Oleh
WILI DWI YANTO
E1021021
Disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi
(S.Farm.) Program Studi Farmasi Program Sarjana (S1)
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Bhamada Slawi
Oleh
WILI DWI YANTO
E1021021
i
PERSETUJUAN PROPOSAL
ii
PENGESAHAN PROPOSAL
Tim Penguji:
Ketua:
1. apt. Agung Nur Cahyanta, M. Farm 1. ..........................
NIPY. 1979.06.09.13.079
Anggota:
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayat-Nya penulis dapat melakukan tugas proposal skripsi yang berjudul:
ANALISIS BAHAN KIMIA OBAT (BKO) PADA JAMU PEGAL LINU YANG
BEREDAR DI WILAYAH BREBES DENGAN METODE KLT DAN
SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS. Proposal skripsi ini disusun sebagai langkah
awal untuk penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
Sarjana Farmasi di Universitas Bhamada Slawi. Penulis menyadari tanpa bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak selama ini sangatlah sulit bagi penulis untuk
menyelesaikan proposal skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Bapak Dr. Maufur, M.Pd. selaku Rektor Universitas Bhamada Slawi.
2. Ibu Natiqotul Fatkhiyah, M.Kes. selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Bhamada Slawi.
3. Ibu apt. Endang Istriningsih, M.Clin, Pharm. selaku Ketua Prodi Farmasi
(S1) Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Bhamada Slawi.
4. Ibu Ery Nourika Alfiraza, M. Sc. selaku Pembimbing 1 yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan
arahan dalam penyusunan proposal skripsi ini.
5. Ibu apt. Osie Listina. M. Sc. selaku pembimbing 2 yang juga telah
menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan serta
arahan dalam penyusunan proposal skripsi ini.
6. Ibu Fiqih Kartikamurti, M. Pd. selaku dosen pembimbing akademik yang
telah memberikan semangat serta motivasi kepada penulis sehingga penulis
mampu menyelesaikan proposal skripsi ini.
7. Teman-teman Prodi Farmasi (S1) Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Bhamada Slawi yang senantiasa bersama-sama menempuh kuliah,
memberikan motivasi, semangat, nasehat, saran serta berbagi ilmu sehingga
dapat menyelesaikan penyusunan proposal skripsi ini.
8. Orang tua tercinta yang telah membesarkan, mengasuh, dan mendidik
penulis hingga dapat menuntaskan pendidikannya dengan penuh kasih
sayang, pengorbanan dan kesabaran serta doa yang selalu terpanjatkan tiada
henti.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal ini masih jauh dari kata
sempurna sehingga kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.
Akhir kata penulis berharap semoga Allah SWT membalas kebaikan kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan proposal skripsi ini.
Semoga proposal skripsi ini memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan.
Slawi,
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
PERSETUJUAN PROPOSAL ii
PENGESAHAN PROPOSAL iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR GAMBARviii
DAFTAR LAMPIRAN ix
DAFTAR SINGKATAN x
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang1
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan Penelitian 4
1.4 Manfaat Penelitian 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 6
2.1 Pengertian Jamu 6
2.1.1 Sejarah Jamu 6
2.1.2 Cara Pembuatan Jamu8
2.1.3 Cara Memilih Jamu Yang Baik 10
2.1.4 Kandungan Pada Jamu 10
2.1.5 Manfaat Jamu 11
2.1.6 Jenis Obat Tradisional11
2.2 Pegal Linu 16
2.3 Bahan Kimia Obat (BKO) di dalam Obat Tradisional 17
2.4 Parasetamol 18
2.5 Kromatografi Lapis Tipis (KLT) 19
2.6 Spektrofotometri UV-Vis 23
2.7 Hipotesis 26
BAB 3 METODE PENELITIAN 27
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian 27
v
3.2. Alat dan Bahan 27
3.2.1. Alat 27
3.2.2. Bahan 27
3.3. Rancangan Penelitian 27
3.4. Prosedur Penelitian 28
3.4.1. Populasi Sampel dan Pengambilan Sampel 28
3.4.2. Uji Kualitatif dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
28
3.4.3. Uji Kuantitatif dengan Metode Spektrofotometri UV-Vis 29
3.5. Analisis Data 31
3.6. Jadwal Penelitian 31
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3 1 Jadwal Penelitian...............................................................................31
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2. 1. Logo Jamu...................................................................................12
Gambar 2. 2. Logo Obat Herbal Terstandar......................................................13
Gambar 2. 3. Logo Fitofarmaka........................................................................15
Gambar 2. 4. Struktur Kimia Parasetamol.........................................................19
Gambar 2. 5. Instrumen Single Beam...............................................................24
Gambar 2. 6. Instrumen Double Beam..............................................................24
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
ix
DAFTAR SINGKATAN
x
BAB 1
PENDAHULUAN
Jamu merupakan salah satu obat bahan alam Indonesia yang cukup tinggi
diminati masyarakat, karena jamu dinilai memiliki efek samping yang relatif
lebih sedikit, apa bila aspek keamanannya terpenuhi. Jamu pegal linu juga
dengan cara menambahkan bahan kimia obat yang berbahaya bagi kesehatan.
