Anda di halaman 1dari 19

SLIDE CULTURE (Kultur Slide)

LAPORAN

OLEH:
MUSLIH ARRIDHO
210301160
AGROTEKNOLOGI 3B

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2022
SLIDE CULTURE (Kultur Slide)

LAPORAN

OLEH:
MUSLIH ARRIDHO
210301160
AGROTEKNOLOGI 3B

Laporan ini sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikum di
Laboratorium Mikrobiologi Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara

Diperiksa oleh:
Asisten Korektor

(Muhammad Wahyu Darmawan)


NIM : 190301036

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan jurnal ini tepat pada
waktunya.
Adapun judul dari laporan ini adalah “Slide Culture” yang merupakan
salah satu syarat untuk memenuhi komponen penilaian di Laboratorium
Mikrobiologi Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara.
Penulis berterima kasih kepada Prof. Ir. T. Sabrina, M.Sc., Ph.D.,
Dr. Ir. Hasanuddin, MS., Ir. Mukhtar Iskandar Pinem, M.Agr.,
Dr. Lisnawati, S.P., M.Si., Irda Safni, SP., MCP., Ph.D.,
Amelia Zulianti Siregar, S.Si., M.Sc., Ph.D. Dr. Mariani Sembiring, S.P., M.P,
Dr. Benny Hidayat, S.P., M.P., Wida Akasah, S.Agr, M.Sc.; selaku dosen mata
kuliah Mikrobiologi Pertanian serta abang dan kakak asisten laboratorium yang
telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa jurnal ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun akan sangat diharapkan
demi perbaikan penulisan mendatang. Akhir kata penulis mengucapkan terima
kasih.

Medan, September 2022

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... 1

DAFTAR ISI.......................................................................................................... 2

RANGKUMAN VIDEO ......................................................................................... 3

Rangkuman Video “Bahan Praktikum Mikrobiologi Slide Culture” .................. 3

PENDAHULUAN.................................................................................................. 4

Latar belakang ..................................................................................................... 4

Tujuan Penulisan ................................................................................................. 6

Kegunaan Penulisan ............................................................................................ 6

TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 7

BAHAN DAN METODE ...................................................................................... 9

Tempat dan Waktu Praktikum............................................................................. 9

Alat dan Bahan Praktikum .................................................................................. 9

Prosedur Praktikum ............................................................................................. 9

HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 9

Hasil................................................................................................................... 12

Pembahasan ....................................................................................................... 13

KESIMPULAN.................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 16


RANGKUMAN VIDEO

Rangkuman Video Bahan Praktikum Mikrobiologi Slide Culture

Disaat kita melakukan identifikasi terhadap jamur, beberapa hal bersifat


mikrokropis pada jamur sangat lah mempengaruhi. Beberapa hal tersebut antara
lain adalah biakan jamur, waktu serta lajur pertumbuhan jamur. Dikarenakan sifat
sifat mikroskopis tersebut lah terdapat beberapa metode yang digunakan dalam
identifikasi jamur. Sifat mikroskopis merupakan sifat yang kasat mata, adapaun
mikroskopis pada jamur adalah sebuah kondisi jamur yang tidak dapat terlihat
oleh mata secara langsung melainkan membutuhkan sarana berupa mikroskop
sebagai alat utama daam identifikasi jamur agar memenuhi standar akurasi.

