Anda di halaman 1dari 13

Tugas

Farmasi Klinik I

Nama : Mesak Sallang Alomau


NIM : 194111088
Kelas : Farmasi C
Metode SOAP
1. Subjektif
Pada bagian ini, tuliskan riwayat medis pasien dan hasil temuan
subjektif Anda berdasarkan laporan medis pasien tersebut. Riwayat
pasien yang dicantumkan pada bagian “Subjektif” umumnya meliputi
etiologi (penyebab utama penyakit) atau MOI (Mechanism of Injury)
alias mekanisme cedera, C.C. (Chief Complaint) atau keluhan utama,
gejala penyakit, deskripsi keluhan, dan riwayat pasien.
 Data subjektif yaitu :
- Tn X usia 58 tahun, TB 185 cm, BB 97,7 Kg
- DM sejak 3 tahun yang lalu, HT sejak 10tahun yang lalu
- merokok (-), minum alkohol 2-3x dalam seminggu, narkoba (-)
- Hct 25 mg per hari; amlodipin 10 mg per hari; Glipzide-metformin
5mg/500mg dua kali sehari
2. Objektif
adalah hasil pemeriksaan fisik termasuk pemeriksaan tanda-tanda vital, skala nyeri dan hasil
pemeriksaan penunjang pasien pada saat ini.
 Data objektifnya yaitu :
 TD 168/102 mm Hg; Nadi 85x/menit; T 37,1°C
 Tidak ditemukan murmur, paru-paru bersih
 Bising usus (+),Tinja berdarah (-)
 Sensitifitas pada daerah kaki menurun, tidak ada luka di kaki; udem (-)
 Hasil Laboratorium :
 Na 139 mEq/L (139 mmol/L)
 K+ 3,9 mEq/L (3,9 mmol/L)
 Cl- 101 mEq/L (101 mmol/L)
 CO2 25 mEq/L (25 mmol/L)
 BUN 28 mg/dL (10,0 mmol/L)
 SCr 1,8 mg/dL (159 mol/L)
 Glukosa 102 mg/dL (5,7 mmol/L)
 Kolesterol total 187 mg/dL (4,84 mmol/L)
 LDL-C 120 mg/dL (3,10 mmol/L)
 HDL-C 42 mg/dL (1,09 mmol/L);
 Trigliserida 125 mg/dL (1,41 mmol/L);
 HbA1c 6,9%
 Mikroalbumin urin 150 mg/dL (1,5 g/L)
Faktor Resiko
Faktor resiko pada kasus ini ada 2 macam yakni :
1. Hipertensi

2. Diabetes Militus
Penjelasan
1. Hipertensi
Ketika nefron-nefron mulai menyusut terjadilah pembentukan
jaringan parut dan aliran darah ginjal semakin berkurang.
Melepasnya renin akan berpengaruh pada peningkatan
kelebihan cairan sehingga dapat menimbulkan tekanan darah
tingi. Tekanan darah tinggi akan memperburuk keadaan ginjal,
dengan tujuan supaya terjadi penambahan filtrasi protein-
protein plasma. Keadaan semakin memburuk jika
bertambahnya jaringan parut sebagai respon dari gangguan
nefron dan fungsi ginjal berkurang secara cepat dengan gejala-
gejala menumpuknya metabolisme yang semestinya dibuang
dari sirkulasi mengakibatkan terjadinya sindrom uremia yang
menimbulkan banyak gejala pada organ- organ tubuh (Muttaqin
dan Sari, 2014).
2. Diabetes Militus
Diabetes menjadi faktor risiko CKD disebabkan karena
adanya cedera hiperfiltrasi, produk akhir glikosilasi, dan
spesies oksigen reaktif.Kelainan ginjal akibat dari penyakit
diabates mellitus ini lebih dikenal dengan nama Diabetic
Kidney Disease yang sesungguhnya merupakan komplikasi
mikrovaskular kronis pembuluh darah kapiler ginjal pada
penderita diabetes mellitus. Salah satu penyebab utama
terjadinya penyakit ginjal kronis adalah nefropati diabetik
akibat dari penyakit diabetes mellitus yang tidak terkontrol.
Sumber :(Rea Ariyati dan Cecilia Wdijati Imam).DIABETES
MELLITUS DENGAN HIPERTENSI MENINGKATKAN
RESIKO CHRONIC KIDNEY DIASE: STUDI KASUS
KONTROL DI RS PANTI NIRMALA MALANG.
Tanda Dan Gejala Klinis
 Tanda klinis utama pada pasien CKD dengan
DM adalah albuminuria. Tahap klinis awal
dari Diabetes Chronic Kidney adalah dimulai
dari adanya hiperfiltrasi glomerulus awal,
diikuti dengan perkembangan
mikroalbuminuria, hingga penurunan
Glomerular Filtration Rate (GFR).
Klasifikasi CKD
 Tabel Klasifikasi CKD

 GFR - glomerular filtration rate atau laju filtrasi glomerulus adalah


laju rata-rata penyaringan darah yang terjadi di glomerulus. GFR
merupakan cara terbaik untuk menentukan tingkat fungsi ginjal
serta menentukan tingkat keparahan bagi penderita penyakit ginjal.
 Adapun Rumusnya Yaitu :
 Penyelesaian

Jadi laju nilai GFRnya yakni 61,816 yang masuk dalam kategori
Rusaknya ginjal dengan GFR menurun ringan atau Insufisiensi ginjal
kronik (IGK) dimana nila tetapan GFR nya 60-89.
Sumber: Jurnal Nilai Estimasi GFR menggunakan persamaan cockcroft and
gault pada masyarakat terpajan merkuri diarea pertambangan emas skala
kecil desa lebaksitu kab. Lebak banten.
Rekomendasi Perbaikan Life Style Pasien

 Karena berdasarkan kasus di atas maka pasien


di rekomendasikan untuk menjalani terapi
diet,rutin berolahraga kemudian berhenti
mengomsumsi alkohol dan memeriksa tekanan
darah secara berkala.
Alternatuf terapi yang akan di usulkan
untuk pasien.
Dapat dilihat pada kasus bahwa pasien mengalami
atau terdiagnosa Penyakit ginjal kronik(PKG).
Dimana PKG ini merupakan salah satu isu kesehatan
dunia dengan beban pembiayaan yang tinggi.
Ditemukannya urium pada darah merupakan salah
satu tanda dan gejala dari penyakit gangguan pada
ginjal. Uremia merupakan akibat dari ketidak
mampuan tubuh untuk menjaga metabolisme dan
keseimbangan cairan serta elektrolit yang
dikarenakan adanya gangguan pada fungsi ginjal
yang bersifat progresif dan irreversible (Smeltzer, et
al, 2010;Kemenkes, 2018).
Maka terapi yang saya anjurkan yaitu dengan menjalani terapi
Hemodialisa merupakan tindakan pengobatan yang dilakukan
pada pasien GGK supaya mampu bertahan hidup. Namun
demikian,tindakan tersebut mempunyai efek samping pada
kondisi fisik serta psikologis pendetita GGK (Kemenkes,
2018).Haemodialisa merupakan pengobatan (replacement
treatment) pada penderita gagal ginjal kronik stadium terminal,
jadi fungsi ginjal digantikan oleh alat yang disebut dyalizer
(artifical kidney), pada dialyzer ini terjadi proses pemindahan zat-
zat terlarut dalam darah kedalam cairan dialisa atau sebaliknya.
Hamodialisa adalah suatu proses dimana komposisi solute darah
diubah oleh larutan lain melalui membran semi permiabel,
hemodialisa terbukti sangat bermanfaat dan meningkatkan
kualitas hidup pasien (Brunner & Suddarth, 2005; Wijaya, 2013).
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai