Anda di halaman 1dari 8

1669604 makalah-kasus-korupsi

1,428

views

RienditasaffiraNuran 1 upload

Published on Nov 22, 2019

1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Korupsi di Indonesia sudah tidak terkendali lagi. Banyak
kasus-kasus korupsi yang mulai terkuak. Tidak tangung-tanggung, kasus korupsi banyak melibatkan
pejabat tinggi negara dan menjamur dihampir semua kalangan. Kasus korupsi di Indonesia dalam
berbagai macam survei, Indonesia masuk dalam salah satu daftar negara terkorup di dunia. Berbagai
macam kasus korupsi mulai dari yang besar, sedang hingga kasus korupsi kecil terjadi secara terus
menerus tanpa bisa dihentikan. Hukum tindak pidana korupsi yang tidak ada efek jera bagi pelaku,
menyebabkan para koruptor tetap menjalankan aksi korupsi. Ditambah hukum di Indonesia yang bisa
dibeli. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya aparat hukum yang terlibat kasus suap. Dalam kasus ini, negara
pun menanggung kerugian materiil yang sangat besar. Kerugian ini terjadi di berbagai bidang baik
demokrasi, ekonomi dan kesejahteraan umum negara. Akhir-akhir ini kasus korupsi yang tidak pernah
selesai adalah kasus korupsi Soeharto yang terkenal adalah menyangkut tentang penggunaan uang
negara oleh 7 buah yayasan miliknya, yaitu Yayasan Dana Sejahtera Mandiri, Yayasan Supersemar,
Yayasan Dharma Bhakti Sosial (Dharmais), Yayasan Dana Abadi Karya Bhakti (Dakab), Yayasan Amal
Bhakti Muslim Pancasila, Yayasan Dana Gotong Royong Kemanusiaan, Yayasan Trikora. Dari latar
belakang di atas, penulis menyusun makalah dengan judul “Kasus Korupsi Yayasan Supersemar 4,4
Triliun Soeharto”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
beberapa rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apa yang dimaksud dengan korupsi ? 2. Bagaimana
gambaran umum korupsi yang ada di Indonesia ? 3. Apa yang melatarbelakangi terjadinya korupsi dan
dampaknya bagi negara ? 4. Bagaimana kasus korupsi yang dilakukan oleh Soeharto ? 5. Apa dampak
yang terjadi atas kasus korupsi Soeharto? 6. Bagaimana peran pemerintah dalam menangani kasus
korupsi Soeharto ?

2. 2 C. Tujuan Penulisan Makalah Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Memenuhi
tugas Mata Kuliah Akuntansi Forensik yang diampu oleh Pak Sumantri. 2. Mengetahui pengertian
korupsi. 3. Mengetahui penyebab atau latar belakang terjadinya korupsi dan dampaknya bagi negara. 4.
Mengetahui kasus korupsi yang dilakukan oleh Soeharto. 5. Mengetahui dampak yang terjadi atas kasus
korupsi Soeharto. 6. Mengetahui peran pemerintah dalam menangani kasus korupsi Soeharto. D.
Manfaat Penulisan Makalah Manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Menambah
pengetahuan bagi pembaca mengenai pengertian, latar belakang, dampak dan peran pemerintah dalam
menangani kasus korupsi. 2. Mendorong pembaca untuk memerangi korupsi karena dampaknya sangat
merugikan negara. 3. Mengajak pembaca untuk cermat dalam memilih pemimpin yang tanggung jawab
dan dapat memegang kepercayaan rakyat.