Adapun salah satu metode dalam identifikasi jamur adalah dengan


mengggunakan metode slide culture. Slide culture adalah metode cepat untuk
mempersiapkan koloni jamur yang akan diggunakan dalam pemeriksaan serta
identifikasi jamur. Dalam slide culture, jamur akan langsung ditumbuhkan pada
slide yang sudah diberi media tipis. Metode slide culture banyak digunakan dalam
metode untuk identifikasi jamur, dengan modifikasi beberapa metode didalamnya.
PENDAHULUAN

Latar belakang
Slide culture konvensional sebagai suatu identifikasi morfologi dikenal
sebagai metode yang paling umum untuk identifikasi jamur kapang patogen.
Metode ini relatif lebih tahan lama untuk menyimpan gambaran morfologi
dibandingkan dengan menggunakan metode selotip. Walaupun demikian,
perlu dilakukan modifikasi metode konvensional untuk meningkatkan
kegunaannya dan mempersingkat waktu yang slide culture diperlukan untuk
mengidentifikasi jamur kapang. (Yeva Rosana, et all. 2014)

Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang mikroba, jasad


renik. Mikrobiologi adalah salah satu cabang ilmu dari biologi, dan
memerlukan ilmu pendukung kimia, fisika, dan biokimia. Mikrobiologi sering
disebut ilmu prak tek dari biokimia. Dalam mikrobiologi diberikan pengertian
dasar tentang sejarah penemuan mikroba, macam-macam mikroba di alam,
struktur sel mikroba dan fungsinya, meta bolisme mikroba secara umum,
pertumbuhan mikroba dan faktor lingkungan, mikrobiologi terapan di bidang
lingkungan dan pertanian. Mikrobiologi lanjut telah berkembang menja di
bermacam-macam ilmu yaitu virologi, bakteriologi, miko logi, mikrobiologi
pangan, mikrobiologi tanah, mikrobiologi industri, dan sebagainya yang
mempelajari mikroba spesifik secara lebih rinci atau menurut kemanfaatannya
(Fifendy, 2017).

Teknik kultur slide, dengan atau tanpa CFW, diterapkan untuk


mengevaluasi viabilitas sel sehat (sel dalam fase pertumbuhan eksponensial),
sel yang mengalami stres etanol etanol pada 25 °C selama 2 jam] dan sel tua
(seld iinkubasi dalam air pada 25 ° C selama 48 jam) dari strain laboratorium.
Persentase sel yang hidup tidak berbeda secara signifikan antara kedua teknik
(dengan atau tanpa CFW), setelah inkubasi dari 24 jam. Akhirnya, teknik
kultur slide, yang mengandung CFW, dibandingkan dengan dua teknik yang
umum digunakan dalam industri pembuatan bir: fermentasi durasi pendek dan
penentuan persentase sel gemmulated. Hasil yang diperoleh melalui teknik
kultur slide, dikembangkan, mengikuti pola yang serupa dengan yang
diperoleh dalam uji fermentasi durasi pendek dan penentuan persentase sel
gemmulated. (Eduardo, et all. 2015)

Pengamatan mikroskopis: Pengamatan dilakukan dengan bantuan


mikroskop. Pengamatan meliputi deskripsi ciri-ciri yaitu: ada atau tidaknya
sekat pada hifa, warna hifa, dinding hifa, diameter hifa, warna konidiofor,
panjang konidiofor, konidiofor bercabang atau tidak, dinding konidiofor halus
atau tidak, vesikula, metula warna fialida, ukuran fialida, bentuk fialida, warna
konidia, diameter konidia, dinding konidia (halus/kasar), makrokonidia dan
mikrokonidia, klamidospora (Sundari. 2012)

Studi tentang kelompok fungi melalui isolasi, identifikasi, dan skrining


untuk bioaktivitas potensial diharapkan dapat memberikan pengetahuan lebih
banyak tentang keanekaragaman genus dan spesies serta untuk memberikan
informasi potensi penemuan antibiotik baru. Tanah muara yang kaya akan
nutrisi dari akar tanaman di dalamnya merupakan sumber potensial bahan
baku obat yang datang dari alam. Fungi yang ditemukan di sekitar daerah yang
mendukung pertumbuhannya telah beradaptasi untuk menggunakan karbon 2
dan nitrogen sebagai nutrisi. Fungi memanfaatkan nutrisi tersebut sebagai
pertahanan terhadap mikroorganisme lainnya (Rosyadi, et all., 2022).

