PROPOSAL PENELITIAN
Oleh
MUTIARA SHIMA
NIM: 16010132
PROPOSAL PENELITIAN
Oleh
MUTIARA SHIMA
NIM: 16010132
Oleh
MUTIARA SHIMA
NIM: 16010132
Menyetujui,
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Pembantu Ketua 1
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rakhmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
proposal penelitian adapun judul ini adalah ”ANALISIS RASIONALITAS
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN PNEUMONIA RAWAT INAP DI
RUMAH SAKIT AZRA BOGOR“.
Proposal penelitian ”ANALISIS RASIONALITAS PENGGUNAAN
ANTIBIOTIK PASIEN PNEUMONIA RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT
AZRA BOGOR” ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan untuk
memperoleh gelar Sarjana Farmasi di Sekolah Tinggi Teknologi Industri dan
Farmasi Bogor Program Studi Strata 1 Farmasi.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu sehingga tersusunnya proposal penelitian ini. Ucapan
terima kasih penulis sampaikan terutama kepada :
1. Ibu apt. Siti Mariam, M.Farm., selaku Ketua Sekolah Tinggi Teknologi
Industri dan Farmasi Bogor.
2. Bapak Dr. Rizasyah Daud, M.Sc., SpPD., FINASIM selaku Direktur Utama
Rumah Sakit Azra Bogor yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk melaksanakan penelitian.
3. Bapak Dr. Achmad Fauzi Isa, M.Sc., selaku pembantu ketua 1 Sekolah Tinggi
Teknologi Industri dan Farmasi Bogor.
4. Bapak apt. Ferry Effendi, M.Farm., selaku Ketua Program Studi S1 Farmasi
Strata satu.
5. Ibu apt. Silvi Nurafni, M.Farm., selaku pembimbing di Sekolah Tinggi
Teknologi Industri dan Farmasi Bogor yang telah membantu memberikan
pengarahan dalam penulisan penelitian ini.
6. Ibu apt. Oriza Safrini, S.farm., selaku pembimbing di Rumah Sakit Azra Bogor
yang telah membantu memberikan pengarahan dalam penulisan penelitian ini.
7. Suami Faisal Amin dan Anakku Dylan Arfa Rajendra dan Ghaisan Arsya
Narendra yang telah memberikan dukungan motivasi, doa restu sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik.
i
8. Kedua orang tua dan mertua, yang telah memberikan dukungan motivasi, doa
restu sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan
baik.
9. Teman-teman angkatan 20 terutama Enny, Depi, Linda yang selalu
memberikan dukungan dan semangat dari awal kuliah hingga akhir penulisan
skripsi ini.
10. Teman-teman Instalasi Farmasi Rumah Sakit Azra Bogor yang selalu
memberikan semangat untuk penulis menyelesaikan skripsi ini.
11. Staff Rekam Medik Rumah Sakit Azra Bogor yang telah membantu
melancarkan proses pengumpulan data serta semua pihak terlibat yang tidak
bisa disebutkan satu persatu.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... iii
DAFTAR TABEL........................................................................................ iv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ v
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah......................................................... 3
1.3 Batasan Masalah.............................................................. 4
1.4 Kerangka Pemikiran......................................................... 4
1.5 Hipotesis.......................................................................... 4
1.6 Tujuan Penelitian............................................................. 4
1.7 Manfaat Penelitian........................................................... 5
1.7.1 Bagi Penulis....................................................... 5
1.7.2 Bagi Institusi Pendidikan................................... 5
1.7.3 Bagi Rumah Sakit.............................................. 5
iii
2.2.6 Tanda dan Gejala Pneumonia.............................. 14
2.2.7 Faktor Resiko....................................................... 14
2.2.8 Penatalaksaan Pneumonia.................................... 15
2.2.9 Pemeriksaan Penunjang....................................... 15
2.3 Antibiotik......................................................................... 16
2.3.1 Definisi Antibiotik............................................... 16
2.3.2 Penggolongan Antibiotik..................................... 17
2.3.3 Penggunaan Antibiotik......................................... 21
2.3.4 Resistensi Antibiotik............................................ 22
2.3.5 Mekanisme Resistensi Antibiotik........................ 22
2.3.5.1 Resistensi Plasmid-mediated................... 22
2.3.5.2 Resistensi Chromosome-mediated........... 23
2.3.5.3 Faktor Yang Mempengaruhi Resistensi... 24
2.3.6 Evaluasi Penggunaan Antibiotik.......................... 24
2.3.7 Alur Penilaian Kualitas Penggunaan Antibiotik
(Gyssens Flowchart)............................................ 26
2.3.8 Kegagalan Terapi................................................. 29
iv
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 38
LAMPIRAN.............................................................................................. 40
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
v
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Definisi Operasional Variabel............................................................ 34
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Surat Izin Penelitian Penelitian Di RS Azra Bogor................................ 40
2. Data Pengobatan Pneumonia Selama Perawatan................................... 41
3. Data Peringkat Pneumonia Di RS Azra Bogor 2020.............................. 42
vii
viii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
1.5 Hipotesis
Antibiotik yang digunakan pada pasien pneumonia di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Azra Bogor sudah rasional dan sesuai dengan standar Gyssens.
7
8
3.2 Pneumonia
2.2.1 Definisi Pneumonia
Pneumonia adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme
seperti bakteri, virus, jamur dan parasit yang menyebabkan peradangan akut
parenkim pada paru-paru (PDPI, 2014). Gejala yang ditimbulkan akibat infeksi
akut pada jaringan paru-paru yaitu batuk, pilek dan disertai napas sesak atau napas
cepat. Peradangan pada pneumonia menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan
gangguan pertukaran gas setempat apabila mengenai parenkim paru. Peradangan
11
pada parenkim paru mengakibatkan jaringan paru terisi oleh cairan dan timbul
abses serta menyebabkan kematian (Prabu, 1996).
Radang bronkial
Hipoksemia
Kelelahan Intoleransi aktivitas
Kompensasi
frekuensi napas
Anoreksia
dan asma, trasektomi atau pemakaian selang endotrakeal, kanker (terutama kanker
paru), bedak abdominal dan toraks, pengobatan dengan imunosupresif, AIDS,
fraktur tulang iga, alkoholise, riwayat merokok dan malnutrisi (Price dan Wilson,
2005).
2.3 Antibiotik
2.3.1 Definisi Antibiotik
Antibiotik adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh bakteri dan fungi,
yang memiliki khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman,
sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif kecil (Tjay dan Raharja, 2002).
Kemampuan antibiotik untuk mematikan atau menghambat pertumbuhan
mikroorganisme memiliki konsentrasi spesifik yang berbeda-beda. Pengunaan
antibiotik yang tidak tepat dan berlebihan dapat menyebabkan resistensi.
emipiris dapat dinilai, serta terapi definitif setelah hasil pemeriksaan mikrobiologi
diketahui (Gyssens, 2005).
Adapun alur penilaian dengan menggunakan kategori Gyssens sebagai
berikut:
Kategori 0 : Penggunaan antibiotik tepat/bijak
Kategori I : Penggunaan antibiotik tidak tepat waktu
Kategori IIA : Penggunaan antibiotik tidak tepat dosis
Kategori IIB : Penggunaan antibiotik tidak tepat interval pemberian
Kategori IIC : Penggunaan antibiotik tidak tepat cara/rute pemberian
Kategori IIIA : Penggunaan antibiotik terlalu lama
Kategori IIIB : Penggunaan antibiotik terlalu singkat
Kategori IVA : Penggunaan antibiotik lain yang lebih efektif
Kategori IVB : Ada antibiotik lain yang kurang toksik/lebih aman
Kategori IVC : Ada antibiotik lain yang lebih murah
Kategori IVD : Ada antibiotik lain yang spektrumnya lebih sempit
Kategori V : Tidak ada indikasi penggunaan antibiotik
Kategori VI : Data rekam medik tidak lengkap dan tidak dapat
dievaluasi (Gyssens I.C., 2005)
27
Evaluasi antibiotik dimulai dari kotak yang paling atas, yaitu dengan melihat
apakah data lengkap atau tidak untuk mengkategorikan penggunaan antibiotik.
1. Bila data tidak lengkap, berhenti di kategori VI
Data tidak lengkap adalah rekam medis tanpa diagnosis kerja atau ada
halaman rekam medis yang hilang. Pemeriksaan penunjang/laboratorium tidak
harus dilakukan karena mungkin tidak ada biaya, dengan catatan sudah
direncanakan pemeriksaannya untuk mendukung diagnosis. Diagnosis kerja
dapat ditegakkan secara klinis dari anamnesis dan pemeriksaan fisis. Bila data
lengkap, dilanjutkan dengan pertanyaan di bawahnya, apakah ada infeksi yang
membutuhkan antibiotik?
2. Bila tidak ada indikasi pemberian antibiotik, berhenti di kategori V
Indikasi adalah penyesuaian antara antibiotik dengan hasil diagnosis. Bila
antibiotik memang terindikasi, lanjutkan dengan pertanyaan di bawahnya.
Apakah pemilihan antibiotik sudah tepat?
3. Bila ada pilihan antibiotik lain yang lebih efektif, berhenti di kategori IVA
Ada antibiotik yang lebih efektif dikatakan tidak rasional meliputi
penggunaan antibiotik empirik yang tidak disebutkan pada guideline dan
adanya antibiotik yang lebih adekuat dalam melawan infeksi bakteri sesuai
kasus infeksi pasien. Bila tidak, lanjutkan dengan pertanyaan di bawahnya,
apakah ada alternatif lain yang kurang toksik?
4. Bila ada pilihan antibiotik lain yang kurang toksik, berhenti di kategori IVB
Ada antibiotik lain yang kurang toksik/lebih aman yaitu ada alternatif
antibiotik yang lebih aman untuk diberikan pasien. Bila tidak, lanjutkan
dengan pertanyaan di bawahnya, apakah ada alternatif lebih murah?
5. Bila ada pilihan antibiotik lain yang lebih murah, berhenti di kategori IVC
Pemilihan antibiotik yang lebih murah dikatakan tidak rasional apabila
penggunaan antibiotik paten atau antibiotik yang harganya daiatas 100.000 per
antibiotik dengan ada antibiotik yang sama efektifnya dengan harga yang lebih
terjangkau. Bila tidak, lanjutkan dengan pertanyaan di bawahnya, apakah ada
alternatif lain yang spektrumnya lebih sempit?
6. Bila ada pilihan antibiotik lain dengan spektrum yang lebih sempit, berhenti di
kategori IVD
29
Jika tidak ada alternatif lain yang lebih sempit lanjutkan dengan
pertanyaan di bawahnya, apakah durasi antibiotik yang diberikan terlalu
panjang?
7. Bila durasi pemberian antibiotik terlalu panjang, berhenti di kategori IIIA
Penggunaan antibiotik terlalu lama yaitu pemberian antibiotik lebih lama
dari standar formularium obat yang dijadikan acuan. Bila tidak, diteruskan
dengan pertanyaan apakah durasi antibiotik terlalu singkat?
8. Bila durasi pemberian antibiotik terlalu singkat, berhenti di kategori IIIB
Penggunaan antibiotik terlalu singkat yaitu pemberian antibiotik lebih
singkat dari standar formularium obat yang dijadikan acuan. Bila tidak,
diteruskan dengan pertanyaan di bawahnya. Apakah dosis antibiotik yang
diberikan sudah tepat?
9. Bila dosis pemberian antibiotik tidak tepat, berhenti di kategori IIA
Penggunaan antibiotik tepat dosis apabila sesuai acuan pemberian
antibiotik berdasarkan formularium obat yang dijadikan acuan. Bila dosisnya
tepat, lanjutkan dengan pertanyaan berikutnya, apakah interval antibiotik yang
diberikan sudah tepat?
10. Bila interval pemberian antibiotik tidak tepat, berhenti di kategori IIB
Penggunaan antibiotik tepat interval apabila sesuai acuan pemberian
antibiotik berdasarkan formularium obat yang dijadikan acuan. Bila
intervalnya tepat, lanjutkan dengan pertanyaan di bawahnya, apakah rute
pemberian antibiotik sudah tepat?
11. Bila rute pemberian antibiotik tidak tepat, berhenti di kategori IIC
Antibiotik tidak tepat rute adalah penggunaan antibiotik perenteral saat
pasien mampu mendapatkan nutrisi internal, tanda-tanda infeksi membaik dan
obat oral yang digunakan memiliki bioavailabilitas yang baik. Bila rute tepat,
lanjutkan ke kotak berikutnya.
12. Bila antibiotik tidak termasuk kategori I sampai sampai dengan VI, antibiotik
tersebut merupakan kategori I
Penilaian kualitas penggunaan antibiotik diperoleh dari mayoritas jumlah
yang terdapat pada kategori 0 atau rasional dan jumlah yang termasuk pada
kategori I-IV atau tidak rasional yang dinyatakan dengan presentase.
30
3.3.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini diambil dengan metode total sampling yang
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dengan diagnosa pneumonia
selama periode bulan Januari - Desember 2020. Total sampling adalah
pengambilan sampel yang sama dengan jumlah populasi yang ada.
32
33
Kerasionalan Gyssens :
Penggunaan antibiotik
Rasional
pasien pneumonia
Tidak Rasional
Variabel Perancu
Karakteristik :
Usia
Jenis kelamin
Gambar 1. Kerangka konsep
35
Faizah, Ana Khusnul dam Putra, Oki Nugraha., 2019. Evaluasi Kualitatif Terapi
Antibiotik Pada Pasien Pneumonia Di Rumah Sakit Pendidikan Surabaya
Indonesia. Jurnal Sains Farmasi Dan Klinis. Volume 06, Nomor 02;12 –
133.
Gould, I.M dan Van der Meer, J.W.M. 2005. Antibiotic Policies : Theory and
Practice. New York: Kluwer Academi Plubisher, Hal: 200.
Gyssens, I.C., and Van der Meers, J.M.W. 2001. Quality of Antimicrobial Drug
Prescription in Hospital. Clinical Microbiology Infenction. Vol. 7 (6): 12-
15.
Nugroho F., Pri I.U. and Ika Y., 2011, Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada
Penyakit Pneumonia Di Rumah Sakit Umum Daerah Purbalingga,
Pharmacy, 08 (01), 141-154.
40
41
Peto, Leon., Behzad Nadjma., Peter Horbyqua., Ta Thi Dieu Nganc., Rogier van
Doorna., Nguyen Van Kinhcand Heiman F. L. Wertheim. 2014. The
bacterial actiology of adult community-acquired pneumonia in asia: a
Systematic Riview. Transactions of the Royal Society of Tropical Medicine
and Hygiene. 108: 326-33.
Tjay, T.H. dan Rahardja, K., 2017. Obat-Obat Penting Khasiat Penggunaan dan
Efek-Efek Sampingnya. Edisi VI. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Saputro, Addy., Helmia, Farida., dan Stefani, C.F., 2013. Perbedaan Pola
Kepekaan Terhadap Antibiotik Pada Streptococcus pneumonia Yang
Mengkolonisasi Nasofaring Balita. Jurnal Media Medika Muda KTI.