3. 3 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Korupsi Korupsi atau rasuah (bahasa Latin : corruptio dari kata
kerja corrumpere yang bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutar balik, menyogok) adalah
tindakan pejabat publik baik politisi maupun pegawai negeri serta pihak lain yang terlibat dalam
tindakan itu yang secara tidak wajar dan tidak legal menyalahgunakan kepercayaan publik yang
dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak. Dari sudut pandang hukum tindak
pidana korupsi secara garis besar memenuhi unsur-unsur sebagai berikut :  Perbuatan melawan
hukum,  Perbuatan kewenangan, kesempatan, atau sarana,  Memperkaya diri sendiri, orang lain, atau
korporasi, dan  Merugikan keuangan negara atau perekonomian negara. Beberapa jenis tindak pidana
korupsi diantaranya adalah :  Memberi atau menerima hadiah atau janji (penyuapan),  Penggelapan
dalam jabatan,  pemerasan dalam jabatan,  ikut serta dalam pengadaan (bagi pegawai negeri /
penyelengara negara), dan  menerima gratifikasi (bagi pegawai negeri / penyelenggara negara).
(wikipedia, 2014) Pengertian korupsi menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 tahun 1999
tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme Pasal 1
Ayat 3 adalah tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ketentuan peraturan perundang-undangan
yang mengatur tindak pidana korupsi. B. Gambaran Umum Korupsi di Indonesia Korupsi di Indonesia
berkembang secara sistemik. Bagi banyak orang korupsi bukan lagi merupakan pelanggaran hukum,
melainkan hanya sekedar kebiasaan. Dalam seluruh penelitian perbandingan korupsi antaenegara
Indonesia selalu menempati posisi paling rendah. Keadaan ini bisa menyebabkan pemberantasan
korupsi di Indonesia semakin ditingkatkan oleh pihak yang berwenang. Perkembangan korupsi di
Indonesia juga mendorong pemberantasan korupsi di Indonesia.
korupsi antarnegara yang tetap rendah (Mochtar Lubis, 2001). Hal ini juga ditunjukan dari banyaknya
kasus-kasus korupsi di Indonesia seperti : 1. Kasus dugaan korupsi Soeharto : dakwaan atas tindak
korupsi di tujuh yayasan. 2. Pertamina : dalam technical assistance contract dengan PT Ustaindo
Pertrogas. 3. Kasus korupsi Edi Tansil / PT. Golden Key. 4. Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) :
penyimpangan penyaluran dan BLBI. 5. Kasus Hambalang yang melibatkan Andi Malarangeng, Angelina
Sondhaq, dan pejabat lainnya. 6. Kasus korupsi Bank Century Dan masih banyak kasus korupsi yang
terjadi di Indonesia. C. Latar Belakang Terjadinya Korupsi dan Dampaknya Bagi Negara Latar belakang
terjadinya korupsi disebabkan beberapa kondisi yang mendukung munculnya korupsi, diantaranya
sebagai berikut : 1. Konsentrasi kekuasaan dipengambil keputusan yang tidak bertanggung jawab
langsung kepada rakyat, seperti yang sering terlihat di rezim-rezim yang bukan demokratik. 2. Kurangnya
transparansi dipengambilan keputusan pemerintah. 3. Kampanye-kampanye yang mahal, dengan
pengeluaran lebih besar dari pendanaan politik yang normal. 4. Proyek yang melibatkan uang rakyat
dalam jumlah besar. 5. Lingkungan tertutup yang mementingkan diri sendiri dan jaringan “teman lama”.
6. Lemahnya ketertiban hukum. 7. Lemahnya profesi hukum. 8. Kurangnya kebebasan berpendapat atau
kebebasan media massa. 9. Gaji pegawai pemerintah yang kecil. Dampak yang ditimbulkan dari korupsi
bagi negara diberbagai bidang antara lain : Demokrasi, korupsi menunjukkan tantangan serius terhadap
pembangunan. Didalam dunia politik, korupsi mempersulit demokrasi dan tata pemerintah yang baik
(good governance) dengan cara menghancurkan proses formal. Korupsi di pemilihan umum dan di
bidang legilatif mengurangi akuntabilitas dan perwakilan di pembentukan kebijaksanaan; korupsi di
sistem pengadilan menghentikan ketertiban hukum, dan korupsi di pemerintahan publik menghasilkan
ketidakseimbangan dalam pelayanan masyarakat. Secara unum, korupsi mengikis kemampuan institusi
dari pemerintah, karena pengabaian prosedur, penyedotan sumber daya, dan pejabat diangkat atau
dinaikkan jabatan bukan karena prestasi. Pada saat yang bersamaan, korupsi mempersulit legitimasi
pemerintahan dan nilai demokrasi seperti kepercayaan dan toleransi.