Pengamatan mikroskopis jamur dilakukan dengan membuat preparat


menggunakan metode slide kultur. Pembuatan slide kultur dilakukan dengan
menyiapkan cawan petri yang telah diberi tisu pada bagian dalam, kemudian
diletakan batang penahan gelas objek dan gelas objek di atasnya. Media PDA
yang telah memadat dipotong menggunakan pisau steril dengan ukuran 1x1
cm kemudian diletakan di atas gelas objek. Isolat jamur diambil menggunakan
ose steril kemudian ditusuk pada empat sisi potongan agar tersebut selanjutnya
ditutup meggunakan gelas penutup. Akuades steril kemudian diteteskan pada
tisu dalam cawan petri. Cawan petri kemudian ditutup selanjutnya diinkubasi
selama 7 hari. Gelas penutup gelas objek kemudian dipindahkan ke gelas
objek baru yang telah ditetesi lactophenol, selanjutnya diamati morfologis
jamur dibawah mikroskop dengan perbesaran 1000 kali (Hakim, et all. 2020)
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk mempelajari dan
memahami cara menumbuhkan jamur dengan menggunakan metode kultur
slide dan mengamati bentuk spora dibawah mikroskop.

Kegunaan Praktikum
Adapun kegunaan dari penulisan ini adalah untuk memenuhi komponen
penilaian di Laboratorium Mikrobiologi Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
TINJAUAN PUSTAKA

Metode slide culture adalah teknik identifikasi isolat jamur yang dilakukan
melalui dua tahap, tahap pertama yaitu pengamatan jamur secara makroskopis
yang meliputi pengamatan terhadap warna dan bentuk koloni (Purnawati.2016)

Makrofungi merupakan fungi yang dapat dilihat secara langsung,


sedangkan mikrofungi merupakan fungi yang hanya dapat diamati dengan bantuan
mikroskop. Makrofungi yang ditemukan sebagian besar berasal dari kelompok
Basidiomycota, Ascomycota, dan beberapa diantaranya adalah Zygomycota.
Makrofungi berperan penting dalam semua kondisi ekosistem hutan, termasuk
ekosistem lahan gambut.

Secara ekologis, makrofungi berperan dalam menjaga keseimbangan


ekosistem dengan mendukung siklus biogeokimia, berperan sebagai pengurai
bahan organik (dekomposer), dan sebagai agen pengendali hayati. Makrofungi
termasuk ke dalam penyusun biotik yang terdapat hampir di semua tipe ekosistem.
Penyebarannya yang luas disebabkan oleh makrofungi yang dapat beradaptasi
dengan baik dengan lingkungannya. Spora yang dihasilkan berukuran besar
membuat makrofungi tersebar luas dan melimpah (Suryani dan Cahyanto, 2022).

Pada pemeriksaan secara mikroskopis dengan pembuatan slide kultur


Morfologi Aspergillus sp dapat dilihat adanya hifa bersepta, tonjolan vesikel di
ujung hifa, konidia dan konidiospor. Pemeriksaan mikroskopis menunjukkan
adanya tangkai konidia (konidiofora) pendek halus berwarna kehijauan, kepala
konidia (vesikel) berbentuk seperti gada (clavate) dan bulat, dan menjadi lonjong
(columnar) dengan bertambahnya umur koloni. Sterigmata tampak menutupi
setengah bagian atas dari vesikel. Spora/konidia berbentuk bulat, berwarna
kehijauan, dan permukaan bergerigi (echinulate). (Siregar. Et all. 2018).

