Anda di halaman 1dari 8

Ijtihad: Jurnal Hukum Islam dan Pranata Sosial

Vol. 34, No. 1, Juni 2018 (27-34).

Konsepsi Utilitarianisme dalam Filsafat Hukum


dan Implementasinya di Indonesia
Zainal B. Septiansyah1, Muhammad Ghalib2
1UIN Imam Bonjol Padang, Indonesia
2 SMPIT Dar el-Iman Padang, Indonesia
ibnuzain78004@gmail.com | ghalib.muhammad@gmail.com

ABSTRACT Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan aliran utilitarianisme dalam
filsafat hukum dan implementasinya di Indonesia dalam bentuk peraturan-
peraturan. Jenis penelitian ini adalah penelitian pustaka dengan analisis pendekatan
deskriptif yang bersumber dari buku-buku dan jurnal-jurnal ilmiah. Penelitian ini
menjelaskan bahwa aliran utilitarianisme memiliki konsep yang mengedepankan
kebahagian individu sebagai landasan dalam membuat hukum. Aliran ini
dipengaruhi oleh beberapa tokoh diantaranya Jeremy Bentham, John Stuart Mill dan
Rudolf Von Jhering. Aliran ini berkembang pada abad ke-18 yang di pelopori
pertama kali oleh Jeremy Bentham. Aliran Utilitarianisme terus berkembang di
Indonesia hingga sekarang dalam bentuk beberapa peraturan pemerintahan.
Walaupun masih terdapat berbagai kelemahan dari berbagai aspek.
.
KEYWORDS utilitarianisme; filsafat hukum; ilmu hukum.

PENDAHULUAN pengambilan hukum. Dalam prakteknya jenis-


jenis aliran hukum ini banyak kita temukan di
Dialektika pemikiran berjalan dengan dalam kehidupan masyarakat. Baik dalam
entitas pemikiran yang hidup dan berkembang masyarakat Internasional maupun masyarakat
sesuai dengan kebutuhan zamannya masing- Indonesia.
masing. Perkembangan pemikiran filsafat yang
sporadis juga mempengaruhi ide-ide universal METODE
dalam pembangunan hukum. Demikian juga
dengan beberapa kaidah-kaidah hukum. Jenis penelitian ini merupakan library
Kaidah-kaidah hukum dilahirkan dari research dengan pendekatan kualitatif. Data-
pemikiran seseorang dan beberapa kelompok data diperoleh melalui aktivitas dokumentasi.
orang. Dokumentasi dilakukan terhadap literatur
Berdasarkan beberapa penjelasan ilmiah yang berhubungan dengan tema yang
ilmiah, ditemukan beberapa aliran pemikiran dikaji. Analisis dalam kajian ini berbentuk
hukum dalam filsafat diantaranya, Aliran induktif, dengan diawali penyajian
Hukum Alam, Aliran Hukum Positif, Aliran pernyataan-pernyataan khusus dan kemudian
Hukum Utilitarianisme, Aliran Sejarah dan ditarik sebuah generalisir sebuah kesimpulan
yang lainnya. Semua aliran hukum ini memiliki yang umum.
konsep tersendiri dalam landasan
Zainal B. Septiansyah & Muhammad Ghalib

