Anda di halaman 1dari 14

ALAT BUKTI SEBAGAI PETUNJUK HAKIM DALAM sangat merata dimana pembangunan di fokuskan di

MENJATUHKAN TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN daerah Indonesia yang tertinggal seperti wilayah
OLEH PENYANDANG DISABILITAS DI INDONESIA1 Timur Papua NTT dan Sebagian Provinsi di wilayah
Oleh: Melfiani Robot2 Sulawesi.
Dientje Rumimpunu 3 Indonesia Sebagai Negara Berkembang yang
Christine Tooy 4 kini sudah masuk dalam 20 negara dengan ekonomi
terbesar di dunia dan diramalkan akan masuk dalam
ABSTRAK 10 besar di tahun 2024.5 Indonesia memiliki modal
Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk besar dari sumber daya manusia dan sumber daya
mengetahui bagaimana dasar hukum alat bukti alam yang kaya dan sangat melimpah. Dengan
sebagai petunjuk hakim dalam menjatuhkan tindak memanfaatkan semua sumber daya yang ada
pidana pembunuhan dan bagaimana negara Indonesia siap dan mampu untuk menjadi
pertanggungjawaban hukum bagi pelaku tindak negara maju di masa yang akan datang. Pasal 33
pidana pembunuhan yang dilakukan oleh Undang-Undang Dasar Tahun 1945 merupakan
penyandang disabilitas di Indonesia, yang dengan fundamen sistem perekonomian nassional. Pasal 33
metode penelitian yuridis empiris disimpulkan: Alat ayat (1) Undang-Undang Dasar 19456 mengatakan
bukti sebagai petunjuk hakim dalam memutuskan bahwa “Perekonomian disusun sebagai usaha
suatu putusan pidana harus berdasarkan Kitab bersama berdasar atas asas kekeluargaan.”
undang-Undang hukum acara pidana, Hakim Makna yang terkandung dalam ayat
memberikan putusan berdasarkan alat bukti dan tersebut sangat dalam yakni sistem ekonomi yang
Barang bukti yang di ajukan oleh jaksa sebagai dikembangkan seharusnya tidak berbasis
penuntut umum. Pihak penegak hukum paling awal persaingan serta atas asas yang sangat
semenjak menangani kasus pembunuhan sejak awal individualistik. Dalam Pasal 33 ayat (2) dan ayat
yakni Penyidik Polri wajib menemukan bukti bukti (3) Undang-Undang Dasar 1945 memberikan
dan saksi saksi berdasarkan Ketentuan Pasal 184 penjelasan sangat terang-benderang bahwa
ayat (1) huruf b KUHAP dan Pasal 186 KUHAP. pemerintah memiliki peran yang sangat besar
Pelaku pembunuhan yang memiliki kekurangan fisik dalam kegiatan ekonomi.
sepanjang tidak sesuai kriteria menurut Pasal 4 Ekonomi bukan hanya dilakukan oleh
Undang-Undang No. 8 Tahun 2016 bisa dikenakan masyarakat, swasta, atau individu, terutama untuk
Pidana karena mampu secara sehat dan sadar dan cabang-cabang produksi yang menguasai hajat
mampu bertanggungjawab atas perbuatan yang di hidup orang banyak, kemudian bumi, air, dan
lakukannya kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Itu
Kata Kunci: Hukum Pidana; Alat Bukti; Disabilitas. juga harus dikuasai oleh negara untuk sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat. Eksklusifisme
PENDAHULUAN pembangunan Prinsip partisipasi dan emansipasi
A. Latar Belakang pembangunan tidak ditegakkan, seharusnya dalam
Indonesia saat ini telah mengalami setiap kemajuan pembangunan rakyat harus
perubahan-perubahan yang sangat pesat, baik itu senantiasa terbawa serta.
perubahan kecil maupun perubahan besar, baik Kemajuan ekonomi rakyat haruslah sejalan
pula perubahan itu dilihat dari segi ekonomi, dengan kemajuan pembangunan nasional
pendidikan, militer, politik ataupun bidang lainnya. seluruhnya. Pertumbuhan budaya dan pesatnya
Perkembangan yang pesat ini juga di ikuti pola perkembangan ekonomi, ilmu pengetahuan dan
hidup masyarakat yang semakin berkembang. teknologi, melahirkan persaingan dalam berbagai
Jakarta sebagai ibukota negara dengan hal dalam kehidupan manusia, seperti ideologi,
perkembangan sangat pesat bila dilihat dari sisi sosial, ekonomi, seni, etika, maupun moral, serta
ekonomi dan pembangunan infrastruktur yang tingkat kriminalitas yangmengikutinya. Perubahan
sangat masif dan maju dan sebagai lambang yang terjadi pada nilai-nilai yang terkandung
perwakilan wajah Negara Indonesia dilihat dari didalamnya, seperti materialisme, hedonisme dan
kacamata negara luar. Semenjak kepemimpinan lain sebagainya.
Presiden Jokowi dari periode pertama hingga
periode kedua pembangunan di wilayah Indonesia 5
https://www.kompas.com/tren/read/2020/07/22/153000965/
termasuk-indonesia-ini-10-negara-dengan-pdb-teratas-dunia-
tahun-2024?page=all di akses jumat 17 September 2021
1
Artikel Skripsi Pukul 14;00
2 6
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM 1801101134 Pasal 33 Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Perekonomian
3
Fakultas Hukum Unsrat, Magister Ilmu Hukum disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
4
Fakultas Hukum Unsrat, Magister Ilmu Hukum kekeluargaan
Perubahan nilai ini yang berdampak pada Pemberlakuan sama dihadapan hukum
perilaku manusia, Perubahan positif tentu saja kepada masyarakat, baik dalam kesehariannya
sangat menguntungkan masyarakat, tetapi sebagai masyarakat Indonesia maupun dalam
perubahan negatif dapat menyebabkan keresahan penerimaan haknya dalam Hukum pendidikan,
dalam kehidupan masyarakat sebagai akibat maupun segala aspek kehidupan termasuk
manusia yang berperilaku negatif, seperti perbuatan hukum dan melanggar hukum. Maka
melakukan tindakan kejahatan. Tindak kejahatan dalam kehidupan bermasyarakat, setiap warga
atau krimininalitas di Indonesia marak terjadi. Negara Indonesia mempunyai hak dan kewajiban
Namun, pemerintah cukup tanggap dalam yang sama untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan
menyikapi tindak kriminal kejahatan di masyarakat. dasar pembangunan nasional.
Menurut data yang di ambil dari BPS Hak dan kewajiban yang sama tersebut
Publikasi, indikator yang biasa digunakan untuk tidak terkecuali pada masyarakat Indonesia baik
mengukur kejahatan adalah angka jumlah kejahatan fisiknya sehat secara jasmani dan rohani maupun
(crime total), angka kejahatan per 100.000 keterbelakangan mental (penyandang disabilitas).
penduduk (crime rate), dan selang waktu terjadinya Sebagai Negara yang bermartabat adalah Negara
suatu tindak kejahatan (crime clock). Meski yang menghormati, menghargai, memenuhi dan
demikian perlu kehatian-hatian dalam memaknai memberikan perlindungan bagi setiap warga
angka kejahatan secara umum karena merupakan negaranya tanpa kecuali. Isu tentang penyandang
aritmetika sederhana yang menggabung semua disabilitas atau orang-orang yang memiliki
jenis kejahatan dalam perhitungan tanpa perbedaan kemampuan seringkali dikenal dengan
mempertimbangkan tingkat keseriusannya).7 istilah “difable” (differently abled people) atau
Selama periode tahun 2017-2019, jumlah sekarang dikenal sebagai “disabilitas” adalah
kejadian kejahatan atau tindak kriminalitas di masalah yang paling jarang mendapatkan perhatian
Indonesia cenderung menurun. Data Polri dari Pemerintah maupun masyarakat.9
memperlihatkan jumlah kejadian kejahatan (crime Berdasarkan Pasal 9 huruf b Rancangan
total) pada 2017 sebanyak 336.652 kejadian, Undang-Undang Penyandang Disabilitas,
menurun menjadi sebanyak 294.281 kejadian pada dikemukakan bahwa penyandang disabilitas diakui
tahun 2018 dan menurun pada tahun 2019 menjadi sebagai subjek hukum yang merupakan pendukung
269.324 kejadian. Sejalan dengan crime total, hak dan kewajiban. Konsekuensinya, penyandang
tingkat resiko terkena tindak kejahatan (crime rate) disabilitas dapat menuntut atau dapat dituntut
setiap 100.000 penduduk juga mengalami seperti subjek hukum lain di muka pengadilan.
