Anda di halaman 1dari 9

E.ISSN.

2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.8 No.3 Edisi Agustus 2020
PENYADAPAN YANG DILAKUKAN KPK DALAM PERSPEKTIF HAK
ASASI MANUSIA DI INDONESIA
Oleh:
Fianusman Laia
Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Nias Selatan
email: fianusmanlaia@yahoo.co.id

Abstrak
KPK merupakan suatu lembaga independen yang khusus dibentuk untuk memberantas tindak pidana
korupsi yang telah menjadi prioritas utama bangsa Indonesia. Tindak pidana ini seakan sulit untuk diatasi,
sehingga dibutuhkan satu lembaga khusus dengan kewenangan khusus pula yang tidak dimiliki oleh penegak
hukum lain. Kewenangan khusus tersebut salah satunya adalah dapat melakukan penyadapan, yang pada
akhirnya memunculkan pro dan kontra karena oleh sebagian pihak menganggap itu merupakan pelanggaran
HAM. Penelitian ini merupakan penelitian normatif dengan menggunakan data sekunder. Kesimpulan dari
penelitian ini yaitu kewenangan penyadapan oleh KPK dari perspektif HAM bukan merupakan pelanggaran
HAM. Oleh karena kewenangan penyadapan KPK tersebut telah didasarkan pada peraturan perundang-
undangan. Selain itu, mekanisme kewenangan penyadapan oleh KPK adalah penyidik mengajukan permohonan
izin penyadapan ke Dewas. Penyidik kemudian mengadakan gelar perkara dihadapan Dewas. Selanjutnya,
Dewas akan memberikan pendapat atas permohonan izin yang diajukan. Surat pemberian/penolakan
pemberian izin akan disusun setelahnya. Kalau disetujui maka ditandatangani, kalau tidak disetujui maka
tidak ditandatangani. Kemudian penyidik harus melampirkan syarat-syarat dalam permintaan penyadapan itu.
Diantaranya surat perintah penyelidikan (sprinlidik), surat perintah penyidikan (sprindik), nomor telepon yang
akan disadap, uraian singkat mengenai perkara, dan alasan melakukan penyadapan.

Kata kunci : KPK, Persepektif HAM

1. PENDAHULUAN pembangunan adanya kemajuan yang sangat pesat


Negara Indonesia adalah negara hukum dibidang ilmu pengetahuan dan berpengaruh pula
(rechtstaat) sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat terhadap tindak pidana. Tindak pidana pun pada
(3) Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar saat ini semakin kompleks.
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Proses Tindak pidana berkembang dalam segala
pembangunan dapat menimbulkan kemajuan dalam aspek kehidupan bangsa Indonesia. Tidak
kehidupan masyarakat, selain itu dapat juga terkecuali dengan tindak pidana korupsi. Maraknya
mengakibatkan perubahan kondisi sosial korupsi merupakan hambatan serius dalam
masyarakat yang memiliki dampak sosial negatif, pembangunan. Tindak pidana korupsi sudah
terutama menyangkut masalah peningkatan tindak semakin meluas dikalangan masyarakat Indonesia.
pidana yang meresahkan masyarakat. Salah satu Perkembangannya terus meningkat dari tahun ke
tindak pidana yang dapat dikatakan cukup tahun dan telah menjadi gaya hidup orang banyak
fenomenal adalah masalah korupsi (Evi Hartanti, saat ini, terbukti dengan semakin merambahnya
2009). Suatu fenomenal sosial yang dinamakan budaya korupsi mulai dari pusat sampai ke tingkat
korupsi merupakan realitas perilaku manusia dalam daerah. sehingga terkadang sulit membedakan
interaksi sosial yang dianggap menyimpang, serta antara kejahatan dan kebiasaan, hal itu karena
membahayakan masyarakat dan negara (Elwi maraknya kejahatan yang terjadi.
Danil, 2012). Korupsi bukan hal baru lagi di Indonesia.
Korupsi di Indonesia sudah merupakan Sejak zaman VOC sampai bubarnya VOC karena
virus flu yang menyebar ke seluruh tubuh korupsi, sejak saat itu korupsi sudah dikenal.
pemerintahan sehingga sejak tahun 1980-an Korupsi merupakan budaya masa lalu. Ini
langkah-langkah pemberantasannya pun masih merupakan suatu budaya yang sulit diubah karena
tersendat-sendat sampai kini. Korupsi berkaitan melekat pada diri manusia itu sendiri yang
pula dengan kekuasaan karena dengan kekuasaan merupakan moralitas atau akhlak. Kasus korupsi
itu penguasa dapat menyalahgunakan yang marak di Indonesia saat ini bukan hanya kasus
kekuasaannya untuk kepentingan pribadi, keluarga korupsi yang ditimbulkan oleh pejabat dan
atau kroninya. Biasanya korupsi bermula dan petinggi-petinggi negara namun pengusaha-
berkembang di sektor publik dengan bukti-bukti pengusaha kelas atas pun sudah mulai meramaikan
yang nyata bahwa dengan kekuasaan itulah pejabat kasus tersebut, bahkan lembaga hukum tertinggi di
publik dapat menekan atau memeras para pencari Indonesia pun sudah menunjukkan perannya dalam
keadilan atau mereka yang memerlukan jasa kasus tersebut seperti kasus korupsi yang menjerat
pelayanan dari pemerintah (Romli Atmasasmita, Akil Mochtar selaku ketua Mahkamah Konstitusi
2004). Seiring dengan perkembangan pada saat itu yang belum lama ini terjadi.

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 156
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.8 No.3 Edisi Agustus 2020
Korupsi seakan sudah menjadi hal yang 2013 menyatakan satu dari tiga orang yang
biasa bagi Indonesia namun hal tersebut sangat berinteraksi dengan penyedia layanan publik di
merugikan bangsa Indonesia itu sendiri. Korupsi Indonesia masih melakukan praktek suap dengan
menimbulkan banyak kerugian baik negara maupun berbagai alasan (Transparancy Internasional
masyarakatnya. Korupsi merupakan tindakan yang Indonesia, 2020).
melanggar hukum. Tanpa disadari, korupsi muncul Besarnya dampak yang ditimbulkan oleh
dari kebiasaan yang dianggap lumrah dan wajar tindak pidana korupsi baik terhadap negara maupun
oleh masyarakat umum. Seperti memberi hadiah langsung terhadap masyarakat sudah tidak dapat
kepada pejabat/pegawai negeri atau keluarganya ditolerir lagi karena kejahatan ini sudah tergolong
sebagai imbalan jasa sebuah pelayanan. Kebiasaan dalam kejahatan luar biasa (extra ordinary crime).
itu dipandang wajar dilakukan sebagai bagian dari Bahwa tindak pidana korupsi sangat merugikan
budaya ketimuran. Kebiasaan koruptif ini lama- keuangan negara atau perekonomian negara dan
lama akan menjadi bibit-bibit korupsi yang nyata menghambat pembangunan nasional, sehingga
(Komisi Pemberantasan Korupsi, 2006). harus diberantas dalam rangka mewujudkan
Kebiasaan berperilaku koruptif yang terus masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila
berlangsung dikalangan masyarakat salah satunya dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 serta
disebabkan karena masih sangat kurangnya tindak pidana korupsi yang terjadi selama ini selain
pemahaman mereka terhadap pengertian korupsi. merugikan keuangan negara atau perekonomian
Korupsi secara langsung maupun tidak langsung negara, juga menghambat pertumbuhan dan
membawa pengaruh yang begitu besar terhadap kelangsungan pembangunan nasional yang
kelangsungan kehidupan rakyat Indonesia. menuntut efisiensi tinggi. Dengan melihat dampak
Sebagian besar rakyat Indonesia bahkan lebih dari yang ditimbulkan dari tindak pidana korupsi
separuhnya adalah rakyat miskin. Sedangkan tersebut maka pemerintah bersama-sama dengan
oknum-oknum itu seenaknya merampas apa yang Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) membentuk
seharusnya menjadi hak rakyat. Masyarakat suatu aturan khusus yang mengatur mengenai
Indonesia bahkan dunia terus menyoroti upaya pemberantasan tindak pidana korupsi tersebut
Indonesia dalam mencegah dan memberantas dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
korupsi. 19 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua Atas
Dalam peluncuran indeks persepsi korupsi Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang
tahun 2013 pada tanggal 03 Desember 2013 Indeks Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Persepsi Korupsi (IPK) dalam tingkatan ASEAN Pemberantasan tindak pidana korupsi pada
Indonesia berada pada peringkat 5 sedangkan awalnya dilakukan oleh Kepolisian Republik
dalam tingkatan dunia Indonesia berada pada Indonesia dan Kejaksaan Republik Indonesia.
peringkat 114 dengan skor 32. Hasil indeks Mengingat belum optimalnya kinerja dari kedua
persepsi korupsi tahun 2013 ini lebih baik dari lembaga tersebut pada masa itu, dikhawatirkan
tahun 2012 meskipun skor IPK Indonesia tidak pemberantasan tindak pidana korupsi juga tidak
beranjak dari skor tahun 2012 yaitu 32, namun akan optimal sesuai dengan apa yang diharapkan.
Indonesia meningkat empat peringkat. Tahun 2012, Hal ini juga didukung dengan semakin
Indonesia berada pada peringkat 118 dari 176 meningkatnya kejahatan korupsi pada masa itu dan
negara dan di tahun 2013 peringkat indonesia diperparah oleh indikasi adanya keterlibatan aparat
menjadi 114 dari 177 negara (Transparancy penegak hukum dalam penanganan kasus korupsi.
Internasional Indonesia, 2020). Hal ini dapat dilihat dari banyaknya kasus korupsi
Indonesia sebagai salah satu negara yang besar yang tidak pernah jelas ujung
telah merasakan dampak dari tindak pidana penanganannya. Tidak hanya itu kasus korupsi
korupsi, terus berupaya secara konkrit, dimulai dari yang penangannya sudah sampai ke persidangan di
pembenahan aspek hukum, yang sampai saat ini pengadilan, sering kali vonis-vonis yang dijatuhkan
telah memiliki banyak sekali rambu-rambu berupa yang melawan arus dan rasa keadilan masyarakat.
peraturan perundang-undangan. Dikalangan Korupsi menjadi salah satu masalah besar
masyarakat telah berdiri berbagai LSM anti korupsi yang dihadapi Indonesia, bahkan telah kronis.
seperti ICW, Masyarakat Profesional Madani Korupsi di Negara ini bahkan merambah semua lini
(NPM), dan badan-badan lainnya, sebagai wujud bagaikan gurita. Penyimpangan ini bukan saja
kepedulian dan respon terhadap upaya pencegahan merasuki lorong-lorong instansi yang tidak
dan pemberantasan korupsi telah menjadi gerakan terbayangkan sebelumnya bahwa disana ada
nasional. Seharusnya dengan sederet peraturan dan korupsi (Achmad Zainuri, 2007). Oleh karena itu,
partisipasi masyarakat tersebut akan semakin pemerintah bersama-sama dengan legislatif merasa
menjauhkan sikap dan pikiran kita dari tindakan bahwa perlu adanya sebuah badan khusus yang
korupsi. bertugas melakukan pemberantasan tindak pidana
Lemahnya koordinasi antar lembaga korupsi yang melaksanakan tugas dan
pemerintah mengakibatkan praktik korupsi dan wewenangnya secara independen dan bebas dari
suap masih tinggi dilembaga-lembaga publik. Di pengaruh kekuasaan apa pun. Maka dari itu
Indonesia, Global Corruption Barometer (GCB) dibentuklah Komisi Pemberantasan Korupsi untuk