5. 5 Ekonomi, korupsi juga mempersulit pembangunan ekonomi dengan membuat distorsi dan
keefisienan yang tinggi. Dalam sektor privat, korupsi meningkatkan ongkos niaga karena kerugian dari
pembayaran ilegal, ongkos manajemen dalam negosiasi dengan pejabat korup, dan resiko pembatalan
perjanjian atau karena penyelidikan. Korupsi menimbulkan distrosi (kekacauan) didalam sektor publik
dengan mengalihkan investasi publik ke proyek-proyek masyarakat yang mana sogokan dan upah
tersedia lebih banyak. Pejabat mungkin menambah kompleksitas proyek masyarakat untuk
menyembunyikan praktek korupsi, yang akhirnya menghasilkan lebih banyak kekacauan. Korupsi juga
mengurangi pemenuhan syarat-syarat keamanan bangunan, lingkungan hidup, atau aturan-aturan lain.
Korupsi juga mengurangi kualitas layanan pemerintahan dan inprastruktur, dan menambah tekanan-
tekanan terhadap anggaran pemerintah. Kesejahteraan Umum Negara, korupsi politis ada dibanyak
negara, dan memberikan ancaman besar bagi warga negaranya. Korupsi politis berarti kebijaksanaan
pemerintah sering menguntungkan pemberi sogok, bukannya rakyat luas. Satu contoh lagi adalah
bagaimana politikus membuat peraturan yang melindungi perusahaan besar, namun merugikan
perusahaan-perusahaan kecil (SME). Politikus-politikus “pro-bisnis” ini hanya mengembalikan
pertolongan kepada perusahaan besar yang memberikan sumbangan besar kepada kampanye pemilu
mereka
D. Kasus Korupsi yang Dilakukan Soeharto Siapa yang tidak tahu akan bapak Presiden Soeharto? Beliau
merupakan Presiden Republik Indonesia yang ke-2, yang terkenal dengan slogannya "Pie Kabare, Isih
Penak Jamanku Toh!". Sebagai Presiden seharusnya beliau bisa menjadi contoh yang baik untuk seluruh
warga negaranya, tetapi berbeda dengan bapak Presiden yang satu ini. Dialah satu-satunya Presiden
yang menjabat paling lama di indonesia yaitu selama 32 tahun, dan selama itu pula telah banyak
penderitaan rakyat melalui banyaknya kasus dugaan korupsi yang terus dilakukan oleh pak Soeharto.
Lalu, seperti apa sejarah berdirinya Yayasan Supersemar dan bagaimana Mekanisme Pemberian
Beasiswanya? Seperti dinukil dari situs Yayasan Supersemar, awal berdirinya yayasan ini berangkat dari
pemikiran bahwa masalah pendidikan merupakan masalah bersama
antaraorangtua,masyarakat,danpemerintah. Apabila ada uluran tangan dari orang lain atau lembaga
penyandang dana, maka beban dari orangtua dan negara akan terbantu. Sehingga, saat itu, Presiden
Soeharto bermaksud mendirikan sebuah yayasan yang bertujuan untuk membantu pemerintah dalam
upaya mengatasi masalah dunia pendidikan. Maka, pada tanggal 16 Mei 1974, Soeharto mendirikan
Yayasan Supersemar.

