Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PSIKOTROPIKA DALAM ISLAM

Disusun oleh:

Ikbaar Fadilah (1902321026)

Kelas 2E

Politeknik Negeri Jakarta

17 Juni 2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Zat adiktif dan psikotropika dalam kehidupan sehari-hari dikenal dengan nama narkoba
(narkotika dan obat berbahaya) atau NAPZA (narkotika, psikotropika, dan zat adiktif).
Sebenarnya NAPZA adalah obat kedokteran yang di ilmu pengetahuan diperlukan untuk
pengobatan. Berbeda dengan obat jenis lainnya, penggunaan NAPZA harus dilakukan dengan
hati-hati dan harus di bawah pengawasan dokter.

NAPZA merupakan obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman (sintetik atau
semisintetik) yang jika dimakan ,diminum diisap/dihirup, dimasukkan (disuntikkan) ke dalam
tubuh dapat menurunkan kesadaran atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan. Walaupun demikian pengolongan zat narkotika , zat adiktif ,
dan psikotropi belum jelas.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Pengertian nakortika dan psikotropika
2. Sejarah psikotropika dan narkotika
3. Penggolongan psikotropika
4. Efek penggunaan psikotropika
5. Faktor penyebab penyalahgunaan narkoba
6. Ciri ciri penggunaan narkoba
7. Hukum psikotropika dalam islam
8. Ganjaran pengguna psikotropika di akhirat
BAB II

PSIKOTROPIKA DALAM ISLAM

2.1 PENGERTIAN NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA

Narkotika adalah singkatan dari Narkotika dan Obat-obatan Berbahaya. Selain


obat-obatan, istilah lain yang diperkenalkan oleh Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia adalah NAPZA, yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan
Zat Adiktif Lainnya (Wikipedia, 2005). Narkotika adalah zat yang berasal dari tanaman
atau sintetis atau semi-sintetis yang dapat mengurangi kesadaran, kehilangan selera,
mengurangi untuk menghilangkan rasa sakit dan dapat menyebabkan ketergantungan.

Sementara zat psikotropika adalah zat non-narkotika alami atau sintetis yang
memiliki sifat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada sistem saraf pusat yang
menyebabkan perubahan spesifik dalam aktivitas dan perilaku mental. Kemudian zat
adiktif adalah zat atau bahan kimia yang ketika dimasukkan ke dalam tubuh manusia akan
memengaruhi tubuh, menyebabkan perubahan aktivitas mental, emosional, dan perilaku.
Jika digunakan terus menerus dapat menimbulkan ketergantungan, baik secara psikologis
maupun fisik (BNN, 2005: 8). Semua istilah ini merujuk pada sekelompok zat yang
umumnya memiliki risiko yang oleh publik disebut berbahaya, yaitu kecanduan.

Narkoba atau NAPZA merupakan zat yang bila masuk ke dalam tubuh akan
mempengaruhi tubuh seseorang terutama susunan syaraf pusat/otak sehingga jika
disalahgunakan akan menyebabkan gangguan fisik, psikis, dan fungsi sosial. Oleh karena
itu, Pemerintah memberlakukan undang-undang untuk penyalahgunaan narkoba.

2.2 SEJARAH PSIKOTROPIKA DAN NARKOBA

Penggunaan obat-obatan jenis opium sudah lama dikenal di Indonesia, jauh sebelum
pecahnya Perang Dunia ke-2 pada zaman penjajahan Belanda. Pada umumnya para pemakai
candu (opium) tersebut adalah orang-orang Cina.

Pemerintah Belanda memberikan izin pada tempat-tempat tertentu untuk menghisap candu
dan pengadaan (supply) secara legal dibenarkan berdasarkan undang-undang. Orang-orang
Cina pada waktu itu menggunakan candu dengan cara tradisional, yaitu dengan jalan
menghisapnya melalui pipa panjang. Hal ini berlaku sampai tibanya Pemerintah Jepang di
Indonesia. Pemerintah pendudukan Jepang menghapuskan Undang-Undang itu dan melarang
pemakaian candu (Brisbane Ordinance).