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 157
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.8 No.3 Edisi Agustus 2020
selanjutnya cukup disebut KPK yang diatur oleh d) Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua Atas e) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang tentang Hak Asasi Manusia
Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. f) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2019
Adapun yang menjadi latar belakang yang bersifat tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
sangat mendesak untuk pemberlakua Undang- Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi
Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2019 Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang g) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016
Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi tentang Perubahan atas UU Nomor 11
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. adalah Tahun 2008 tentang Informasi dan
karena diamanatkan di dalam Pasal 43 Undang- Transaksi Elektronik.
Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 2) Bahan Hukum Sekunder
Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Bahan yang diperoleh melalui penelitian
(Ermansyah Djaja, 2013). Hal ini dapat dilihat kepustakaan antara lain dokumen-dokumen
dalam Pasal 2 Undang-Undang Republik Indonesia resmi, buku-buku, hasil-hasil penelitian yang
Nomor 19 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua berwujud laporan dan sebagainya (Soerjono
Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 Soekanto, 2010).
tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana 3) Bahan Hukum Tertier
Korupsi. yang menyatakan bahwa dengan undang- Adalah bahan yang dapat memberikan
undang ini dibentuk Komisi Pemberantasan Tindak petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum
Pidana Korupsi yang untuk selanjutnya disebut primer dan sekunder, seperti:
Komisi Pemberantasan Korupsi. Dalam a) Kamus Bahasa Indonesia/Bahasa Inggris
perkembangannya Komisi Pemberantasan Korupsi b) Kamus Hukum/Kamus Ekonomi.
mulai memperlihatkan eksistensi sebagai suatu Dalam rangka mendapatkan data yang
lembaga independen dengan berbagai prestasi menyeluruh dan akurat dalam penelitian ini maka
dalam melaksanakan pencegahan dan teknik pengumpulan data yang di lakukan adalah
pemberantasan tindak pidana korupsi. Hal ini Penelitian kepustakaan dengan mempelajari
dibuktikan dengan terungkapnya tindak pidana bahan-bahan kepustakaan yang ada seperti buku-
korupsi yang dilakukan oleh pejabat publik dan buku yang berkaitan dengan kasus Tindak Pidana
juga individu-individu tertentu yang diungkap oleh Korupsi.
KPK tanpa memandang bulu bahkan kalangan elit Data yang penulis peroleh akan di analisis
politik dan lembaga tinggi negara tidak luput dari secara kualitatif dan disajikan dalam bentuk
perhatian KPK dan juga tidak sedikit yang deskriptif yaitu penganalisaan data yang
kasusnya sudah berkekuatan hukum tetap. menggambarkan seputar judul, jadi tidak berupa
angka-angka.
2. METODE PENELITIAN
Berdasarkan perumusan masalah yang telah di 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
uraikan di atas maka spesifikasi penelitian yang di Penyadapan pada dasarnya dilarang oleh
gunakan adalah bersifat deskriptif yaitu suatu undang-undang karena melanggar hak privasi
upaya untuk menguraikan dan menjelaskan seseorang. Dengan adanya penyadapan kehidupan
mengenai eksistensi kpk dalam melakukan seseorang tidak akan bebas, selalu dalam keadaan
penyadapan dalam memberantas tindak pidana takut dan kemerdekaan pribadinya dirampas,
korupsi di Indonesia. padahal setiap orang mempunyai hak privasi
Metode pendekatan yang di gunakan adalah masing-masing (dalam UU HAM disebut sebagai
pendekatan yuridis normatif yang di lakukan Hak Atas Kebebasan Pribadi), hak kebebasan dari
dengan cara mempelajari bahan-bahan hukum rasa takut dan yang lainnya, sebagaimana
primer dan skunder yang nantinya akan di jadikan dinyatakan dalam Pasal 28 huruf F dan Pasal 28
pedoman dalam memahami dan menganalisis huruf G ayat (1), Undang-Undang Dasar Negara
permasalahan yang dibahas. Republik Indonesia 1945 yang selanjutnya disebut
a. Sumber Data UUD 1945 secara urut menyatakan bahwa:
Sumber data yang penulis gunakan adalah a. Pasal 28 huruf F menyatakan bahwa setiap
sumber data sekunder. Data sekunder terdiri dari: orang berhak untuk berkomunikasi dan
1) Bahan Hukum Primer memperoleh informasi untuk mengembangkan
a) Undang-Undang Dasar Negara Republik pribadi dan lingkungannya, serta berhak untuk
Indonesia Tahun 1945 memperoleh, memiliki, menyimpan mengolah
b) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang dan menyampaikan informasi dengan
Peraturan Hukum Pidana (KUHP) menggunakan segala jenis saluran yang
c) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang tersedia.
Hukum Acara Pidana (KUHAP) b. Pasal 28 huruf G ayat (1) menyatakan bahwa
setiap orang berhak atas perlindungan diri