penurunan selama 3 tahun, yaitu 129 tahun 2017, Seorang penyandang disabilitas berinisial A
menjadi 113 tahun 2018, dan menjadi 103 tahun alias Aji dibekuk petugas Polres Metro Bekasi
2019.8 lantaran membunuh dan merampok sahabatnya AN
Crime rate merupakan angka yang dapat (26). Pembunuhan ini dilatarbelakangi kekesalan
menunjukkan tingkat kerawanan suatu kejahatan karena korban kerap mengejek pelaku yang tak
pada suatu kota tertentu dalam waktu tertentu. memiliki satu tangan tersebut. Kapolres Metro
Semakin tinggi angka crime rate maka tingkat Bekasi Kombes Pol Asep Adi Saputra mengatakan,
kerawanan akan kejahatan suatu daerah semakin pembunuhan terhadap AN ini terjadi pada 19
tinggi pula, dan sebaliknya. Terjadinya Kriminalitas Februari 2017 lalu di Kampung Nyimplung RT 4/5,
terdapat beberapa faktor, Pada dasarnya setiap Serang Baru, Kabupaten Bekasi. Petugas kepolisian
individu akan dipengaruhi oleh beberapa faktor baik mulanya mengira AN merupakan korban begal
intern maupun ekstern yang dapat menyebabkan karena sepeda motor Beat B 3353 KPT juga hilang.10
seseorang melakukan tindakan kriminal Faktor Korban meninggal dunia beberapa hari
tersebut diantaranya faktor internal yang meliputi setelah kejadian dan sempat menjalani perawatan
faktor kebutuhan ekonomi yang mendesak, faktor di RSUD Kabupaten Bekasi. Kedua pelaku A dan R
ketanagakerjaan seperti pengangguran yang diringkus di Subang, Jawa Barat, beserta lima orang
memiliki pekerjaan, dan faktor taraf kesejahteraan
yang di sebabkan perbedaan kaya dan miskin yang 99
sangat besar. Rahayu Repindowaty Harahap, 2005, Jurnal Innovative
Bustanuddin Perlindungan Hukum Terhadap Penyandang
Disabilitas Menurut Convention On The Rights Of Persons
With Disabilities (Crpd)
10
https://metro.sindonews.com/berita/1187239/170/sering-
7
https://www.bps.go.id/publication/download.html dihina-penyandang-disabilitas-bunuh -teman di akses tanggal
8
Ibid hal 4 17 september 2021 pukul 14;00 wita
penandah sepeda motor hasil kejahatan tersebut. dan Undang-Undang No. 11 Tahun 2012 tentang
Kapolsek Serang Baru AKP Bowo Lesmana Sistem Peradilan Pidana Anak (Undang-Undang
menambahkan, dari tangan para pelaku petugas SPPA).12
menyita sepeda motor Honda Beat milik korban dan Orang dengan kebutuhan khusus bukan
sebilah pisau milik tersangka A. Setelah melakukan berarti penyandang disabilitas dengan ragam
penyelidikan, akhirnya diketahui AN merupakan tertentu menjadi kebal hukum atau tak memiliki
korban pembunuhan yang dilakukan A dan R. kemampuan bertanggungjawab dalam melakukan
Motif pembunuhan karena A sakit hati sering perbuatan hukum, termasuk bahkan melakukan
diejek lantaran tak memiliki tangan oleh korban," suatu tindak pidana.
kata Asep kepada wartawan, Jumat (10/3/2017).
Pada Sabtu, 18 Februari 2017 malam lalu, A B. Rumusan Masalah
mengajak R untuk membunuh korban dengan 1. Bagaimana Dasar Hukum Alat Bukti Sebagai
menyusun sejumlah rencana. Korban pun diajak ke Petunjuk Hakim Dalam Menjatuhkan Tindak
rumah A untuk menggelar pesta minuman keras. Pidana pembunuhan?
Dalam keadaan mabuk, A dan R memboncengi 2. Bagaimana Pertanggungjawaban Hukum Bagi
korban menggunakan motor dengan dalih Pelaku Tindak Pidana Pembunuhan Yang
mengambil seekor burung di Kampung Ceper, Dilakukan Oleh Penyandang Disabilitas Di
Serang Baru. Indonesia?
Sebelum sampai tempat tujuan dan baru di
Jalan Kampung Nyimplung, kedua pelaku C. Metode Penelitian
melancarkan aksinya dengan berpura-pura ingin Jenis penelitian yang digunakan dalam
buang air kecil. Di tempat sepi tersebut, korban skripsi ini adalah penelitian dengan pendekatan
yang turun dari sepeda motornya langsung disergap yuridis normatif.
badannya oleh kedua pelaku. "R bertugas
memegangi tubuh korban dari depan. Sedangkan, A PEMBAHASAN
menghujamkan sejumlah senjata tajam ke tubuh A. Dasar Hukum Alat Bukti Sebagai Petunjuk
AN," ujarnya. Usai korban terkapar, kedua pelaku Hakim Dalam Menjatuhkan Tindak Pidana
bergegas mengambil sepeda motor dan menjualnya Pembunuhan.
ke Subang, Jawa Barat. Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
Asep menuturkan, selain menangkap A dan R, tidak memberikan pengertian mengenai
petugas juga meringkus lima penandah sepeda “Pembuktian”, tetapi memberikan pengaturan
motor yang ikut serta menyembunyikan pelaku. mengenai jenis-jenis alat bukti yang sah menurut
Kelima orang tersebut ialah, SS, AJ, NS, TG, dan NF. hukum yang terdapat dalam Pasal 184 ayat (1)
Pelaku A dan R dijerat dengan Pasal 340 subsider KUHAP. Diluar alat bukti itu tidak dibenarkan
338 KUHP dan Pasal 365 ayat 4 yang mana dipergunakan untuk membuktikan kesalahan
disebutkan perencanaan pembunuhan disertai terdakwa. Hakim Ketua Sidang, penuntut umum
dengan perampasan yang menyebabkan korban Kejaksaan, terdakwa pelaku, atau penasihat hukum
meninggal dunia, ujarnya. terdakwa, terikat dan terbatas hanya diperbolehkan
Pembahasan kebutuhan penyandang menggunakan alat-alat bukti itu saja. Dalam
disabilitas dengan aspek criminal justice system, mengkonstruksikan hubungan hukum ini, masing-
dirasa sangat penting karena beberapa alasan masing pihak menggunakan alat bukti untuk
utama. Penyandang disabilitas akan berhadapan membuktikan dalil-dalilnya dan menyakinkan hakim
dengan berbagai hambatan dalam aspek hukum akan kebenaran dalil-dalil para pihak (jaksa ataupun
pidana dan hukum acara pidana di Indonesia baik terdakwa) tanpa harus dikekang oleh batasan alat-
itu sebagai korban maupun sebagai pelaku tindak alat bukti sepanjang dalil memenuhi prinsip-prinsip
Pidana Kriminalitas. logika. Mereka tidak leluasa menggunakan alat
Indonesia setidaknya terdapat dua Undang- bukti yang dikehendakinya diluar alat bukti yang
Undang dan tiga RUU yang terkait erat dengan ditentukan dalam Pasal 184 ayat (1). Yang dinilai
penyandang disabilitas. Dua Undang-Undang itu sebagai alat bukti dan dibenarkan mempunyai
adalah Undang-Undang No. 18 Tahun 2014 tentang “kekuatan pembuktian” hanya terbatas kepada alat-
Kesehatan Jiwa (Undang-Undang Kesehatan Jiwa)11 alat bukti itu saja.

11 12
Undang-Undang No. 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa Undang-Undang No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan
(Undang-Undang Kesehatan Jiwa) Pidana Anak (Undang-Undang SPPA)
Pembuktian dengan alat bukti diluar jenis alat Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang
bukti yang disebut pada Pasal 184 ayat (1), tidak Hukum Acara Pidana (KUHAP) ini adalah saksi
mempunyai nilai serta kekuatan pembuktian yang sebagai alat bukti yang dihadirkan dalam sidang
mengikat. Berdasarkan Pasal 184 diatas, dalam pengadilan agar hakim dapat menilai keterangan-
kasus pembunuhan yang di lakukan oleh pelaku A, keterangan saksi itu, yang ditinjau dari sudut dapat
hakim memeriksa untuk memperoleh kebenaran atau tidak dipercaya, berdasarkan tinjauan
materil dari kejahatan yang terjadi dan hakim tidak terhadap pribadi, gerak geriknya dan yang lain-lain.
boleh memeriksa selain alat bukti tersebut. Dalam Menjadi saksi dimuka sidang adalah
sidang jaksa menghadirkan barang bukti berupa : merupakan kewajiban dari setiap orang oleh karena
1. 1 (satu) unit sepeda motor Honda itu jika seseorang menolak memberikan keterangan
Beat No. Pol B-3353-KPT warna setelah dipanggil secara patut (panggilan ke3) maka
Hitam tahun 2014; ia dapat dihadirkan secara paksa ke sidang
2. 1 (satu) lembar STNK kendaraan pengadilan. Pasal 159 ayat (2) KUHAP merumuskan
bermotor merk Honda Beat No. Pol bahwa :
B-3353 KPT warna Hitam tahun “Dalam hal saksi hadir, meskipun telah
2014; dipanggil dengan sah dan hakim ketua sidang
3. 1 (satu) kunci kontak Dikambalikan mempunyai cukup alasan untuk menyangka
kepada ANIN Als, BAPAK ANDRI bahwa saksi itu tidak akan mau hadir, maka
IMAM Bin MARTA; hakim ketua sidang dapat memerintahkan
1. 1 (satu) buah pisau belati panjang kurang supaya saksi tersebut dihadapkan ke
lebih 30 cm bergagang coklat warna hitam; persidangan.”
