4) Memilih dua responden usia 15-64 tahun dari seluruh anggota rumah tangga eligible pada
rumah tangga terpilih secara systematic dengan memperhatikan strata kategori usia (15-24
tahun dan 25-64 tahun) dan implicit stratification umur anggota rumah tangga. pemilihan
responden pada tahap ini dilakukan sebagai berikut:
• Jika anggota rumah tangga berada pada kelompok umur 15-24 tahun ada dua
orang, maka semuanya dijadikan responden. Jika anggota rumah tangga lebih
dari dua orang, maka dipilih dua responden secara systematic sampling
dengan implicit stratification menurut umur.
• Jika semua anggota rumah tangga berada pada kelompok umur 25-64 tahun,
maka dipilih dua responden secara systematic sampling dengan implicit
stratification menurut umur.
• Jika terdapat anggota rumah tangga umur 15-24 dan anggota rumah tangga
umur 25-64, maka dipilih sampel satu responden dari kategori usia 15-24
tahun dan satu responden dari anggota rumah tangga usia 25-64.
• Jika hanya terdapat satu anggota rumah tangga, satu anggota rumah tangga
tersebut terpilih sebagai responden

Pemilihan sampel rumah tangga maupun responden dilakukan random menggunakan aplikasi CAPI.
Untuk keperluan itu maka data rumah tangga hasil listing dan data anggota rumah tangga harus
sudah dikirim ke server. Jika tidak terdapat jartingan internet, data yang terkumpul disimpan lebih
dulu, dan dikirim ke server sesudah ada internet. Apabila di lokasi yang berdekatan sama sekali tidak
ada internet maka pemilihan sampel rumah tangga maupun pemilihan sampel responden dalam
rumah tangga dilakukan secara manual.

Pemiliahn sampel rumah tangga secara manual dilakukan sebagai berikut:


a) Pemilihan Sampel Rumag Tangga yang memiliki Anggota Rumah Tangga Usia 15-24 Tahun
1) Dibuat Daftar Listing rumah tangga di blok sensus yang memiliki anggota rumah tangga usia
15-24 tahun
2) Jika rumah tangga dalam blok sensus yang memiliki anggota rumah tangga 15-24 tahun ada
25 rumah tangga, sedangkan yang akan diambil hanya 7 rumah tangga, maka bagikan total
jumlah yang memiliki anggota rumah tangga usia 15-24 tahun tersebut dengan 7, untuk
memperoleh interval. Hasilnya sama dengan 3,6 dibulatkan menjadi 4.
3) Pilihlah starting number antara “1” sampai “4”, dengan menggunakan tabel acak. Apabila
angka terpilih adalah angka “2” maka angka 2 sebagai starting number. Rumah tangga yang
terplih adalah rumah tangga bernomor urut 2; 2 + 4 = 6; 6 + 4 = 10; 10 + 4= 14, dan seterusny
sampai berjumah 7 rumah tangga yang terpilih.

b) Pemilihan Sampel Rumah Tangga Elligibel yang Tidak Memiliki Anggota Rumah Tangga Usia 15-
24 Tahun
1) Dibuat Daftar Listing rumah tangga di blok sensus yang tidak memiliki anggota rumah tangga
usia 15-24 tahun tetapi memiliki anggota rumah tangga usia 25-64 tahun.
2) Jika rumah tangga dalam blok sensus yang tidak memiliki anggota rumah tangga usia 15-24
tahun tetapi memiliki anggota rumah tangga usia 25-64 tahun ada 42 rumah tangga,
sedangkan yang akan diambil hanya 3 rumah tangga (sesudah dikurangi 7 sampel rumah
tangga yang memiliki anggota rumah tangga usia 15-24 tahun), maka bagikan total jumlah
yang memiliki anggota rumah tangga usia 25-64 tahun tersebut dengan 3, untuk memperoleh
interval. Hasilnya sama dengan 14.
3) Pilihlah starting number antara “1” sampai “14”, dengan menggunakan tabel acak. Apabila
angka terpilih adalah angka “6” maka angka 6 sebagai starting number. Rumah tangga yang
terplih adalah rumah tangga bernomor urut 6; 6 + 14 = 20; 20 + 14 = 34.
Cara yang sama diberlukan untuk memilih sampel responden dalam rumah tangga terpilih.