6. 6 MengapaSupersemar? Dipilihnya nama Supersemar, bukan tanpa alasan. Di hadapan para rektor di
Bina Graha, tanggal 27 Juli 1974, Soeharto menjelaskan bahwa Supersemar (Surat Perintah Sebelas
Maret Tahun 1966) mempunyai arti penting di dalam proses tegaknyaOrdeBaru. Orde yang diklaim
melaksanakan koreksi total terhadap kesalahan di masa lalu dan seterusnya bertekad melaksanakan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 secara murni dan konsekuen; yang berarti pula suatu
perjuangan yang tidak kecil dalam upaya meningkatkan kecerdasan rakyat Indonesia. Digunakannya
gambar Semar sebagai latar belakang surat-surat Yayasan Supersemar juga tidak bertentangan dengan
maksud dan tujuan yayasan ini. Sebab, Semar yang kita kenal sebagai punakawan di dunia wayang
adalah pengejawantahandariBataraIsmaya. Ada pun tugasnya adalah mengasuh para ksatria yang
berbudi luhur dan mengantarkan pada perwujudan cita-cita. Mengambil hikmah dari dua hal tersebut,
Yayasan Supersemar diharapkan mampu menyumbangkan darmanya kepada bangsa dan negara dalam
upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Kehadiran Yayasan Supersemar disambut hangat. Para
pengusaha dan dermawan menyisihkan sebagian keuntungan dari hasil usahanya untuk disalurkan ke
YayasanSupersemar. Dalam tempo singkat, dana sudah terkumpul Rp1 miliar. Saat itulah, Soeharto
mengundang para rektor perguruan tinggi negeri di Jakarta untuk membahas
pelaksanaanbeasiswYayasanSupersemar. SiapaPenerimaBeasiswa? Awal tahun akademi 1975, Yayasan
Supersemar pertama kalinya memberikan beasiswa kepada 3.135 mahasiswa perguruan tinggi negeri di
lingkungan Depdikbud. Saat itu ada dua rayon. Rayon A dengan uang beasiswa Rp 15 ribu per bulan bagi
mahasiswa di Jakarta, selebihnya termasuk Rayon B dengan uang beasiswaRp12.500/bulan. Tahun 1976
dimulai memberikan beasiswa kepada siswa SMTA kejuruan negeri. Pertama kali mendapat kesempatan
menerima adalah siswa STM negeri sebanyak 667 dengan uang beasiswa lima ribu lima ratus dan enam
ribu rupiah perbulan untuk setiap siswa. Tahun 1978, IAIN untuk pertama kalinya mendapatkan
beasiswa Supersemar. Pada tahun-tahun berikutnya, Yayasan Supersemar berangsur-angsur menambah
jumlah pemberian beasiswanya baik dalam jumlah uang maupun penerimanya.
7. 7 Di samping itu, ada beberapa pemberian beasiswa Supersemar sebagai partisipasi Yayasan
Supersemar dalam menyukseskan program-program Pemerintah. Misalnya, bantuan bagi olahragawan
berprestasi dan pembinanya melalui KONI, beasiswa untuk anak peserta KB Lestari bagi program
Keluarga Berencana, paket bantuan anak asuh untuk program wajib belajar pendidikan dasar, dsb.
Sebagai partisipasi Yayasan terhadap beberapa instansi lain, direalisasi beasiswa yang bersifat khusus
untuk putra-putra anggota LVRI dan Pepabri. Pemberian beasiswa kepada anak veteran dan anak-anak
berkebutuhan khusus. Sejak berdiri hingga sekarang, Yayasan Supersemar sudah memberikan bantuan
kepada jutaan penerima beasiswa. Baik siswa SD hingga SMA, mahasiswa, dan para peneliti yang
menjalani studi pascasarjana. Para guru, pelatih, dan olahragawan. Sejumlah perguruan tinggi, baik
negeri maupun swasta juga banyak yang telah menerima bantuan sarana pendidikan berupa komputer
dan perlengkapan laboratorium bahasa/biologi/teknik. Awal Kasus Kasus dugaan korupsi Soeharto
menyangkut penggunaan uang negara oleh 7 yayasan yang diketuainya, yaitu Yayasan Dana Sejahtera
Mandiri, Yayasan Supersemar , Yayasan Dharma Bhakti Sosial (Dharmais), Yayasan Dana Abadi Karya
Bhakti (Dakab) , Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila, Yayasan Dana Gotong Royong Kemanusiaan,
Yayasan Trikora Pada 1995. Yayasan Dana Sejahtera Mandiri Didirikan pada tanggal 15 Januari 1996 oleh
HM Soeharto sebagai pribadi, yang kebetulan saat itu menjabat Presiden RI. Sebagai pendiri, HM
Soeharto dipercaya sebagai ketua yayasan, dibantu oleh Prof. Dr. Haryono Suyono sebagai Wakil Ketua I,
Sudwikatmono sebagai Wakil Ketua II, dan Liem Soei Liong sebagai Wakil Ketua III. Tujuan utama
yayasan adalah membangun sumber daya manusia, utamanya dari keluarga kurang mampu, dengan
menempatkan yayasan sebagai wadah bagi masyarakat untuk bergotong-royong mewujudkan tingkat
kesejahteraan sejati dan taraf hidup mandiri. Modal awal Yayasan dihimpun dari sumbangan yang ikhlas
dari wajib pajak yang berasal dari keuntungan setelah dipotong pajak untuk membantu mewujudkan
keluarga sejahtera secara merata. Yayasan Supersemar Didirikan Soeharto pada 1974 untuk
memberikan beasiswa bagi pelajar/mahasiswa yang tak mampu. Namun penyaluran dana dari yayasan
ini banyak mengalir ke perusahaan milik Bob Hasan, Nusamba Grup sebesar Rp. 12,7 miliar. Selain itu,
Rp. 10 miliar dipakai untuk membeli saham Gedung Kosgoro. Bahkan saat Bank Duta mengalami
kerugian, yayasan ini meyumbang dana sebesar US$ 419.6 juta.