2. 1 (satu) potong kaos warna hitam Keterangan saksi sebagai alat bukti yang sah
bertulisakan My Yamaha jari-jari harus memenuhi 2 (dua) syarat yaitu:
Andventure; 1) Syarat Formil adalah bahwa keterangan
3. 1 (satu) potong celana pendek loreng merk saksi dianggap sah apabila diberikan
Vans; dibawah sumpah yang terdapat dalam
4. 1 (satu) potong celana pendek warna hitam Pasal 160 ayat (3) KUHAP.
merek Zara Man; 2) Syarat Materiil adalah bahwa materi (isi)
5. 1 (satu) buah ikat pinggang warna coklat; kesaksian dari seseorang saksi itu harus
Dirampas untuk dimusnahkan mengenai hal-hal yang ia dengar sendiri,
Keterangan Saksi Menurut Pasal 1 butir 26 ia lihat sendiri, dan ia alami sendiri,
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang dengan menyebutkan alasan dari
Hukum Acara Pidana (KUHAP) merumuskan bahwa: pengetahuannya itu yang terdapat
“Saksi adalah orang yang dapat memberikan dalam Pasal 1 butir 27 KUHAP.
keterangan guna kepentingan penyidik, Pasal 168 KUHAP merumuskan: “Kecuali
penuntutan, dan pengadilan tentang suatu ditentukan lain dalam undang-undang ini, maka
perkara pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat tidak dapat didengar keterangannya dan dapat
sendiri, dan ia alami sendiri.” mengundurkan diri sebagai saksi”
Jaksa sebagai penuntut umum menghadirkan a. Keluarga sedarah atau semenda dalam
Saksi dalam sidang pembunuhan kasus garis lurus keatas atau kebawah sampai
disabilitas, termasuk rahmat yang juga derajat ketiga dari terdakwa atau yang
pelaku. bersamasama sebagai terdakwa;
1. Saksi ANIN Als. BAPAK ANDRI IMAM Bin b. Saudara dari terdakwa atau yang
MARTA, bersama-sama sebagai terdakwa,
2. Saksi MA’MUN Als. BP. IMAM Bin SURYA, saudara ibu atau saudara bapak juga
3. Saksi MINAN Als. ACENG Bin UAN, mereka yang mempunyai hubungan
4. Saksi IRMA SUPRIYATNA Als. BROWN Bin karena perkawinan dan anak-anak
MADIN, saudara terdakwa sampai derajat ketiga;
5. saksi NAWANG Als. ENCUS Bin Alm. c. Suami atau isteri terdakwa, meskipun
ENGKOK, sudah bercerai atau yang bersama-sama
6. Saksi RAHMAT Als. GEMBEL Bin SAMIN, sebagai terdakwa.
Aturan mengenai pembuktian saksi terdapat Pasal 170 KUHAP merumuskan :
dalam Pasal 185 ayat 1 sampai 7 KUHAP. (1) Mereka yang karena pekerjaan, harkat,
Keterangan saksi yang dimaksud dalam Pasal 184 martabat atau jabatannya diwajibkan
menyimpan rahasia, dapat minta adalah alat bukti yang bersifat bebas dan
dibebaskan dari kewajiban sebagai saksi, tidak sempurna serta tidak menentukan atau
yaitu tentang hal yang dipercayaka tidak mengikat.
kepada mereka. 2. Nilai kekuatan pembuktiannya tergantung
(2) Hakim menentukan sah atau tidaknya pada penilaian hakim.
segala alasan untuk permintaan 1). Alat bukti keterangan saksi sebagai alat
tersebut. bukti yang bebas yang tidak mempunyai
Keterangan saksi merupakan alat bukti yang nilai kekuatan pembuktian yang
paling utama dalam pemeriksaan perkara pidana. sempurna dan tidak menentukan, sama
Dalam Pasal 185 ayat (6) Undang-Undang Nomor 8 sekali tidak mengikat hakim. Hakim
Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP) bebas untuk menilai kesempurnaan dan
untuk menilai kebenaran keterangan saksi hakim kebenarannya. Tergantung pada
harus memperhatikan: penilaian hakim untuk menganggapnya
a) Persesuaian antara keterangan saksi satu sempurna atau tidak. Tidak ada
dengan yang lainnya; keharusan bagi hakim untuk menerima
b) Persesuaian antara keterangan saksi kebenaran setiap keterangan saksi.
dengan alat bukti yang lain; Hakim bebas menilai kekuatan atau
c) Alasan yang mungkin dipergunakan oleh kebenaran yang melekat pada
saksi untuk memberi keterangan yang keterangan itu dan dapat menerima atau
tertentu; menyingkirkannya. Dalam hal ini, hakim
d) Cara hidup dan kesusilaan saksi serta dapat mempergunakan kebebasan
segala sesuatu yang pada umumnya dapat menilai kekuatan pembuktian kesaksian,
mempengaruhi dapat tidaknya keterangan harus benar-benar bertanggungjawab.
itu dipercaya. Jangan sampai kebebasan penilaian itu
Dilihat dari sifatnya maka saksi dapat dibagi menjurus kepada kesewenang-
menjadi 2 (dua) yaitu : wenangan tanpa moralitas dan kejujuran
1) Saksi A Charge (saksi yang memberatkan yang tinggi.
terdakwa); 2). Keterangan ahli merupakan keterangan
2) Saksi A de Charge (saksi yang dari pihak diluar kedua pihak yang
menguntungkan terdakwa). sedang berperkara, dimana yang
Penuntut umum ataupun penasehat hukum digunakan adalah keterangan berkaitan
dapat saling mengajukan saksi-saksi baik saksi yang dengan ilmu pengetahuannya dalam
sudah tercantum di BAP (Berita Acara Pemeriksaan) perkara yang dipersidangkan sehingga
penyidikan maupun yang tidak. Proses pemanggilan membuat terang suatu perkara pidana
bagi saksi A de Charge dilakukan sendiri oleh guna kepentingan pemeriksaan.
penasehat hukum yang sebelumnya dimintakan ijin Berdasarkan tugas dan fungsi serta
terlebih dahulu kepada ketua majelis pemeriksa kewenangan yang dimiliki masing-
perkara. Nilai kekuatan pembuktian yang melihat masing ahli itu, disebabkan alasan
pada alat bukti keterangan saksi : karena keahliannya itu, dapat meliputi
1. Mempunyai kekuatan pembuktian bebas. ahli digital forensik. Keterangan ahli
Pada alat bukti kesaksian tidak melekat sebagai alat bukti diatur dalam Pasal 186
pembuktian yang sempurna (volledig KUHAP menunjukkan keterangan ahli
bewjiskracht) dan juga tidak melekat di dari segi pembuktian, yaitu: Pada Pasal
dalamnya sifat kekuatan pembuktian yang 186 Undang-Undang Nomor 8 Tahun
mengikat dan menentukan (besliessende 1981 tentang Hukum Acara Pidana,
wewijs kracht). Tegasnya alat bukti kesaksian keterangan ahli adalah apa yang seorang
sebagai alat bukti yang sah mempunyai nilai ahli nyatakan di sidang Pengadilan.
pembuktian bebas. Oleh karena itu alat bukti Penjelasan:
kesaksian sebagai alat bukti yang sah tidak (1) Keterangan ahli ini dapat juga sudah
mempunyai kekuatan pembuktian yang diberikan pada waktu pemeriksaan
sempurna dan juga tidak mempunyai oleh penyidik atau penuntut umum
kekuatan pembuktian yang menentukan. yang dituangkan dalam bentuk
Atau dengan singkat dapat dikatakan alat laporan dan dibuat dengan mengika
bukti kesaksian sebagai alat bukti yang sah
sumpah diwaktu ia menerima keterangan ahli tersebut yang diatur dalam Pasal 18
jabatan atau pekerjaan. ayat (2), (3), dan (4) KUHAP.