teratur dan analisis yang tepat pada jamu tradisional dalam produk obat
mengedarkan jamu berbahan kimia obat tersebut semata- mata hanya mencari
1
2
bahan kimia obat dalam jamu pegal linu dengan obat pegal linu dan
tahun 2005 Jamu tradisional dilarang menggunakan bahan kimia hasil isolasi
undangan yang berlaku. Hal serupa juga disebutkan pada Keputusan Menteri
suplemen makanan tidak boleh mengandung bahan kimia obat selain yang
penyidikan masih ditemukan BKO dalam beberapa produk jamu seperti obat
Bahan kimia obat ini sering ditambahkan secara ilegal pada jamu pegal
3
linu. Parasetamol merupakan obat analgetika dan anti inflamasi yang sering
satu yang ditambahkan pada jamu pegal linu sangat besar. Pada Mei 2016
dilakukan analisis kualitatif terhadap sampel jamu pegal linu dan didapatkan
dengan nilai Rf dan kurva serapan yang identik dengan baku parasetamol.
berbeda dari tahun - tahun sebelumnya. Pada tahun 2001 sampai dengan 2010
tren kearah obat rematik, pegal linu dan penghilang rasa sakit. Berdasarkan
penambahan bahan kimia obat. Obat rematik dan penghilang sakit itu antara
4
ilegal atau tidak terdaftar di Badan POM RI, tetapi mencantumkan nomor
pendaftaran fiktif pada labelnya (BPOM RI, 2010). Dalam penelitian ini
dilakukan analisis bahan kimia obat pada sediaan jamu pegal linu bermerk
unuk pemisahan dua atau lebih komponen, dapat digunakan untuk analisis
Bahan Kimia Obat antara lain parasetamol, pada sediaan jamu bermerk yang
1. Memperoleh informasi jumlah kadar dari jamu Pegal linu merk X,Y,Z,
pegal linu.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Jamu tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan
untuk pengobatan dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di
mengacu pada resep peninggalan leluhur yang disusun dari berbagai tanaman
obat yang jumlahnya cukup banyak, berkisar antara 5 -10 macam bahkan
klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris. Jamu yang telah digunakan secara
kesehatan tertentu.
Zhongyi dari Cina. Sejak saat itu, perempuan lebih berperan dalam
alami. Fakta itu diperkuat dengan adanya temuan artefak cobek dan ulekan
alat tumbuk untuk membuat jamu. Artefak itu bisa dilihat di situs
6
7
Tengah.
Selain artefak Cobek dan Ulekan, ditemukan juga bukti- bukti lain
Selain soal standar atau sertifikat, khasiat dari jamu pun turut
teknologi, diantaranya telah banyak dikemas dalam bentuk pil, tablet, atau
juga bubuk instan yang mudah diseduh. Saat itu berbenturan dengan
hingga saat ini, pengolahan Jamu berdasarkan ilmu yang diajarkan secara
ditemukan. Sekarang ini, semakin sedikit anak muda yang ingin belajar
jamu cukup dengan memanfaatkan jamu yang dijual sachet dan instan.