Ganja (Cannabis Sativa) banyak tumbuh di Aceh dan daerah Sumatera lainnya, dan telah
sejak lama digunakan oleh penduduk sebagai bahan ramuan makanan sehari-hari. Tanaman
Erythroxylon Coca (Cocaine) banyak tumbuh di Jawa Timur dan pada waktu itu hanya
diperuntukkan bagi ekspor. Untuk menghindari pemakaian dan akibat-akibat yang tidak
diinginkan, Pemerintah Belanda membuat Undang-undang (Verdovende Middelen
Ordonantie) yang mulai diberlakukan pada tahun 1927 (State Gazette No.278 Juncto 536).

Meskipun demikian obat-obatan sintetisnya dan juga beberapa obat lain yang mempunyai
efek serupa (menimbulkan kecanduan) tidak dimasukkan dalam perundang-undangan
tersebut.Setelah kemerdekaan, Pemerintah Republik Indonesia membuat perundang-
undangan yang menyangkut produksi, penggunaan dan distribusi dari obat-obat berbahaya
(Dangerous Drugs Ordinance) dimana wewenang diberikan kepada Menteri Kesehatan untuk
pengaturannya (State Gaette No.419, 1949).

Baru pada waktu tahun 1970, masalah obat-obatan berbahaya jenis narkotika menjadi
masalah besar dan nasional sifatnya. Pada waktu perang Vietnam sedang mencapai
puncaknya pada tahun 1970-an, maka hampir di semua negeri, terutama di Amerika Serikat
penyalahgunaan obat (narkotika) sangat meningkat dan sebagian besar korbannya adalah
anak-anak muda. Nampaknya gejala itu berpengaruh pula di Indonesia dalam waktu yang
hampir bersamaan.

Menyadari hal tersebut maka Presiden mengeluarkan instruksi No.6 tahun 1971 dengan
membentuk badan koordinasi, yang terkenal dengan nama BAKOLAK INPRES 6/71, yaitu
sebuah badan yang mengkoordinasikan (antar departemen) semua kegiatan penanggulangan
terhadap berbagai bentuk yang dapat mengancam keamanan negara, yaitu pemalsuan uang,
penyelundupan, bahaya narkotika, kenakalan remaja, kegiatan subversif dan pengawasan
terhadap orang-orang asing.

Kemajuan teknologi dan perubahan-perubahan sosial yang cepat, menyebabkan Undang-


Undang narkotika warisan Belanda (tahun 1927) sudah tidak memadai lagi. Maka pemerintah
kemudian mengeluarkan Undang-Undang No.9 tahun 1976, tentang Narkotika. Undang-
Undang tersebut antara lain mengatur berbagai hal khususnya tentang peredaran gelap (illicit
traffic). Disamping itu juga diatur tentang terapi dan rehabilitasi korban narkotik (pasal 32),
dengan menyebutkan secara khusus peran dari dokter dan rumah sakit terdekat sesuai
petunjuk menteri kesehatan.

Dengan semakin merebaknya kasus penyalahgunaan narkoba di Indonesia, maka UU Anti


Narkotika mulai direvisi. Sehingga disusunlah UU Anti Narkotika nomor 22/1997, menyusul
dibuatnya UU Psikotropika nomor 5/1997. Dalam Undang-Undang tersebut mulai diatur
pasal-pasal ketentuan pidana terhadap pelaku kejahatan narkotika, dengan pemberian sanksi
terberat berupa hukuman mati.

Dan jauh sebelum Indonesia mengenal narkoba, sekitar tahun 2000 SM di Samaria dikenal
sari bunga opion atau kemudian dikenal opium (candu = papavor somniferitum). Bunga ini
tumbuh subur di daerah dataran tinggi di atas ketinggian 500 meter di atas permukaan laut.
Penyebaran selanjutnya adalah ke arah India, Cina dan wilayah-wilayah Asia lainnya, cina
kemudian menjadi tempat yang sangat subur dalam penyebaran candu ini (dimungkinkan
karena iklim dan keadaan negeri). Memasuki abad ke XVII masalah candu ini bagi cina telah
menjadi masalah nasional, bahkan di abad XIX terjadi perang candu dimana akhirnya cina
ditaklukan Inggris dengan harus merelakan Hong Kong.