(2) Jika hal itu tidak diberikan pada 1) Syarat Sahnya Keterangan Ahli Suatu
waktu pemeriksaan di penyidik atau keterangan ahli dapat bernilai sebagai
penuntut umum, maka pada waktu alat bukti yang sah dengan melihat
pemeriksaan di sidang, diminta ketentuan Pasal 1 angka 28 KUHAP.
untuk memberikan keterangan Ketentuan Pasal 184 ayat (1) huruf b KUHAP
(ahli) dan dicatat dalam Berita dan Pasal 186 KUHAP. Berdasarkan ketentuan
Acara Pemeriksaan (berita acara dalam pasal-pasal tersebut, maka dapat dijelaskan
pemeriksaan persidangan) Pasal 179 lebih lanjut bahwa keterangan ahli harus
ayat (1) dan (2) KUHAP. merupakan keterangan yang diberikan oleh
Setiap orang yang diminta pendapatnya seseorang yang mempunyai keahlian khusus
untuk memberikan keterangan ahli secara lisan di tentang suatu yang ada hubungannya dengan
persidangan jo. Pasal 180 ayat (1), Pasal 186 dan perkara pidana yang sedang diperiksa.
penjelasan jo. Pasal 1 butir 28 KUHAP, jo. Pasal 184 Keterangan yang diberikan seorang ahli tapi
ayat (1) sub b KUHAP, jo. Stb. 1937 No. 350, yang tidak mempunyai keahlian khusus tentang suatu
mendasarkan dari berbagai pasal tersebut, keadaan yang ada hubungannya dengan perkara
berdasarkan fungsi dan tugas serta kewenangan pidana yang bersangkutan, tidak mempunyai nilai
yang dimiliki masing-masing ahli itu, disebabkan sebagai alat bukti yang sah menurut undang-
alasan karena keahliannya itu, dapat meliputi: undang. Dari ketentuan Pasal 133 KUHAP,
(1) Ahli kedokteran forensik atau; dihubungkan dengan penjelasan Pasal 186 KUHAP,
(2) Dokter, bukan ahli kedokteran forensik (jo. jenis dan tata cara pemberian keterangan ahli
Stb. 1937 no. 3500; atau; sebagai alat bukti yang sah dapat melalui prosedur
(3) Ahli lainnya, yaitu keterangan yang sebagai berikut :
diberikan oleh oraang yang memenuhi a. Diminta penyidik pada taraf pemeriksaan
syarat-syarat atau kriteria Pasal 1 butir 28 penyidikan. Tata cara dan bentuk atau jenis
KUHAP; atau keterangan ahli sebagai alat bukti yang sah
(4) Saksi ahli yaitu keterangan orang ahli yang pada bentuk ini :
menyaksikan tentang suatu hal (pokok (1) Diminta dan diberikan ahli pada saat
soal, materi pokok) yang diperlukan, pemeriksaan penyidikan
kemudian memeriksa (meneliti, (2) Atas permintaan penyidik, ahli yang
menganalisa) serta mengemukakan bersangkutan membuat laporan,
pendapatnya berdasarkan keahliannya laporan ini biasanya berupa surat
yaitu, selanjutnya dengan menarik keterangan
kesimpulan daripadanya, untuk membuat (3) Laporan itu dibuat oleh ahli yang
jelas suatu perkara pidana, yang berguna bersangkutan “mengingat sumpah” di
bagi kepentingan pemeriksaan. waktu ahli menerima jabatan atau
Keterangan yang diberikan oleh ahli harus pekerjaan
diberikan di suatu persidangan yang terbuka untuk (4) Dengan tata cara dan bentuk ahli yang
umum. Salah satu syarat seorang ahli untuk seperti, keterangan yang dituangkan
memberikan keterangan adalah disumpah dalam dalam laporanmempunyai sifat dan
persidangan agar keterangan yang diberikan sesuai nilai sebagai “alat bukti yang sah”
dengan pengetahuannya dan syarat yang lainnya menurut undang-undang
adalah ahli memberikan keterangan berdasarkan b. Keterangan ahli yang diminta dan diberikan
ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Jika dalam di sidang Tata cara dan bentuk kedua adalah
persidangan seorang ahli tidak dapat hadir, maka keterangan ahli yang diberikan ahli dalam
dapat memberikan keterangannya dalam surat yang pemeriksaan persidangan pengadilan.
nantinya dibacakan disidang pengadilan yang Permintaan keterangan ahli dalam
sebelumnya juga diangkat sumpah pada ahli. pemeriksaan sidang pengadilan diperlukan
Keterangan ahli dalam KUHAP dapat apabila pada waktu pemeriksaan penyidikan
dilakukan pemeriksaan ulang atau penelitian ulang belum ada diminta keterangan ahli. Akan
karena diperlukan/dibutuhkan oleh hakim kepada tetapi bisa juga terjadi, sekalipun penyidik
ahli apabila timbul keberatan yang beralasan dari atau penuntut umum pada waktu
terdakwa atau penasehat hukum terhadap hasil pemeriksaan penyidikan telah meminta
keterangan ahli, jika ketua sidang atau keterangan seorang ahli saja tidak cukup
terdakwa maupun penasehat hukum membuktikan kesalahan terdakwa. Oleh
menghendaki dan menganggap perlu karena itu, agar keterangan ahli dapat
didengar keterangan ahli di sidang dianggap cukup membuktikan kesalahan
pengadilan, dapat dimintai kepada ahli yang terdakwa harus disertai dengan alatbukti
mereka tunjuk di sidang pengadilan. lain.
Tata cara pembuktian dari ahli sebagai alat 3.. Surat menurut kamus Bahasa Indonesia adalah
bukti di tahap penyidikan dengan menggunakan “kertas yang tertulis (dengan berbagai isi
laporan atau dalam bentuk surat sesuai dalam Pasal maksudnya)”. Selanjutnya bebrapa ahli memberikan
133 UndangUndang Nomor 8 Tahun 1981 tentang definisi surat sebagai berikut, Surat adalah
Hukum Acara Pidana (KUHAP) dan meminta pembawa tanda tangan bacaan yang berarti, yang
keterangan ahli secara lisan di sidang pengadilan menterjemahkan suatu isi pikiran. Tidak termasuk
berdasarkan Pasal 179 dan 186 menimbulkan kata surat, adalah foto dan peta, sebab benda ini
dualisme, terutama yang berasal dari laporan, yaitu: tidak memuat tanda bacaan, surat sebagaimana
a) Pada suatu alat bukti keterangan ahli dimaksud dalam Pasal 187 KUHAP dimaksudkan
yang berbentuk laporan, tetap dapat adalah surat-surat yang dibuat oleh pejabat pejabat
dinilai sebagai alat bukti keterangan ahli; resmi yang terbentuk berita acara, akta, surat
b) Pada sisi lain alat bukti keterangan ahli keterangan ataupun surat yang lain yang
yang berbentuk laporan, juga mempunyai hubungan dengan perkara yang sedang
menyentuh alat bukti surat yang diadili., bahwa alat bukti tertulis atau surat adalah
terdapat dalam Pasal 187 huruf c segala sesuatu yang memuat tanda-tanda bacaan
KUHAP. yang dimaksudkan untuk mencurahkan isi hati atau
2. Kekuatan Pembuktian Keterangan Ahli Pada untu menyampaikan buah pikiran seseorang dan
prinsipnya alat bukti keterangan ahli tidak digunakan sebagai pembuktian.
mempunyai kekuatan pembuktian yang mengikat Surat di bedakan sebagai alat bukti dengan
dan menentukan. surat sebagai barang bukti (stukken van
Nilai kekuatan pembuktian yang melekat overtuiging). Surat sebagai barang bukti adalah
pada alat bukti keterangan ahli adalah : surat yang dipergunakan atau hasil dari kejahatan
1. Mempunyai nilai kekuatan pembuktian (corpus delicti). Sedangkan surat sebagai alat bukti,
“bebas” atau vrij bewijskracht. Didalam secara rinci telah diatur dalam Pasal 187 KUHAP.
