PERATURAN/ UNDANG-UNDANG
TENTANG OBAT
EVALUASI OBAT
OBAT
OBAT
UU Kesehatan No. 36 tahun 2009,
obat adalah bahan atau paduan bahan,
termasuk produk biologi yang digunakan
untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem
fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka:
penetapan diagnosis,
pencegahan,
penyembuhan,
pemulihan,
peningkatan kesehatan dan
Kontrasepsi
Obat /Bahan
Obat
Aman,
bermutu,
berkhasiat
Produksi
PBF Pelayanan
CPOB Distribusi Kefarmasian
CDOB sesuai
standar
Industri
Fasyankes
Farmasi
Ketersediaan, keterjangkauan
Berdasarkan undang-undang
obat digolongkan
I. Obat Narkotika
a. Obat Paten
b. Obat Generik Bermerek /Bernama
dagang
c. Obat Generik
DIPASARAN
Obat milik
adalah obat
perusahaan
generik dengan
tertentu sesuai
nama dagang yang
merek terdaftar
menggunakan
(proprietary name).
nama milik
Dalam pustaka
produsen obat
lain, obat paten yang bersangkutan
adalah obat yang (Depkes, 2010).
memiliki hak paten
(Depkes, 2010).
OBAT GENERIK
Berdasarkan PERMENKES Nomor
HK.02.02/ Menkes/068/I/2010
adalah obat dengan nama resmi
International Non Propietary Names
yang ditetapkan dalam Farmakope
Indonesia atau buku standar lainnya
untuk zat khasiat yang dikandungnya.
Dalam pustaka lain, obat generik
(generic name) adalah obat dengan
nama umum tanpa melanggar hak
paten obat bersangkutan (Jas, 2007).
Obat
OBAT IBARAT PISAU BERMATA DUA
PENGATURAN
PERUNDANG- UNDANGAN
PERATURANG/ PER U-U
TENTANG OBAT
1) UNDANG-UNDANG OBAT KERAS (St. No. 419 tgl.
22 Desembe1949, disebut juga dengan Undang-
undang (Ordonasi) Obat-obat Keras 1949
2) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28/Menkes/
Per/I /1978 tentang Penyimpanan Narkotik
3) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
688/Menkes/Per/VII /1997 tentang Peredaran
Psikotropika
4) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang
Psikotropika
5) UndangUndang Nomor 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika
PERATURAN/
PER UNDANG-UNDANGAN
Mengatur hak/kewajiban:
menyimpan
Menyalurkan
menyerahkan
Obat keras
Golongan I
hanya dapat digunakan untuk kepentingan
pengembangan ilmu pengetahuan & tidak digunakan
dalam terapi, mempunyai potensi sangat tinggi
mengakibatkan ketergantungan
Misal:Tanaman Papaver Somniferum L, Opium
mentah
Golongan II
berkhasiat pengobatan.digunakan sebagai pilihan
terakhir & dapat digunakan dalam terapi dan/atau
untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan,
potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan
Misal : Fentanil, Petidina, dsb
PENGGOLONGAN NARKOTIKA
Golongan III