Tahun 1806 seorang dokter dari Westphalia bernama Friedrich Wilhelim sertuner
menemukan modifikasi candu yang dicampur amoniak yang kemudian dikenal sebagai
Morphin (diambil dari nama dewa mimpi Yunani yang bernama Morphius). Tahun 1856
waktu pecah perang saudara di A.S. Morphin ini sangat populer dipergunakan untuk
penghilang rasa sakit luka-luka perang sebahagian tahanan-tahanan tersebut "ketagihan"
disebut sebagai "penyakit tentara". Tahun 1874 seorang ahli kimia bernama Alder Wright
dari London, merebus cairan morphin dengan asam anhidrat (cairan asam yang ada pada
sejenis jamur) campuran ini membawa efek ketika diuji coba kepada anjing yaitu: anjing
tersebut tiarap, ketakutan, mengantuk dan muntah-muntah.

Namun tahun 1898 pabrik obat "Bayer" memproduksi obat tersebut dengannama Heroin,
sebagai obat resmi penghilang sakit (pain killer). Tahun 60-an - 70-an pusat penyebaran
candu dunia berada pada daerah "Golden Triangle" yaitu Myanmar, Thailand dan Laos,
dengan produksi 700 ribu ton setiap tahun. Pada daerah "Golden Crescent" yaitu Pakistan,
Iran dan Afganistan dari Golden Crescent menuju Afrika dan Amerika.
Selain morphin dan heroin adalagi jenis lain yaitu kokain (ery throxylor coca) berasal dari
tumbuhan coca yang tumbuh di Peru dan Bolavia. Biasanya digunakan untuk penyembuhan
Asma dan TBC. Pada akhir tahun 70-an ketika tingkat tekanan hidup manusia semakin
meningkat serta tekhnologi mendukung maka diberilah campuran-campuran khusus agar
candu tersebut dapat juga dalam bentuk obat dan pil. (DEDI Humas BNN)

2.3 PENGGOLONGAN PSIKOTROPIKA

Berdasarkan pasal 2 ayat 2 Undang-Undang republik Indonesia No 5 Tahun


1997 tentang psikotropika, psikotropika digolongkan menjadi 4 golongan, yaitu:

1. Psikotropika Golongan I adalah jenis psikotropika yang mempunyai daya


menimbulkan ketergantungan tertinggi, hanya digunakan untuk kepentingan ilmu
pengetahuan, tidak untuk pengobatan (seluruhnya ada 14 jenis), antara lain :
a. MDMA (Ecstacy)
b. Psilobisin dan Psilosin, zat yang didapat dari sejenis jamur yang tumbuh di
Mexico.
c. LSD (Lysergic Diethylamide).
d. Mescaline, dari sejenis kaktus yang tumbuh di daerah Amerika Barat.
2. Psikotropika Golongan II adalah kelompok psikotropika yang mempunyai daya
menimbulkan ketergantungan menengah, digunakan untuk kepentingan ilmu
pengetahuan dan pengobatan (seluruhnya ada 14 jenis), antara lain :
a. Amphetamine (Shabu - shabu)
b. Metaqualon
3. Psikotropika Golongan III adalah jenis psikotropika yang mempunyai daya
menimbulkan ketergantungan sedang, mempunyai khasiat, digunakan untuk
kepentingan ilmu pengetahuan dan pengobatan (seluruhnya ada 9 jenis), antara
lain:
a. Amobarbital
b. Flunitrazepam
c. Pentobarbital
4. Psikotropika Golongan IV adalah jenis psikotropika yang mempunyai daya
menimbulkan ketergantungan rendah, berkhasiat dan digunakan luas untuk
kepentingan ilmu pengetahuan dan pengobatan (seluruhnya ada 60 jenis), antara
lain:
a. Diazepam
b. Barbital
c. Klobazam
d. Nitrazepam