dirinya tidak ada melekat nilai kekuatan Menurut Pasal 187 KUHAP, bahwa yang dimaksud
pembuktian yang sempurna dan dengan Surat sebagaimana tersebut Pasal 184 ayat
menentukan. Terserah pada penilaian (1) huruf c, dibuat atas sumpah jabatan atau
hakim. Hakim bebas menilainya dan tidak dikuatkan dengan sumpah, adalah:
terkait kepadanya. Tidak ada keharusan (1) Berita acara dan surat lain dalam bentuk
bagi hakim untuk menerima kebenara resmi yang dibuat oleh pejabat umum
keterangan ahli dimaksud. Hakim dalam yang berwenang atau yang dibuat
menggunakan wewenang kebenaran dalam dihadapannya, yang memuat keterangan
penilaian pembuktian harus benar-benar tentang kejadian atau keadaan yang
bertanggung jawab atas landasan moral dan didengar, dilihat atau yang dialaminya
kebenaran sejati demi tegaknya hukum sendiri, disertai dengan alasan yang jelas
serta kepastian hukum. dan tegas tentang keterangannya itu;
2. Sesuai dengan prinsip minimum (2) Surat yang dibuat menurut ketentuan
pembuktian yang diatur dalam Pasal 183 peraturan perundangundangan atau
KUHAP, keterangan ahli yang berdiri sendiri surat yang dibuat oleh pejabat mengenai
saja tanpa didukung oleh salah satu alat hal yang termasuk dalam tata laksana
bukti yang lain, tidak cukup dan tidak yang menjadi tanggung jawabnya yang
memadai membuktikan kesalahan diperuntukkan bagi pembuktian sesuatu
terdakwa. Apalagi jika Pasal 183 KUHAP hal atau suatu keadaan;
dihubungkan dengan ketentuan Pasal 185 (3) Surat keterangan dari seorang ahli yang
ayat (2) KUHAP, yang menegaskan, seorang memuat pendapat berdasarkan
saksi saja tidak cukup untuk membuktikan keahliannya mengenai sesuatu hal atau
kesalahan terdakwa. Prinsip ini pun berlaku sesuatu keadaan yang diminta secara
untuk alat bukti keterangan ahli, bahwa resmi daripadanya;
(4) Surat lain yang hanya dapat berlaku jika 4) Petunjuk Menurut Pasal 188 KUHAP,
ada hubungannya dengan isi dari alat bahwa yang dimaksud dengan alat bukti
pembuktian yang lain. petunjuk adalah:
Agar alat bukti surat menurut Pasal 187 (1) Petunjuk adalah perbuatan, kejadian
KUHAP mempunyai kekuatan mengikat maka harus atau keadaan, yang karena
memenuhi ketentuan Pasal 185 ayat (4) KUHAP persesuaiannya, baik antara yang
yang menjelaskan bahwa alat bukti surat harus satu dengan yang lain, maupun
bersesuaian dengan alat bukti lain seperti dengan tindak pidana sendiri,
keterangan saksi dan keterangan terdakwa. menandakan bahwa telah terjadi
Kekuatan pembuktian pada alat bukti surat suatu tindak pidana dan siapa
termasuk alat bukti yang lainnya mempunyai pelakunya.
kekuatan pembuktian yang bebas, artinya hakim (2) Petunjuk sebagaimana dimaksud
tidak terikat untuk menggunakan alat bukti surat dalam ayat (1) hanya dapat diperoleh
sebagai dasar pertimbangan hakim dalam dari:
menjatuhkan putusan. (a) Keterangan saksi;
Keterkaitannya hakim atas alat bukti surat (b) Surat;
tersebut didasarkan pada beberapa asas, antara (c) Keterangan terdakwa.
lain: (3) Penilaian atas kekuatan pembuktian
1) Asas proses pemeriksaaan perkara pidana dari suatu petunjuk dalam setiap
adalah untuk mencari kebenaran materiil keadaan tertentu dilakukan oleh
atau kebenaran sejati (materiel waarheid), hakim dengan arif lagi bijaksana
bukan mencari kebenaran formal. Nilai setelah ia mengadakan pemeriksaan
kebenaran dan kesempurnaan formal dengan penuh kecermatan dan
dapat disingkirkan demi mencapai dan kesaksamaan berdasarkan hati
mewujudkan kebenaran materiil atau nuraninya.
kebenaran sejati yang digariskan oleh Syarat-syarat untuk dapat dijadikan
penjelasan Pasal 183 KUHAP yang petunjuk sebagai alat bukti haruslah :
memikul kewajiban bagi hakim untuk a. Mempunyai persesuaian atau sama lain
menjamin tegaknya kebenaran, keadilan, atas perbuatan yang terjadi;
kepastian hukum bagi seseorang. b. Keadaan-keadaan perbuatan itu
2) Asas keyakinan hakim sesuai yang berhubungan satu sama lain dengan
terdapat dalam Pasal 183 KUHAP yang sengaja kejahatan yang terjadi;
menganut ajaran sistem pembuktian c. Berdasarkan pengamatan hakim baik dari
menurut undang-undang secara negatif. keterangan terdakwa maupun saksi di
Dimana hakim dalam memutus harus persidangan.
berdasarkan sekurang-kurangnya dua alat Alat bukti petunjuk di dalam persidangan
bukti yang sah, dan dengan alat bukti dilihat dari persesuaian antara alat bukti satu
tersebut hakim memperoleh keyakinan dengan alat bukti yang lainnya sehingga hakim
bahwa terdakwa itu bersalah atau tidak. memperoleh gambaran mengenai proses terjadinya
Hakim diberikan kebebasan untuk tindak pidana dan penyebab terjadinya tindak
menentukan putusan yang diambilnya pidana. Sumber dari alat bukti petunjuk diperoleh
dengan tetap memperhatikan tanggung hakim dengan memperhatikan alat bukti yang lain
jawab dengan moral yang tinggi atas sehingga diperoleh persesuaian antara perbuatan,
landasan tanggung jawab demi kejadian, atau keadaan yang sebenarnya.
mewujudkan kebenaran sejati. Alat bukti petunjuk ada jika sudah ada alat
3) Asas batas minimum pembuktian yaitu bukti yang lain sehingga sifatnya menggantungkan
sesuai dengan Pasal 183 KUHAP hakim alat bukti yang lain atau “asessoir”. Dengan kata lain
dalam memberikan putusan harus alat bukti petunjuk tidak akan pernah ada jika tidak
berdasarkan minimal dua alat bukti dan ada alat bukti lain. “Penilaian atas kekuatan
dengan alat bukti tersebut hakim pembuktian dari suatu petunjuk dalam setiap
memperoleh keyakinan untk memberikan keadaan tertentu dilakukan oleh hakim dengan arif
keputusan di persidangan. lagi bijaksana setelah ia mengadakan pemeriksaan
dengan penuh kecermatan dan keseksamaan hati
nuraninya.
”Alat bukti petunjuk mempunyai sifat kekuatan yang diajukan kepadanya oleh hakim,
pembuktian yang bebas, yaitu : penuntut umum atau penasehat hukum
a. Hakim tidak terikat pada kebenaran baik yang berbentuk penyangkalan
persesuaian yang diwujudkan oleh ataupun pengakuan.
petunjuk. Oleh karena itu hakim bebas 3. Keterangan terdakwa berisi tentang
menilainya dan menggunakannya sebagai perbuatan yang ia lakukan atau yang ia
upaya pembuktian. ketahui sendiri atau alami sendiri;
b. Petunjuk sebagai alat bukti tidak bisa 4. Keterangan terdakwa hanya mempunyai
berdiri sendiri membuktikan kesalahan alat bukti terhadap diri sendiri.
terdakwa. Oleh karena itu, agar petunjuk Keterangan terdakwa yang dikemukakan
mempunyai nilai kekuatan pembuktian diluar persidangan seperti pada waktu penyidikan
yang cukup, harus didukung dengan dan penyelidikan di kepolisian dapat digunakan
sekurang-kurangnya satu bukti yang lain. untuk membantu menemukan bukti disidang
5. Keterangan Terdakwa asalkan keterangan didukung oleh suatu alat bukti
Pengertian keterangan terdakwa diatur yang sah sepanjang mengenai hal yang didakwakan
dalam Pasal 189 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 kepadanya ( Pasal 189 ayat (2) Undang-Undang
Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP), Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana)
merumuskan: dan keterangan yang dinyatakan diluar persidangan
“Keterangan terdakwa ialah apa yang sepanjang mengenai hal yang didakwakan
didakwakan disidang tentang perbuatan yang kepadanya.
ia lakukan atau yang ia ketahui sendiri atau Keterangan yang diberikan haruslah
alami sendiri.” dinyatakan didepan penyidik, dicatat dalam berita
Keterangan terdakwa disini bukan berarti acara penyidik, kemudian ditanda tangani oleh
pengakuan terdakwa yang ada dalam HIR, akan penyidik dan terdakwa, Mengenai kekuatan
tetapi keterangan terdakwa bersifat lebih luas baik pembuktian keterangan terdakwa, bahwa seperti
yang merupakan penyangkalan, pengakuan, alat bukti yang lainnya, untuk menemukan
ataupun pengakuan sebagian dari perbuatan atau kebenaran materiil maka harus memenuhi Pasal
keadaan. Suatu perbedaan yang jelas antara 183 KUHAP, yaitu paling tidak harus memenuhi
keterangan terdakwa dengan pengakuan terdakwa batas menimum pembuktian dengan dua alat bukti
sebagai alat bukti ialah keterangan terdakwa yang yang sah, oleh karena itu pada Pasal 189 ayat (4)
menyangkal dakwaan, tetapi membenarkan KUHAP menjelaskan: Keterangan terdakwa saja
beberapa keadaan atau perbuatan yang menjurus tidak cukup untuk membuktikan bahwa ia bersalah
kepada terbuktinya perbuatan sesuai alat bukti lain melakukan perbuatan yang didakwakan
merupakan alat bukti. kepadanya,melainkan harus disertai denga alat
Pengaturan tentang keterangan terdakwa bukti yang lain. Pasal 183 KUHAP menentukan asas
terdapat dalam Pasal 189-193 KUHAP. Keterangan pembuktian bahwa untuk menjatuhkan pidana
terdakwa tidak perlu sama dengan pengakuan terhadap seorang terdakwa, kesalahannya harus
karena pengakuan sebagai alat bukti mempunyai dapat dibuktikan dengan sekurang-kurangnya dua
syarat : alat bukti yang sah.