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 158
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.8 No.3 Edisi Agustus 2020
pribadi, keluarga, kehormatan, martabat dan tidak dimaknai khususnya frasa ―Informasi
harta benda di bawah kekuasaannya serta Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik‖
berhak atas rasa aman dan perlindungan dari sebagai alat bukti dilakukan dalam rangka
ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak penegakan hukum atas permintaan kepolisian,
berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi kejaksaan, dan/atau institusi penegak hukum
manusia. lainnya yang ditetapkan berdasarkan undang-
Hak Pribadi tersebut diatur pula dalam Pasal undang sebagaimana ditentukan dalam Pasal
21 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang 31 ayat (3) Undang-Undang Republik
Telekomunikasi yang menyatakan setiap orang Indonesia Nomor 19 Tahun 2016 tentang
berhak atas keutuhan kehidupan pribadinya, baik Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11
jasmani maupun rohani, sehingga tidak boleh Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
menjadi obyek penelitian tanpa persetujuan Elektronik.
darinya. Kemudian didalam Pasal 14 Undang- b. Menolak permohonan Pemohon untuk selain
Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang dan selebihnya.
Telekomunikasi menyatakan bahwa setiap orang c. Memerintahkan pemuatan putusan ini dalam
berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh Berita Negara Republik Indonesia
informasi yang diperlukan untuk mengembangkan sebagaimana mestinya.
pribadi dan lingkungan sosialnya. Setiap orang juga KPK adalah lembaga utama penggerak
berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, pemberantasan korupsi di Indonesia saat ini. Semua
menyimpan, mengolah, dan menyampaikan pihak memahami betapa vitalnya aktivitas
informasi dengan menggunakan segala jenis sarana penyadapan bagi upaya KPK mengungkap kasus-
yang tersedia. kasus korupsi. Keberhasilan KPK dalam
Di seluruh dunia masalah kehidupan pribadi mengungkap skandal korupsi demikian identik
setiap warga mutlak harus dilindungi. Penyadapan dengan keberhasilan dalam menyadap
liar dan illegal adalah pelanggaran HAM dan perbincangan para pelaku. Selama KPK melakukan
hukum. Setiap orang tidak punya hak sama sekali penyadapan demi kepentingan hukum dan
memasuki wilayah pribadi orang lain, tidak pengungkapan kasus pidana, maka hal tersebut
dibenarkan oleh hukum untuk melakukan bukan merupakan pelanggaran HAM. Penyadapan
penyadapan dan pengintaian. Larangan ini bisa memang tidak dapat dilakukan oleh sembarang
dilanggar karena konstitusi mengatur bahwa orang kecuali dengan alasan yang dibenarkan
larangan penyadapan bisa dikecualikan apabila hukum, karena banyak orang yang melakukan
diatur dalam undang-undang demi kepentingan penyadapan dengan maksud-maksud yang jahat.
penegakan hukum, misalnya Pasal 31 ayat (3) Korupsi sebagai kejahatan luar biasa, yang
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 dikenal dengan kejahatan ‖kerah putih‖
Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang- (extraordinary crime) sangat sulit untuk
Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi menemukan buktinya, maka dari itu harus pula
Dan Transaksi Elektronik yang menyatakan kecuali dihadapi dengan upaya luar biasa juga, salah
intersepsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan satunya adalah dengan cara penyadapan. Bertolak
ayat (2) intersepsi yang dilakukan dalam rangka dari kondisi-kondisi faktual tentang akutnya
penegakan hukum atas permintaan kepolisian, problem korupsi dalam birokrasi di Indonesia, akal
kejaksaan dan/atau institusi penegak hukum lainnya sehat mana pun pasti akan menyatakan penguatan
yang ditetapkan berdasarkan undang-undang. sistem pemberantasan korupsi jauh lebih harus
Dengan demikian penyadapan dikatakan tidak diprioritaskan dan sangat mendesak.
melanggar HAM, manakala dilakukan demi Secara internasional, terdapat hukum yang
kepentingan pengungkapan kasus. Dengan kata melindungi kehidupan pribadi setiap warga negara,
lain, pelanggaran HAM terjadi jika hasil sadapan yaitu Right to Privacy. Alat penyadap apapun yang
tersebut digunakan untuk kepentingan di luar dimiliki oleh pihak tertentu, kehidupan dan aktifitas
penegakan hukum. pribadi setiap warga negara harus dihormati dan
Ada pun putusan Mahkamah Konstitusi dilindungi dari penyadapan. Penyadapan hanya
yang berkaitan dengan penyadapan yaitu putusan boleh dilakukan untuk kepentingan hukum.
nomor 20/PUU-XIV/2016 dengan amar putusan Bahkan, di Amerika Serikat dan Negara-Negara
sebagai berikut: Barat lainnya, penegak hukum harus punya izin
a. Mengabulkan permohonan pemohon untuk dari pengadilan untuk bisa melakukan penyadapan.
sebagian yang menyatakan bahwa frasa Tindakan penyadapan oleh KPK mempunyai dasar
―informasi elektronik dan/atau dokumen hukum dan pertimbangan dalam melakukan
elektronik‖ dalam Pasal 5 ayat (1) dan ayat (2) penyadapan seperti Pasal 12 ayat (1) Undang-
serta Pasal 44 huruf b Undang-Undang Nomor Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2019
11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Transaksi Elektronik bertentangan dengan Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi
Undang-Undang Negara Dasar Negara Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang
Republik Indonesia Tahun 1945 sepanjang menyatakan bahwa Dalam melaksanakan tugas