2.4 EFEK PENGGUNAAN PSIKOTROPIKA

Meski memberikan efek kecanduan, namun penggunaan zat-zat tersebut


diperbolehkan asalkan sesuai dengan resep dokter. Namun sayang, saat ini
pemakaiannya justru berlebih dan melewati dosis normal sehingga manfaat yang
diberikan justru memberikan dampak buruk bagi kesehatan. Ada banyak bahaya dan
efek penyalahguaan psikotropika, beberapa diantaranya adalah:

1. Stimulan

Fungsi tubuh akan bekerja lebih tinggi dan bergairah sehingga pemakainya lebih
terjaga. Kerja organ tentu menjadi berat dan jika si pemakai tidak menggunakan obat-
obatan tersebut, badan menjadi lemah. Efek kecanduan ini menyebabkan
penggunanya harus selalu mengkonsumsi zat tersebut agar kondisi tubuh tetap prima.
Contoh stimulan yang sering disalahgunakan adalah ekstasi dan sabu-sabu.

2. Halusinogen

Ini adalah efek yang sering dialami oleh pemakai dimana persepsinya menjadi
berubah dan merasakan halusinasi yang berelebihan. Contoh zat yang memberikan
efek halusinogen salah satunya adalah ganja.

3. Depresan

Efek tenang yang dihasilkan disebabkan karena zat tersebut menekan kerja sisten
syaraf pusat. Jika digunakan secara berlebihan, penggunanya bisa tertidur terlalu lama
dan tidak sadarkan diri. Bahaya yang paling fatal adalah menyebabkan kematian.
Contoh zat yang bersifat depresan salah satunya adalah putaw.
2.5 FAKTOR PENYEBAB PENYALAHGUNAAN NARKOBA

A. Faktor Subversi
Dengan cara "mempromosikan" narkoba di negara yang demikian
target, maka secara praktis populasi atau bangsanya di negara itu bersangkutan
secara bertahap akan melupakan kewajibannya sebagai warga negara, subversi
semacam itu biasanya tidak berdiri itu sendiri dan biasanya diikuti oleh
subversi di lapangan budaya, moral dan sosial.
B. Faktor Ekonomi
Setiap pecandu narkoba setiap saat membutuhkan narkotika sebagai
bagian dari kebutuhan hidupnya yang cenderung dosisnya akan selalu
bertambah, dibandingkan dengan dengan beberapa barang dagangan lainnya,
narkotika adalah komoditi yang menguntungkan, meskipun ancaman dan
resikonya cukup berat. (Sitanggang, 1999 : 32)

C. Faktor Lingkungan
1. Faktor Dari Luar Lingkungan Keluarga
Bahaya Penyalahgunaan Narkoba (Fransiska Novita Eleanora) 445
Adanya sindikat narkoba International yang berupaya untuk menembus setiap
tembok penghalang di negara maupun dengan tujuan untuk mencari
keuntungan / subversi. Dengan jaringannya yang cukup terorganisir dengan
rapi, sindikat-sindikat narkoba berupaya dengan keras untuk menciptakan
konsumen-konsumen baru dalam mengembangkan pemasaran narkotik dan
obat keras.