a. Terdakwa mengaku bahwa ia yang Pembuktian akan adanya kemampuan
melakukan tindak pidana yang bertanggung jawab dari seorang pelaku disabilitas
didakwakan kepadanya. menjadi penting. Apabila seseorang dalam
b. Terdakwa mengakui bahwa dia yang melakukan suatu perbuatan pidana tidak dapat
bersalah. bertanggungjawab, hal ini akan berhubungan
Keterangan terdakwa yang dapat diambil dengan penjatuhan pidana yang dapat dilakukan
sebagai alat bukti yang sah harus mengandung oleh Majelis Hakim. Namun untuk menentukan ada
beberapa asas, yaitu : atau tidaknya kemampuan bertanggungjawab,
1. Keterangan terdakwa dinyatakan disidang diperlukan peran dari seorang psikolog maupun
pengadilan; psikiater dan Dokter untuk menentukannya.
2. Keterangan terdakwa bisa menjadi alat Ketidakmampuan Majelis Hakim untuk menilai,
bukti jika dikemukakan disidang dikarenakan dalam penentuan ada tidaknya suatu
pengadilan, baik itu yang berbentuk “pertumbuhan yang tidak sempurna” dari
penjelasan yang diutarakan sendiri, kemampuan akal sehat pada diri seseorang atau
penjelasan ataupun jawaban terdakwa tentang ada atau tidaknya suatu “gangguan
penyakit pada kemampuan akal sehat” pada diri 3) Berkesulitan Belajar Spesifik, Berkesulitan
seseoarang merupakan masalah medis, bukan belajar berkaitan dengan prestasi belajar
yuridis. (achievment) yang diperoleh.
2. Disabilitas Fisik. Kelainan ini meliputi
B. Pertanggungjawaban Hukum Bagi Pelaku beberapa macam, yaitu:15
Tindak Pidana Pembunuhan Yang Dilakukan 1) Kelainan Tubuh (Tuna Daksa). Tunadaksa
Oleh Penyandang Disabilitas Di Indonesia. adalah individu yang memiliki gangguan
Terkait dengan masalah pengertian tindak gerak yang disebabkan oleh kelainan
pidana, Moeljatno mengemukakan tiga hal yang neuromuskular dan struktur tulang yang
perlu diperhatikan, yaitu: bersifat bawaan, sakit atau akibat
1. Perbuatan pidana adalah perbuatan oleh kecelakaan (kehilangan organ tubuh),
suatu aturan hukum dilarang dan diancam polio dan lumpuh.
pidana. 2) Kelainan Indera Penglihatan (Tuna Netra).
2. Larangan ditujukan kepada perbuatan Tunanetra adalah individu yang memiliki
yaitu suatu keadaan atau kejadian yang hambatan dalam penglihatan. Tunanetra
ditimbulkan oleh perbuatan orang, dapat diklasifikasikan kedalam dua
sedangkan ancaman pidana ditujukan golongan yaitu: buta total (blind) dan low
kepada orang yang menimbulkan kejadian vision.
itu. 3) Kelainan Pendengaran (Tunarungu).
3. Antara larangan dan ancaman pidana ada Tunarungu adalah individu yang memiliki
hubungan yang erat, kejadian tidak dapat hambatan dalam pendengaran baik
dilarang jika yang menimbulkan bukan permanen maupun tidak permanen.
orang, dan orang tidak dapat diancam Karena memiliki hambatan dalam
dengan pidana jika tidak karena kejadian pendengaran individu tunarungu memiliki
yang ditimbulkannya.13 hambatan dalam berbicara sehingga
Terdapat beberapa jenis orang dengan mereka biasa disebut tunawicara.
kebutuhan khusus/disabilitas. Setiap penyandang 4) Kelainan Bicara (Tunawicara), adalah
disabilitas memiliki defenisi masing-masing yang seseorang yang mengalami kesulitan
mana kesemuanya memerlukan bantuan untuk dalam mengungkapkan pikiran melalui
tumbuh dan berkembang secara baik. Jenis-jenis bahasa verbal, sehingga sulit bahkan tidak
penyandang disabilitas. dapat dimengerti oleh orang lain. Kelainan
1. Disabilitas Mental. Kelainan mental ini terdiri bicara ini dapat dimengerti oleh orang
dari:14 lain. Kelainan bicara ini dapat bersifat
1) Mental Tinggi, Sering dikenal dengan fungsional di mana kemungkinan
orang berbakat intelektual, dimana selain disebabkan karena ketunarunguan, dan
memiliki kemampuan intelektual di atas organik yang memang disebabkan adanya
rata-rata dia juga memiliki kreativitas dan ketidaksempurnaan organ bicara maupun
tanggungjawab terhadap tugas. adanya gangguan pada organ motorik
2) Mental Rendah, Kemampuan mental yang berkaitan dengan bicara.
rendah atau kapasitas intelektual/IQ 3. Tunaganda (disabilitas ganda).Penderita cacat
(Intelligence Quotient) di bawah rata-rata lebih dari satu kecacatan (yaitu cacat fisik dan
dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu mental), berdasarkan Pasal 4 Undang-Undang
anak lamban belajar (slow learnes) yaitu No. 8 Tahun 2016 dapat dikategorikan
anak yang memiliki IQ (Intelligence kedalam empat kelompok, yaitu:
Quotient) antara 70-90 Sedangkan anak 1) Penyandang Disabilitas fisik, yaitu
yang memiliki IQ (Intelligence Quotient) di terganggunya fungsi gerak, antara lain
bawah 70 dikenal dengan anak amputasi, lumpuh layuh atau kaku,
berkebutuhan khusus. paraplegi, celebral palsy (CP), akibat
stroke, akibat kusta, dan orang kecil.
Kelainan ini meliputi beberapa macam
yaitu:
13
Moeljatno. Asas-Asas Hukum Pidana, Bina Aksara, Jakarta,
1984,.hal 27
14
Nur Kholis Reefani, Panduan Anak Berkebutuhan Khusus,
15
(Yogyakarta:Imperium.2013), hlm.177 Ibid
1. kelainan Tubuh (Tuna Daksa), 1. Psikososial di antaranya skizofrenia,
Tunadaksa adalah individu yang bipolar, depresi, anxietas, dan
memiliki gangguan gerak yang gangguan kepribadian; dan
disebabkan oleh kelainan 2. Disabilitas perkembangan yang
neuromuskular dan stuktur tulang berpengaruh pada kemampuan
yang bersifat bawaan, sakit atau interaksi sosial di antaranya autis dan
akibat kecelakaan (kehilangan hiperaktif.
organ) polio atau lumpuh. 3. Penyandang Disabilitas sensorik, yaitu
2. Kelainan Indera Penglihatan (Tuna terganggunya salah satu fungsi dari
Netra), Tunanetra adalah individu panca indera, antara lain disabilitas
yang memiliki hamabatan dalam netra, disabilitas rungu, dan/atau
penglihatan. Tunanetra dapat disabilitas wicara.
diklasifikasikan kedalam dua Penyebab Terjadinya Tindak Pidana dalam
golongan yaitu: buta total (blind) Kitab undang-undang Hukum Pidana terbagi dua,
dan low vision. yakni untuk semua yang dimuat dalam Buku II, dan
3. Kelainan Pendengaran (Tunarungu), pelanggaran untuk semua yang terdapat dalam
Tunarungu adalah individu yang Buku III. Sehingga tindak pidana merupakan bentuk
memiliki hambatan dalam kejahatan. Faktor-faktor sosial yang dianggap
pendengaran baik permanen mempunyai pengaruh terhadap terjadinya suatu
maupun tidak permanen. Karena pidana, dapat dikatagorikan sebaga berikut:
memiliki hambatan dalam 1. Faktor ekonomi, meliputi sistem
pendengaran individu tunarunggu ekonomi, yang tidak saja merupakan
memiliki hambatan dalam berbicra sebab utama (basic causa) dari
sehingga mereka biasa disebut terjadinya kejahatan terhadap hak
tunawicara. milik, juga mempunyai pengaruh
4. Kelainan Bicara (Tunawicara), kriminogenik karena membangun
Tunawicara adalah seseorang yang egoisme terhadap macam-macam
mengalami kesulitan dalam kejahatan lain dengan cara pola hidup
mengungkapkan pirikiran melalui konsumeristis, dan persaingan
bahasa verbal, sehingga sulit pemenuhan kebutuhan hidup,
bahkan tidak dapat dimengerti oleh perubahan harga pasar , yang
orang lain. Kelainan biacara ini mempengaruhi tingkat pencurian,
dapat dimengerti oleh orang lain. keadaan krisis, pengangguran
Kelainan bicara ini dapat bersifat 2. Faktor-faktor mental, meliputi
fungsional di mana kemungkinan kurangnya pemahaman terhadap
disebabkan karena ketunarunguan, agama, pengaruh bencana, film dan
dan organik yang memang televisi.