TEMUAN DAN PEMBAHASAN 1995, 117–18). Tokoh-tokoh terkemuka aliran


ini adalah Jeremy Bentham (1748-1832), di
Salah satu aliran hukum adalah aliran samping itu John Stuart Mill (1806-1873) dan
hukum utilitarianisme. Utilitarianisme atau Rudolf von Jhering (Salman 2010, 44).
utilisme lahir sebagai reaksi terhadap ciri-ciri
metafisis dan abstrak dari filsafat hukum dan Jeremy Bentham (1748-1832)
politik pada abad ke-18 (Aburaera and Jeremy Bentham merupakan filsuf
Muhadar 2013, 111). Utilitarianisme atau utilitarian Inggris, ahli ekonomi dan ahli
Utilisme adalah aliran yang meletakkan hukum teoritis, yang memiliki pengaruh besar
kemanfaatan sebagai tujuan utama hukum. dalam melakukan reformasi pemikiran pada
Kemanfaatan disini diartikan sebagai abad ke-19 baik di Inggris maupun pada level
kebahagiaan (happiness). Jadi, baik buruknya dunia. Dia dijuluki sebagai Luther of the Legal
atau adil tidaknya suatu hukum, bergantung World (Luther dalam bidang Hukum). Hal ini
kepada apakah hukum itu memberikan dikarenakan pada akhir abad ke-18 M, sistem
kebahagiaan kepada manusia atau tidak hukum Inggris yang kuno, korup dan belum
(Darmodiharjo 1995, 117). direformasi bisa dipandang sebagai agama
Gambar 1. Bagan Aliran Utilitarianisme nasional, sementara ia tidak hanya berani
menentangnya, akan tetapi juga mencipta
suatu struktur hukum baru, yang menarik
banyak penganut dan pada akhirnya
mengilhami terjadinya reformasi. Ia telah
melakukan kritik radikal dan rekonstruksi
terhadap semua institusi Inggris baik di
bidang ekonomi, moral, agama, pendidikan,
politik maupun hukum (Encyclopaedia
Britannica 1965, 559).
Gambar 2. Jeremy Bentham

Sumber: (Ali 2009, 1:77)

Kebahagiaan ini selayaknya dapat


dirasakan oleh setiap individu. Tetapi jika
tidak mungkin tercapai (dan pasti tidak
mungkin), diupayakan agar kebahagiaan itu
dinikmati oleh sebanyak mungkin individu
dalam masyarakat (bangsa) tersebut, the
greatest happiness for the greatest number of
people) (Aburaera and Muhadar 2013, 111).
Aliran ini sesungguhnya dapat pula
dimasukkan ke dalam positivisme hukum,
mengingat faham ini pada akhirnya sampai
pada kesimpulan bahwa tujuan hukum adalah
menciptakan ketertiban masyarakat, di
samping itu untuk memberikan manfaat yang
sebesar-besarnya kepada jumlah orang
terbanyak. Ini berarti hukum merupakan Sumber: https://mises.org/library/jeremy-
bentham-laissez-faire-statism (2018)
pencerminan perintah penguasa juga, bukan
pencerminan dari rasio semata (Darmodiharjo

28 | Ijtihad: Jurnal Hukum Islam dan Pranata Sosial Vol. 34 No. 1 Juni 2018 (27-34)
Konsepsi Utilitarianisme dalam Filsafat Hukum dan Implementasinya di Indonesia

