Anda di halaman 1dari 23

ILMU RESEP

apt. AURELIA DA SILVA S.FRAGA,


S.FARM., M.FARM
RPS
PERTEMUAN 1

Penggolongan obat
1. Pengertian obat
2. Penggolongan obat
3. Penandaan obat
4. Contoh obat
PENDAHULUAN

OBAT

Obat adalah bahan/paduan bahan, termasuk produk biologi yg digunakan


utk mempengaruhi/menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi
dlm rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan,
pemulihan, peningkatan kesehatan & kontrasepsi utk manusia (UU No.36,
2009)
PENGERTIAN OBAT SECARA KHUSUS

•Obat dlm keadaan murni/camp (serbuk, cairan, salep, tablet, pil,


Obat Jadi suppositoria,dll) yg mempunyai teknis sesuai FI/lain yg ditetapkan
Pemerintah

•Obat yg didpt langsung dr bahan2 alamiah Indonesia, terolah secara


Obat Asli sederhana atas dasar pengalaman dan digunakan dlm pengobatan
tradisional

•Obat yg plng dibthkan utk pelayanan kesehatan masyarakat terbyk dan


Obat Esensial tercantum dlm Daf. Obat Esensial yg ditetapkan oleh Kemenkes

•Obat dg nama resmi yg ditetapkan dlm FI utk zat berkhasiat yg


Obat Generik dikandungnya (Obat generik berlogo “OGB” & Obat generik
bermerek)

•Obat jadi dgn nama dagang yg terdaftar atas nama pembuat/yg


Obat Paten dikuasakannya dan dijual dlm bungkus asli pabrik yg
memproduksinya
Lanjutan…
Cth obat paten:
1. Asam asetilsalislat yang ditemukan oleh Felix Hoffmann dari perusahaan farmasi Bayer
pada 1897 dan diproduksi oleh Bayer dgn nama Aspirin
2. Norvasc® (Amlodipin) diproduksi oleh Pfizer - dipatenkan thn 1982 dan habis masa
patennya pada 31 Januari 2007
3. Tequin® (Gatifloxasin): dipatenkan thn 1986 dan Glaxo habis masa patennya 25
Desember 2007  
4. Zyrtec® (Cetirizin) diproduksi oleh Pfizer–dipatenkan thn 1981 dan habis masa
patennya 25 Desember 2007

Contoh obat paten yg masa berlakunya habis di tahun 2020


1. Daliresp, or roflumilast, is a prescription medication used to treat chronic obstructive
pulmonary disease (COPD).
2. Noxafil, The antifungal medicine posaconazole is formulated to treat certain fungal or
yeast infections and can help prevent them in people with weakened immune systems.
3. Vascepa, Marketed by Amarin Pharms, Vascepa can lower very high triglycerides, or bad
cholesterol, with limited side effects.
4. Chantix, Varenicline is used to help with smoking cessation. 
5. Juxtapid, Lomitapide mesylate, marketed by Aegerion, is intended to lower cholesterol,
along with a low-fat diet.
6. Absorica, Used to treat severe nodular acne, isotretinoin is prescribed when no other acne
treatment has been effective
7. Saphris, Asenapine is used for treating schizophrenia and bipolar disorder.
PENGGOLONGAN OBAT

Psikot I. Obat Narkotika


Bebas
ropika II. Obat Keras :
 Keras
 Psikotropika
OBA  Wajib Apotek (tanpa
T Bebas
Narko R/)
Terbat
tika III. Obat Bebas Terbatas
as
IV. Obat Bebas
Wajib
Apote Keras Permenkes Rl No.
k 917/Menkes/Per/X/1993 yg telah
diperbaiki dgn Permenkes Rl No.
949/Menkes/Per/VI/2000
n
u
r
k
u
e
n
s
a
n
1. OBAT GOLONGAN NARKOTIKA
d
/
a
p
r
e
a
r
n
u
,
b
a
h
h
i
a
l
n
a
n
k
g
e
n
s
y
a
d
a
r
r
a
a
s
n
a
, Narkotika
h
m Gol. I Gol. II Gol. III
i
e
l
n
a
g
n
u
g
r
n Obat narkotika ditandai dgn
a
y
n
a lambang Palang Mendali Merah
g
i
r
“NARKOTIKA GOL I”

Aturannya: Contoh narkotika gol. 1:


1) Narkotika Golongan I adalah narkotika yg hx dpt 1. Papaver somniferum L. (semua bagian-
digunakan utk tujuan pengembangan ilmu bagiannya termasuk buah & jerami kecuali
pengetahuan dan tidak digunakan dlm terapi, serta bijinya)
mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan 2. Erythroxylon coca (dari keluarga
ketergantungan. Erythroxylaceae termasuk buah & bijinya)
2) Dilarang diproduksi dan/atau digunakan dlm proses 3. Tanaman Ganja
produksi, kecuali dlm jumlah yg sangat terbatas utk 4. Kokain mentah, semua hasil-hasil yang
kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan. diperoleh dari daun koka yg dapat diolah
3) Pengawasan yg ketat dari Menteri Kesehatan. secara langsung utk mendapatkan kokaina
5. Heroin

(Ada 146 jenis narkotika gol.1)


“NARKOTIKA GOL II”

Aturannya:
1)Narkotika Golongan II adalah narkotika yg berkhasiat pengobatan Contoh narkotika gol. II
digunakan sbg pilihan terakhir & dpt digunakan dlm terapi 1. Fentanil
dan/atau utk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan 2. Petidina
2)Dpt digunakan utk kepentingan pelayanan kesehatan dan/atau 3. Metadone
pengembangan ilmu pengetahuan. 4. Morfin
3)Distribusi diatur oleh pemerintah (ada 90 jenis narkotika gol. II)
“Narkotika Gol III”
Aturannya:
1) Narkotika Golongan III adalah narkotika yg
berkhasiat pengobatan & banyak digunakan dalam Contoh narkotika gol.III
terapi dan/atau tujuan pengembangan ilmu 1. Codein
pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan ketergantungan.
2. Asetildihidrokodeina
2) Dpt digunakan utk kepentingan pelayanan 3. Etilmorfina
kesehatan dan/ atau pengembangan ilmu (Ada 14 jenis narkotika gol. III)
pengetahuan.
3) Distribusi diatur oleh pemerintah

(UU No. 22, 1997; UU RI NO. 35,


2009; Permenkes No. 7, 2018)
2a. Obat Keras
Penandaan: "Lingkaran bulat
Obat keras adalah Obat daftar G
berwarna merah dgn garis
menurut bahasa Belanda "G"
tepi berwarna hitam dgn
singkatan dr "Gevaarlijk" artinya
huruf K yg menyentuh garis
berbahaya jika pemakaiannya tdk
tepi“ (Kepmenkes RI No.
berdasarkan R/ dokter 02396, 1986)

Hx blh
diserahkan
dgn R/ dokter
2b. Psikotropika (OKT)
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika yg berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pd SSP yg menyebabkan perubahan khas pd aktivitas mental
& perilaku.
Psikotropika
Gol. I Gol. II Gol. III Gol. IV
Lanjutan….

(UU RI NO. 5, 1997; Permenkes RI


No.3,2017)
2c. Obat Wajib Apotek (OWA)

Obat wajib apotek pd


OWA adalah obat keras yg dpt
dasarnya adalah obat keras,
diserahkan oleh apoteker
maka penandaannya sama dgn
pengelola apotek tanpa R/ dr
obat keras.

•Obat kontrasepsi, salbutamol, metamizole, Triamcinolone, asam mefenamat,

OWA 1 tetrasiklin,
Nistatin dll
Kloramfenikol salep, eritromicyn, betametasone, lidokain Hcl,

•Albendazole, Clindamicyn, Dexamethazone, Fenoterol, ibuprofen,

OWA 2 metilprednisolon salpep, omeprazole, ketokonazole krim,Scopolamin, Sukralfat


dll

OWA 3
•Ranitidin, Rifampisin, Isoniazid, Pirazinamid, Ethambutol, Allopurinol,
Na Diklofenac, Kloramfenicol (tetes mata dan tetes telinga)
P1, Awas Obat Keras. Baca
aturan pemakaiannya. Cth:
Decolgen, Pramex
P2, Awas Obat Keras. Hx
utk kumur, jgn ditelan.
Cth: obat kumur (Listerine,

3. OBAT BEBAS TERBATAS


Obat bebas terbatas
adalah obat keras yg
diberi batas pd setiap
Betadine)
P3, Awas Obat Keras. Hx
utk bag. luar badan. Cth:
Kalpanax, Betadine sol
takaran yg digunakan P4, Awas Obat Keras. Hx
utk mengobati peny utk dibakar. Cth: rokok
ringan asma
P5, Awas Obat Keras. Tdk
blh ditelan. Cth: Rivanol
kompres
Tanda
P6, Awas Obat Keras. Obat
“Obat ini dpt Obat Wasir, jgn ditelan. Cth: Pering
Anusol suppo
dibeli tanpa resep atan
dokter” Bebas
Obat
Terba Bebas
tas Terbat
as
4. OBAT BEBAS
Obat bebas merupakan Label obat diberi tanda
obat yg dpt dibeli tanpa lingkaran hijau dgn garis
R/ dr. tepi berwarna hitam
OBAT
PREKURSOR
Prekursor Farmasi adalah zat
atau bahan pemula/bahan
kimia yg dpt digunakan sbg
bahan baku/penolong utk
keperluan proses produksi
industri farmasi/produk
antara, produk ruahan, &
produk jadi yg mengandung
Ephedrine,Pseudoephedrine,
Norephedrine/Phenylpropano
lamine, Ergotamin,
Ergometrine, atau Potasium
Permanganat (Peraturan
BPOM, 2015)
OBAT TRADISIONAL
Obat tradisional adalah bahan/ramuan bahan yg berupa bahan tumbuhan, bahan hewan,
bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau camp dr bahan tsb, yg secara turun-
temurun telah digunakan utk pengobatan berdasarkan pengalaman (BPOM RI, 2005)