disebabkan adanya 3. Faktor-faktor fisik, keadaan iklim,
ketidaksempurnaan organ biacara seperti hawa panas/dingin, keadaan
maupun ada gangguan pada organ terang/gelap, dan lain-lain dianggap
motoric yang berkaitan dengan sebagai penyebab langsung dari
bicara.16 kelakuan manusia yang menyimpang
2) Penyandang Disabilitas intelektual, yaitu dan khususnya kejahatan kekerasan
terganggunya fungsi piker karena tingkat berkurang semakin basah dan panas
kecerdasan di bawah rata-rata, antara lain iklimnya.
lambat belajar, disabilitas grahita dan 4. Faktor-faktor pribadi, meliputi umur,
down syndrom.17 jenis kelamin, ras dan nasionalitas,
3). Penyandang Disabilitas mental, yaitu alkoholisme, dan perang berakibat
terganggunya fungsi pikir, emosi, dan buruk bagi kehidupan manusia.
perilaku, antara lain:18 Secara umum tindak pidana dapat
diklasifikasikan sebagai berikut, antara lain:
16
Nur kholis Reefani, Panduan Anak Berkubutuhan Khusus, 1) Keadaan ekonomi yang lemah dan
imperium, Yogyakrta, 2013, hal.17. pengangguran
17
Ibid
18
Ibid
2) Lemahnya penegakan hukum, dalam dipinggangnya tersebut dan ditusukkan ke bagian
hal ini mencakup lemahnya dari pinggang.
sanksi perundang-undangan pidana, Terdakwa Aji dan Rahmat Als. Gembel bin
dan tidak terpadunya sistem samin pergi meninggalkan lokasi tersebut dengan
peradilan pidana membawa sepeda motor milik korban Honda Beat
3) Adanya demonstration effects, yaitu No. Pol. Tidak ingat warna Hitam tahun 2014 Nomor
kecenderungan masyarakat untuk rangka: MH1JFD231EK360787 dan Nomor mesin :
memamerkan kekayaan sehingga JFD2E3354501;
menyulut pola hidup konsumtif yang Akibat perbuatan terdakwa menyebabkan
berlomba-lomba mengejar nilai lebih korban meninggal dunia sebagaimana yang
sedangkan kesanggupan rendah tercantum dalam Visum Et Repertum Rumah Sakit
4) Perilaku korban yang turut Bhayangkara Tingkat I R. Said Sukanto Nomor
mendukung sehingga terjadinya R/226/Sk.B/X/2016/Rumkit Bhay Tk.I perihal Visum
tindak pidana Et Repertum Mayat A/n ASEP NOFRIZAL tanggal 27
5) Lingkungan keluarga yang tidak Oktober 2016 yang ditandatangani oleh Dr. Slamet
harmonis dan pergaulan dengan Poernomo, SpF, DFM dan Dr. Niken Budi Setyawati,
masyarakat yang berintegrasi dengan SpF, MHKes selaku Dokter Pemeriksa dengan
pola-pola kejahatan dalam kesimpulan Telah dilakukan pemeriksaan mayat
masyarakat laki-laki berusia sembilan belas tahun, golongan
6) Kurangnya penddikan tentang moral darah B ditemukan beberapa luka terbuka pada
7) Penyakit kejiwaan. kepala, wajah, leher, dada, perut, punggung dan
Praktik penegakan hukum menunjukkan anggota gerak atas akibat kekerasan tajam.
adanya dua hal penting yang harus diselesaikan Ditemukan pendarahan dalam rongga dada,
yaitu berkaitan dengan kasus Disabilitas sebagai terpotongnya kandung jantung, pembuluh batang
korban perbuatan pidana dan Disabilitas sebagai nadi, dan paru kanan bagian atas. Sebab mati akibat
pelaku perbuatan pidana. Konsep Pemahaman kekerasan tajam pada dada yang menembus
aparat penegak hukum terhadap pemenuhan hak- pembuluh batang nadi sehingga mengakibatkan
hak disabilitas yang masih sangat minim dan pendarahan.
pengabaian karena stigma negatif. Pada kasus ini, aparat penegak hukum harus
Beberapa kasus menunjukkan bahwa ketika mampu menilai membedakan bersarkan
Disabilitas difabel menjadi korban perbuatan berdasarkan kriteria dan fakta fakta kondisi
pidana, maka aparat penegak hukum terkesan disabilitas korban maupun pelaku, siapapun dia,
“malas” dan kesulitan untuk merekonstruksi hukum seperti apapun kondisi fisik dan mentalnya, mereka
untuk mengadili pelaku. Dengan alasan korban tidak adalah manusia yang memiliki hak atas
dapat memberikan kesaksian yang memadai, maka perlindungan dari ancaman dan praktek perbuatan
proses peradilan perbuatan pidana tersebut tidak pidana yang dilakukan oleh orang lain.
diteruskan. Orang dengan kebutuhan khusus bukan
Dunia kriminalitas dikenal dua faktor penting berarti penyandang disabilitas dengan ragam
terjadi tindak pidana, yaitu niat dari pelaku dan tertentu menjadi kebal hukum atau tak memiliki
kesempatan yang membuat pelaku berbuat tindak kemampuan bertanggungjawab dalam melakukan
pidana. Kedua faktor saling mempengaruhi dan perbuatan hukum, termasuk bahkan melakukan
harus ada untuk terjadinya tindak pidana. suatu tindak pidana. Di sinilah letak kewajiban
Berdasarkan fakta fakta persidangan setelah Negara untuk melindungi hak asasi manusia warga
berhenti pelaku atas nama aji yang mana keadaan negaranya, siapapun dia.
dalam keadaan sepi, disaat terdakwa sedang buang Berdasarkan putusan pidana Nomor :
air kecil kemudian terdakwa memberikan kode 574/Pid.B/2017/PN.BKS seperti yang di jabarkan di
kepada Rahmat Als. Gembel Bin SAMIN dengan cara latar belakang awal skripsi ini motif pembunuhan
mengagukagukkan kepalanya terdakwa yang mana dikarenakan terdakwa dendam atas perbuatan
bahwa kode tersebut adalah kode untuk beraksi. korban yang selalu meremehkan terdakwa
Setelah kode tersebut dan diketahui rahmat als. dikarenakan tangannya buntung dan juga kejadian
Gembel langsung berdiri dihadapan Andri yang malam itu yang mana korban kehilangan
mana pada saat itu terdakwa dibelakang Andri dan handphone dirumah terdakwa dimana seakan-akan
kemudian disaat Andri lengah kemudian terdakwa korban menuduh terdakwa telah mengambil
menusukkan pisau belati yang telah disiapkan handphone milik korban. Dalam putusannya hakim
tidak memasukkan unsur disabilitas sebagai 1) Menimbang, bahwa oleh karena seluruh
pertimbangan karena pelaku secara sadar dan fisik unsur dakwaan Penuntut Umum telah
lainnya sehat. terbukti secara sah dan meyakinkan
Menurut R. Abdoel Djamali, peristiwa pidana maka terdakwa harus dinyatakan
yang juga disebut tindak pidana atau delict ialah bersalah dan kepada terdakwa akan
suatu perbuatan atau rangkaian perbuatan yang dijatuhi hukuman sesuai dengan
dapat dikenakan hukuman pidana. Suatu peristiwa perbuatannya tersebut;
peristiwa hukum dapat dinyatakan sebagai 2) Menimbang, bahwa oleh karena tidak
peristiwa pidana kalau memenuhi unsur-unsur terdapat hal-hal yang dapat
pidananya. Unsur-unsur tindak pidana tesebut menghapuskan kesalahan maupun
terdiri dari:19 mengecualikan terdakwa dari hukuman
1) Objektif, yaitu suatu tindakan (perbuatan) atas perbuatan yang dilakukannya
pembunuhan yang bertentangan dengan Menimbang, bahwa sebelum Majelis Hakim
hukum dan mengindahkan akibat yang oleh menjatuhkan putusan atas diri terdakwa,
hukum dilarang dengan ancaman hukum. Yang dipertimbangkan hal-hal yang memberatkan dan
dijadikan titik utama dari pengertian objektif meringankan atas diri terdakwa:
disini adalah tindakannya. 1). Hal-hal yang memberatkan :
2) Subjektif, yaitu perbuatan seseorang yang - Perbuatan terdakwa mengakibatkan
berakibat tidak dikehendaki oleh undang- korban Andri meninggal dunia
undang. Sifat unsur ini mengutamakan adanya 2). Hal-hal yang meringankan :
pelaku beserta temannya melakukan - Terdakwa mengakui terus terang
penganiyayaan perampokan serta perbuatannya dan menyesali
pembunuhan. perbuatannya;
Menjabarkan suatu rumusan delik kedalam - Terdakwa berlaku sopan dipersidangan;
unsur-unsurnya, maka akan dijumpai suatu - Terdakwa belum pernah dihukum
perbuatan atau tindakan manusia, dengan tindakan Putusan hakim merupakan Puncak
itu seseorang telah melakukan suatu tindakan yang pencerminan nilai keadilan; kebenaran hakiki, hak
dilarang oleh undang-undang. Setiap tindak pidana asasi manusia, penguasaan hukum atau fakta secara
yang terdapat di dalam KUHP pada umumnya dapat mapan, mempuni dan faktual, serta cerminan etika,
dijabarkan ke dalam unsur-unsur yang terdiri dari mentalitas, dan moralitas dari hakim yang
unsur subjektif dan unsur objektif. bersangkutan.