Teknik kultur slide, dengan atau tanpa CFW, diterapkan untuk


mengevaluasi viabilitas sel sehat (sel dalam fase pertumbuhan eksponensial), sel
yang mengalami stres etanol [sel terkena 20% (v/v) etanol pada 25 °C selama 2
jam] dan sel tua (sel diinkubasi dalam air pada 25 ° C selama 48 jam) dari strain
laboratorium. Persentase sel yang hidup tidak berbeda secara signifikan antara
kedua teknik (dengan atau tanpa CFW), setelah inkubasi dari 24 jam. Akhirnya,
teknik kultur slide, yang mengandung CFW, dibandingkan dengan dua teknik
yang umum digunakan dalam industri pembuatan bir: fermentasi durasi pendek
dan penentuan persentase sel gemmulated. Hasil yang diperoleh melalui teknik
kultur slide, dikembangkan, mengikuti pola yang serupa dengan yang diperoleh
dalam uji fermentasi durasi pendek dan penentuan persentase sel gemmulated.
(Cruyt, Frederik. 2015)
BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Praktikum


Adapun praktikum ini dilakukan di komplek TASBI, blok I No. 56, Medan
Sumatera Utara yang dilaksanakan secara virtual menggunakan aplikasi Google
Meet pada hari Rabu, 29 September 2022 pukul 09.50 WIB sampai dengan
selesai.

Alat dan Bahan Praktikum

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah adalah cawan petri
yang digunakaan sebagai wadah untuk tempat penumbuhan jamur, penjepit yang
berfungsi untuk mengambil alat atau bahan praktikum, gelas berbentuk U yang
berfungsi sebagai penyangga pada bagian dalam cawan petri, slide kaca berfungsi
untuk sebagai tempat untuk menaruh media pertumbuhan jamur, jarum inokulasi
berfungsi untuk mengambil kultur jamur, penutup slide kaca yang berfungsi untuk
menutup media tanam jamur, scalpel yang berfungsi untuk membelah media
penanaman jamur, pipet tetes berfungsi untuk mengambil larutan yang ada, dan
mikroskop yang berfungsi sebagai alat untuk mengamati jamur yang telah
tumbuh.

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah kertas saring
yang berfungsi untuk menyaring cairan ada, ethanol 95% yang berfungsi untuk
merendam alat praktikum yang digunakan agar steril, aquades yang berfungsi
untuk melembabkan kertas saring, media tanam yang berfungsi sebagai tempat
tumbuhnya jamur, tinta biru yang berfungsi untuk membuat pengamatan jamur
dibawah mikroskop menjadi lebih mudah.

Prosedur Praktikum

Adapun prosedur dari pewarnaan bakteri adalah :

1. Diambil kertas saring menggunakan penjepit


2. Ditaruh kertas saring pada bagian dalam cawan petri
3. Diambil cawan petri satu lagi, dimasukkan larutan 95% ethanol pada
cawan petri 7
4. Dimasukkan gelas berbentuk U kedalam cawan petri yang telah berisi
larutan 95% ethanol
5. Dibakar diatas api gelas berbentuk U, agar steril
6. Diletakkan gelas berbentuk U pada cawan petri yang sudah diberikan
kertas saring, dimasukkan air untuk melembabkan kertas saring
7. Diambil kaca slide sejumlah dua buah, dan kemudian kaca slide disterilkan
dengan cara direndam pada cawan petri berisi 95% ethanol
8. Dibakar diatas api kaca slide untuk menghilangkan sisa ethanol yang
menempel
9. Diambil scalpel, kemudian dibakar untuk membuatnya menjadi steril
10. Diambil media penanaman jamur (agar-agar) menggunakan scalpel
sebesar 5 mm
11. Diletakkan agar-agarnya diatas kaca slide yang sudah steril, kemudian
cawan petri ditutup
12. Diambil jarum inokulasi, lalu dipanaskan agar steril, dan diambil kultur
jamur menggunakan jarum inokulasi yang sudah steril
13. Diletakkan kultur tersebut pada media penanaman jamur (agar-agar) pada
bagian sampingnya
14. Diambil penutup slide kaca dengan menggunakan penjepit, lalu dicelupkan
kedalamm larutan ethanol, dan dibakar agar menjadi steril
15. Kemudian penutup slide kaca diletakkan pada bagian atas media tempat
penanaman jamur, lalu cawan petri ditutup dan di inkubasi selama 48 jam
dalam suhu ruangan
16. Diambil slide kaca sebanyak dua buah, lalu diteteskan satu buah slide kaca
dengan tinta biru dan dengan menggunakan pipet tetes
17. Diambil penutup slide kaca yang sudah ditumbuhi oleh jamur tersebut, lalu
diletakkan pada slide kaca, dan kemudian diteteskan dengan alkohol 95%,
lalu dikeringkan.
18. Diletakkan penutup kaca slide pada slide kaca yang sudahdiberi tetesan
tinta biru
19. Diamati jamur yang sudah menempel pada penutup slide kaca dengan
menggunakan mikroskop.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Pembahasan
Sesuai dengan literatur Purnamawati (2016) diketahui bahwa Slide kultur
merupakan metode untuk identifikasi jamur patogen. Metode ini menjadi andalan
identifikasi morfologis spesies jamur di laboratorium klinis. Dalam literatur
tersebut juga dinyatakan bahwa pada pemeriksaan jamur di Balat Karanting Ikan
Pengendalian Mutu dan natif dan metode slide culture. Metode natif adalah
metode pemeriksaan penyakit secara langsung. Kelebihan metode ini adalah
mudah dan cepat dalam pemeriksaan penyakit atau dengan waktu yang cepat,
biaya yang diperlukan sedikit, serta peralatan yang digunakan juga sedikit.
Sedangkan kekurangan metode ini adalah dilakukannya hanya untuk infeksi berat,
infeksi ringan sulit dideteksi. Metode slide culture adalah teknik identifikasi isolat
jamur yang dilakukan melalui dua tahap, tahap pertama yaitu pengamatan jamur
secara makroskopis yang meliputi pengamatan terhadap warna dan bentuk koloni.

Pembuatan slide culture dimulai dengan mensterrilkan alat yang


digunakan, meletakkan batang penahan di gelas objek, media PDA diletakkan di
gelas objek, isolate jamur dipotong dan diletakkan di atas objek gelas, lalu di
inkubasi beberapa hari, dan di amati di bawah mikroskop setelah ditetesi
lectoponol di gelas objek. Hal ini sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa
Hakim, dkk. (2020) pengamatan koloni yang tumbuh dilakukan secara
makroskopis dan mikroskopis. Pengamatan mikroskopis jamur dilakukan dengan
membuat preparat menggunakan metode slide kultur.

Pembuatan slide kultur dilakukan dengan menyiapkan cawan petri yang


telah diberi tisu pada bagian dalam, kemudian diletakan batang penahan gelas
objek dan gelas objek di atasnya. Media PDA yang telah memadat dipotong
menggunakan pisau steril dengan ukuran 1x1 cm kemudian diletakan di atas gelas
objek. Isolat jamur diambil menggunakan ose steril kemudian ditusuk pada empat
sisi potongan agar tersebut selanjutnya ditutup meggunakan gelas penutup.
Akuades steril kemudian diteteskan pada tisu dalam cawan petri. Cawan petri
kemudian ditutup selanjutnya 10 diinkubasi selama 7 hari. Gelas penutup gelas
objek kemudian dipindahkan ke gelas objek baru yang telah ditetesi lactophenol,
selanjutnya diamati morfologis jamur dibawah mikroskop dengan perbesaran
1000 kali.

