MAKALAH
DISUSUN OLEH :
ELENA KRISTIANTO
2019330050028
HUKUM KEPOLISIAN
UNIVERSITAS JAYABAYA
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis bisa menyelesaikan Makalah yang berjudul “ KONSEP COMUNITY POLICING DI
INDONESIA MENUJU POLISI YANG HUMANIS ”
Tidak lupa penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada Bapak Kristiawanto selaku dosen
untuk mata kuliah Hukum Kepolisian yang telah membantu saya dalam mengajarkan materi -
materi agar terciptanya Makalah ini. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman
yang telah memberikan masukan dalam pembuatan Makalah ini.
Saya menyadari ada kekurangan pada Makalah ini. Oleh karena itu, saran dan kritik senantiasa
diharapkan demi perbaikan Makalah ini. Saya juga berharap agar Makalah ini dapat
memberikan pengetahuan tentang Hukum Kepolisian kepada Masyarakat umum.
Elena Kristianto
Latar Belakang
Visi dan misi Kepolisian RI dapat dikaji dalam Pasal 4, Pasal 5, Pasal 13 UU
No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. Dalam
Pasal 4 dinyatakan bahwa Kepolisian Negara Republik Indonesia bertujuan
untuk mewujudkan keamanan dalam negeri yang meliputi terpeliharanya
keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib dan tegaknya hukum,
terselenggaranya perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada
masyarakat, serta terbinanya ketentraman masyarakat dengan menjunjung
tinggi HAM. Dalam Pasal 5 ayat (1) bahwa Polisi disebut sebagai alat
negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban
masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan,
pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka
terpeliharanya keamanan dalam negeri.
Adapun tugas POLRI dinyatakan pada Pasal 13 bahwa Tugas pokok
Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah :
b. Menegakkan hukum;
Menurut Polisi, Polisi humanis adalah Polisi yang tidak arogan, menjunjung
tinggi nilai hak asasi manusia, tidak melakukan kekerasan. Polisi humanis
juga diartikan sebagai Polisi yang murah senyum, tidak arogan dan
simpatik. Menurut Polda Jateng, sudah ada pelaksanakan Rencana
strategis tahun 2010 - 2012 ini antara lain dengan beberapa program,
yakni:
- mewujudkan pelayanan prima dengan prinsip justice for all, keadilan bagi
korban/restorative justice, dengan model penyelesaian secara ADR
(alternative dispute resolution) pada tindak pidana tipiring ataupun delik-
delik aduan.
Contoh
Perubahan bisa berjalan jika muncul dari pemimpin lebih dulu dan
didukung oleh bawahannya.
- inject new blood yaitu melakukan outsourcing bila personal tidak mampu
melaksanakan konsep-konsep baru perbuahan mind set.
pelatihan perubahan mind set dan culture set (Pelatihan Out bound,
pelatihan NAC).
berikut :
sebagai berikut :
e. Fenomena kultur polisi yang masih dirasa saat ini memiliki karakter
paramiliteristik,antagonis, legalistic, tertutup. Kultur polisi yang demikian ini
tidak bersesuaian dengan tuntutan masyarakat agat polisi lebih bersifat
protagonis dan dialogis dengan masyarakat.Praktek perpolisian masih
diwarnai paradigma positivisme legisme yang berhenti pada prosedur dan
peraturan, melepaskan aspek sosial dan moral dari hukum, terlepas dari
kebutuhan sosial masyarakat.
Mengacu pada hasil penelitian, program reformasi birokrasi Polisi memang
sudah menunjukkan adanya perubahan orientasi perpolisian menuju
perpolisian yang lebih humanis.
“Legal spirit” bagi Polisi selain self regulation dalam kode etik, bersumber
pula standar moral yang tercermin dalam hukum nasional dan aspirasi
hukum internasional. Due Process of law sebagai prinsip yang ada dalam
prose peradilan yang adil dan layak dan berkaitan dengan etika antara lain
juga diacu KUHAP, UU No. 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara RI.
Tetapi aturan ini dalam beberapa kasus hanya ditempatkan “di luar
manusia sana “, dan belum masuk dalam pribadi pengemban profesi.
Peranan manusia polisi memegang titik central dalam mengartikulasikan
visi dan misi organisasi penegak hukum.
2. Upaya Membangun Perpolisian Humanis Berdasarkan Refleksi
Pemikiran O.Notohamidjojo.
1. Respect for human rights and human dignity.Dengan demikian tidak ada
lagi sinyalemen sebagaimana penelitian di atas yakni intimidasi, penahanan
yang tidak sah, pengumpulan alat bukti yang dianggap tidak sah, dan
sebagainya. Tidak ada pula yang disebut ”unfair investigation”. Oleh
karena itu, perlu ditegakkanya ”the prevention of torture and Other forms
cruel, Inhuman or degrading treatment or punishment.
c. cara berhukum dari Polisi yang lebih humanis dan responsif, dengan
pertimbangan hati nurani dan respect kepada “the dignity of man”..