2.4. Pengumpulan Data Kuantitatif dan Instrumen


a. Susunan Kuesioner
Instrumen yang digunakan pada penelitian gaya hidup masyarakat Indonesia tahun 2023 ini terdiri
dari tujuh blok, yaitu (lihat lampiran E):
BLOK I : Keterangan Tempat
BLOK II : Keterangan Kontrol dan Pencacahan
BLOK III : Keterangan Anggota Rumah Tangga
BLOK IV : Status Tempat Tinggal, Ekonomi Rumah Tangga dan Permasalahan Sosial, dan
Pengenalan lingkungan
BLOK V : Karakteristik Responden dan Hubungan dengan ART lainnya
BLOK VI : Kondisi Lingkungan,
BLOK VII : Pengetahuan dan Sikap terhadap Penyalahgunaan Narkoba
BLOK VIII : Perilaku merokok, minumam beralkohol, mencari hiburan, dan perilaku berisiko
lainnya, yaitu penyalahgunaan narkoba

BLOK I s.d. BLOK IV ditanyakan kepada kepala rumah tangga/istri/suami, Sedangkan BLOK V s.d. BLOK
VIII ditanyakan kepada anggota rumah tangga eligible berumur 15 – 64 tahun terpilih dengan
menggunakan systematic random sampling (menggunakan aplikasi) berdasarkan keterangan pada
pada BLOK III Keterangan Anggota Rumah Tangga.

Pengisian kuesioner pada BLOK V s.d BLOK VIII diberikan kesempatan sebanyak 3 kali kunjungan
rumah dengan jumlah kunjungan maksimal dua kali sehari, dengan selang waktu yang tidak
berdekatan. Kunjungan ke-2 dan ke-3 dilakukan setelah mengetahui waktu keberadaan responden di
rumah, atau dibuat janji kapan bisa bertemu dengan responden. Apabila kunjungan rumah telah
dilakukan sebanyak 3 kali, tetapi responden tidak dapat ditemui, maka tidak perlu dilanjutkan
kunjungan dan tanpa ada pergantian responden. Kondisi tersebut merupakan kondisi khusus,
sehingga enumerator harus tetap memperhitungkan target responden yang telah tentukan Proses
setiap kali kunjugan agar dicatat pada kuesioner dan laporan harian kegiatan.

b. Membuat Kode Kuesioner


Penomoran kuesioner mengacu pada penomoran yang lazim dilakukan oleh BPS. Enumerator tidak
perlu membuat penomoran sendiri, karena sudah terdapat dalam aplikasi CAPI. Adapun secara umum
penomoran dilakukan untuk mengidentifikasi identitas responden, yang terdiri dari :
• P.101. Kode provinsi
• P.102. Kode kabupaten/kota,
• P.103. Kode kecamatan
• P.104. Kode desa/kelurahan
• P.105. Klasifikasi desa/kelurahan
• P.106. Nomor blok sensus
• P.107. Nomor kode sampel
• P.108. nomor urut bangungan fisik
• P.109. Nomur urut sampel

c. Status dan Kelengkapan Kuesioner


Semua proses selama pengumpulan data (terutama proses kontak dengan responden) akan langsung
terekam apabila kuesioner terisi telah dikirim ke server. Pengiriman kuesioner terisi dilakukan segera
setelah proses wawancara selesai apabila lokasi penelitian terakses dengan jaringan internet. Akan
tetapi, apabila lokasi penelitian tidak terakses dengan jaringan internet, proses pengiriman data dapat
ditangguhkan sampai dengan enumerator memperoleh jaringan internet. Dengan demikian,
kuesioner terisi agar disimpan dan melakukan backup file untuk menghindari hal yang tidak
diinginkan. Capaian enumerator secara daring dapat dipantau langsung oleh koordinator lapangan,
apabila data telah dikirim ke server. Koordinator lapangan mencatat jumlah kuesioner yang terkirim
setiap hari oleh setiap enumerator. Selain itu, enumerator diharapkan mengisi laporan harian kegiatan
mencakup permasalahan atau temuan menarik di lapangan. Berikut ini adalah contoh Formulir
Catatan harian Enumerator.
FORMULIR CATATAN HARIAN ENUMERATOR

Nama Enumerator Tanggal _____/______/2021


Lokasi Penelitian

Catatan

2.5. Penggunaan Aplikasi CAPI


Aplikasi Moda yang digunakan:
• aplikasi Moda versi 1.29.5.
• HP Android versi 7.1 ke atas
• Layar 5.5 inch dan ke atas
• Memory RAM 2GB ke atas
• SD Card / Internal storage minimal 2GB masih kosong.
• Ubah setelan Bahasa pada Android menjadi Indonesia, untuk menyamakan istilah.
Aplikasi Moda tidak terdapat di Google Play Store, dan akan dibagikan melalui link atau email. Oleh
karena itu, harus mengijinkan sumber tidak dikenal agar bisa instalasi aplikasi. Langkah download
aplikasi moda:
• Download dari https://t.ly/moda1.29.5
• Install file hasil download dengan Installer Paket
• Buka aplikasi setelah berhasil diinstall
• Pilih Izinkan jika muncul popup notifikasi

Menu utama moda meliputi:


• New = untuk entri baru
• Edit = untuk edit data yang belum lengkap •
• Send = untuk mengirim data yang sudah lengkap ke server
• Sent = untuk menampilkan data yang sudah terkirim ke server
• Get = untuk unduh form kosong
Menu tambahan moda meliputi :
• Hapus berkas = menghapus form kosong dan data baik yang lengkap ataupun belum lengkap
• Manajemen berkas = unduh data hasil listing
• Pengaturan Umum = pengaturan aplikasi
• Keluar = keluar dari aplikasi untuk ganti user
• Selain itu terdapat info – nama user saat ini (di paling atas), dan versi aplikasi yang
digunakan (di paling bawah)

Untuk mengantisipasi agar data tidak hilang, perlu dilakukan transfer backup data moda, dengan cara:
1) hubungkan HP dengan kabel data ke laptop/PC; 2 masuk ke mode transfer file; 3) buka SD CARD /
Kartu SD; 4) cari folder odk/odk_backup; 5) copy folder tersebut ke laptop/PC; dan 6) compress/zip
folder tersebut sebelum dikirim lewat email. Penjelasan detil moda CAPI dapat dilihat pada paparan
pelatihan CAPI.

2.6. Wawancara Mendalam


Wawancancara mendalam adalah proses pengumpulan data kualitatif yang dilakukan peneliti pusat
bersama dengan peneliti lokal/ mitra lokal melalui wawancara tatap muka dengan sejumlah informan
untuk menggali informasi dan data berkaitan dengan tema “Peran Serta Masyarakat Dalam
Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba”.
Wawancara mendalam dilakukan pada lokasi dan waktu pelaksanaan sesuai dengan agenda yang
telah disepakati. Tahapan yang dilakukan dalam wawancara mendalam:
1. Peneliti pusat menghubungi calon informan untuk mengonfirmasi kesediaan waktu
wawancara sesuai dengan surat permohonan wawancara yang telah dikirim sebelumnya oleh
mitra lokal BNNP/ BNNK.
2. Setelah disepakati peneliti melakukan wawancara dengan informan.
3. Sebelum melakukan wawancara mendalam, peneliti menyiapkan perlengkapan dan dokumen
pendukung berikut ini:
a. Alat perekam/ handphone.
b. Kamera/ handphone
c. Bahan kontak wawancara mendalam
d. Formulir tanda terima bahan kontak wawancara mendalam
4. Peneliti melakukan probing dan merekam semua dialog wawancara dengan bantuan alat perekam
atau handphone dan buku catatan.
5. Peneliti melakukan dokumentasi foto proses wawancara mendalam dengan informan (perlu
minta ijin kepada informan untuk sesi foto karena menyangkut keamanan dan privasi).
6. Peneliti membuat ringkasan/resume hasil wawancara mendalam.
7. Peneliti mengirim softfile rekaman suara wawancara mendalam kepada petugas pembuat
transkrip yang telah ditunjuk.
8. Membuat laporan kualitatif dengan susunan sebagai berikut:
a. Pendahuluan
b. Penyalahgunaan Narkoba di Provinsi (data di Polda dan BNNP selama 5 tahun terakhir)
c. Program BNNP dalam Meningkatkan Peran Masyarakat
d. Peran yang dilakukan Masyarakat
a. Kegiatan yang dilakukan
b. Permasalahan/Kendala yang Dihadapi
e. Kesimpulan dan Saran
2.7. Etika Wawancara
Etika diperlukan dalam melakukan wawancara, supaya responden merasa dihargai dan terjamin hak-
haknya. Beberapa hal perlu diperhatikan sebelum, sesaat dan sesudah wawancara, yaitu:
• Membuat kesepakatan waktu dan tempat wawancara
• Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan (cek baterai HP, memori HP, alat tulis, perekam)
• Datang tepat waktu
• Upayakan tidak ada orang lain dalam wawancara yang dapat mengganggu kenyamanan dan
kerahasiaan informasi yang disampaikan responden
• Memperkenalkan diri: nama, lembaga asal (BRIN), menjelaskan tujuan wawancara yaitu:
➢ kegiatan listing: melakukan pemutakhiran data rumah tangga dalam rangka penelitian
Gaya Hidup Masyarakat Indonesia, dan jelaskan bahwa kemungkinan akan datang
kembali untuk melakukan wawancara dengan anggota rumah tangga jika rumah tangga
ini terpilih menjadi sampel
➢ Wawancara responden: jelaskan bahwa tujuan penelitian ini untuk mengetahui gaya
hidup masyarakat Indonesia, termasuk perilaku penyalahgunaan narkoba. Jelaskan
manfaat hasil penelitian, yaitu untuk penyempurnaan kebijakan dan program
pemerintah dalam fenemona gaya hidup, khususnya penanggulangan penyalahgunaan
narkoba
• Jelaskan bahwa tidak ada jawaban benar atau salah dari setiap pertanyaan
• Jelaskan bahwa nama dan identitas responden dirahasiakan dan tidak akan disebutkan dalam
hasil penelitian, sehingga tidak ada dampak apapun bagi responden
• Pastikan bahwa responden bersedia diwawancarai. Jika responden tidak bersedia, tanyakan
alasannya dan usahakan datang Kembali di waktu yang berbeda sampai maksimal 3 kali
kedatangan. Jika tetap tidak bersedia diwawancarai, maka tidak perlu datang kembali dan
tidak mengganti dengan responden baru. Namun jika terbukti enumerator tidak mengunjungi
sampai tiga kali, maka enumerator akan mendapat sanksi pemotongan haknya atau
pemberhentian tanpa pemberian hak.
• Minta izin jika mau merekam dan mengambil gambar. Pengambilan gambar sebaiknya tidak
diperlihatkan wajah responden (diburamkan). Jika responden menunjukkan gejala kelelahan
atau kejenuhan, wawancara dapat dihentikan dan dilanjutkan pada lain waktu yang disepakati
bersama
Sesuai dengan jumlah pertanyaan dalam kuesioner, diperkirakan wawancara secara manual
membutuhkan waktu sekitar 1 jam (60 menit), atau sekitar 20-30 menit jika menggunakan aplikasi
CAPI.

Jika terdapat enumerator yang berhalangan dan tidak dapat melanjutkan kegiatan pengumpulan
data, maka posisinya dapat digantikan oleh enumerator lain yang ditunjuk oleh koordinator
lapangan, dan yang bersangkutan diminta menyerahkan sebagian haknya kepada enumerator
pengganti.
BAB 3
MONITORING DAN EVALUASI

Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk memastikan data yang dikumpulan adalah benar dan sesuai
dengan pernyataan responden. Selain itu, tahapan ini dilakukan untuk menghindari kesalahan
pemahaman responden atas penjelasan enumerator dalam proses pengisian kuesioner. Secara
umum, monitoring dan evaluasi yang akan dilakukan dibedakan menjadi tiga bagian yang dilakukan
oleh peneliti dibantu oleh koordinator lapangan. Ketiga bagian tersebut dapat dilihat pada penjelasan
berikut.

3.1. Cross-Check Kuesioner Antarenumerator

Sebelum kuesioner diunggah melalui aplikasi, enumerator diharuskan memastikan bahwa semua
pertanyaan sudah terisi lengkap. Pengecekan bisa dilakukan antarenumerator untuk meminimalisasi
kesalahan pengisian. Apabila proses pengecekan antarenumerator telah dilakukan, kuesioner dapat
diunggah yang kemudian dapat dilakukan pengecekan oleh koordiantor lapangan. Hasil persetujuan
koordinator lapangan sebagai bukti data telah tervalidasi di tingkat kabupaten sehingga data siap
untuk dianalisis dan data tersimpan di server pusat. Pengecekan silang dilakukan untuk :
1. Kelengkapan pengisian kuesioner
2. Kesesuaian alur kuesioner
3. Logika jawaban responden
Apabila ditemukan kejanggalan atau adanya ketidaklengkapan kuesioner, maka koordinator lapangan
berwenang merintahkan enumerator melakukan wawancara ulang, responden, dengan mengubah
status kuesioner menjadi “untuk melengkapi kekurangan”, atau jika tidak memungkinkan maka
koordinator lapangan sebaiknya menegur dan memberikan sanksi kepada enumerator, seperti
pemotongan hak atau pemberhentian kerja tanpa pemberian hak apabila kesalahan yang dilakukan
fatal.