Berdasarkan cara pembuatan serta jenis klaim penggunaan dan tingkat


pembuktian khasiat, obat bahan alam Indonesia dikelompokkan menjadi 3 yaitu:
1.Jamu
2.Obat Herbal Terstandar (OHT)
3.Fitofarmaka
(BPOM RI, 2005)
1. JAMU
(Empirical based herbal medicine)
Jamu adalah obat tradisional yg
disediakan secara tradisional,
misalnya dalam bentuk serbuk
seduhan, pil, dan cairan yang berisi
seluruh bahan tanaman yg menjadi
penyusun jamu tsb serta digunakan
secara tradisional (GNPOPA, 2015)
2. Obat Herbal Terstandar (OHT)
(Scientific based herbal medicine)
Obat herbal terstandar adalah sediaan obat bahan
alam yg telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya
secara ilmiah dengan uji praklinik dan bahan
bakunya telah di standarisasi (BPOM RI, 2005)

Proses produksi menggunakan teknologi maju, & umumnya telah ditunjang dgn
pembuktian ilmiah berupa penelitian-penelitian pra-klinik spt standart kandungan
bahan berkhasiat, standart pembuatan ekstrak tanaman obat, standart pembuatan obat
tradisional yg higienis, & uji toksisitas akut maupun kronis (GNPOPA, 2015)
3. Fitofarmaka
(Clinical based herbal medicine)
Fitofarmaka adalah sediaan obat bahan alam yg
telah dibuktikan keamanan & khasiatnya secara
ilmiah dgn uji praklinik dan uji klinik, bahan
baku & produk jadinya telah di standarisasi
(BPOM RI, 2005)

Fitifarmaka merupakan bentuk obat tradisional dari bahan alam yg dpt


disejajarkan dgn obat modern krn proses pembuatannya yg telah terstandar,
ditunjang dgn bukti ilmiah sampai dgn uji klinik pd manusia (GNPOPA, 2015)
PENCEGAHAN UTK MENGHINDARI
BAHAYA PENGGUNAAN OBAT
TRADISIONAL
1.Gunakan obat tradisional yg sudah memiliki nomer pendaftaran BPOM
2.Jgn gunakan OT bersama dgn obat kimia (resep dokter)
3.Jika meminum obat tradisional menimbulkan efek yg cepat, patut dicurigai ada
penambahan bahan kimia obat yg memang dilarang penggunaanya dlm OT
4.Selalu periksa tgl exp
5.Kunjungi website Badan POM (www.pom.go.id) utk mengetahui OT yg
mengandung bahan kimia obat pd bagian “public warning”.
6.Perhatikan informasi “Peringatan/Perhatian”. Jgn konsumsi OT jika ada efek
samping yg rentan dgn kondisi kesehatan anda.
7.Baca aturan pakai sebelum mengkonsumsi jamu (GNPOPA, 2015)
DAFTAR PUSTAKA
1.Peraturan BPOM. 2018. Pengawasan Pengelolaan Obat, Bahan Obat, Narkotika,
Psikotropika, Dan Prekursor Farmasi Di Fasilitas Pelayanan Kefarmasian
2.Permenkes No. 7. 2018. Perubahan penggolongan narkotika. Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia
3.Permenkes No. 3. 2017. Perubahan penggolongan psikotropika. Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia
4.UU RI No. 22. 1997. Narkotika. Undang-undang Republik Indonesia
5.UU RI No. 35. 2009. Narkotika. Undang-undang Republik Indonesia
6.UU RI No. 5. 1997. Psikotropika. Undang-undang Republik Indonesia
7.UU RI No. 36. 2009. Kesehatan.Undang-undang Republik Indonesia
8.GNPOPA. 2015. MATERI EDUKASI TENTANG PEDULI OBAT DAN PANGAN
AMAN. Gerakan Nasional Peduli Obat dan Pangan
9.BPOM RI. 2005. KRITERIA DAN TATA LAKSANA PENDAFTARAN OBAT
TRADISIONAL, OBAT HERBAL TERSTANDAR DAN FITOFARMAKA. Badan
Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia

Anda mungkin juga menyukai