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 159
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.8 No.3 Edisi Agustus 2020
penyelidikan dan penyidikan sebagaimana Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002
dimaksud dalam Pasal 6 huruf e, Komisi tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana
Pemberantasan Korupsi berwenang melalukan Korupsi yang menyatakan bahwa dalam hal
penyadapan". Secara legalitas formal, KPK sangat seseorang dirugikan sebagai akibat penyelidikan,
berwenang untuk melakukan tindakan ini guna penyidikan dan penuntutan, yang dilakukan oleh
melakukan pengawasan, menemukan bukti dan Komisi Pemberantasan Koruspi secara
membuktikan adanya dugaan korupsi dan bertenatangan dengan Undang-Undang ini atau
menuntutnya ke pengadilan. dengan hukum yang berlaku, orang yang
Pertimbangan lain dilakukannya penyadapan bersangkutan berhak mengajukan gugatan
adalah sudah adanya dugaan kuat yang diperoleh rahabilitasi dan/atau kompensasi.
dari laporan hasil pengawasan (indikasi) dan bukti Mekanisme ini diberikan sebagai wujud
permulaan yang cukup. Walaupun KPK secara diberlakukannya asas kepastian hukum dan
legalitas formal mempunyai wewenang untuk keadilan yang memperhatikan perlindungan HAM.
melakukan penyadapan, tidak berarti KPK dapat Hak kebebasan seseorang untuk berkomunikasi
sewenang-wenang dalam penggunaannya, namun adalah merupakan hak asasi manusia, namun hal itu
harus terdapat prosedur yang dapat dapat saja dibatasi atau dikurangi melalui suatu
dipertanggungjawabkan sebelum melakukan peraturan perundang-undangan setingkat undang-
penyadapan sehingga tidak sampai melanggar hak undang asalkan berdasarkan atas pertimbangan
asasi manusia dan mengganggu hak pribadi moral, nilai agama, keamanan, dan ketertiban
seseorang. umum dalam suatu masyarakat demokratis.
Pasal 32 Undang-Undang Nomor 39 Tahun Berdasarkan uraian tersebut, penulis
1999 tentang Telekomunikasi memberikan jaminan berpendapat bahwa penyadapan yang dilakukan
bagi warga negara dalam hal kemerdekaan dan oleh KPK tersebut adalah berdasarkan hukum dan
rahasia hubungan komunikasinya melalui sarana sah untuk dilakukan karena perbuatan korupsi
apapun, namun, ketentuan hukum ini ternyata adalah dikategorikan sebagai hal yang luar biasa
memberikan batasan yang harus diperhatikan, yaitu (extraordinary crime). Sesuai dengan komitmen
jika perintah hakim menentukan ‗gangguan‘ Pemerintah dalam memberantas korupsi
(penyadapan) itu sah sesuai dengan ketentuan penyadapan yang dilakukan oleh KPK tersebut
peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka dapat dibenarkan menurut peraturan perundang-
mau tidak mau penyadapan tersebut harus undangan yang berlaku, namun pengaturan tentang
dilakukan. Hal demikian sebagaimana ditentukan penyadapan hendaknya diatur melalui suatu
dalam Pasal 28 huruf J UUD 1945 yang Undang-undang khusus karena berkaitan dengan
menyatakan bahwa setiap orang wajib pembatasan terhadap hak kebebasan seseorang
menghormati hak asasi manusia orang lain dalam sesuai dengan yang diatur dalam Pasal 28 huruf J
tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan Undang-Undang Dasar 1945 dan Pasal 32 Undang-
bernegara. Dalam menjalankan hak dan Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang
kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada Telekomunikasi.
pembatasan yang ditetapkan undang-undang Argumentasi HAM seringkali diposisikan
dengan maksud semata-mata untuk menjamin berseberangan dengan upaya serius pemberantasan
pengakuan serta penghormatan atau hak dan korupsi. Pada satu titik, alasan HAM menjadi
kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan kontradiktif dengan upaya perlindungan hak asasi
yang adil sesuai pertimabnagn moral, nilai agama, kolektif (hak asasi publik). Pertentangan antara
keamanan dan ketertiban umum dalam suatu norma perlindungan hak asasi individual dengan
masyarakat demokratis. hak asasi publik seharusnya ditempatkan pada
Sehubungan dengan penyadapan yang proporsi yang seimbang dan tidak dapat dilebihkan,
dilakukan oleh KPK ditur juga dalam pasal 12b diutamakan (diprioritaskan) satu dari yang lain.
yang menyatakan bahwa penyadapan sebagaimana Pendapat yang mengatakan kewenangan
dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1), dilaksanakan penyadapan KPK sebagai sebuah pelanggaran
setelah mendapatkan izin tertulis dari Dewan HAM pihak yang disadap, perlu dicermati secara
Pengawas. Dari ketentuan tersebut justru menjadi kritis. Di satu sisi, tentu benar, interception atau
dasar hukum bagi KPK untuk melakukan penyadapan yang dilakukan dengan sewenang-
penyadapan. Kemudian dapat disebut sebagai wenang akan melanggar hak privacy individu.
kewenangan yang sah menurut perundang- Namun, jika hal itu dilakukan didasarkan pada
undangan yang berlaku, dan tidak harus mendapat kewenangan yang diberikan undang-undang,
izin dari hakim Pengadilan Negeri (PN), namun tuduhan ―penyadapan‖ melanggar HAM menjadi
apabila dari tindakan penyadapan itu ternyata tidak lagi relevan. Kemudian dalam Pasal 17
menimbulkan kerugian, maka telah disediakan Konvensi Internasional tentang Hak Sipil dan
mekanisme rehabilitasi atau kompensasi atasnya. Politik (1966) memang mengatur bahwa tidak
Hal demikian sebagaimana diatur dalam Pasal 63 seorang pun dapat berbuat sewenang-wenang atau
ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia secara tidak sah mencampuri masalah pribadi,
Nomor 19 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua keluarga, rumah atau koresponden seseorang. Atas