8. 8 Yayasan Dana Abadi Karya Bhakti (Dakab) Mewujudkan bantuannya untuk keperluan biaya makan
dan perawatan kesehatan, paket pakaian, peralatan, prasarana dan alat ketrampilan, modal kerja,
beasiswa anak asuh, kepada panti-panti asuhan. Bantuan untuk panti-panti asuhan itu dikirimkan setiap
tiga bulan. Dana yang disediakan selama tahun 1999-2000 adalah sebesar Rp. 28.991.825.000. Aktivitas
yayasan lainnya adalah membeli dan memiliki saham-saham di perusahaan-perusahaan besar. Termasuk
dana sebesar Rp. 11,2 miliar dikucurkan ke PT. Sempati Nusantara. Nusamba Grup, milik Bob Hasan juga
menerima kucuran dana sebesar Rp. 12,75 miliar. Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila Yayasan yang
berkembang ketika Sudharmono mejadi Kepala Sekretariat dilibatkan dalam pengelolaan proyek-proyek
bantuan presiden (banpres). Cara mendapatkan dananya yayasan ini mewajibkan pelaksana proyek
banpres meyumbang bagi yayasan. Selain itu dana yayasan diperoleh dari masyarakat, termasuk
pegawai negeri sipil dan tentara. Anggota Korps Pegawai Negeri Indonesia golongan I bersedekah Rp 50,
golongan II Rp 100, golongan III Rp 500, dan golongan IV Rp 1.000. Yayasan Dana Gotong Royong
Kemanusiaan, Yayasan Trikora Yayasan yang awalnya bertujuan mulia membantu anak-anak yatim
anggota TNI yang gugur pada peristiwa merebut Irian Jaya. Tapi oleh kejaksaan dalam surat dakwaan
bernomor Reg. PDS-217/JKTS/Fpk.2/08/2000, yang ditandatangani Ketua Jaksa Penuntut Umum
Muchtar Arifin SH, disebutkan bahwa Soeharto telah merugikan negara sebesar Rp. 7 miliar di yayasan
Trikora. Kerugian itu disebabkan pemberian dana kepada lembaga yang tidak berhubungan dengan
kegiatan yayasan. Hingga 31 Juli 1999, dana yang tersisa dalam rekening yayasan sejumlah Rp. 26,5
milar. Yayasan milik Soeharto itu dinyatakan terbukti menyalahgunakan dana dengan memberikan
pinjaman dan penyertaan modal ke berbagai perusahaan. Dana Yayasan Supersemar ini salah satu
sumbernya berasal dari Badan Usaha Milik Negara, sebagaimana Peraturan Pemerintah Nomor 15 tahun
1976 yang menyatakan agar BUMN menyisihkan lima persen dari laba bersih untuk Yayasan
Supersemar. Sejak 1976 hingga Soeharto lengser, Yayasan Supersemar mendapatkan uang sebesar
US$420 juta dan Rp185 miliar. Namun dalam perjalanannya, dana tersebut diduga diselewengkan.
Negara, yang diwakili Kejaksaan Agung pun menggugat Yayasan Supersemar, karena telah melakukan
perbuatan melawan hukum. Saat mengajukan gugatan pertama, Juli 2007 silam, Ketua Tim Jaksa
Pengacara Negara Dachmer Munthe menyatakan, dana dari BUMN yang dikumpulkan yayasan tersebut
seharusnya ditujukan untuk membiayai pendidikan pelajar dan mahasiswa kurang mampu.

