Anda di halaman 1dari 12

TINJAUAN YURIDIS PERTANGGUNG JAWABAN

PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA


KURIR NARKOTIKA BERDASARKAN UNDANG-
UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG
NARKOTIKA (Studi Putusan Nomor 781/Pid.Sus/PN.
Jkt.Sel)
Yoel Steven Melgibson
2019330050038

Dosen Pembimbing:
Dr. Mohamad Ismed, S.H., M.H.
Latar Belakang Masalah

Peredaran narkotika di Indonesia menjadi isu Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang
yang sangat penting dan mendesak untuk Narkotika menjadi produk hukum utama
ditangani oleh pemerintah karena kejahatan Indonesia dalam memerangi peredaran dan
narkotika dianggap sebagai extraordinary penyalahgunaan narkotika. Meskipun pemenuhan
crime dengan dampak besar dan kompleks kebutuhan narkotika dalam bidang medis dan
pada berbagai aspek sosial, budaya, ekonomi, penelitian diatur dengan tujuan kesejahteraan
dan politik, serta sebagai kejahatan masyarakat, penyalahgunaannya masih menjadi
transnasional yang melibatkan lintas negara. masalah serius.

Dalam upaya pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan narkotika, Badan Narkotika Nasional, Kepolisian
Negara Republik Indonesia, ada juga penyidik Pegawai Negeri Sipil memiliki peran penting sebagai lembaga
pemerintah nonkementerian yang berwenang melakukan penyidikan dan mengambil tindakan terhadap
peredaran gelap narkotika dan prekursor narkotika. Namun, pemberantasan ini masih dihadapkan dengan
adanya jaringan perdagangan narkotika yang kompleks dan peran pelaku kurir yang sulit terdeteksi, menjadi
tantangan besar yang perlu diatasi.
Rumusan
Masalah

1 2
Bagaimanakah penerapan hukum Bagaimana pertimbangan
pidana materiil terhadap tindak hakim dalam menjatuhkan
pidana kurir narkotika (Studi sanksi pidana terhadap
Putusan Nomor perkara tindak pidana kurir
781/Pid.Sus/PN.Jkt.Sel)? narkotika (Studi Putusan
Nomor
781/Pid.Sus/PN.Jkt.Sel)?
JENIS
PENELITIAN
YURIDIS
Sumber Data
NORMATIF
Bahan Hukum
Analisis Data Primer, Sekunder,
Analisis Kualitatif Tersier

Metode penelitian

Teknik Pengumpulan Data


Pendekatan
Penelitian Kepustakaan
Kasus dan UU
(library Research)
TINDAK PIDANA NARKOTIKA
Tindak pidana dalam bahasa Belanda, strafbaar feit adalah
kelakuan manusia yang dilarang secara umum oleh Zat atau obat, baik berasal dari tanaman maupun bukan tanaman,
peraturan undang-undang dengan ancaman pidana. yang memiliki efek mengurangi kesadaran, membius,
menghilangkan rasa nyeri, dan bisa menimbulkan
Menurut Pakar hukum VOS "Strafbaar feit" adalah ketergantungan; penggunaannya untuk tujuan medis harus
tindakan manusia yang diancam pidana oleh undang- diawasi oleh dokter, namun penyalahgunaan dan penggunaan
tanpa pengawasan dapat merugikan dan melanggar hukum.
undang, umumnya dilarang dan diancam pidana.

Unsur-Unsur PENGGOLONGAN NARKOTIKA

1. Golongan I, seperti kokain dan ekstasi;


• Sifat melawan hukumnya, 2. Golongan II, misalnya Morfin dan Metadona;
• Adanya kesalahan atau niat jahat dari Jenis-Jenis 3. Golongan III, seperti Kodeina dan
pelaku, Tindak Pidana Buprenorfina.
• Akibat yang menjadi syarat selesainya
tindak pidana, • Delik formal (formil) dan delik material (materiil),
• Keadaan yang menyertai perbuatan, • Dolus (sengaja) dan culpa (tidak sengaja),
• Serta aduan atau syarat tambahan untuk • Komisi (commissionis) dan omisi (omissionis),
tuntutan pidana, • Umum dan khusus,
• Perberatan pidana, dan • Biasa dan aduan,
• Pemidanaan yang berlaku bagi pelaku • Serta communia dan propria.
yang mampu bertanggung jawab.
Kurir Narkotika
Pertanggung Jawaban Pidana
Orang yang bertindak sebagai perantara dalam penyaluran
Pertanggungjawaban pidana atau criminal responbility dan penyerahan narkotika, yang dapat menghubungkan
yang menjurus pada pemidanaan pelaku dengan maksud antara penjual dan pembeli dengan memperoleh keuntungan
untuk menentukan apakah seseorang dapat dari transaksi tersebut. Penggunaan kata “kurir” dalam
dipertanggungjawabkan atas tindak pidana yang terjadi tindak pidana narkotika merupakan sebutan dalam
atau tidak kualifikasi perbuatan “perantara dalam jual beli narkotika”.