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 160
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.8 No.3 Edisi Agustus 2020
dasar inilah, sebagian pihak bersikeras, penyadapan individual harus dikesampingkan. Pemberantasan
yang dikualifikasikan sebagai salah satu perluasan Korupsi, mau tidak mau penting diprioritaskan.
arti ―korespondensi‖, menolak kewenangan Selanjutnya Pasal 12 ayat (1) Undang-Undang
penyadapan KPK. Aturan yang sama juga terdapat Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2019 tentang
pada Pasal 8 ayat (1), Konvensi Eropa untuk Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 30
perlindungan HAM dan Kebebasan Fundamental Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak
(1958) menyatakan bahwa setiap orang berhak atas Pidana Korupsi menyatakan bahwa dalam
penghormatan terhadap kehidupan pribadi atau melaksanakan tugas penyelidikan, penyidikan, dan
keluarganya, rumah tangganya dan surat- penuntutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6
menyuratnya. huruf c, Komisi Pemberantasan Korupsi berwenang
Sepintas jika hanya dua pasal itu yang melakukan penyadapan dan merekam pembicaraan.
digunakan, penyadapan KPK terhadap sejumlah Di level yang sama, Pasal 31 ayat (3)
pihak yang diduga terkait kasus korupsi akan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19
dinyatakan melanggar HAM. Namun, agaknya Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-
konvensi-konvensi Internasional dan bahkan Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi
Hukum Nasional Indonesia harus dibaca secara dan Transaksi Elektronik mengatur hal yang sama
utuh. Pada konvensi yang sama diatur, hak pribadi bahwa kecuali intersepsi sebagaimana dimaksud
tersebut dapat dikecualikan sepanjang sesuai pada ayat (1) dan ayat (2) intersepsi yang dilakukan
dengan hukum nasional, diperlukan dalam suatu dalam rangka penegakan hukum atas permintaan
masyarakat demokrasi, demi kepentingan nasional kepolisian, kejaksaan dan/atau institusi penegak
(publik), dan demi untuk menjaga hak-hak dan hukum lainnya yang ditetapkan berdasarkan
kebebasan orang yang lebih luas, bahkan UUD undang-undang.
1945 menegaskan pengecuali tersebut. Pasal 28 Demikian pula dengan Pasal 40 Undang-
huruf J ayat (2) UUD 1945 menyatakan bahwa Undang Nomor 36 Tahun 1999 Tentang
dalam menjalankan hak dan kewajibannya setiap Telekomunikasi menyatakan hal yang sama pula
orang wajib tunduk pada pembatasan yang bahwa penyadapan dapat
ditetapkan undang-undang. dikecualikan/diperbolehkan demi kepentingan
Tujuan pembatasan tersebut mirip dengan penyelidikan dan penyidikan pidana.
norma yang terdapat pada sejumlah konvensi HAM Menteri Komunikasi dan Informatika
Internasional, yaitu demi penghormatan dan (Menkominfo) juga telah menerbitkan Peraturan
jaminan pengakuan terhadap hak dan kebebasan Menteri Nomor 11 Tahun 2006 untuk mengatur hal
orang lain, demi kepentingan umum. Pasal 73 teknis tentang penyadapan yang dimuat dalam
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Pasal 8 ayat (1) yang menyatakan bahwa
Hak Asasi Manusia menegaskan hal yang sama mekanisme penyadapan terhadap telekomunikasi
yakni hak dan kebebasan yang diatur dalam secara sah oleh aparatpenegak hukum, dilaksanakan
undang-undang ini hanya dapat dibatasi oleh dan berdasarkan SOP yang ditetapkan oleh aparat
berdasarkan undang-undang semata-mata untuk penegak hukum dan diberitahukan secara tertulis
menjamin pengakuan dan penghormatan terhadap kepada Direktur Jenderal.
Hak Asasi Manusia serta kebebasan dasar orang Dengan demikian, secara normatif, aturan
lain, kesusilaan, ketertiban umum dan kepentingan penyadapan sudah memiliki dasar hukum yang
bangsa. jelas, baik di tingkat undang-undang ataupun
Pertentangan HAM individual dengan HAM peraturan menteri, serta tidak bertentangan dengan
publik sebaiknya dianalisa dengan konsep UUD 1945 dan Konvensi HAM Internasional.
pertentangan antar norma. Dengan kata lain, kedua Terlepas dari terkait pelanggaran Hak Asasi
norma tersebut dijamin dalam tingkat yang sama. Manusia, hal yang juga masih menjadi pembahasan
Pertentangan dua hak tersebut, dapat adalah mengenai prosedur penyadapan. Belum ada
disederhanakan menjadi ketegangan antara aturan yang jelas mengenai mekanisme
kepentingan umum dan kepentingan individu. Di penyadapan. Baik dalam Undang-Undang Republik
satu sisi, kewenangan penyadapan KPK dalam Indonesia Nomor 19 Tahun 2019 tentang
kerangka pemberantasan korupsi dilakukan untuk Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 30
membela kepentingan umum, akan tetapi di sisi Tahun 2oo2 Tentang Komisi Pemberantasan
lain, hak privacy seseorang masuk dalam kategori Tindak Pidana Korupsi maupun dalam peraturan-
kepentingan individu yang juga harus dilindungi. peraturan lainnya. Hanya saja dalam Pasal 31 ayat
Dalam perkembangan teori hukum, (4) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19
pengesampingan kepentingan individu merupakan Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-
sesuatu yang wajar, terutama jika ia berbenturan Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi
dengan kepentingan publik yang lebih mendasar. dan Transaksi Elektronik menyatakan bahwa
Privacy memang harus dilindungi, namun ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara intersepsi
kepentingan publik yang sangat mendesak demi diatur dengan Peraturan Pemerintah. Namun,
kehidupan yang lebih baik, pemerintahan yang sampai sekarang Peraturan Pemerintah tersebut
bersih dan rasa keadilan publik, maka hak belum ada bahkan Rencana Peraturan Pemerintah

