Anda di halaman 1dari 2

AMRI FAHRIZAL / MA 2-02 / 03

KESADARAN MASYARAKAT DALAM


MEMBAYAR PAJAK

Pajak adalah pungutan wajib yang dibayarkan oleh rakyat untuk negara dan digunakan
untuk kepentingan pemerintah dan masyarakat umum. Pemungutan pajak sifatnya dapat
dipaksakan oleh negara kepada masyarakat karena telah diatur dalam undang-undang.
Masyarakat tidak akan mendapatkan timbal balik secara langsung melainkan lewat subsidi,
infrastruktur, pendidikan dan kesehatan. Pajak bisa diartikan sebagai tulang kerangka dari suatu
negara sehingga tanpa adanya pajak suatu negara tidak akan berjalan dengan semestinya.
Penduduk indonesia yang jumalahnya mencapai 267 juta jiwa dapat berperan dalam
memajukan negara Indonesia salah satunya dengan membayar pajak. Pajak adalah penyumbang
terbesar dan sebagai sumber utama bagi pendapatan negara Indonesia. Memaksimalkan pajak
dari penduduk Indonesia yang sangat banyak dapat bermanfaat bagi bangsa ini. Kemauan atau
kesadaran dalam membayar pajak oleh masyarakat Indonesia semakin lama semakin meningkat.
Baik secara terpaksa maupun tidak terpaksa yang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor
yang mempengaruhi wajib pajak mau membayar pajak yaitu kepercayaan, manfaat bersama,
kegunaan untuk pembangunan negeri. Kepercayaan artinya masyarakat sudah mulai percaya
kepada pemerintah bahwa uang yang mereka bayar itu dikelola dengan baik dan tidak dikorupsi.
Manfaat bersama bahwa uang yang dibayar wajib pajak akan berguna untuk kepentingan
bersama meskipun wajib pajak tidak mendapatkan manfaat secara langsung. Pembangunan
negeri bahwa masyarakat mengerti kalau tidak lewat pajak dari mana pemerintah mendapatkan
uang untuk membangun infrastruktur.
Namun sebagian dari masyarakat Indonesia juga ada yang enggan untuk membayar pajak
kepada negara dengan beberapa alasan. Alasan yang pertama adalah korupsi. Sudah tidak asing
lagi bahwa Indonesia masuk kedalam negara terkorup di dunia. Sungguh disayangkan memang
pejabat-pejabat yang dipercaya masyarakat malah menyalahgunakan jabatannya. Olehkarena itu
dalam hati masyarakat masih tidak rela uang yang mereka bayar untuk negara malah akan
dikorupsi. Masyarakat juga menuntut adanya transparansi yang dapat dengan mudah diakses oleh
masyarakat sehingga mereka mengetahui kemana dana akan digunakan. Faktor yang kedua
adalah subsidi dan dana pendidikan yang kurang maksimal. Sebagai contoh sekolah di wilayah A
masih dipungut biaya bulanan kepada siswa siswinya kemudian sekolah di wilayah B sama
sekali tidak dipungut biaya apapun padahal keduanya sama sama sekolah yang berstatus negeri
serta di provinsi yang sama dan wilayahnya berdekatan. Kemudian dalam hal kesehatan. Banyak
terjadi kasus-kasus penelantaran pasien yang tidak bisa membayar biaya kesehatan. Hal hal
seperti itu dapat membuat masyarakat indonesia enggan untuk membayarkan pajak kepada
negara. Kemudian sektor pembangunan yang masih berfokus kepada infrastruktur jalan raya atau
jalan tol. Apakah terlalu fokus kepada pembangunan jalan saja sehingga sektor lain tidak begitu
diperhatikan? Meskipun jalan tol sudah banyak dibangun biaya masuk tol juga dirasa terlalu
mahal seperti contoh biaya jalan tol Jakarta ke Surabaya mencapai enam ratus ribu rupiah. Saya
sebenarnya kurang tau apakah itu malah atau tidak karena saya bukan bukan pengguna jalan tol,
namun melihat dari komentar masyarakat tentang tarif tol tersebut dirasa terlalu mahal. Alasan
lainnya adalah masyarakat dinilai akan cenderung membayarkan pajak jika sudah ketahuan
menunggak pajak jika tidak ya tidak usah. Adapula yang malas untuk melaporkan SPT tahunan
mereka, padahal jika dilihat dari peraturan yang berlaku tidak semua masyarakat akan dikenai
pajak hanya masyarakat yang memiliki penghasilan di atas batas ketentuan bayar pajak (PTKP)
maka hukumnya wajib membayar pajak, sebaliknya jika di bawah batas ketentuan tidak akan
dikenakan pajak.

Anda mungkin juga menyukai