Anda di halaman 1dari 8

TUGAS UNDANG UNDANG FARMASI

Dosen : Drs. Fauzi Kasim, MHKes, Apt

Disusun oleh :
Dany agustian
( 19344178 )

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
2020
1. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang
dibedakan ke dalam golongan golongan sebagaimana terlampir dalam
Undang-Undang No.35 tahun 2009 tentang Narkotika.
Contoh :
o Golongan I : Dilarang untuk pelayanan kesehatan (Contoh :
Tanaman papaver , Desmorfina , coca)
o Golongan II : Narkotika yang berkhasiat pengobatan, digunakan
sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi. (Contoh
: Morfin , Sufentanil & Petidin)
o Golongan III : Merusak kesehatan. (Contoh : Codein, Garam-
garam dari Narkotika dalam golongan I dan II).

2. Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoatif melalui pangaruh selektif pada
susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas
mental dan perilaku. ( UU 5 tahun 1997 )

Psikotropika digolongkan menjadi menjadi 4 bagian , yaitu :


 golongan I : psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk
tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta
mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan sindroma
ketergantungan

contoh : DOET ,Eticyclidine – PCE ,Etrytamine, Lysergide – LSD ,MDMA

 golongan II : psikotropika yang berkhasiat pengobat-an dan dapat


digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu penge-tahuan
serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma
ketergantungan.

Contoh : Amphetamine ;Dexamphetamine ;Fenetylline ;Levamphetamine

 golongan III : psikotropika yang berkhasiat pengobat-an dan


banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan
sindroma ketergantungan.

Contoh : Cyclobarbital ;Flunitrazepam ;Glutethimide ;Pentazocine ;Pentobarbital

 golongan IV : psikotropika yang berkhasiat pengobat-an dan


sangat luas digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan
sindroma ketergantungan.

Contoh : Clobazam ;Clonazepam ;Clorazepate ;Clotiazepam


;Cloxazolam ;Delorazepam ;Diazepam ;Estazolam.

3. Prekusor adalah zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat
digunakan dalam pembuatan Narkotika yang dibedakan dalam tabel
sebagaimana terlampir dalam Undang-Undang 35 tahun 2009.

Contoh obatnya :

Tabel 1 ( Bahan awal & pelarut yang sering digunakan & diawasi lebih
ketat )

Acetic Anhydride; N-Acetylanthranilic Acid. ;Ephedrine. ; Ergometrine. ;


Ergotamine ; Isosafrole. ; Lysergic Acid.; 3,4-Methylenedioxyphenyl-2-
propanone ; Norephedrine ;1-Phenyl-2-Propanone ; Piperonal ; Potassium
Permanganat ;Pseudoephedrine ;Safrole.
Table 2 ( Bahan Kimia )
Acetone ; Anthranilic Acid. ; Ethyl Ether. ; Hydrochloric Acid; Methyl
Ethyl Ketone ; Phenylacetic Acid; Piperidine ;Sulphuric Acid ;Toluene.

4. Perbedaan mendasar antara Narkotika dan Psikotropika adalah


dilihat dari bahan utama pembuatannya, cara kerja masing-masing obat,
efeknya bagi tubuh pengguna, status obat tersebut, dan jenisnya yang
beragam.

Narkotika Psikotropika
Bahan Terbuat dari 3 jenis tanaman Terbuat dari bahan kimia non
Utama tanaman, biasanya dari  Papaper narkotika
Somniferum , Cannabis sativa dan
Erythroxyion coca
Cara Membuat penggunanya tidak Membuat penggunanya
kerja merasakan sakit walaupun mengalami perubahan mental dan
disakiti. tingkah laku seperti gangguan
halusinasi yang tinggi
Efek Kecanduan dan tubuh tidak Kecanduan dan mengalami
merasakan sakit halusinasi

5. Rehabilitasi pencandu Narkotika /psikotropika adalah suatu tindakan


perawatan baik rehabilitasi medis maupun sosial dengan tujuan untuk
memperoleh pengobatan dan perawatan dalam rangka pemulihan.
Rehabilitasi Medis adalah suatu proses kegiatan pengobatan secara
terpadu untuk membebaskan pecandu dari ketergantungan Narkotika.
Contoh :
jika pecandu kecanduan Morfin atau heroin , maka diberikan obat
methadone
Rehabilitasi Sosial adalah suatu proses kegiatan pemulihan secara
terpadu, baik fisik, mental maupun sosial, agar bekas Pecandu Narkotika
dapat kembali melaksanakan fungsi sosial dalam kehidupan masyarakat.
( UU No.35 tahun 2009 dan Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional
Nomor 11 Tahun 2014)
Contoh :
Dengan dilakukan konseling Agama sesuai agamanya masing-masing

Bagaimana cara melakukan rehabilitasi narkotika dan Psikotropika ?