2. Lingkungan Yang Sudah Mulai Tercemar Oleh Kebiasaan


Penyalahgunaan narkotika dan obat keras, mudah sekali menyerap
korban-korban baru di sekitarnya. Lingkungan ini biasanya tercipta oleh upaya
pedagang obat keras dan narkotika sebagai agen / kaki tangan sindikat
narkotika. Ada juga yang tercipta karena adanya pendatang baru ke dalam
suatu lingkungan masyarakat yang mebawa “oleh-oleh” yang disebabkan
diantara rekannya yang terdorong oleh rasa ingi tahu, ingin mencoba.
3. Lingkungan “LIAR”
Lingkungan seperti ini ialah suatu lingkungan yang lepas dari
pengawasan dan bimbingan. Lingkungan seperti ini dicita-citakan oleh
sekelompok anak-anak muda yang ingin mencari kebebasan tersendiri.
Kelompok ini diawali dengan perbuatan-perbuatan yang sifatnya demonstratif
dengan menonjolkan nama gang mereka “Anterian” Kegiatan selanjutnya dari
kelompok ini ialah dengan tindak kekerasan, perkelahian, perkosaan,
kejahatan, dan tindakan-tindakan lainnya yang negatif, termasuk penggunaan
narkotika dan obat-obat keras secara bebas dan berlebihan. Lingkungan seperti
ini pada saat sekarang memberikan rangsangan yang sangat keras kepada
remaja yang jiwanya dituntut untuk mendapat kebebasan dan kehebatan-
kehebatan. Lingkungan seperti ini pula biasanya menjadi sumber distribusi
narkotika dan obat keras lainnya.

4. Faktor dari dalam Lingkungan Keluarga


Masalah ini yang sedang melanda kita dewasa ini, diawali dengan
kesibukan si Ayah dalam mengejar “karier” atau “ngobyek” untuk mencari
atau mengejar kekayaan yang berlimpah sehingga kebutuhan keluarga
terlupakan. Istilah : “Uang mengatur segalanya”. Mulai popular pada saat
sekarang ini, terutama dikota-kota besar persaingan satu dan lainnya secara
diam-diam berjalan dahsyat. Dalam persaingan yang tidak resmi inilah orang
terpacu untuk mengejar karier atau kekayaan dengan segala cara termasuk
menelantarkan keluarganya. Di lain pihak ibu yang mulai dekat dengan anak
mulai pula kejangkitan wabah arisan, bisnis, show disana-sini, shopping dan
seribu dan satu kegiatan yang mulai merenggangkan komunikasi antara orang
tua dengan putraputrinya. Urusan keluarga biasanya diserahkan kepada si
“mbok”. Inilah titik awal dari terjerumusnya generasi muda ke lembah
narkotika dan obat keras. Rumah yang fungsinya tempat berteduh, tempat
melepaskan kerinduan antara anggota keluarga satu dengan yang lainnya,
tempat memadu kasih sayang antara orang tua dan anak, akan sedikit demi
sedikit berubah fungsi menjadi tempat persinggahan saja.Keadaan ini yang
akan mendorong si putra / putrid untuk mencari kesibukan di luar seperti
halnya mamah dan papah.(Ma’sum, 2001 : 28)
2.6 CIRI-CIRI PENGGUNA NARKOTIKA
Badan Narkotika Nasional (BNN) merilis 53 ciri pengguna narkoba. BNN
berharap, informasi mengenai ciri pengguna narkoba ini bisa mengedukasi
masyarakat. "Ini supaya masyarakat lebih teredukasi supaya masyarakat paham ciri
pengguna narkoba," kata Kepala Bagian Humas BNN Komisaris Besar Slamet
Pribadi, saat dihubungi Kompas.com, Senin (29/8/2016).

Berikut ini adalah 53 ciri pengguna narkoba :

