OBAT
BY : DAYANG FITRIANI, S.KM
MATERI PEMBELAJARAN
● Penggolongan Obat
● Penggunaan Obat Psikotoprika dan
Narkotika.
Penggolongan Obat 1. Golongan Obat Bebas/OTC (Over
The Counter)
Obat yang dijual bebas kepada masyarakat
Peraturan Mentri Kesehatan RI No. tanpa resep dokter. Obat OTC bebas dapat
917/Menkes/Per/X/1993. Diperbaharui dibeli di apotek, toko obat, supermarket, dan
Permenkes RI No warung.
949/Menkes/Per/VI/2000 Contoh : Minyak kayu putih, obat batuk
hitam (OBH), obat batuk putih (OBP), Pct,
Vit. C, Vit. B Kompleks, dll.
6 Golongan :
Penandanaan OTC; Keputusan Menteri Kes.
1. Obat Bebas RI No. 2380/A/SK/VI/1983 ttg Tanda Khusus
2. Obat Bebas Terbatas untuk Obat Bebas & Obat Bebas Terbatas
3. Obat Wajib Apotek
4. Obat Keras
5. Obat Psikotoprika
6. Obat Narkotika
2. Golongan Obat Bebas Terbatas/ W
(waarschuwing)
P No. 2
Awas! Obat Keras
Obat
Hanya untuk kumur, jangan ditelan
P No. 3
Awas! Obat Keras
Hanya untuk bagian luar badan
Obat bebas terbatas tanda
Obat Bebas peringatan Nomor 5 (P No. 5)
P No. 4 P No. 6
Awas! Obat Keras Awas! Obat Keras
Hanya untuk dibakar Obat wasir, jangan ditelan
3. Golongan Obat Keras/G (gevaarlijk)
K
Arti bahaya, obat dalam golongan ini berbahaya jika pemakaiannya tidak berdasarkan resep
dokter. Obat yg dapat digolongkan dalam golongan obat keras adalah :
• Semua obat yg bungkus luarnya hanya boleh sesuai resep dokter.
• Semua obat yg dibungkus untuk digunakan secara parenteral.
• Semua obat baru, kecuali DepKes (tdk membahayakan kesehatan manusia)
• Semua obat dlm daftar obat keras, kecuali di belakang nama obat disebutkan ketentuan lain
atau masuk dalam obat bebas terbatas ( acetanilidum, adrenalinum, antibiotik, antihistamin,
apomorphinum)
4. Golongan Obat Wajib Apotek/OWA
Obat keras yg diserahkan tanpa resep dokter dgn ketentuan diserahkan oleh apoteker.
Peraturan perundang-undangan yg mengatur OWA :
● Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 347/Menk/VII/1990 tentang Obat Wajib Apotek,
diperbaharui
● Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 924/Menkes/Per/X/1993 tentang Daftar Obat
Wajib Apotek No. 2 dan
● Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1176/Menkes/SK/X/1999 tentang Daftar Obat
Wajib Apotek No. 3
4. Golongan Obat Wajib Apotek/OWA
Penyerahan OWA, kewajiban
Pertimbangan peraturan mengenai
apoteker:
OWA:
• Memenuhi ketentuan dan batasan tiap
• Meningkatkan kemampuan masyarkat jenis obat untuk setiap pasien yg
dlm menolong dirinya sendiri guna disebutkan dlm OWA yg bersangkutan,
mengatasi masalah kesehatan, dg misalnya jumlah maksimal salep
meningkatkan pengobatan sendiri prednisilon yg boleh diberikan kepada
secara tepat, aman, dan rasional. tiap pasien sebanyak 1 tube.
• Meningkatkan peran apoteker di apotek • Membuat catatan data pasien serta obat
dalam pelayanan komunikasi, yg diserahkan.
informasi, dan edukasi, serta pelayanan • Memberikan informasi meliputi dosis
obat kepada masyarakat. dan aturan pakai, kontraindikasi, efek
• Meningkatkan penyediaan obat yang samping, dll yg perlu diperhatikan oleh
dibutuhkan untuk pengobatan sendiri pasien.