1. Orang tua atau wali dari Pecandu Narkotika yang belum cukup
umur wajib melaporkan kepada pusat kesehatan masyarakat,
rumah sakit, dan/atau lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi
sosial yang ditunjuk oleh Pemerintah untuk mendapatkan
pengobatan dan/atau perawatan melalui rehabilitasi medis dan
rehabilitasi sosial.

2. Pecandu Narkotika yang sudah cukup umur wajib melaporkan


diri atau dilaporkan oleh keluarganya kepada pusat kesehatan
masyarakat, rumah sakit, dan/atau lembaga rehabilitasi medis dan
rehabilitasi sosial yang ditunjuk oleh Pemerintah untuk
mendapatkan pengobatan dan/atau perawatan melalui rehabilitasi
medis dan rehabilitasi sosial. ( PP 25 tahun 2011 )
3. Melengkapi syarat-syarat permohonan rehabilitasi itu adalah
 Surat Permohonan Bermaterai ke BNN berisi antara lain:
o Identitas pemohon/tersangka
o Hubungan Pemohon dan tersangka
o Uraian Kronologis dan Pokok Permasalahan
Penangkapan Tersangka
 Pas Foto tersangka 4 x 6 (1 lembar)
 Foto Copy Surat Nikah bila pemohon suami/istri tersangka
 Foto Copy Surat Izin Beracara bila pemohon adalah Kuasa
Hukum/Pengacara Tersangka dan surat kuasa dari keluarga
 Surat Keterangan dari Sekolah/Perguruan Tinggi/Lembaga
Pendidikan, bila tersangka adalah pelajar/Mahasiswa
 Surat keterangan dari tempat kerja, bila tersangka sebagai
pekerja/pegawai
 Fotocopi surat penangkapan dan surat penahanan
 Surat Keterangan dari tempat rehgabilitasi, bila yang
bersangkutan pernah atau sedang proses Rehabilitasi
 Surat Rekomendasi dari penyidik, Jaksa Penuntut umum atau
hakim untuk direhabilitasi/asesmen
 Fotocopi Surat Permohonan Rehabilitasi kepada Penyidik, Jaksa
Penuntut Umum atau Hakim
 Surat Pernyataan bermaterai
 Menunjukkan Surat Penangkapan dan Penahanan Asli
 Foto copy KTP Orang Tua/Wali, Tersangka dan Pengacara/
Kuasa Hukum
 Foto copy kartu keluarga
 Foto copy izin dari pengacara
4. Permohonan yang dilakukan oleh jaksa dan hakim meminta
bantuan kepada Tim Assesment terpadu setempat untuk melakukan
assessment terhadap terdakwa.Tim Asesmen Terpadu adalah tim
yang terdiri dari Tim Dokter dan Tim Hukum yang ditetapkan oleh
Pimpinan satuan kerja setempat berdasarkan Surat Keputusan
Kepala Badan Narkotika Nasional, Badan Narkotika Nasional
Provinsi dan Badan Narkotika Nasional Kabupaten/Kota.

6. Transito adalah pengangkutan Narkotika dari suatu negara ke negara lain


dengan melalui dan singgah di wilayah Negara Republik Indonesia yang
terdapat kantor pabean dengan atau tanpa berganti sarana angkutan. ( UU
35 tahun 2009 )

Contoh :

Pada tahun 2004 terjadi transaksi jual-beli online dari Amerika-Indonesia.


Tiga anak muda membeli secara online dari Amerika Narkotika
Golongan I, lalu barang pesanan diselundupkan ke Indonesia melalui
pengiriman. Sesampai di Indonesia saat dilakukan x-ray pada tahun 2009
bulan Oktober yang dilakukan oleh petugas bea cukai dan petugas kantor
pos karena merasa janggal dengan barang pengiriman tersebut. Bulan
November 2014 hasil lab dari Balai Pengujian dan Identifikasi Barang
(BPIB) menyatakan bahwa barang tersebut positif narkotika dengan Berat
Netto 36,1318 gram. Terjadilah penangkapan pada bulan November 2014
di kantor Pos Fatmawati Jakarta Selatan.( (Paulus, 2015)
DAFTAR PUSTAKA
 Undang-Undang No.35 tahun 2009 tentang Narkotika
 Undang-Undang No.5 tahun 1997 tentang psikotropika
 PP No. 25 tahun 2011 tentang Pelaksanaan Wajib Lapor Pecandu
Narkotika
 Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor 11 Tahun 2014
tentang Tata Cara Penanganan Tersangka Dan/Atau Terdakwa
Pecandu Narkotika Dan Korban Penyalahgunaan Narkotika Ke
Dalam Lembaga Rehabilitasi

 Paulus, C. M. (2015). Penegakan Hukum Terhadap Pengedar


Narkotika Dengan Berat Netto 36 Gram (Studi Kasus: Putusan
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Nomor
637/Pid.Sus/2015/Pn.Jkt.Sel). Jurnal Hukum Adigama, 1–24.

Anda mungkin juga menyukai