9. 9 Namun, Kejaksaan menemukan hanya 2,5 persen laba bersih BUMN masuk ke yayasan, sedangkan
2,5 persen lainnya masuk ke pihak lain. Pada 1995, Soeharto mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor
90 Tahun 1995. Keppres ini menghimbau para pengusaha untuk menyumbang 2 persen dari
keuntungannya untuk Yayasan Dana Mandiri. Soeharto mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 90
Tahun 1995. Keppres ini menghimbau para pengusaha untuk menyumbang 2 persen dari
keuntungannya untuk Yayasan Dana Mandiri. Hasil dari penyidikan kasus 7 yayasan Soeharto ini
menghasilkan berkas setebal lebih dari dari 2000 halaman. Berkas ini berisi hasil pemeriksaan 134 saksi
perkara dan 9 saksi ahli. Korupsi terbesar Soeharto ini erat kaitannya dengan penyalahgunaan
kekuasaan dan pengaruhnya sebagai presiden, selain presiden ia juga sebagai panglima tertinggi ABRI
yang paling berkuasa pada masa Orde Baru. Menurut informasi majalah Time Asia korupsi yang
dilakukan bapak Soeharto ini mencapai $US 15 Milyar atau sekitar Rp. 150 Triliun. Kasus korupsi ini juga
merupakan kasus korupsi dengan kerugian terbesar di dunia dan Pak harto menyandang predikat
sebagai Presiden paling korup sepanjang sejarah Dunia dan tentunya Indonesia. Banyak kasus korupsi
pada masa Presiden Soeharto merupakan dari sistem politik Orde Baru yang hanya menguntungkan
sekelompok orang saja. Usaha untuk mengadili Soeharto selalu gagal karena kesehatannya yang
semakin memburuk. Setelah menderita sakit berkepanjangan, ia meninggal dunia di Jakarta pada 27
Januari 2008.
Korupsi merupakan salah satu tugas wajib pemerintah untuk menyelesaikan dan mengatasi agar
orientasi memperkaya diri yang dilakukan oleh aparatur negara dapat diminimalisir bahkan di hilangkan.
Kepolisian, Kejaksaan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dan Pengadilan merupakan lembaga yang
berwenang dalam menangani pemberantasan kasus korupsi. Dari ke empat lembaga ini KPK memiliki
peran khusus dalam memberantas kasus korupsi, KPK harus lebih memiliki nilai dan integritas yang
tinggi sehingga wewenang yang telah diberikan berdasarkan ketentuannya dapat dijalankan dan
diimplementasikan dengan baik. Dari ke empat lembaga tersebut dapat juga dimungkinkan adanya
pihak-pihak tertentu akan terlibat dalam kasus korupsi, karena perlu kita ketahui bahwa korupsi itu
bukan personal tetapi corporation atau kelompok, kecil kemungkinan bahwa korupsi hanya di lakukan
oleh seorang saja, pasti ada pihak-pihak lain yang terlibat dalam kasus korupsi untuk memperlancar
urusan yang menyimpang dari ketentuan. Tujuan dibentuknnya KPK tidak lain adalah meningkatkan
daya guna dan hasil guna terhadap upaya pemberantasan tindak pidana korupsi. KPK dibentuk karena
institusi (Kepolisian, Kejaksaan, Peradilan, Partai Politik dan Parlemen) yang seharusnya mencegah
korupsi tidak berjalan bahkan larut dan terbuai dalam korupsi. Pemberantasan tindak pidana korupsi
yang terjadi sampai sekarang belum dapat dilaksanakan secara optimal. Oleh karena itu pemberantasan
korupsi perlu ditingkatkan secara professional, intensif, dan berkesinambungan. Karena korupsi telah
merugikan keuangan negara, perekonomian negara, dan menghambat pembangunan nasional. Begitu
parahnya maka korupsi di Indonesia sudah dikategorikan sebagai tindak pidana luar biasa atau extra
ordinary crime. Cara penanganan korupsi harus dengan cara yang luar biasa. Untuk itulah dibentuk KPK
yang mempunyai wewenang luar biasa, sehingga kalangan hukum menyebutnya sebagai suatu lembaga
super (super body).Untuk mencegah dan mengatasi keberadaan mafia hukum, pemerintah yang mana
antara kepolisian, kejaksaan, KPK dan Pengadilan harus memperkuat koordinasi dan sinkronisasi