Unsur Yang Harus Dipenuhi Kesengajaan (opzet) diartikan melakukan


perbuatan dilarang dengan dikehendaki dan
Melakukan perbuatan pidana. Adanya diketahui.
bentuk
Kemampuan kesalahan Kealpaan (culpa) pada diri pelaku terdapat
bertanggungjawab, artinya kekurangan pemikiran, kekurangan pengetahuan,
keadaan pelaku harus normal. kekurangan kebijaksanaan atau ketidak hati-hatian

Alasan Pembenar, daya paksa (Pasal 48 KUHP), pembelaan terpaksa (Pasal 49


ayat (1) KUHP),
Tidak ada alasan pembenar dan
alasan pemaaf Alasan pemaaf antara lain tidak mampu bertanggungjawab (Pasal 44 KUHP) &
orang yang belum dewasa karena melakukan suatu perbuatan sebelum umur
enam belas tahun (Pasal 45 KUHP).
TINDAK PIDANA
NARKOTIKA
Tindak pidana narkotika adalah segala kegiatan atau perbuatan yang melanggar aturan
yang berhubungan dengan narkotika dan prekursor narkotika sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika atas perubahan Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika.

JENIS-JENIS TINDAK PIDANA Penerapan Hukum Terhadap


NARKOTIKA MENURUT UNDANG- Tindak Pidana Kurir Narkotika
UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009
Produksi, Perantara dalam jual beli narkotika
golongan I, Pasal 114.
Impor/Ekspor,
Perantara dalam jual beli narkotika
Peredaran Gelap Narkotika, golongan II, Pasal 119.
Pengangkutan, Perantara dalam jual beli narkotika
Penyalahgunaan Narkotika, golongan III, Pasal 124.
Pemufakatan Jahat, Ada juga ketentuan bagi perantara dalam
Transito Narkotika, dan jual beli narkotika dalam Pasal 129 huruf
Kejahatan Terorganisasi. (c).
KASUS POSISI

Pada Sabtu, 8 Mei 2021, sekitar pukul 21.40 WIB, terdakwa KUSNADI alias INDRA
bin M. ISRO diduga melakukan tindak pidana di sebuah kontrakan di Jakarta Selatan.
Terdakwa ditangkap oleh petugas kepolisian Ditresnarkoba Polda Metro Jaya dengan
barang bukti berupa narkotika golongan I bukan tanaman, metamfetamina, seberat total
15,74 gram. Terdakwa mengakui mendapatkan narkotika tersebut dari ARI JUNAEDI
dan akan mengantarkannya sesuai instruksi dari ARI JUNAEDI. Terdakwa juga
mengaku telah menerima upah sebesar Rp. 3.000.000,- dari ARI JUNAEDI. Setelah
penangkapan, Terdakwa dan barang bukti dibawa ke kantor Direktorat Reserse
Narkoba Polda Metro Jaya. Hasil pemeriksaan laboratorium menyimpulkan bahwa
barang bukti tersebut adalah metamfetamina, termasuk dalam Golongan I Bukan
Tanaman sesuai UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
ANALISIS TINJAUAN YURIDIS PERTANGGUNG JAWABAN PIDANA TERHADAP PELAKU
TINDAK PIDANA KURIR NARKOTIKA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 35
TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA (STUDI PUTUSAN NOMOR 781/PID.SUS/PN.JKT.SEL)

PERTIMBANGAN HAKIM

DAKWAAN • Hal-hal yang memberatkan :


Tidak mendukung program pemerintah dalam upaya pemberantasan
Primair: Pasal 114 ayat (2) UU No. Narkotika.
• Hal-hal yang meringankan :
35/2009
Terdakwa mengakui terus terang, dan menyesali perbuatannya serta
Subsidair: Pasal 112 ayat (2) UU No.
berjanji tidak akan mengulangi lagi perbuatannya dan Terdakwa belum
35/2009 pernah dihukum.
Lebih Subsidair: Pasal 115 ayat (1) UU
No. 35/2009
PERTIMBANGAN HAKIM
TUNTUTAN

