Dalam sidang khusus ke-17 pada bulan Pebruari 1990 Perserikatan Bangsa-
Bangsa (PBB) mencanangkan tahun 1991-2000 sebagai The United Nations
Decade Againts Drug Abuse dengan membentuk The United Nations Drug
Control Programme (UNDCP). Badan ini secara khusus bertugas untuk
melakukan koordinasi atas semua kegiatan internasional di bidang
pengawasan peredaran narkotika di negara-negara anggota PBB. Dalam
rangka penanggulangan tindak pidana narkotika yang bersifat
transnasional, PBB menyelenggarakan Kongres VIII tentang Prevention of
Crime and the Treament of Offenders pada 27 Agustus-7 September 1990
di Hawana, Cuba. Resolusi ketiga-belas dari kongres ini menyatakan bahwa
untuk menanggulangi kejahatan narkotika dilakukan antara lain dengan :
(a) meningkatkan kesadaran keluarga dan masyarakat terhadap bahaya
narkotika melalui penyuluhan-penyuluhan dengan mengikutsertakan pihak
sekolah dan lembaga-lembaga pendidikan dalam pencegahan bahaya
narkotika;
(b) program pembinaan pelaku tindak pidana narkotika dengan memilah
antara pelaku pemakai/pengguna narkotika (drug users) dan pelaku bukan
pengguna (drug-dealers) melalui pendekatan medis, psikologis, psikiatris,
maupun pendekatan hukum dalam rangka pencegahan.
5. UU NO. 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA
1. Penyidik : Penyidik Polri dan PPNS Penyidik Polri , PPNS Tertentu dan tambahan yaitu penyidik
Tertentu BNN
2. Kewenangan Penyidik : Menangkap dan menahan, kecuali PPNS hanya memiliki
Menangkap dan menahan kewenangan menangkap saja.
Faktor- faktor lahirnya kebijakan pemerintah untuk merevisi Undang- Undang Nomor
22 Tahun 1997 dengan Undang- Undang nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika
adalah ; faktor perundang-undangan (substance), faktor aparat penegak hukum
(structure), dan budaya hukum masyarakat (legal culture) sebagai tiga komponen
pokok dalam sistem hukum (legal system) yang satu sama lain saling melengkapi
dan mempengaruhi efektifitas penegakan hukum dalam masyarakat dimana
masing- masing disesuaikan dengan perkembangan tindak pidana narkotika.
KESIMPULAN
Mengembangkan laboratorium Narkotika dan Prekursor Narkotika;
Karena perkembangan dan perubahan unsur kimia menjadi cela
hukum bagi pengedar Narkotika untuk merubah komposisinya.
Harus ada upaya serius dari Pemerintah untuk MEMISKINKAN para
Bandar atau Pengedar narkoba, karena disinyalir dan terbukti
pada beberapa kasus penjualan narkoba untuk kegiatan
pencucian uang (money laundring) dan digunakan untuk
pendanaan teroris (Narco Terrorism). Hal ini diatur dalam Pasal 2
Ayat (1) huruf b dan c UU No.8 Tahun 2010 tentang Pencegahan
dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU)
dibawah pengawasan Lembaga Independent Pusat Pelaporan dan
Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).
Ketegasan penegakan hukum adalah untuk memberantas jaringan
narkotika sampai ke akar akarnya dan untuk menimbulkan aspek
jera bagi kriminal dan bagi yang coba coba menjadi Bandar.
Sehingga diharapkan dapat memutus mata rantai peredaran
narkotika di Indonesia.
TERIMA KASIH