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 161
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.8 No.3 Edisi Agustus 2020
(RPP) tentang penyadapan malah memunculkan Pemberantasan Korupsi dalam hal menyadap
banyak pro dan kontra terkait adanya indikasi adalah berdasarkan standar yang telah ditetapkan
mengamputasi kewenangan Komisi Pemberantasan oleh Pemerintah, dengan teknologi yang sangat
Korupsi khususnya soal penyadapan. Setidaknya canggih diharapkan dapat menyadap informasi
ada 3 (tiga) patokan dasar yang diterapkan yaitu : yang rahasia secara akurat. Mengenai tujuan yang
kebutuhan, instrumen dan tujuan. diharapkan dalam melakukan penyadapan ini
Kemudaian menurut Albertina Ho ada adalah untuk mengungkap kasus-kasus korupsi
beberapa mekanisme pemberian izin penyadapan, untuk kepentingan upaya pemberantasan tindak
penggeledahan, dan penyitaan yang mesti pidana korupsi yang saat ini menjadi prioritas
ditempuh penyidik. Pertama, penyidik pemerintah. Penyadapan pada dasarnya dilakukan
mengajukan permohonan izin penyadapan ke oleh penyelidik Komisi Pemberantasan Korupsi.
Dewas melalui Kepala Sekretariat Dewas. Dalam hal ini penyelidik mengisi fomulir yang
Penyidik kemudian mengadakan gelar perkara berisi lamanya waktu penyadapan dan hasil yang
dihadapan Dewan Pengawas. Selanjutnya, Dewas diharapkan dari penyadapan itu. Penyadapan tidak
akan memberikan pendapat atas permohonan izin dilakukan sepanjang waktu, namun sesuai
yang diajukan. Surat pemberian atau penolakan permintaan penyelidik dan hasil yang diharapkan
pemberian izin akan disusun setelahnya. (DPR, 2020).
"Kemudian draf suratnya itu dibuat, lalu kembali Penyadapan pun hendaknya dilakukan
lagi ke Dewas. Kalau disetujui ditandatangani, terhadap pembicaraan yang hanya ada kaitannya
kalau tidak disetujui tidak ditandatangani. dengan perkara yang sedang ditangani, jika nanti
Kemudaian penyidik harus melampirkan syarat- dalam hal perekaman atau penyadapan ada
syarat dalam permintaan penyadapan itu. pembicaraan yang tidak berkaitan dengan perkara
Diantaranya surat perintah penyelidikan yang sedang ditangani, maka hasil rekaman atau
(sprinlidik), surat perintah penyidikan (sprindik), penyadapan harus dilenyapkan karena hal ini
nomor telepon yang akan disadap, uraian singkat menyangkut privasi dan Hak Asasi Manusia.
mengenai perkara, dan alasan melakukan Batasan yang lain yaitu penyadapan hanya dapat
penyadapan. Oleh karena, dewan pengawas dilakukan terhadap suatu perkara dengan kategori
tersebut bukan dewan pengawas KPK tapi dewan tertentu, yaitu perkara-perkara extra ordinary
pengawas pimpinan dan pegawai KPK. Karena seperti perkara terorisme, pelanggaran HAM berat,
kalau yang digunakan adalah diksi dewan perkara korupsi dan perkara pidana lain yang
pengawas KPK, maka itu artinya dewan pengawas sifatnya luar biasa.
ikut mengawasi dirinya sendiri atau organnya Prosedur penyadapan seharusnya menganut
sendiri (Dalinama, 2020). prinsip velox et exastus (informasi terkini dan
Kemudian prosedur ini juga berlaku untuk akurat). Mungkin atas dasar inilah KPK selama ini
permintaan izin penggeledahan dan penyitaan. berhasil mengungkap beberapa tindak pidana
Permintaan penggeledahan dan penyitaan juga korupsi seperti kasus dua anggota DPR yang telah
harus melampirkan sprinlidik, sprindik, penjelasan terjerat hukum yaitu Abdul Hadi Jamal dan Al
mengenai perkara, alasan penggeledahan atau Amin Nasution. Keduanya berhasil ditangkap
penyitaan. "Memuat juga barang-barang yang melalui penyadapan dan laporan terkini dan akurat
akan disita kalau itu penyitaan. Kalau (Suaramerdeka, 2020).
penggeledahan memuat obyek dan lokasi yang Hasil penyadapan, baru mempunyai nilai
akan digeledah (Tempo, 2020). atau manfaat jika memenuhi dua syarat. Pertama,
Kemudian Dewan Pengawas informasi yang diperoleh harus alami (natural
memberlakukan tenggat waktu untuk setiap izin evidence). Kedua, substansi dari informasi tersebut
yang dikeluarkan. Surat izin penggeledahan dan relevan dengan kasus yang sedang atau akan
penyitaan berlaku selama 30 hari sejak izin ditangani. Informasi bersifat alami adalah pada saat
dikeluarkan. Adapun untuk izin penyadapan dilakukan penyadapan, pihak yang disadap benar-
berlaku selama enam bulan. Jika belum selesai, benar tidak tahu kalau pembicaraannya disadap.
penyidik dapat mengajukan perpanjangan izin Syarat untuk dapat memperoleh informasi yang
kembali, tetapi tanpa melalui gelar perkara. Jadi alami adalah bahwa penyadapan harus independen,
untuk penyadapan total seluruhnya bisa selama terjamin kerahasiannya. Independensi yang
satu tahun. Kemudian untuk penyadapan ada dimaksud adalah auditor atau penyelidik KPK
kewajiban dari penyidik untuk melaporkan setelah harus bebas dari intervensi pihak lain. Dalam audit
selesai melakukan penyadapan harus melaporkan investigasi, auditor dengan intuisi dan nalurinya,
hasilnya kepada Dewan Pengawas (Tempo, 2020). seharusnya diberikan kebebasan menetapkan siapa
Dari segi kebutuhan, penyadapan yang yang harus disadap dan kapan penyadapan
dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi dilakukan. Kemungkinan hal ini yang membuat
untuk mencari alat bukti. Kebutuhan itu pihak-pihak tertentu dianggap sebagai pelanggaran
disesuaikan berdasarkan pada tingkat penyelidikan, HAM.
penyidikan dan penuntutan. Sedangkan terkait
instrumen, alat sadap yang digunakan oleh Komisi