Bentham dilahirkan pada 15 Februari dalam tugas ini dan kebutuhan akan perlunya
1748 di Red Lion Street, Houndsditch, London keragaman institusi yang diadaptasikan pada
sebagai putra dari seorang Pengacara. tradisi dan peradaban negara-negara yang
Bentham termasuk anak jenius, karena pada berbeda.
umur 3 tahun sudah bisa membaca dengan Pada tahun 1823, Bentham membantu
penuh minat History karya Paul de Rapin dan pendirian Westminster Review (1824), jurnal
mulai mempelajari bahasa Latin. utilitarian yang pertama, untuk menyebarkan
Sebagian besar masa kecilnya prinsip-prinsip radikalisme filosofis dan juga
dihabiskan dengan penuh keceriaan di dalam pendirian University College. Bentham
asuhan dua neneknya di pedesaan. Di meninggal pada 6 Juni 1932 di Queen Square
Westminster School, ia memiliki prestasi dalam umur 85 tahun. Sesuai dengan
menonjol dalam bidang bahasa Yunani dan wasiatnya, tubuhnya dibedah di hadapan
bahasa Latin. Pada tahun 1760, ia melanjutkan rekan-rekannya. Kemudian, kerangkanya
pendidikannya ke Queen College, Oxford, di dikonstruksi dengan dipenuhi lilin dan
mana kecerdasannya nampak melalui pakaiannya dikenakan pada kerangka
perkenalannya dengan buku Logic karya tersebut. Patung Bentham tersebut disimpan
Robert Sunderland. di University College, London (Cayne 1981,
Setelah lulus, pada November tahun 486).
1763, ia memasuki studinya di Lincoln’ Inn Bentham berpendapat bahwa alam ini
dan bertindak sebagai siswa pada King’s telah menempatkan manusia dalam
Bench, dimana ia bisa mendengarkan dengan kekuasaan, kesusahan dan kesenangan.
penuh gairah terhadap nasehat-nasehat Lord Karena kesenangan dan kesusahan itu kita
Mansfield pada Desember 1763 (Cayne 1981, memiliki gagasan-gagasan, semua pendapat
485). dan semua ketentuan dalam hidup kita yang
Pada tahun 1788, Bentham bekerja dipengaruhinya. Siapa yang berniat untuk
keras untuk menemukan prinsip-prinsip membebaskan diri dari kekuasaan ini, tidak
legislasi. Sebuah karya besar yang mengetahui apa yang akan ia katakan.
membuatnya dikenal selama bertahun-tahun Tujuannya hanyalah mencari kesenangan dan
kemudian adalah An Introduction to the menghindari kesusahan. Memberikan
Principles of Morals and Legislation, yang kebahagiaan dan kesusahan. Manusia selalu
diterbitkan pada tahun 1789. Dalam buku ini, memperbanyak kebahagiaan dan mengurangi
Bentham mendefinisikan prinsip Utilitas. kesusahan. Dalam konteks ini, tidak adanya
Ketenaran karya ini menyebar secara luas dan ruang untuk mendikotomikan kedua variabel
cepat. Bentham mendapatkan Bentham tersebut. Baginya, kebaikan adalah
kewarganegaraan Prancis pada tahun 1792, kebahagiaan, dan kejahatan adalah kesusahan.
dan saran-sarannya diterima dengan penuh Ada keterkaitan yang erat antara kebaikan dan
hormat oleh Negara-negara Eropa dan kejahatan dengan kebahagiaan dan kesusahan.
Amerika. Tugas hukum adalah memelihara kebaikan
Banyak tokoh dunia yang rajin dan mencegah kejahatan. Tegasnya,
berkoresponden dengannya; salah satu dari memelihara kegunaan (Aburaera and Muhadar
mereka adalah Muhammed Ali. Pada tahun 2013, 111–12).
1817, ia menjadi anggota majelis pada
Lincoln’s Inn. Bentham berambisi untuk Pandangan Bentham sebenarnya
menyiapkan buku undang-undang baik untuk beranjak dari perhatiannya yang besar
konsumsi dalam negeri maupun luar negeri. terhadap individu. Ia menginginkan agar
Kodifikasi hukum merupakan fokus utama hukum pertama-tama dapat memberikan
aktivitasnya, namun ia tampaknya jaminan kebahagiaan kepada individu-
meremehkan kesulitan-kesulitan intrinsik individu, bukan langsung ke masyarakat

Ijtihad: Jurnal Hukum Islam dan Pranata Sosial Vol. 34 No. 1 Juni 2018 (27-34) | 29
Zainal B. Septiansyah & Muhammad Ghalib

secara keseluruhan. Walaupun demikian, (untuk memberikan perlindungan), to attain