Penandaan Contoh OWA:
K
• Obat wajib apotek No. 1
Obat kontrasepsi : linestrenol
Obat saluran cerna : antasid dan sedativ/spasmodik
Obat mulut dan tenggorokan : hexetidine
Obat saluran napas : ketotifen
Penggolongan (UU)
UU No. 5 Thn 1997 Psikotoprika adalah zat
atau obat baik alamiah maupun sintetis
bukan narkotika yg berkhasiat psikoaktif a. Psikotoprika Golongan I
melalui pengaruh selektif pd susunan saraf Digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan
pusat yg menyebabkan perubahan khas pd tdk digunakan dlm terapi, serta mempunyai
aktivitas mental dan perilaku. Termasuk obat potensi kuat mengakibatkan sindrom
keras yg di atur dibawah Ordinasi Obat ketergantungan.
Keras Stbl 1949 No. 419. Terdiri dari 26 macam : lisergida (LSD), metilen
Efek mengakibatkan sindrom dioksi meth amfetamin (MDMA), meskalina,
ketergantungan, psikotoprika disebut “obat metkationin, tenamfetamina, psilosibina, dan
keras tertentu”. katinona.
Penggolongan
b. Psikotoprika Golongan II
K
Berkhasiat dlm pengobatan dan dpt
digunakan dlm terapi dan/atau untuk tujuan
ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
kuat mengakibatkan sindrom
ketergantungan.
Terdiri dari 14 macam : amfetamin,
metakualon, sekobarbital, metamfetamin, d. Psikotoprika Golongan IV
dan fenmetrazin. Berkhasiat dlm pengobatan dan sangat luas
digunakan dlm terapi dan/atau tujuan
c. Psikotoprika Golongan III ilmu pengetahuan serta potensi ringan
sindrom ketergantungan. Terdiri dari
Berkhasiat dlm pengobatan & banyak digun 60 macam : barbital, nitrazepam,
dlm terapi dan/atau tujuan ilmu flurazepam, klordiazepoksida,
pengetahuan mempunyai potensi sedang alobarbital, diazepam, klonazepam, ,
sindrom ketergantungan. 9 macam : meprobamat.
amobarbital, flunitrazepam, pentobarbital,
siklobarbital, diazepam.
Golongan
Obat
Narkotika
UU No. 35 Thn 2009, narkotika adalah zat atau obat yg berasal dari
tanaman atau bukan tanaman, baik sintetsi mauapun semisintetsi, yg dapat
menyebabkan penurunan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbilkan ketergantungan.
Penggolongan
Permenkes RI No. 168/Menkes/Per/II/2005 tentang Prekursor Farmasi adalah zat, bahan pemula,
atau bahan kimia tertentu yg dapat digunakan sebagai bahan baku/penolong untuk keperluan proses
produksi industri farmasi. Prekursor farmasi ada 25 jenis :
Asam N-asetil Ergometrin
Anhodrida Kalium
Asam sulfat Etil eter antranilat dan (INN) dan Isosafrol
asam asetat permanganat
garamnya garamnya
3,4-Metilen Pseudoefedrin
1-Fenil-2- Piperidina dan
dioksi fenil-2- (INN) dan Norefedrin Dietil eter Asam klorida
propanon garamnya
propanon garamnya
Ergotemin
Efedrin dan Asam lisergat
Aseton Metil etil keton Toluen (INN) & Piperonal
garamnya & garamnya
garamnya
Asam fenil
Asam
asetat & Asam sulfat
antranilat
garamnya
Pengelompokkan Obat
Golongan obat bebas, obat bebas terbatas, dan obat wajib apotek (OWA). Permenkes RI
No. 919/Menkes/Per/X/ 1993 kriteria obat tanpa resep dokter:
• Tdk terkontraindikasi wanita hamil, anak dibawah 2 Thn, & orang tua diatas 65 Thn.
• Tidak menimbulkan risiko berkelanjutan penyakit.
Tanpa Resep • Tidak memerlukan cara khusus atau alat khusus dari tenaga kesehatan.
•
Dokter •
Untuk penyakit prevalensi tinggi di Indonesia.
Rasio khasiat keamanan yg dpt dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri.