Anda di halaman 1dari 13

KATALOG KATALOG FARMASI

EVI FITRIA ( 21340259 )


REGULER C
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 35 TAHUN 2009
TENTANG NARKOTIKA

ASPEK UU No. 35 Th 2009


JUDUL NARKOTIKA
LATAR BELAKANG 1. Untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil
/ALASAN dan makmur yang merata materiil dan spiritual berdasarkan
DITERBITKAN Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, kualitas sumber daya manusia Indonesia
sebagai salah satu modal pembangunan nasional perlu dipelihara
dan ditingkatkan secara terus-menerus, termasuk derajat
kesehatannya; Terjadinya gangguan kesehatan pada masyarakat
menimbulkan kerugian ekonomi yang besar
2. Untuk upaya peningkatan di bidang pengobatan dan pelayanan
kesehatan, antara lain dengan mengusahakan ketersediaan
Narkotika jenis tertentu yang sangat dibutuhkan sebagai obat
serta melakukan pencegahan dan pemberantasan bahaya
penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor
3. Narkotika di satu sisi merupakan obat atau bahan yang
bermanfaat di bidang pengobatan atau pelayanan kesehatan dan
pengembangan ilmu pengetahuan dan di sisi lain dapat pula
menimbulkan ketergantungan yang sangat merugikan apabila
disalahgunakan atau digunakan tanpa pengendalian dan
pengawasan yang ketat dan saksama
4. mengimpor, mengekspor, memproduksi, menanam, menyimpan,
mengedarkan, dan/atau menggunakan Narkotika tanpa
pengendalian dan pengawasan yang ketat dan seksama serta
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan merupakan
tindak pidana Narkotika karena sangat merugikan dan
merupakan bahaya yang sangat besar bagi kehidupan manusia,
masyarakat, bangsa, dan negara serta ketahanan nasional
Indonesia
5. tindak pidana Narkotika telah bersifat transnasional yang
dilakukan dengan menggunakan modus operandi yang tinggi,
teknologi canggih, didukung oleh jaringan organisasi yang luas,
dan sudah banyak menimbulkan korban, terutama di kalangan
generasi muda bangsa yang sangat membahayakan kehidupan
masyarakat, bangsa, dan negara sehingga UndangUndang
Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika sudah tidak sesuai lagi
dengan perkembangan situasi dan kondisi yang berkembang
untuk menanggulangi dan memberantas tindak pidana tersebut
DASAR HUKUM 1. Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 20 Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1976 tentang Pengesahan
Konvensi Tunggal Narkotika 1961 beserta Protokol Tahun
1972 yang Mengubahnya
3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1997 tentang Pengesahan
United Nations Convention Against Illicit Traffic in Narcotic
Drugs and Psychotropic Substances, 1988 (Konvensi
Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Pemberantasan
Peredaran Gelap Narkotika dan Psikotropika, 1988)

KETENTUAN Definisi Narkotika, Prekursor Narkotika, Produksi, Impor, Ekspor,


UMUM Peredaran Gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika, Surat
Persetujuan Impor, Surat Persetujuan Ekspo, Pengangkutan,
Pedagang Besar Farmasi, Industri Farmasi, Transito Narkotika,
Pecandu Narkotika, Ketergantungan Narkotika, Penyalah guna,
Rehabilitasi Medis, Rehabilitasi Sosial, Permufakatan Jahat,
Penyadapan, Kejahatan Terorganisasi, Korporasi, Menteri

TUJUAN 1. Menjamin ketersediaan Narkotika untuk kepentingan pelayanan


kesehatan dan/atau pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi
2. Mencegah, melindungi, dan menyelamatkan bangsa Indonesia
dari penyalahgunaan Narkotika
3. Memberantas peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika
4. Menjamin pengaturan upaya rehabilitasi medis dan sosial bagi
Penyalah Guna dan pecandu Narkotika

MATERI MUATAN Pengadaan, Impor dan Ekspor, Label dan Publikasi, Prekursor
/ASPEK YANG Narkotika, Pengobatan dan Rehabillitasi, Pembinaan dan
DIATUR Pengawasan, Pencegahan dan Pemberantasan, Penyidikan,
Penuntutan dan Pemeriksaan di Sidang Pengadilan