Dari hasil dapat dilihat adanya hifa bersepta, tonjolan vesikel di ujung hifa,
konidia dan konidiospor. Hal ini sesuai dengan literatur Siregar, dkk. (2018) yang
menyatakan bahwa pada pemeriksaan secara mikroskopis dengan pembuatan slide
kultur Morfologi Aspergillus sp dapat dilihat adanya hifa bersepta, tonjolan
vesikel di ujung hifa, konidia dan konidiospor. Pemeriksaan mikroskopis
menunjukkan adanya tangkai konidia (konidiofora) pendek halus berwarna
kehijauan, kepala konidia (vesikel) berbentuk seperti gada (clavate) dan bulat, dan
menjadi lonjong (columnar) dengan bertambahnya umur koloni. Sterigmata
tampak menutupi setengah bagian atas dari vesikel. Spora/konidia berbentuk
bulat, berwarna kehijauan, dan permukaan bergerigi (echinulate).

Dalam pemanfaatan metode slide culture sendiri terdapat kelebihan antara


lain metode slide culture mudah dan cepat dalam pemeriksaan penyakit atau
dengan waktu yang cepat, biaya yang diperlukan sedikit dalam bidang pendidikan
media ini dapat mempermudah proses belajar mengajar karena media ini dapat
menampilkan struktur mikroskopis jamur secara utuh.
KESIMPULAN
1. Slide culture merupakan metode untuk identifikasi jamur patogen. Metode ini
menjadi andalan identifikasi morfologis spesies jamur di laboratorium klinis..
2. Dalam pengaplikasian metode slide culture terdapat Tahapan slide culture,
yang antara lain meletakkan batang penahan di gelas objek, media PDA
diletakkan di gelas objek, isolate jamur diletakkan di atas objek gelas, diamati
dengan mikroskop setelah di inkubasi selama beberapa hari.
3. Melalui tahapan percobaan metode tersebut di dapati bahwa adanya hifa
bersepta, tonjolan vesikel di ujung hifa, konidia dan konidiospor.
4. Adapun terdaapat kelebihan metode slide culture antara lain dalam bidang
pendidikan media ini dapat mempermudah proses belajar mengajar karena
media ini dapat menampilkan struktur mikroskopis jamur secara utuh.
DAFTAR PUSTAKA
Cruyt dan Faderick. 2015. Improvement of the Yeast Slide Culture Technique.
Instituto Politecnico do Porto (Portugal) ProQuest Dissertations
Publishing.

Eduardo Soarez, Luc De Cooman, Manuela Macando. 2015. Improvement of the


yeast slide culture technique. reasearchgate.

Fifendy, M. 2017. Mikrobiologi. Depok: Kencana.

Hakim, L., Kurniatuhadi, R., & Rahmawati. (2020). Karakteristik Fisiologis


Jamur Halofilik Berdasarkan Faktor Lingkungan dari Sumur Air Asin di
Desa Suak, Sintang, Kalimantan Barat. Biomal , 5(2): 227-232

Purnamawati, R. (2016). Metode Pemeriksaan Penyakit Ikan Di Balai Karantina


Ikan Pengendalian Mutu Dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas I Surabaya
I. Surabaya: Universitas Airlangga.

Rosyadi, A., Triatmoko, B., & Nugraha, A. S. (2022). Isolation of Estuary Soil
Fungi and Screening Antibacterial Activity Againts Staphylococcus
aureus. Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology,
9(1): 17-25.

Sundari. 2012. Suatu Model Pengembangan Media Pembelajaran Slide Culture


Untuk Pengamatan Struktur Mikroskopis Kapang Pada Matakuliah
Mycologi. Universitas Khairun.

Suryani, Y., & Cahyanto, T. (2022). Pengantar Jamur Makroskopis. Bandung:


Gunung Djati Publishing

Siregar, R. N., Erina, & Balqis, U. (2018). ISOLASI Aspergillus sp. PADA
PARU-PARU ITIK (Anas domesticus). JIMVET, 2(3): 419-425.

Yefa Rosana, Tetsuhiro Matsuzawa , Tohru Gonoi ,And Anis Karuniawati. 2014.
Modified Slide Culture Method for Faster and Easier Identification of
Dermatophytes. Microbiology Indonesia. Citeseer.

Anda mungkin juga menyukai