1. Jika diajak bicara jarang mau kontak mata


2. Bicara pelo/cadel
3. Jika keluar rumah sembunyi-sembunyi
4. Keras kepala/susah dinasehati
5. Sering menyalahkan orang lain untuk kesalahan yang dia buat
6. Tidak konsisten dalam berbicara (mencla-mencle)
7. Sering mengemukan alasan yang dibuat-buat
8. Sering berbohong
9. Sering mengancam, menantang atau sesuatu hal yang dapat menimbulkan kontak
fisik atau perkelahian untuk mencapai keinginannya
10. Berbicara kasar kepada orangtua atau anggota keluarganya
11. Semakin jarang mengikuti kegiatan keluarga
12. Berubah teman dan jarang mau mengenalkan teman-temannya
13. Teman sebayanya makin lama tampak mempunyai pengaruh negatif
14. Mulai melalaikan tanggung jawabnya
15. Lebih sering dihukum atau dimarahi
16. Bila dimarahi, makin menjadi-jadi dengan menunjukan sifat membangkang
17. Tidak mau memedulikan peraturan di lingkungan keluarga
18. Sering pulang lewat larut malam
19. Sering pergi ke diskotek, mal atau pesta
20. Menghabiskan uang tabungannya atau selalu kehabisan uang
21. Barang-barang berharga miliknya atau milik keluarga yang dipinjam hilang dan
sering tidak dilaporkan
22. Sering merongrong keluarga untuk meminta uang dengan berbagai alasan
23. Selalu meminta kebebasan yang lebih
24. Waktunya di rumah banyak dihabiskan di kamar sendiri atau kamar mandi
25. Jarang mau makan atau berkumpul bersama keluarga
26. Sikapnya manipulatif
27. Emosi tidak stabil atau naik turun
28. Berani berbuat kekerasan atau kriminal
29. Ada obat-obatan, kertas timah, bong (botol yang ada penghisapnya) maupun
barang-barang aneh lainnya (aluminium foil, jarum suntik, gulungan uang/kertas,
dll), bau-bauan yang tidak biasa (di kamar tidur atau kamar mandi)
30. Sering makan permen karet atau permen mentol untuk menghilangkan bau mulut
31. Sering memakai kacamata gelap dan atau topi untuk menutupi mata telernya
32. Sering membawa obat tetes mata
33. Omongannya basa-basi dan menghindari pembicaraan yang panjang
34. Mudah berjanji, mudah pula mengingkari dengan berbagai alasan
35. Teman-teman lamanya mulai menghindar
36. Pupusnya norma atau nilai yang dulu dimiliki
37. Siklus kehidupan menjadi terbalik (siang tidur, malam melek/keluyuran)
38. Mempunyai banyak utang serta mengandalkan barang-barang atau menjual
barang-barang
39. Bersikap aneh atau kontradiktif (kadang banyak bicara, kadang pendiam sensitif)
40. Paraniod (ketakutan, berbicara sendiri, merasa selalu ada yang mengejar
41. Tidak mau diajak berpergian bersama yang lama (keluar kota, menginap)
42. Sering tidak pulang berhari-hari
43. Sering keluar rumah sebentar kemudian kembali ke rumah
44. Tidak memperbaiki kebersihan/kerapihan diri sendiri (kamar berantakan, tidak
mandi)
45. Menunjukan gejala-gejala ketagihan (demam, pegal-pegal, menguap, tidak bisa
tidur berhari-hari, emosi labil)
46. Sering meminta obat penghilang rasa sakit dengan alasan demam, pegal, lisu, atau
obat tidur dengan alasan tidak bisa tidur
47. Mudah tersinggung
48. Berubah gaya pakaian dan musik yang disukai
49. Meninggalkan hobi-hobi yang terdahulu
50. Motivasi sekolah menurun (malas berangkat sekolah, mengerjakan PR, atau tugas
sekolah)
51. Di sekolah sering keluar kelas dan tidak kembali lagi
52. Sering memakai jaket (untuk menutupi bekas suntikan, kedinginan, dll)
53. Sering menunggak uang sekolah atau biaya-biaya lainnya

2.7 HUKUM PSIKOTROPIKA DALAM ISLAM

Narkoba secara alami, baik sintesis maupun semi sintesis memang tidak
disebutkan hukumnya secara khusus di dalam Alquran maupun hadis nabi. Bertolak
dari efek khamar yang memabukkan, sebagian ulama menganalogikan bahan-bahan
psikoaktif (narkoba) dengan khamar karena ilat yang sama, yaitu memabukkan.
Narkoba adalah sesuatu yang memabukkan dengan beragam jenis, yaitu heroin atau
putaw, ganja atau marijuana, kokain dan jenis psikotropika; ekstasi,
methamphetamine/sabu-sabu dan obat-obat penenang; pil koplo, BK, nipam dsb.
Sesuatu yang memabukkan dalam Alquran disebut khamar, artinya sesuatu yang
dapat menghilangkan akal. Meskipun bentuknya berbeda namun cara kerja khamar
dan narkoba sama saja. Keduanya memabukkan, merusak fungsi akal manusia.

