Penulis
Asal Sekolah
2020
TANGAN KOTOR PEMIMPIN
Indonesia adalah salah satu negara yang kaya akan sumber daya alamnya.
Jika dimanfaatkan dengan baik dan benar maka dapat menguntungkan negara dan
dapat menjadi modal negara dalam pembangunan. Pajak yang dibayarkan oleh
masyarakat juga dapat menjadi modal dalam pembangunan negara. Namun, pada
saat ini Indonesia masih harus mengutang atau meminjam uang untuk
pembangunan negara. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Salah satu faktor
penyebabnya adalah maraknya praktik korupsi di Indonesia. Arti korupsi menurut
hukum di Indonesia adalah perbuatan melawan hukum dengan maksud
memperkaya diri sendiri atau orang lain baik perorangan maupun korporasi, yang
dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara. Korupsi berasal
dari Bahasa Latin, corruptio. Kata kerja dari kata ini adalah corrumpere yang
artinya busuk, rusak, menggoyahkan, memutar balik, atau menyogok. Bahasa
Latin ini turun ke banyak bahasa di Eropa seperti Bahasa Inggris yaitu corruption,
corrupt, Bahasa Prancis yaitu corruption, dan Bahasa Belanda yaitu corruptie,
korruptie. Dari Bahasa Belanda inilah, kata itu turun ke Bahasa Indonesia,
korupsi. Menurut Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 juncto Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2001, ada 30 delik tindak pidana korupsi yang dikategorikan
menjadi 7 jenis, yaitu kerugian keuangan negara, penyuapan, pemerasan,
penggelapan dalam jabatan, kecurangan, benturan kepentingan dalam pengadaan
barang dan jasa, serta gratifikasi. Dari pengertiannya saja kita mengerti bahwa
tindakan korupsi sangat merugikan negara
1. Kotawaringin Timur
2. Kasus E-KTP
Kasus pengadaan E-KTP menjadi salah satu kasus korupsi yang paling
fenomenal. Kasus yang menyeret Mantan Ketua Umum Partai Golkar
Setya Novanto ini telah bergulir sejak 2011 dengan total kerugian negara
mencapai Rp 2,3 triliun. Setidaknya ada sekitar 280 saksi yang telah
diperiksa KPK atas kasus ini dan hingga kini ada 8 orang yang telah
ditetapkan sebagai tersangka. Mereka adalah pengusaha Made Oka
Masagung, Keponakan Setya Novanto yakni Irvanto Hendra Pambudi,
Mantan Direktur Pengelola Informasi Administrasi Kependudukan Dirjen
Dukcapil Kemendagri Sugiharto, Mantan Dirjen Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kemendagri Irman, pengusaha Andi Narogong, Mantan
Ketua Umum Golkar Setya Novanto, Anggota DPR Markus Nari, dan
Direktur PT Quadra Solution Anang Sugiana Sudiharjo.
3. Presiden Soeharto
Mantan Presiden Kedua Soeharto disebut-sebut telah melakukan tindak
pidana korupsi terbesar dalam sejarah dunia. Kekayaan negara yang
diduga telah dicuri oleh Soeharto berkisar antara 15 hingga 35 miliar dolar
AS atau sekitar Rp 490 triliun. Lembaga internasional yang memerangi
korupsi yakni Transprency International merilis bahwa Soeharto menjadi
salah seorang tokoh paling korup di dunia. Diperkirakan masih ada banyak
sumber pemasukan keluarga Soeharto dari hasil perusahaan swasta dan
kebijakan yang ia buat untuk memperkaya diri. Peneliti ICW Emerson
Yuntho meminta agar pemerintah dapat segera mengusut tuntas kasus
korupsi terbesar ini. Sebab penyelesaian kasus ini merupakan mandate
reformasi.
Menurut data jumlah para pelaku korupsi tahun 2012-2019 dari KPK,
terdapat 257 Anggota DPR dan DPRD, 28 Kepala Lembaga/Kementerian, 4 Duta
Besar, 7 Komisioner, 21 Gubernur, 119 Walikota/Bupati dan Wakil, 225 Eselon
I / II / III, 22 Hakim, 10 Jaksa, 2 Polisi, 12 Pengacara, 297 Swasta, 142 Lainnya,
dan 6 Korporasi, sehingga jumlahnya ada 1152. Berdasarkan data tersebut, kita
dapat melihat bahwa masih banyak sekali pejabat negara yang melakukan korupsi.
Mereka bukanlah para pemimpin pengabdi yang Pancasilais karena hal-hal
tersebut sangat bertolakan dengan sila-sila Pancasila yang merupakan pedoman
hidup kita. Dengan menyelewengnya tindakan terhadap Pancasila, hal tersebut
akan membuat cita-cita yang didambakan oleh negara dan bangsa lama kelamaan
akan menjadi hancur. Dengan kita melakukan tindakan korupsi kita sama saja
telah menghancurkan Pancasila yang telah susah payah dibuat oleh pendiri bangsa
kita yang berjuang mati-matian. Berikut ini sila-sila yang bertentangan dengan
korupsi:
1. Sila pertama yang berbunyi “Ke-Tuhanan Yang Masa Esa” jika kita
melakukan tindakan korupsi berarti sama saja kita telah membohongi
Tuhan.
2. Sila kedua yang berbunyi “Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab” sila ini
memiliki makna untuk memperlakukan sesama manusia sebagai mana
mestinya dan melakukan tindakan yang benar, bermartabat, adil terhadap
sesama manusia sebagaimana mestinya. Dengan melakukan korupsi,
berarti sama saja telah melangggar sila kedua ini karena telah melakukan
tindakan yang memperlakukan kekuasaan dan kedudukan sebagai tempat
untuk mendapatkan hal yang diinginkan demi kebahagiaan diri sendiri dan
juga membuat orang lain menjadi rugi karena tindakan korupsi tersebut .
Menjadi pemipin pengabdi yang pancasilais haruslah dimulai dari diri sendiri
dengan mengamalkan nilai-nilai Pancasila sehingga tindakan dan perilaku kita
akan mencerminkan pengamalan nilai-nilai Pancasila. Dengan demikian, kita
dapat menjadi contoh bagi orang lain yang kita pimpin. Seorang pemimpin
pengabdi yang pancasilais haruslah mampu untuk memimpin diri sendiri dan
orang lain terutama berkaitan dengan hal korupsi. Sikap jujur, adil, bertanggung
jawab, menempatkan kepentingan negara diatas kepentingan pribadi, dan
menjalankan kepemimpinannya dengan bersih menjadi syarat mutlak menjadi
seorang pemimpin pengabdi yang pancasilais.
DAFTAR REFERENSI
Sumber Pustaka:
Sumber Internet:
https://aclc.kpk.go.id/materi/berpikir-kritis-terhadap-korupsi/infografis/apa-
itu-korupsi
https://www.suara.com/news/2019/02/11/163457/5-kasus-korupsi-terbesar-di-
indonesia-dengan-kerugian-negara-fantastis
https://www.kpk.go.id/id/statistik/penindakan/tpk-berdasarkan-profesi-
jabatan
https://binus.ac.id/character-building/pancasila/sila-sila-pancasila-terhadap-
tindakan-korupsi/