Bentham tidak menyangkal bahwa di samping equality (untuk mencapai persamaan).
kepentingan individu, kepentingan Menurut Bentham, para pembuat
masyarakat pun perlu diperhatikan. Agar tidak undang-undang dalam menyusun undang-
terjadi bentrokan, kepentingan individu dalam undang, harus melibatkan penemuan sarana-
mengejar kebahagiaan sebesar-besarnya itu sarana untuk mewujudkan kebaikan. Sang
perlu dibatasi. Jika tidak, akan terjadi apa yang legislator harus mempertimbangkan fakta
disebut homo homini lupus (manusia menjadi bahwa, tindakan-tindakan yang ingin ia cegah
serigala bagi manusia yang lain) (Salman 2010, adalah keburukan atau kejahatan.
118). Suatu undang-undang barulah dapat
Gambar 3. Utilitarianisme Klasik Bentham diterima sebagai hukum, jika undang-undang
itu bertujuan untuk mencapai tujuan:
kelimpahan, perlindungan terhadap status dan
kepemilikan, serta untuk meminimalisasi
ketidakadilan (Ali 2009, 1:76–78).
Ada dua kekurangan pemikiran Bentham
yang dicatat oleh Friedmann. Pertama,
rasionalisme Bentham yang abstrak dan
Sumber: (Ali 2009, 1:77) doktriner mencegahnya melihat individu
sebagai keseluruhan yang kompleks. Ini
Untuk menyeimbangkan antar
menyebabkan terlalu melebih-lebihkan
kepentingan individu dan masyarakat,
kekuasaan pembuat undang-undang dan
Bentham menyarankan agar ada simpati dari
meremehkan perlunya individualisasi
tiap-tiap individu. Walaupun demikian, titik
kebijakan dan keluwesan dalam penerapan
berat perhatian harus tetap pada individu itu,
hukum. Ia juga terlalu yakin dengan
karena apabila setiap individu telah
kemungkinan kodifikasi ilmiah yang lengkap
memperoleh kebahagiaannya, dengan
melalui prinsip-prinsip yang rasional,
sendirinya kebahagiaan (kesejahteraan)
sehingga dia tidak lagi menghiraukan
masyarakat akan dapat diwujudkan secara
perbedaan-perbedaan nasional dan historis.
simultan (Aburaera and Muhadar 2013, 112).
Padahal, pengalaman terhadap kodifikasi di
Pemidanaan, menurut Bentham, harus
berbagai negara menunjukkan, bahwa
bersifat spesifik untuk tiap kejahatan, dan
penafsiran yang elastis dan bebas dari hakim
berapa kerasnya pidana itu tidak boleh
senantiasa dibutuhkan. Kelemahan kedua
melebihi jumlah yang dibutuhkan untuk
adalah kegagalan Bentham untuk menjelaskan
mencegah dilakukannya penyerangan-
konsepsinya sendiri mengenai keseimbangan
penyerangan tertentu. Pemidanaan hanya bisa
antara kepentingan individu dan masyarakat
diterima apabila ia memberikan harapan bagi
(Aburaera and Muhadar 2013, 113).
tercegahnya kejahatan yang lebih besar, ajaran
seperti ini didasarkan atas hedonistic
Jhon Stuart Mill (1806-1873)
utilitarianism (Salman 2010, 119).
Utilitarianisme diperhalus dan
Bagi Bentham, tujuan perundang-
diperkokoh lebih lanjut oleh filsuf Inggris
undangan adalah untuk menghasilkan
terkemuka, John Stuart Mill (1806-1873). Mill
kebahagiaan bagi masyarakat. Untuk itu
merupakan anak dari James Mill, seorang filsuf
perundang-undangan harus berusaha untuk
dan ekonom Inggris kenamaan. Ia dilahirkan
mencapai empat tujuan, yaitu to provide
pada tahun 1806 di London. James memiliki
subsistence (untuk memberi nafkah hidup), to
ambisi yang besar untuk mengembangkan
provide abundance (untuk memberikan
bakat dan intelektual anaknya sebanyak dan
makanan yang berlimpah), to provide security
secepat mungkin. John Stuart, anaknya,

30 | Ijtihad: Jurnal Hukum Islam dan Pranata Sosial Vol. 34 No. 1 Juni 2018 (27-34)
Konsepsi Utilitarianisme dalam Filsafat Hukum dan Implementasinya di Indonesia