3.2. Spot-Check
Tugas spot-check dilakukan oleh koordinator lapangan, peneliti lokal, mitra lokal, dan tim peneliti
pusat. Spot-Check adalah melakukan pengecekan ulang secara acak terhadap sejumlah responden
yang telah diwawancara oleh enumerator, menggunakan kuesioner spot-check (LIhat Lampiran C)
Variabel pertanyaan spot-check bersifat tetap, mencakup umur, waktu wawancara, pendidikan, dan
beberapa variabel lainnya. Koordinator lapangan melakukan spot-check sebanyak 5 % dari total
responden di kabupaten/kota. Peneliti lokal dan mitra lokal masing-masing melakukan spot-Check
sebanyak 1 responden per hari . Sementara itu, peneliti melakukan spot-check sebanyak 10 responden
dari 3 kabupaten/kota. Spot-Check dilakukan setelah proses pengumpulan data dilakukan. Pemilihan
blok sensus dan responden diserahkan kepada petugas lapangan disesuaikan dengan kondisi dan
aksesibilitas.
Menjadi catatan penting, apabila enumerator menemukan responden penyalah guna narkoba maka
enumerator hendaknya melaporkan kepada koordinator Lapangan, jika memungkingkan responden
tersebut akan dipilih sebagai responden spot-check.
Apabila berdasarkan hasil spot-check enumerator diketahui melakukan kesalahan/ kebohongan
(seperti tidak mendatangi responden, tetapi kuesioner terisi), maka enumerator tersebut dapat
langsung diberhentikan dan semua hak yang telah diterima enumerator agar dikembalikan lagi ke
BRIN ditambah kerugian waktu yang diterima oleh tim peneliti. Besar kerugian tambahan akan
ditentukan oleh tim pusat BRIN dan dikonsultasikan melalui koordinator lapangan

3.3. Verifikasi Data


Verifikasi data diperlukan untuk menjamin tidak ada lagi kesalahan dalam memasukkan data, sehingga
data yang diunggah dapat terjamin kebenarannya. Verifikasi data tingkat kabupaten/kota dilakukan
oleh kordinator lapangan sebanyak 320 kuesioner. Verifikasi data tingkat provinsi dilakukan oleh
peneliti lokal/mitlok sebanyak 5% dan oleh peneliti pusat sebanyak 5%. Sementara di tingkat nasional,
verifikasi dilakukan oleh tim BRIN.
BAB 4
HAK DAN KEWAJIBAN

4.1. Kewajiban
A. Tugas Peneliti Pusat:
1. Memberikan pelatihan kepada koordinator lapangan dan enumerator tentang desain
penelitian, strategi lapangan, substansi kuesioner, dan pengoperasian aplikasi CAPI.
2. Memberikan briefing ke mitra lokal dan peneliti lokal terkait perijinan penelitian dan
memantau pelaksanaan perijinan penelitian.
3. Memberikan briefing secara berkala kepada koordinator lapangan dan enumerator untuk
mengevaluasi perkembangan pelaksanaan penelitian.
4. Melakukan spot- check.
5. Melakukan validasi data provinsi.
6. Melakukan validasi data nasional.
7. Melakukan wawancara mendalam dengan narasumber, melakukan perekaman, dan
menyerahkan hasil rekaman wawancara kepada petugas transkrip.
8. Membuat laporan hasil penelitian kualitatif sesuai format .
9. Menyiapkan dan melaporkan seluruh berkas administrasi kegiatan dan pertanggungjawaban
keuangan pelaksanaan pengumpulan data lapangan.
10. Menyiapkan perlengkapan lapangan serta bertanggung jawab terhadap perlengkapan
lapangan yang dipinjamkan dan mengembalikan baik tanpa kerusakan
11. Membuat laporan pelaksanaan perjalanan dinas dalam rangka pengumpulan data sesuai
dengan format paling lambat h+ 5 setelah perjalanan dinas berakhir (lihat lampiran F).