Adapun alat bukti yang sah menurut undang- Mengingat pasal 340 KUHP jo. Pasal 55 ayat
undang sesuai dengan apa yang disebut dalam Pasal (1) ke-1 KUHP, Undang Undang No. 8 Tahun 1981
184 ayat (1) KUHAP, adalah : tentang Hukum Acara Pidana dan peraturan lain
1. Keterangan saksi; yang Bersangkutan majelis hakim membangun
2. Keterangan ahli; konstruksi hukum berasarkan bukti Bukti bukti yang
3. Surat; di ajukan di persidangan;
4. Petunjuk dan 1. Menyatakan terdakwa AJI Bin Alm. SARIN
5. Keterangan terdakwa. telah terbukti secara sah dan
Berdasarkan alat bukti sebagaimana meyakinkan bersalah melakukan tindak
disebutkan diatas Terdakwa didakwa oleh Penuntut pidana "Bersama-sama Melakukan
Umum dengan surat dakwaan yang disusun secara Pembunuhan Berencana "
alternatif Subsidaritas yaitu dakwaan Pertama 2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa
melanggar Pasal 340 KUHP jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 dengan pidana penjara selama 15
KUHP atau Kedua melanggar Pasal 338 KUHP jo. (limabelas) tahun.
Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP atau Ketiga melanggar Merupakan suatu hal yang tidak mungkin
Pasal 365 ayat (2) ke-1,2 dan ayat (3) KUHP; seorang Hakim dapat mengerti segala hal terutama
Berdasarkan hasil persidangan mengenai dalam bidang kejiwaan maupun psikologi, yang
permohonan putusan yang seringan-ringannya akan sebenarnya sangat dibutuhkan untuk
dipertimbangkan bersama dengan hal-hal yang menyelesaikan permasalahan dalam suatu kasus.
meringankan Terdakwa ; Majelis Hakim dapat menilai secara medis
kemampuan bertanggungjawab pelaku, maka perlu
diserahkan kepada ahli untuk menentukan hal
19
R. Abdoel Djamali, Pengantar Hukum Indonesia Edisi Revisi, tersebut. Namun disisi lain timbul pertanyaan,
Rajawali Pers, Jakarta,2010, hlm.175
apakah keterangan ahli yang diberikan akan saran penulis hendaknya sedari awal Pihak
menjadi landasan bagi Majelis Hakim dalam kepolisian memeriksa Pelaku wajib di periksa
membuat suatu pertimbangan. Atau sebaliknya Dokter dan Psikolog atau Psikiater untuk
keterangan ahli hanya dijadikan sebagai bahan memeriksa apakah pelaku sehat secara jasmani
referensi Majelis Hakim dalam membuat putusan. dan rohani berdasarkan hasil visum et
Menurut pengaturan hukum pidana, dalam repertum physiciatrik.
menentukan pertanggung jawaban pidana, 2. Masalah latar belakang ekonomi sering kali
penilaian atas kejiwaan dan pertumbuhan menjadi pemicu kasus kasus pidana, dimana
intelektual harus dikaitkan dengan Pasal 44 KUHP. pelaku bukan saja orang sehat secara fisik tapi
Beberapa Majelis Hakim dalam menentukan adanya penyandang disabilitas. Saran penulis
Pasal 44 KUHP hanya mendasarkan dari keterangan Pemerintah perlu merevisi Undang-Undang No.
ahli semata. Namun adapula Majelis Hakim yang 8 Tahun 2016 agar dimasukkan kewajiban
tidak hanya menggunakan Pasal 44 KUHP saja tetapi pemerintah wajib memberdayakan para
namun menggabungkan dengan alat bukti atau penyandang disabilitas, di berikan pekerjaan,
fakta-fakta persidangan lainnya. Bahkan adapula pelatihan pelatihan lebih terstruktur sampai ke
Majelis Hakim yang mendasarkan pada pengamatan tingkat desa dan Lingkungan rt/rw sehingga
majelis Hakim dan menyingkirkan keterangan ahli. mereka bisa berkarya dan produktif
Nilai kekuatan pembuktian yang melekat pada alat mengurangi pengangguran serta mendorong
bukti keterangan ahli bersifat bebas atau vrij perekonomian negara.
bewijskracht. Hakim bebas menilainya dan tidak ada
keharusan bagi hakim untuk mesti menerima DAFTAR PUSTAKA
kebenaran keterangan ahli. Djamali R. Abdoel, Pengantar Hukum Indonesia Edisi
Revisi, Rajawali Pers, Jakarta,2010
PENUTUP Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, Bina Aksara,
A. Kesimpulan. Jakarta, 1984, hlm. 5
Alat Bukti Sebagai Petunjuk Hakim dalam Refani Nur Kholis, Panduan Anak Berkebutuhan
memutuskan suatu Putusan Pidana harus Khusus, (Yogyakarta:Imperium.2013)
berdasarkan Kitab undang-Undang hukum acara Rahayu Repindowaty Harahap, , Jurnal Innovative
pidana, Hakim memberikan Putusan berdasarkan Bustanuddin Perlindungan Hukum Terhadap
Alat Bukti dan Barang bukti yang di ajukan oleh Penyandang Disabilitas Menurut Convention
jaksa sebagai penuntut umum. On The Rights Of Persons With Disabilities
Hakim membangun konstruksi Hukum (Crpd) 2005
dalam kasus pembunuhan oleh penyandang SUMBER UNDANG-UNDANG
disabilitas, sebelum hakim memutuskan perkara Undang-Undang No. 18 Tahun 2014 tentang
berdasarkan bukti bukti dan keterangan terdakwa Kesehatan Jiwa (Undang-Undang Kesehatan
dan saksi saksi. Pihak penegak hukum paling awal Jiwa)
semenjak menangani kasus pembunuhan sejak awal Undang-Undang No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem
yakni Penyidik Polri wajib menemukan bukti bukti Peradilan Pidana Anak (Undang-Undang
dan saksi saksi berdasarkan Ketentuan Pasal 184 SPPA)
ayat (1) huruf b KUHAP dan Pasal 186 KUHAP. Pasal 33 Undang-Undang Dasar Tahun 1945
Pelaku pembunuhan yang memiliki Perekonomian disusun sebagai usaha
kekurangan fisik sepanjang tidak sesuai kriteria bersama berdasar atas asas kekeluargaan
menurut Pasal 4 Undang-Undang No. 8 Tahun 2016 SUMBER SUMBER LAIN
bisa dikenakan Pidana karena mampu secara sehat https://metro.sindonews.com/berita/1187239/170/
dan sadar dan mampu bertanggungjawab atas sering-dihina-penyandang-disabilitas-bunuh-
perbuatan yang di lakukannya Aparat penegak teman di akses tanggal 17 september 2021
hukum harus mampu menilai membedakan pukul 14;00 wita
bersarkan berdasarkan kriteria dan fakta fakta https://www.kompas.com/tren/read/2020/07/22/1
kondisi disabilitas korban maupun pelaku, siapapun 53000965/termasuk-indonesia-ini-10-negara-
dia, seperti apapun kondisi fisik dan mentalnya. dengan-pdb-teratas-dunia-tahun-
2024?page=all di akses jumat 17 September
B.Saran. 2021 Pukul 14;00
1. Kasus tindak Pidana yang terjadi dimana pelaku https://www.bps.go.id/publication/download.htm
pidana adalah seorang penyandang disabilitas

Anda mungkin juga menyukai