22. 22 agar kepastian hukum dapat terjamin dan kecilnya kemungkinan terjadi penyimpangan
berkelanjutan. Perlu kita ketahui disetiap instansi terdapat peluang dimungkinkan terjadinya korupsi
oleh aparatur negara tersebut. BAB III PENUTUP

23. 23 A. Kesimpulan Korupsi adalah tindakan pejabat publik baik politisi maupun pegawai negeri serta
pihak lain yang terlibat dalam tindakan itu yang secara tidak wajar dan tidak legal menyalahgunakan
kepercayaan publik yang dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak. Saat ini
banyak kasus-kasus korupsi di Indonesia. Hal tersebut menyebabkan Indonesia menjadi salah satu
negara terkorup di dunia. Latar belakang terjadinya korupsi karena lemahnya tertib hukum, profesi
hukum, masih rendahnya gaji pegawai, kampanye-kampanye yang mengeluarkan uang berlebihan
sehingga timbul rasa untuk mengembalikan uang tersebut dengan jalan korupsi. Kasus Akil Mochtar
merupakan kasus korupsi terbesar di Indonesia. Kedudukan Akil Mochtar sebagai ketua Mahkamah
Konstitusi yang korupsi mencerminkan seorang pemimpin yang tidak bertanggung jawab. Pemimpin
yang ideal seharusnya memiliki beberapa sifat yaitu diantaranya jujur, cerdas, amanah, dan komunikatif.
Berbagai kasus korupsi melemahkan Indonesia dalam berbagai bidang yaitu demokrasi, ekonomi, dan
kesejahteraan umum negara. Oleh karena itu perlu adanya peran pemerintah yang lebih maksimal
dalam menangani kasus-kasus korupsi di Indonesia. B. Saran Demikian makalah yang penulis buat,
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Lebih khusus bagi teman-teman mahasiswa dalam
mempelajari mata kuliah pendidikan kewarganegaraan terutama mengenai kasus korupsi. Adapun
mengingat keterbatasan penulis dan penyusun makalah ini, jika ada kekeliruan atau kesalahan dalam
penyusunan, maka sebagai penulis mohon kritik dan saran dari teman-teman atau pembaca. DAFTAR
PUSTAKA

24. 24 Adair, John. 1999. Membina Calon Pemimpin (Sepuluh Prinsip Pokok). Jakarta : Bumi Aksara.
Anonim. 2013. Ada Narkoba di Ruangan Akil. http://www.Kompas.com (diunduh 27 April 2014). Anonim.
2013. Akil Mochtar Tersangka Kasus Sengketa Pemilukada. http://Metrotvnews.com (diunduh 27 April
2014). Anonim. 2013. SBY Pecat Akil Mochtar. http://m.okezone.com (diunduh 27 April 2014). Anonim.
2014. Korupsi di Indonesia. http://wikipedia.org (diunduh 26 April 2014). Anonim. 2014. Korupsi.
http://wikipedia.org (diunduh 26 April 2014).

Anda mungkin juga menyukai