Perlu diketahui, jamu dipercaya berasal dari dua kata Jawa Kuno,
jamu telah teruji oleh waktu secara turun-temurun digunakan sebagai obat
maka bahan- bahan yang telah dicuci bersih ditambah air dalam panci dan
kemudian diayak. Hasil serbuk ini kemudian diseduh dengan air matang
lebih lanjut untuk diperoleh ukuran yang sama besar agar memudahkan
lanjut.
c) Pengemasan
dan cairan). Proses ekstraksi dapat pula dilakukan pada serbuk halus untuk
Logo jamu, Nomor Izin Edar (NIE) Nomor Kode Produksi, Jumlah/isi
Indonesia).
menganalisis kandungan gizi dan senyawa aktif yang terdapat dalam jamu
11
untuk tubuh dan kesehatan. Meski rasanya yang identik dengan pahit,
tidak enak bagi para pemula penikmatnya bisa jadi karena bahannya yang
alami tanpa pemanis atau penambah rasa ini yang membuatnya baik untuk
yang baik untuk atasi masuk angin, atau jamu yang ampuh untuk pegal
linu.
a) Jamu
bahan tumbuhan obat yang telah digunakan secara turun temurun lebih
dari tiga generasi yang terbukti aman dan mempunyai manfaat bagi
relatif lebih aman dibandingkan dengan obat bahan kimia bila cara
pemilihan dan penggunaannya secara baik dan benar. Obat bahan alam
dan jamu dapat diperoleh secara bebas, yang umumnya tidak disertai
cair, pil atau kapsul. Logo jamu berupa ranting daun terletak dalam
lingkaran dicetak dengan warna hijau diatas warna putih atau warna lain
yang menyolok dan ditempatkan pada bagian atas kiri dari wadah/
Obat herbal terstandar adalah sediaan obat dari ekstarkasi alam, baik
dari tanaman obat, binatang, maupun mineral lainnya. OHT harus aman
13
ilmiah dengan uji praklinik dan bahan bakunya telah telah di standarisasi
(BPOM, 2004).
c) Fitofarmaka
persyaratan, klaim khasiatnya telah teruji secara uji praklinik dan klinik,
dan bahan baku produk jadinya juga telah distandarisasi (BPOM, 2004)
dengan syarat bentuk sediaannya berupa ekstrak dengan bahan dan proses
“back to nature” memang sering hadir dalam produk yang kita gunakan
sehari-hari. Saat ini contohnya kita bisa melihat banyak masyarakat yang
Fitofarmaka dapat diartikan sebagai sediaan obat bahan alam yang telah
dan uji klinis bahan baku serta produk jadinya telah di standarisir (BPOM.
RI., 2004).
14
fitofarmaka menempati level paling atas dari segi kualitas dan keamanan.
dapat digunakan sesuai dengan dosis yang efektif dan tepat. Selain itu
BKO atau bahan kimia obat dalam obat tradisional inilah yang
kimia obat secara tidak terkontrol, baik dosis maupun cara penggunaannya
(Yuliarti, 2010).
gagal ginjal. Risiko patah ruas tulang belakang lima kali lebih tinggi
Menteri Kesehatan No. 007 tahun 2012 yaitu obat tradisional yang
mengandung: Etil alkohol lebih dari 1%, kecuali dalam bentuk sediaan
yang merupakan hasil isolasi atau sintetik bekhasiat obat Narkotika atau
lulus dari kriteria yang ditentukan maka obat tradisional itu dapat
registrasi pada obat tradisional terdiri dari 9 (sembilan) digit angka dengan
Pegal linu timbul bila otot-otot meregang yang disebabkan oleh aktivitas
dilakukan secara tidak benar, misalnya duduk terlalu lama dengan posisi yang
sama, makan secara berlebihan, kurang olahraga atau mengangkat benda yang
terlalu berat, melihat televisi terlalu lama. Ketegangan, stress, dan emosi juga
berpengaruh terhadap timbulnya pegal linu. Pada orang berusia lanjut, pegal
linu dapat disebabkan oleh kurang lancarnya peredaran darah. Pegal linu
sering menyerang bagian pundak, leher, dan lengan. Saat serangan datang,
penderita merasakan nyeri yang disertai gelombang rasa sakit. Rasa ini dapat
berlangsung beberapa jam bahkan beberapa hari. Keluhan pegal linu umum
bekerja dan memakai otot, sendi, dan urat. Atau bisa juga pegal linu sebagai
Pegal linu normal terjadi bila sebelumnya tidak pernah melakukan pekerjaan
17
menggiatkan fisik dan keluhan akan hilang sendirinya setelah terbiasa bergiat
saraf, jantung, dan otak. Vitamin ini diperoleh tubuh dari menu harian
khususnya nasi.