Dalam Islam, pelarangan mengkomsumsi khamar (narkoba) dilakukan


secara bertahap. Pertama memberi informasi bahwa narkoba memang bermanfaat
tetapi bahayanya lebih besar.

Menurut Firman Allah

‫اس َو ِإثْمه َما أَ ْكبَر ِمن نَّ ْف ِع ِه َما‬ ِ َّ‫ع ِن ْٱل َخ ْم ِر َو ْٱل َم ْي ِس ِر ۖ ق ْل فِي ِه َما ِإثْم َك ِبير َو َم َٰنَ ِفع ِللن‬
َ َ‫يَسْـَٔلونَك‬
َ‫ت لَ َعلَّك ْم تَتَفَ َّكرون‬
ِ َ‫ٱل َءا َٰي‬
ْ ‫ٱّلل لَكم‬ َّ ‫َويَسْـَٔلونَكَ َماذَا ين ِفقونَ ق ِل ْٱل َع ْف َو َك َٰذَلِكَ يبَيِن‬

“Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada


keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa
keduanya lebih besar dari manfaatnya". Dan mereka bertanya kepadamu apa yang
mereka nafkahkan. Katakanlah: "Yang lebih dari keperluan". Demikianlah Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir,” (QS 2:219)
kedua, penekanan bahwa narkoba yang dapat menyebabkan seseorang
kehilangan keseimbangan emosi dan pikiran. Allah melarang seseorang salat dalam
keadaan mabuk. Firman Allah: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
sholat sedang kamu dalam keadaan mabuk sehingga kamu mengerti apa yang kamu
ucapkan” (Q.S 4:43).

ketiga, penegasan bhwa narkoba sesuatu yang menjijikkan, bagian dari


kebiasaan setan yang haram dikonsumsi. Berdasarkan firman Allah pada surah Al-
Maidah.

َ ‫اب َو ْٱْل َ ْزلَ ُم ِرجْ س ِم ْن‬


‫ع َم ِل‬ ُ ‫ص‬ َ ‫يََٰٓأَيُّ َها ٱلَّذِينَ َءا َمنُ َٰٓوا إِنَّ َما ْٱل َخ ْم ُر َو ْٱل َم ْيس ُِر َو ْٱْلَن‬
َ‫ط ِن فَٱجْ تَنِبُوهُ لَعَلَّ ُك ْم ت ُ ْف ِل ُحون‬
َ ‫ش ْي‬
َّ ‫ٱل‬

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi,


(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan
syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.”
(Q.S 5:90)

Dalam hadis riwayat ‘Abd Allâh ibn Umar, Rasulullah saw. bersabda: “Setiap
yang memabukkan adalah khamar dan setiap khamar adalah haram”(HR. Muslim,
1993:270). Dalam hadis lain, nabi menjelaskan bahwa: “Segala sesuatu yang
memabukkan bila diminum dalam kadar yang banyak, kadarnya yang sedikit pun

haram”(HR. Al-Nasâ’î: t.th:700).

Imam Bukhârî meriwayatkan bahwa Umar b. Khattâb pernah berpidato:


“Sesungguhnya telah diturunkan hukum yang mengaharamkan khamar dan ia terbuat
dari salah satu dari lima unsur: anggur, kurma, madu, jagung, dan gandum. Khamar
adalah sesuatu yang merusak akal (HR. Bukhârî, 1993:232). Kemudian riwayat dari
‘Abd Allâh ibn Umar ra., barsabda Rasulullah saw., “Allah melaknat khamar,
peminumnya, penjualnya, pembelinya, pemerasnya, yang menyuruh memeras,
pembawanya dan penerimanya”(HR. Abû Dâwud, 1994:187).