1. Menyatakan Terdakwa KUSNADI ALIAS INDRA BIN M. ISRO telah terbukti secara sah dan
Pidana penjara selama 8 meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana Tanpa Hak dan Melawan Hukum menjadi Perantara
tahun, denda sebesar Rp. dalam jual beli Narkotika Golongan I yang beratnya melebihi 5 (lima) gram;
2. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa KUSNADI ALIAS INDRA BIN M. ISRO oleh karena itu dengan
1.000.000.000,- (satu miliar pidana penjara selama 7 (tujuh) tahun dan pidana denda sejumlah Rp 1.000.000.000,- (satu miliar
rupiah) atau subsider 3 rupiah) dengan ketentuan apabila pidana denda tersebut tidak dibayar diganti dengan pidana penjara
selama 3 (tiga) bulan ;
bulan penjara, 3. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani oleh Terdakwa dikurangkan
seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;
ANALISIS
Menurut pendapat penulis bahwa Majelis Hakim telah
melakukan pertimbangan hukum yang seksama dalam
Dalam penerapan hukum pidana materiil terhadap perantara menjatuhkan putusan ini. Pertimbangan tersebut sesuai
jual beli narkotika (kurir) dalam kasus ini, menurut penulis dengan ketentuan yang berlaku dan didasarkan pada semua
unsur-unsur dakwaan primair berdasarkan Pasal 114 ayat (2) fakta dan alat bukti yang terungkap dalam persidangan,
Undang-Undang Narkotika sebagai dakwaan yang paling sesuai dimana ada persesuaian antara alat bukti dengan alat bukti,
berdasarkan fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan.
Karena terdakwa telah terbukti secara sah melakukan tindak
alat bukti dengan barang bukti yang digunakan sebagai
pidana sebagai kurir atau perantara dalam jual beli narkotika dasar untuk memperoleh suatu keyakinan hakim di dalam
dengan cara mengantarkan narkotika kepada seseorang atau menyelesaikan kasus perantara dalam jual beli narkotika
menempelkan narkotika disuatu tempat yang telah dan dari segi pertanggungjawaban tidak ada juga alasan
diperintahkan oleh Ari Junaedi. pembenar maupun pemaaf dari perbuatannya itu.

Pengadilan menganalisis unsur-unsur tindak pidana


perantara jual beli narkotika (kurir) berdasarkan Pasal
Penulis sependapat bahwa peran hakim telah menunjukkan kehati-hatian dan
114 ayat (2) Undang-Undang Narkotika, yang
ketelitian yang luar biasa dalam proses pertimbangannya, yang tercermin
mencakup:
dalam putusan vonis hukuman penjara 7 tahun dan denda sebesar 1 miliar
rupiah. Keberadaan putusan tersebut tidak hanya mengokohkan kepastian
Unsur "Setiap Orang,"
hukum bagi terdakwa yang terbukti bersalah, tetapi juga mewakili peran
Unsur "Secara tanpa hak dan melawan hukum," dan
penting sistem peradilan dalam menjamin kepastian hukum, menerapkan
Unsur "Menawarkan untuk dijual, menjual, membeli,
prinsip-prinsip keadilan, serta memberikan kemanfaatan hukum melalui
menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar,
penegakan sanksi pidana kepada terdakwa yang terbukti bersalah, sekaligus
atau menyerahkan Narkotika Golongan I bukan
menciptakan efek jera.
tanaman, yang beratnya melebihi 5 (lima) gram."
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan saran
Terdakwa terbukti melakukan tindak pidana sebagai Penting bagi lembaga penegak hukum dan pihak
perantara dalam jual beli Narkotika Golongan I berat berwenang untuk meningkatkan upaya pencegahan,
lebih dari 5 gram Bukan Tanaman, karena telah pengungkapan, dan penindakan terhadap peredaran gelap
memenuhi unsur-unsur Pasal 114 yang sesuai fakta narkotika melalui pengawasan, kerjasama antarinstansi,
persidangan dan dapat dikenai pidana mati, pidana dan edukasi masyarakat tentang bahaya narkotika, karena
penjara seumur hidup, atau pidana penjara 6 hingga kejahatan tersebut berdampak pada kehidupan masyarakat
20 tahun, serta pidana denda maksimum sesuai luas dan generasi penerus bangsa.
ketentuan hukum yang berlaku.

Pertimbangan hukum oleh Hakim telah tepat karena Perlu diperhatikan bahwa penting bagi masyarakat untuk
didasarkan pada keterangan saksi, terdakwa, dan alat memilih mata pencaharian yang layak, walaupun hasilnya
bukti sah, yang meyakinkan hakim bahwa terdakwa mungkin terbatas, namun tidak melanggar hukum dan
bersalah melakukan tindak pidana sebagai perantara mendukung program pemerintah dalam upaya
dalam jual beli Narkotika Golongan I Bukan pemberantasan penyalahgunaan narkotika dan peredaran
Tanaman. Namun, penulis tidak setuju dengan vonis gelap narkotika.
penjara selama 7 tahun dan denda Rp. 1 miliar,
menganggapnya terlalu ringan.
TERIMAKASIH!

Anda mungkin juga menyukai