B. Tugas Peneliti Lokal:


1. Membantu peneliti pusat dalam memberikan pelatihan kepada koordinator lapangan dan
enumerator tentang desain penelitian, strategi lapangan, substansi kuesioner, dan
pengoperasian aplikasi CAPI.
2. Membantu mitra lokal dalam proses perijinan penelitian.
3. Bersama peneliti pusat memberikan briefing secara berkala kepada koordinator lapangan dan
enumerator dan mengevaluasi perkembangan pelaksanaan penelitian.
4. Melakukan spot-check.
5. Melakukan validasi data provinsi.Membantu peneliti pusat dalam melakukan wawancara
mendalam.
6. Membantu peneliti pusat menyiapkan berkas administrasi kegiatan pengumpulan data
lapangan.
7. Membantu peneliti pusat menyiapkan perlengkapan lapangan serta bertanggung jawab
terhadap perlengkapan lapangan yang dipinkjamkan dan mengembalikan baik tanpa
kerusakan apapun.
8. Membuat laporan pelaksanaan kegiatan sebagai peneliti lokal selama kegiatan berlangsung.

C. Tugas Mitra Lokal:


1. Membantu peneliti pusat dalam memberikan pelatihan kepada koordinator lapangan dan
enumerator tentang desain penelitian, strategi lapangan, substansi kuesioner, dan
pengoperasian aplikasi CAPI.
2. Mengurus perijinan penelitian di wilayah provinsi/kabupaten/kota.
3. Membantu peneliti dalam menyiapkan perlengkapan lapangan serta bertanggung jawab
terhadap perlengkapan lapangan yang dipinjamkan dan mengembalikan baik tanpa kerusakan
apapun.
4. membantu peneliti pusat dan koordinator lapangan dalam melakukan mapping dan
menyusun jadwal wawancara mendalam dan penyebaran kuesioner.
5. Melakukan spot check.
6. Melakukan validasi data provinsi.
7. Membantu peneliti pusat dan koordinator lapangan untuk mencari solusi dalam
menyelesaikan permasalahan di lapangan.
8. Mendampingi peneliti pusat dalam melaksanakan wawancara mendalam.
9. Mendampingi tim supervisi bersama peneliti.
10. Membantu peneliti dalam menyiapkan berkas administrasi pelaksanaan pengumpulan data
lapangan kegiatan berkas pertanggungjawaban keuangan pelaksanaan pengumpulan data
lapangan..
11. Membuat laporan pelaksanaan tugas sebagai mitra lokal.

D. Tugas Koordinator Lapangan:


1. Mengikuti kegiatan pelatihan secara keseluruhan.
2. membantu peneliti pusat dalam memberikan pelatihan kepada enumerator.
3. Membantu mitra lokal dalam pengurusan perijinan penelitian.
4. Melakukan updating prelist rumah tangga bersama enumerator.
5. Mendiskusikan hasil capaian per hari dan masalah yang timbul di lapangan bersama dengan
enumerator.
6. Memeriksa hasil pengisian kuesioner dari enumerator.
7. Melaporkan perkembangan pengumpulan data setiap hari kepada peneliti dan permasalahan
yang dihadapi
8. Melakukan spot-check/ kunjungan ulang ke lokasi untuk memastikan kebenaran data
penyebaran kuesioner.
9. Melakukan validasi data kabupaten
10. Menyusun dan mengimplementasikan rencana kerja serta mencatat seluruh kegiatan yang
dilakukan dalam log-book harian.
11. Membuat laporan lapangan
12. Membantu peneliti pusat dalam menyiapkan perlengkapan lapangan serta bertanggung jawab
terhadap perlengkapan lapangan yang dipinjam oleh tim

E. Tugas Enumerator :
1. Menghadiri pelatihan secara keseluruhan
2. Melakukan updating prelist rumah tangga dan responden.
3. Mengumpulkan data sesuai dengan konsep dan prosedur pengumpulan data.
4. Berkoordinasi dengan koordinator lapangan dalam pengumpulan data.
5. Melakukan identifikasi informasi/temuan penting.
6. Mencatat semua kegiatan yang dilakukan dalam bentuk log-book harian.
7. Memeriksa hasil updating prelist dan pengisian kuesioner sebelum dilaporkan kepada
koordinator lapangan.
8. Melaporkan hasil pengisian kuesioner kepada koordinator lapangan setiap hari.
9. membuat laporan lapangan dan bertanggungjawab kepada coordinator lapangan.
4.2. Hak
Hak yang diterima oleh peneliti lokal, mitra lokal, ahli IT, koordinator lapangan dan enumerator akan
dijelaskan oleh peneliti pusat pada saat pelatihan.

Anda mungkin juga menyukai