MATERI FARMASI Penggolongan Narkotika, Penyusunan rencana kebuutuhan tahunan


narkotika, Produksi Sediaan Narkotika, Narkotika untuk Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi, Penyimpanan dan Pelaporan Narkotika,
Izin Khusus dan Surat Persetujuan Impor, Izin Khusus dan Surat
Persetujuan Ekspor, Peredara, Penyaluran, Penyerahan, Keterangan
dalam label kemasan narkotika, Prekursor narkotika, penggolongan
dan jenis precursor, Cara melakukan pengadaan precursor narkotika,
Pengobatan dan rehabilitasi,

SANKSI Pidana dan Penjara


KETENTUAN Semua peraturan perundang-undangan yang merupakan peraturan
PERALUHAN/ pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang
PENUTUP Narkotika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997
Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3698) pada saat Undang-Undang ini diundangkan, masih tetap
berlaku sepanjang tidak bertentangan dan/atau belum diganti dengan
peraturan baru berdasarkan Undang-Undang ini.
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 40 TAHUN 2013
TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG
NARKOTIKA
ASPEK PP 40 TAHUN 2013
JUDUL PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 35
TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA

LATAR BELAKANG Untuk melaksanakan ketentuan Pasal 32, Pasal 62, Pasal 89
ayat (2), Pasal 90 ayat (2), Pasal 94, Pasal 100 ayat (2), dan
Pasal 101 ayat (4) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009
tentang Narkotika, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah
tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009
tentang Narkotika;

DASAR HUKUM - Pasal 5 ayat (2) UUD RI 1945


- UU no 35 Th 2009 tentang Narkotika

KETENTUAN UMUM Definisi Narkotika, Tanaman Narkotika, Prekursor Narkotika,


Surat Persetujuan Impor, Surat Persetujuan Ekspo,
Pengangkutan, Penanggung jawab Pengangkut, Pengangkut,
Transito Narkotika, Sarana Pengangkut, Produksi, Impor,
Ekspor, Peredaran, Pelabelan, Izin Edar, Barang Sitaan,
Pengambilan Sampel, Pengujian Sampel, Penyimpanan,
Pengamanan, Penyerahan, Pemusnahan, Aset tindak pidana,
Keluarga, Perlindungan, Saksi, Pelapor, Menteri, Badan
Narkotika Nasional

TUJUAN - Memberikan perlindungan kepada pasien dan masyarakat


dalam memperoleh dan/atau menetapkan sediaan farmasi
dan jasa kefarmasian; mempertahankan dan meningkatkan
mutu penyelenggaraan Pekerjaan Kefarmasian sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta peraturan perundangan-undangan;
- Memberikan kepastian hukum bagi pasien, masyarakat dan
Tenaga Kefarmasian.
- Untuk melaksanakan ketentuan Pasal 32, Pasal 62, Pasal 89
ayat (2), Pasal 90 ayat (2), Pasal 94, Pasal 100 ayat (2), dan
Pasal 101 ayat (4) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009
tentang Narkotika

MATERI Transito Narkotika, Pengelolaan Barang Sitaan, Perlindungan


MUATAN/ASPEK Hukum, Hasil Tindak Pidana Narkotika, Pembinaan dan
YANG DIATUR Pengawasan Narkotika, Ketentuan Penutup
MATERI FARMASI Pengambilan sampel untuk pengujian laboratorium,
Pemusnahan barang sitaan

SANKSI Sanksi pidana dan administrative

ATURAN Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, ketentuan


PERALIHAN/PENUTUP mengenai rencana nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal
46 harus sudah ditetapkan dalam waktu paling lama 1 (satu)
tahun sejak berlakunya Peraturan Pemerintah ini.
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 3 TAHUN 2015
TENTANG PEREDARAN, PENYIMPANAN, PEMUSNAHAN DAN PELAPORAN
NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA DAN PREKURSOR FARMASI

ASPEK PMK NO 3 th 2015


JUDUL PEREDARAN, PENYIMPANAN, PEMUSNAHAN, DAN
PELAPORAN NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA, DAN
PREKURSOR FARMASI

LATAR BELAKANG 1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28/Menkes/Per/I/1978


/ ALASAN tentang Penyimpanan Narkotika, Peraturan Menteri Kesehatan
DITERBITKAN Nomor 688/Menkes/Per/VII/1997 tentang Peredaran
Psikotropika, dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
912/Menkes/Per/VIII/1997 tentang Kebutuhan Tahunan dan
Pelaporan Psikotropika perlu disesuaikan dengan perkembangan
dan kebutuhan hukum

DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 10,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3671)
2. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 143,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5062)
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063)
4. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072)
5. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang
Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 138, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3781)
6. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5044)
7. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2010 tentang Prekursor
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 60,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5126
8. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2013 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013
Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5419)
9. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 92, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5533)
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/lll/2010
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 585)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 35 Tahun 2013 (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2013 Nomor 741)
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 721)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 16 Tahun 2013 (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2013 Nomor 442)
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1148/Menkes/Per/VI/2011
tentang Pedagang Besar Farmasi (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 370) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun 2014
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 585
13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 10 Tahun 2013 tentang
Impor dan Ekspor Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor
Farmasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor
178)
14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2014 tentang
Klinik (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
232)

KETENTUAN Definisi : Narkotika, Psikotropika, Prekursor Farmasi, Penyaluran,


UMUM Penyerahan, Industri Farmasi, Pedagang Besar Farmasi, Instalasi
Farmasi Pemerintah, Instalasi Farmasi Klinik, Apotek, Toko Obat,
Lembaga Ilmu Pengetahuan, Importir Terdaftar Psikotropika,
Importir Terdaftar Prekursor Farmasi, Kepala Balai, Kepala Badan,
Direktur Jenderal, Menteri

TUJUAN 1. Obat Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi dalam


bentuk obat jadi hanya dapat diedarkan setelah mendapatkan izin
edar dari Menteri. Untuk mendapatkan izin edar Narkotika,
Psikotropika, dan Prekursor Farmasi dalam bentuk obat jadi
sebagaimana dimaksud tersebut harus melalui pendaftaran pada
Badan Pengawas Obat dan Makanan.
2. Melindungi masyarakat dari peredaran obat yang tidak
memenuhi persyaratan, keamanan, mutu dan kemanfaatan
MATERI MUATAN / Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, Pencatatan dan Pelaporan,
ASPEK YANG Pembinaan dan Pengawasan, Ketentuan Peralihan
DIATUR
MATERI FARMASI Izin peredaran, penyaluran narkotika, psikotropika dan precursor
Farmasi, Surat Pesanan Narkotika dan Psikotropika atau Prekursor
Farmasi, Penyaluran narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi
dalam bentuk ruahan dan produk obat jadi, Instansi dan Lembaga
resmi yang boleh menyalurkan atau mendistribusikan narkoba,
psikotropika dan precursor farmasi. Pengiriman narkotika,
psikotropika dan precursor farmasi serta dokumen yang
melengkapinya. Penyerahan narkotika, psikotropika dan precursor
farmasi, Tempat penyimpanan narkotika, psikotropika dan precursor
farmasi, Pemusnahan narkotika, psikotropika dan precursor farmasi,
Pencatatan dan pelaporan narkotika, psikotropika dan precursor
farmasi.

SANKSI Pidana & sanksi administrative

ATURAN Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:


PERALIHAN / 1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
PENUTUP 28/Menkes/Per/I/1978 tentang Penyimpanan Narkotika;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 688/Menkes/Per/VII/1997
tentang Peredaran Psikotropika; dan
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
912/Menkes/Per/VIII/1997 tentang Kebutuhan Tahunan dan
Pelaporan Psikotropika, dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
NOMOR 4 TAHUN 2018
TENTANG PENGAWASAN PENGELOLAAN OBAT, BAHAN OBAT, NARKOTIKA,
PSIKOTROPIKA, DAN PREKURSOR FARMASI DI FASILITAS PELAYANAN
KEFARMASIAN
ASPEK Per BPOM No. 4 Th 2018
JUDUL PENGAWASAN PENGELOLAAN OBAT, BAHAN
OBAT, NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA, DAN
PREKURSOR FARMASI DI FASILITAS PELAYANAN
KEFARMASIAN

LATAR BELAKANG 1. untuk melaksanakan ketentuan Pasal 62 ayat (1)


Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2013 tentang
Pelaksanaan Undang–Undang Nomor 35 Tahun 2009
tentang Narkotika, perlu menetapkan Peraturan Badan
Pengawas Obat dan Makanan tentang Pengawasan
Pengelolaan Obat, Bahan Obat, Narkotika,
Psikotropika, dan Prekursor Farmasi di Fasilitas
Pelayanan Kefarmasian;

DASAR HUKUM 1. Ordonansi Obat Keras (Sterkwekende Geneesmiddlent


Ordonnantie, Staatsblad 1949:419);
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang
Psikotropika (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3671);
3. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 143, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5062);
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);
5. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5072);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang
Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998
Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3781);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang
Pekerjaan Kefarmasian (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 124, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5044);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2013 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009
tentang Narkotika (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2013 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5419);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 92,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5533);
10. Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2017 tentang Badan
Pengawas Obat dan Makanan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 180);
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 167/Kab/B.VII/72
tentang Pedagang Eceran Obat sebagaimana telah diubah
dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1331/MENKES/SK/X/2002 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 167/Kab/B.VII/72
tentang Pedagang Eceran Obat;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
889/MENKES/PER/V/2011 tentang Registrasi, Izin
Praktik dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 322)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 31 Tahun 2016 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
889/MENKES/PER/V/2011 tentang Registrasi, Izin
Praktik dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1137);
13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2014
tentang Klinik (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 232);
14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1676);
15. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Nomor 14 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Badan Pengawas
Obat dan Makanan (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 1714);
16. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2015
tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan dan
Pelaporan Narkotika, Psikotropika dan Prekursor
Farmasi
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
74);
17. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 7
Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Obat-Obat
Tertentu yang Sering Disalahgunakan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 764);
18. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor
49);
19. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 73 Tahun 2016
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 50);
20. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 Tahun 2016
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor
206);
21. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2017
tentang Apotek (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2017 Nomor 276);
22. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2017
tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 954);
23. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 26
Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan
Pengawas Obat dan Makanan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 1745);

KETENTUAN UMUM Definisi Obat, Bahan Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor


Farmasi, Fasilitas Pelayanan Kefarmasian, Apotek, Instalasi
Farmasi Rumah Sakit, Instalasi Farmasi Kliik, Pusat Kesehatan
Masyarakat, Toko Obat/Pedagang Eceran Obat, Praktik
Mandiri Bidan, Apoteker, Tenaga Teknis Kefarmasian, Surat
Izin Praktik Apoteker, Surat Izin Praktik Tenaga Teknis
Kefarmasian, Petugas, Kepala Badan

TUJUAN 1. Untuk melindungi masyarakat dari Obat, Bahan Obat,


Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi yang
tidak terjamin keamanan, khasiat dan mutu serta
penyimpangan pengelolaan Obat, Bahan Obat, Narkotika,
Psikotropika, dan Prekursor Farmasi
2. untuk mencegah penyimpangan pengelolaan Obat, Bahan
Obat, Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi di
fasilitas pelayanan kefarmasian perlu dilakukan
pengawasan
MATERI Pengelolaan Obat, Bahan Obat, Narkotika, Psikotropika dan
MUATAN/ASPEK Prekursor Farmasi, Pengawasan, Sanksi, Ketentuan Peralihan,
YANG DIATUR Ketentuan Penutup

MATERI FARMASI Pengelolaan obat, bahan obat, narkotika , psikotropika dan


precursor farmasi; Pengelolaan obat, bahan obat, narkotika,
psikotropika dan precursor farmasi; Petugas dan teknis
pengawasan terhadapt pengelolaan obat, bahan obat, narkotika,
psikotropika dan precursor farmasi, Pedoman Teknis
Pengelolaan obat dan bahan obat di fasilitas pelayanan
kefarmasian, Pedoman Teknis Pengelolaan Narkotika,
Psikotropika dan Prekursor Farmasi di Fasilitas Pelayanan
Kefarmasian, Form Surat Pesanan, Form Berita Acara

SANKSI 1. Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana diatur


dalam Pasal 7 dan Pasal 8 dikenai sanksi administratif
berupa:
a. peringatan tertulis;
b. penghentian sementara kegiatan; atau
c. pencabutan izin.
2. Sanksi administratif berupa sanksi peringatan tertulis
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dapat
berupa peringatan atau peringatan keras.
3. Sanksi administratif berupa sanksi pencabutan izin
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c berupa
rekomendasi kepada Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota atau Organisasi Perangkat
Daerah penerbit izin.

ATURAN 1. Pada saat Peraturan Badan mulai berlaku, bagi


PERALIHAN/PENUTUP Puskesmas yang belum memiliki Apoteker sebagai
penanggung jawab maka penyelenggaraan pengelolaan
Obat, Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi
dilakukan oleh Tenaga Teknis Kefarmasian atau tenaga
kesehatan lain yang ditugaskan oleh Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.
2. Penyelenggaraan pengelolaan Obat, Narkotika,
Psikotropika dan Prekursor Farmasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) berada di bawah pembinaan dan
pengawasan Apoteker yang ditunjuk oleh Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.

Anda mungkin juga menyukai