Seiring dengan perkembangan zaman, minuman atau zat/obat yang


memabukkan pun bervariasi. Meskipun demikian tetap saja hukumnya haram. Hadis
dari Aisyah, nabi saw. bersabda, “Setiap minuman yang memabukkan adalah haram”
(HR. Bukhârî, 1993:242). Keharaman narkoba tidak terbatas banyak atau sedikit, jika
banyak memabukkan maka sedikit pun tetap haram meskipun yang sedikit itu tidak
memabukkan. Begitu pula para pelaku penyalahgunaan narkoba yang terdiri dari
pemakai, penjual, pembeli, produsen, pengedar dan penerima narkoba adalah haram.

2.8 GANJARAN PENGGUNA NARKOBA DI AKHIRAT

Dalam Islam jelas Narkoba sangat diharamakan jika tidak dalam keadaan
darurat seperti kebutuhan medis. Para ulama sepakat haramnya mengkonsumsi
narkoba karena dapat menghilangkan akal sehat dan haram untuk dikonsumsi walau
tidak memabukkan.

Dalam ayat-ayat Alquran pun tersirat, Allah SWT berfirman;

" Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan" . (QS. Al
Baqarah: 195)

" Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu" . (QS. An Nisa’: 29)

Dua ayat memaknai haramnya merusak diri sendiri. Dan jelas bisa diartikan
bahwa mengkonsumsi narkoba diharamkan karena sudah pasti merusak tubuh dan
akal seseorang. Lantas apa ganjaran yang diberikan kemada manusia yang dengan
sengaja mengkonsumsi dan menikmati narkoba pada hari kiamat kelak? Rasullulah
SAW bersabda;

" Barangsiapa yang sengaja menjatuhkan dirinya dari gunung hingga mati,
maka dia di neraka Jahannam dalam keadaan menjatuhkan diri di (gunung dalam)
neraka itu, kekal selama lamanya. Barangsiapa yang sengaja menenggak racun hingga
mati maka racun itu tetap ditangannya dan dia menenggaknya di dalam neraka
Jahannam dalam keadaan kekal selama lamanya. Dan barangsiapa yang membunuh
dirinya dengan besi, maka besi itu akan ada ditangannya dan dia tusukkan ke perutnya
di neraka Jahannam dalam keadaan kekal selama lamanya" . (HR Bukhari dan
Muslim).
BAB III

PENUTUP

Berdasarkan sumbernya, zat aditif ada yang alami ada juga yang sintetik. Bahan kimia
yang dipergunakan hanya untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan dalam bidang
kesehatan, yaitu kelompok bahan kimia yang disebut zat adiktif dan psikotropika.

Zat adiktif dan psikotropika harus digunakan sesuai dengan aturan. Jika tidak, akan
memberikan dampak buruk, baik bagi diri sendiri maupun lingkungan sosial sekitarnya.
Dalam islam sudah ditekankan bahwa penyalahgunaan narkoba dan psikotropika adalah
haram. Dan kita sebagai manusia yang taat kepada Allah SWT harus menjauhi semua hal
yang dilarang oleh Allah SWT.

DAFTAR PUSTAKA

https://media.neliti.com/media/publications/12297-ID-bahaya-penyalahgunaan-narkoba-
serta-usaha-pencegahan-dan-penanggulangannya-suatu.pdf

https://www.researchgate.net/publication/317594186_PENYALAHGUNAAN_NARKOBA_
DALAM_PERSPEKTIF_HUKUM_POSITIF_DAN_HUKUM_ISLAM

http://staffnew.uny.ac.id/upload/132206549/pengabdian/02_psikotropika_berbahaya.pdf

https://dedihumas.bnn.go.id/read/section/artikel/2011/10/31/189/sejarah-singkat-narkoba

https://tafsirweb.com

Anda mungkin juga menyukai