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 162
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.8 No.3 Edisi Agustus 2020
4. KESIMPULAN Azra, Azyumardi. Demokrasi, Hak Asasi Manusia,
Berdasarkan hasil penelitian dan dan Masyarakat MADANI. Tim ICCE, UIN,
pembahasan sebelumnya, maka penulis membuat Kencana Pranada Media Group, Jakarta.
kesimpulan sebagai berikut: Danil, Elwi. 2012. Korupsi: Konsep, Tindak
a. Kewenangan penyadapan oleh Komisi Pidana, dan Pemberantasannya. Rajawali
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dari Pers, Jakarta.
perspektif Hak Asasi Manusia bukan Djaja, Ermansyah. 2013. Memberantas Korupsi
merupakan pelanggaran HAM, oleh karena Bersama KPK. Sinar Grafika, Jakarta.
kewenangan penyadapan KPK tersebut telah Effendi, Masyhur. 1994. Dimensi dan Dinamika
didasarkan pada peraturan perundang- Hak Asasi Manusia dalam Hukum Nasional
undangan yang berlaku, baik berupa undang- dan Internasional. Ghalia Indonesia,
undang maupun peraturan Menteri, seperti Jakarta.
pada Pasal 12 ayat (1) Undang-Undang Hamzah, Andi. 2008. Hukum Acara Pidana
Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2019 Indonesia. Sinar Grafika Offset, Jakarta.
Tentang Perubahan Kedua Atas Undang- Hamzah, Andi. 2010. Perlindungan Hak-hak Asasi
Undang Nomor 30 Tahun 2002 Tentang Manusia Dalam Hukum Acara Pidana,
Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Perbandingan Dengan Beberapa Negara.
Pasal 31 ayat (3) Undang-Undang Republik Universitas Trisakti, Jakarta.
Indonesia Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Hartanti, Evi. 2009. Tindak Pidana Korupsi. Sinar
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Grafika, Jakarta.
Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua,
Elektronik, Pasal 40 Undang-Undang Nomor Jakarta, Balai Pustaka, 1991
36 Tahun 1999 Tentang Telekomunikasi dan Mulya Lubis, Todung. 1993. In search of Human
Peraturan Menteri Komunikasi dan informatika Rights Legal-Political Dilemmas of
Nomor 11 tahun 2006 tentang Teknis Indonesia,s New Order, 1966-1990.
Penyadapan Terhadap Informasi. Penyadapan Gramedia, Jakarta.
KPK tidak melanggar HAM, oleh karena sudah Rhona K. M. Smith, et. al. 2008. Hukum Hak Asasi
ditentukan dalam Pasal 73 Undang-Undang Manusia. PUSHAM-UII, Yogyakarta.
Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Roestandi, Achmad. 2005. Mahkamah Konstitusi
Manusia bahwa hak asasi manusia (termasuk dalam Tanya Jawab. Setjen dan
di dalamnya hak privasi dan hak komunikasi) Kepaniteraan MK, Jakarta.
dapat dibatasi dengan undang-undang. Samudera, Teguh. 1992. Hukum Pembuktian
b. Mengenai mekanisme kewenangan Dalam Acara Perdata. Alumni, Bandung.
penyadapan oleh KPK adalah penyidik Soekanto, Soerjono. Pengantar Penelitian Hukum.
mengajukan permohonan izin penyadapan ke Sinar Grafika, Jakarta.
Dewas melalui Kepala Sekretariat Dewas. Tim ICCE UIN Jakarta. 2003. Demokrasi, Hak
Penyidik kemudian mengadakan gelar perkara Asasi Manusia dan Masyarakat Madani.
dihadapan Dewan Pengawas. Selanjutnya, Prenada Media, Jakarta.
Dewas akan memberikan pendapat atas Zainuri, Achmad. 2007. Akal Kultural Korupsi di
permohonan izin yang diajukan. Surat Indonesia. Cahaya Baru Sawangan, Depok.
pemberian atau penolakan pemberian izin Makarim, Edmon. 2010. ―Analisis Terhadap
akan disusun setelahnya. Kemudian draf Kontroversi Rancangan Peraturan
suratnya itu dibuat, lalu kembali lagi ke Pemerintah Tentang Cara Intersepsi Yang
Dewas. Kalau disetujui ditandatangani, kalau Sesuai Dengan Hukum (Lawful
tidak disetujui tidak ditandatangani. Interception).‖ Jurnal Hukum &
Kemudaian penyidik harus melampirkan Pembangunan vol.40, no. 2
syarat-syarat dalam permintaan penyadapan Telaumbanua, Dalinama. 2019. ―Kumpulan
itu. Di antaranya surat perintah penyelidikan Undang-undang KPK Dalam Satu Naskah.‖
(sprinlidik), surat perintah penyidikan LawArXiv. November 29.
(sprindik), nomor telepon yang akan disadap, doi:10.31228/osf.io/ysju2.
uraian singkat mengenai perkara, dan alasan Telaumbanua, Dalinama. 2020. ―Restriktif Status
melakukan penyadapan. Dewan Pengawas KPK.‖ Jurnal Education
and Development. vol. 8, no. 1
5. DAFTAR PUSTAKA Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Ali, Mahrus. 2011. Hukum Pidana Korupsi Di Tahun 1945.
Indonesia. UII Press, Yogyakarta, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1
Alkotsar, Artidjo. 2008. Korupsi Politik Di Negara Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum
Modern. UII Press, Yogyakarta. Pidana (KUHP).
Atmasasmita, Romli. 2004. Sekitar Masalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8
Korupsi Aspek Nasional dan Aspek Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana
Internasional. Mandar Maju, Bandung. (KUHAP).

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 163
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.8 No.3 Edisi Agustus 2020
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31
Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39
Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2001 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999
tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19
Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002
tentang Komisi Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19
Tahun 2016 tentang Perubahan Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 1999 tentang Telekomunikasi
http://www.dpr.go.id/anggota-komisi-III-
pertanyakan-prosedur-penyadapan, diakses
18 Mei 2020
http://www.suaramerdeka.com/
https://www.nasional.tempo.co/read/1300193/dewa
s-kpk-jelaskan-mekanisme-prosedur-
penyadapan-apa-saja/full&view=ok
http://www.transparencyInternasionalIndonesia.co
m/www.ti.or.id

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 164

Anda mungkin juga menyukai