Faktor pendukung yang berhubungan dengan pegal linu, antara lain usia
di atas 40 tahun dan prevalensi pada wanita lebih tinggi, genetik, kegemukan
dan penyakit metabolik, cedera sendi yang berulang, dan kepadatan tulang
berkurang. Beban sendi yang terlalu berat, misalnya olahraga atau kerja
Sampai saat ini Badan POM masih menemukan beberapa produk obat
dalam obat tradisional inilah yang menjadi selling point bagi produsen, Hal
mengkonsumsi bahan kimia obat secara tidak terkontrol baik dosis maupun
hal ini disebabkan karena konsumen menyukai produk obat tradisional yang
interaksi bahan obat yang terjadi apabila pengguna obat tradisional sedang
(YABPEKNAS).
2.4 Parasetamol
sediaan jamu pegal linu yang sebanarnya penggunaanya dilarang oleh BPOM
dalam Per-Ka BPOM No.19 Tahun 2021. Dalam peraturan tersebut dijelaskan
penggunaannya pada obat tradisional saja dilarang, tentu sangat ngga lazim
yang ditambahkan dalam jamu jika dikonsumsi dalam jumlah banyak atau
Bahkan jika dikonsumsi dalam jangka waktu lama bisa menyebabkan risiko
19
menentukan adanya penambahan bahan kimia obat dalam jamu pegal linu.
Hal ini disebabkan karena KLT merupakan metode yang sederhana dan
kolom yang mana fase diamnya diisikan atau dikemas di dalamnya, pada
KLT fase diamnya berupa lapisan yang seragam (uniform) pada permukaan
bidang datar yang didukung oleh lempeng kaca, pelat aluminium, atau pelat
ditempatkan pada penyangga berupa plat gelas, logam atau lapisan yang
ultraviolet atau larutan kimia sebagai penampak bercak yang sesuai dengan
a) Fase diam
Fase diam merupakan lapisan yang dibuat dari salah satu bahan
b) Fase gerak
Fase gerak merupakan medium angkut dan terdiri dari satu atau
beberapa pelarut. Fase gerak ini bergerak didalam fase diam karena adanya
gaya kafiler.
c) Penotolan sampel
sedikit 0,5 μl. Jika volume sampel yang ditotolkan lebih besar dari 2-10 μl,
d) Pengembangan
telah dijenuhi dengan uap fase gerak. Tepi bagian bawah lempeng tipis
yang telah ditotoli sampel dicelupkan kedalam fase gerak kurang lebih 0,5-
1 cm. Tinggi fase gerak dalam bejana harus di bawah lempeng yang telah
berisi totolan sampel. Bejana kromatografi harus tertutup rapat dan sedapat
mungkin volume fase gerak sedikit mungkin akan tetapi harus mampu
kertas saring. Jika fase gerak telah mencapai ujung dari kertas saring,
maka dapat dikatakan bahwa fase gerak telah jenuh. Ada beberapa teknik
e) Deteksi bercak
(Nopiyanti,2016)
Untuk jarak yang harus dilalaui pelarut bisa cukup mudah dihitung
berikut jarak tempuh cuplikannya melalui pusat bercak, atau melalui titik
0,00 dan 1,00 hanya bisa ditetapkan oleh dua desimal. Adapun angka hRf
merupakan suatu angka Rf yang dikali dengan faktor 100 (h), yang
sampel karena terjadinya interaksi kimia dari atom atau molekul zat kimia
dan double beam. Instrumen single beam biasa dimanfaatkan dalam analisis
single beam antara lain, sederhana, murah dan mengurangi biaya. Instrumen
gelombang terendah ialah 190 nm hingga 210 nm dan tertinggi ialah 800 nm
absorbansi pada panjang gelombang pada kisaran 400 nm hingga 750 nm.
potongan cermin yang bentuknya V, atau disebut juga menjadi pemecah sinar.
Pada sinar pertama secara otomatis akan melalui larutan blanko, sedangkan
yaitu sampel yang memiliki gugus kromofor, sampel yang tak bergugus
turunannya yang memiliki gugus kromofor. Syarat lain agar suatu sampel
memiliki gugus kromofor dan tak berwarna dapat ditambah dengan pereaksi
boleh menyerap sinar yang digunakan sampel). Selain itu sampel juga tidak
Abdul,2007).
a) Aspek Kualitatif
b) Aspek Kuantitatif
intensitas sinar yang diserap jika tidak ada spesies penyerapan lainnya.
2.7 Hipotesis
2022.
3.2.1. Alat
chamber, pipa kapiler, timbangan analitik (US Solid), labu erlenmeyer 100 ml
(pyrex), cawan uap, gelas ukur 5 ml, 10 ml, dan 100 ml (pyrex), corong gelas
(pyrex), kertas saring, alumunium foil, pipet tetes, pipet ukur, spatel logam,
batang pengaduk, objek glass, dek glass, kuvet dan lempeng silica gel,
3.2.2. Bahan
penelitian deskritif, dengan variabel bebasnya yaitu jamu seduhan pegal linu,
27
28
kabupaten Brebes, sampel yang diambil berupa jamu pegal linu seduhan
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah produk jamu pegal linu
pada penelitian ini adalah produk yang sudah dianalisis sebelumnya terkait
dengan etanol 96% sampai garis tanda pada labu ukur kemudian
2018).
29
2019).
selama 30 menit pada suhu 120 oC, kemudan diberi tanda dengan
pensil dengan jarak 0,5 cm dari tepi atas dan 1 cm dari tepi bawah.
kering masukkan lempeng KLT pada bejana yang berisi fase gerak
dilarutkan dalam etanol 96% dalam labur ukur hingga volume tepat
dengan etanol 96% sampai garis tanda pada labu ukur kemudian
(Kurniawan, 2018).
2018).
4 Penelitian
5 Penyusunan
naskah skripsi
6 Ujian hasil
skripsi
DAFTAR PUSTAKA
32
Parasetamol pada sampel menggunakan alat Spektrofotometer.
Hal:13- 48
KEMENKES, 2019. NO. 661/ MENKES / SK / VII / 1994 tentang persyaratan
obat tradisional, Hal:13-48
Menteri Kesehatan, No.007 tahun (2012) yaitu obat tradisional yang mengandung:
Bahan Kimia Obat (BKO) Hal:
Nadesul, 2010. Kelainan pertumbuhan seperti kelainan sel-sel yang membentuk
tulang rawan, seperti kolagen. Hal:
Permenkes, 2019. No.1109/Menkes/Per/IX/2007, pengobatan sebagai upaya
pelayanan kesehatan masyarakat. Hal:13-48
Rohman, 2009. Semakin sempit kisaran ukuran fase diam, maka semakin baik
kinerja KLT dalam hal efisiensinya dan resolusinya. Hal:33-48
Sampurno, 2019. Melanggar UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan dan UU
No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Hal:12-48
Sastrohamidjojo, 1991. pereaksi lokasi kimia dan berbagai reaksi warna umum
Untuk mengidentifikasinya melalui harga Rf . Hal:
Sudjadi, 1986. jarak tempuh cuplikannya melalui pusat bercak, atau melalui titik
Kerapatan maksimalnya. Hal:
Tandra, n.d. 2009. Makin tinggi dosis dan makin lama pemakaian, resiko
osteoporosis menjadi makin besar, Hal:21-48
Turana, 2003. Obat herbal atau pun suplemen seringkali menyatakan “tanpa efek
samping” karena bersifat alami, Hal:14-48
Yuliarti, 2010. Sesuai dengan peraturan UU yang berlaku, Jamu tradisional
dilarang menggunakan bahan kimia, Hal:21-48
33
LAMPIRAN
34
Lampiran 1. Spektrum Secara Garis Besar
N Daerah Spektrum Panjang Gelombang (nm)
o
.
1 Ultraviolet jauh 100 – 190
35
Lampiran 2. Surat Persetujuan Judul
ANALISIS BAHAN KIMIA OBAT (BKO) PADA JAMU PEGAL LINU YANG
BEREDAR DI WILAYAH BREBES DENGAN METODE KLT DAN
SEPEKTROFOTOMETRI UV - VIS
36
Lampiran 3. Surat Peryataan Mandeley
SURAT PERNYATAAN
NIM : E1021021
Slawi, ..................................
Mengetahui,
Mahasiswa Dosen Pembimbing 1
37
Lampiran 4. Skema Penelitian
1. Analisis Kualitatif dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
Sampel Jamu
Penotolan Sampel
Hasil
38
2. Analisis Kuantitatif dengan Metode Spektrofotometri UV-Vis
Sampel Jamu
Penentuan Gelombang
Maksimum
Hasil
39