merespon kepedulian ayahnya yang besar pada tahun 1859. Dua tahun sebelumnya,
terhadap pendidikannya sehingga menjadikan pemerintahan Inggris diserang oleh suatu
dirinya sudah mendapatkan pelajaran bahasa pemberontakan di India Utara yang dikenal
Yunani pada usia 3 tahun. Pada umur 12 dengan ‘Sepoy Mutini’. Dalam pemberontakan
tahun, Mill sudah cukup akrab dengan sastra ini, ratusan pegawai Inggris di India serta anak
Yunani dan Latin Kuno serta sejarah dan dan isterinya dibunuh oleh tentara infanteri
matematika. Bahkan pada umur 13 tahun, ia India yang tergabung dalam angkatan
sudah familiar dengan tulisan para ekonom bersenjata Inggris-India.
terkemuka Inggris seperti Adam Smith dan Pemberontakan ini merupakan akibat
David Ricardo. dari perseteruan panjang dan
Gambar 4. John Stuart Mill kesalahpahaman antara 2 kelompok kultural
yang berbeda, setelah 100 tahun dominasi dan
eksploitasi Inggris di India. Setelah
pemberontakan tersebut, India diambil alih
oleh Kerajaan Inggris dan ditetapkan sebagai
bagian dari kerajaan.
Mill merasa ngeri dengan
pemberontakan tersebut dan juga dengan
pengambil-alihan oleh Kerajaan Inggris
sehingga dia mengajukan pension dini dan
enggan turut serta dalam pemerintahan baru
ini. Tampaknya, tujuan utama Mill kemudian
adalah melanjutkan ide utilitarianisme dalam
rangka memaksimalkan kebahagiaan bagi
sebanyak mungkin orang dan meminimalisir
penderitaan dan kesakitan secara global.
Karena itu, jika Mill condong kepada cara
hidup Orang Inggris, suatu cara hidup, yang
menurutnya, paling baik di muka Planet Bumi
ini yang selalu menawarkan akses menuju
pendidikan yang baik bagi orang yang hidup.
Sumber: https://thegreatthinkers.org/mill/ Gambar 5. Utilitarianisme Mill
Selanjutnya, ia turut serta dalam
”Lingkaran Utilitarianis” yang terbentuk di
sekitar Jeremy Bentham yang bersahabat
dengan ayahnya, James, dan yang tulisan-
tulisannya kemudian disuntingnya. Sejak
tahun 1823, Mill bekerja sebagai pegawai di
Indian House Company. Mill bukan sekedar Sumber: (Ali 2009, 1:79)
seorang professor di bidang filsafat, namun ia Jhon Stuart Mill menyatakan bahwa
juga seorang peneliti utama (Chief Examiner) action are right in proportion as they tend to
di East India Company, yang mengatur promote man’s happiness, and wrong as they
administrasi wilayah jajahan India (ayahnya, tend to promote the reverse of happiness
James Mill pernah bekerja pada perusahaan (tindakan itu hendaknya ditujukan terhadap
tersebut dan menjadi penulis suatu karya yang pencapaian kebahagiaan, dan adalah keliru
panjang lebar mengulas sejarah India). Ada jika ia menghasilkan sesuatu yang merupakan
yang menuduh Mill sebagai imperialis, karena kebalikan dari kebahagiaan) (Ali 2009, 1:78).
ia mempublikasikan karyanya ‘On Liberty’

Ijtihad: Jurnal Hukum Islam dan Pranata Sosial Vol. 34 No. 1 Juni 2018 (27-34) | 31
Zainal B. Septiansyah & Muhammad Ghalib

Pemikiran Mill banyak di pengaruhi oleh Sebaliknya, orang-orang yang baik tidak
pertimbangan psikologis, yang pada awalnya menyesalkan perbuatan tidak baik terhadap
dikembangkan oleh ayahnya sendiri, James diri sendiri, walaupun menimbulkan rasa
Mill. Ia menyatakan bahwa tujuan manusia sakit, kecuali kalau masyarakat bermaksud
adalah kebahagiaan. Manusia berusaha menindasnya. Apa yang digambarkan tersebut
memperoleh kebahagiaan itu melalui hal-hal merupakan ungkapan dari rasa adil. Ia
yang membangkitkan nafsunya. Jadi, yang berpendapat bahwa perilaku kita akan
ingin dicapai oleh manusia itu bukanlah benda sedemikian rupa, sehingga semua makhluk
atau sesuatu hal tertentu, melainkan berakal dapat menyesuaikan keuntungan
kebahagiaan yang dapat ditimbulkannya. dengan kepentingan bersama. Nafsu binatang
Bagi Mill, psikologi itu justru merupakan untuk menolak atau membalas perbuatan
ilmu yang paling fundamental. Psikologi jahat yang melukai atau yang merugikan diri
mempelajari pengindraan-pengindraan terjadi sendiri bertambah, dan dengan demikian
menurut asosiasi. Psikologi harus memperbaiki akhlak. Penonjolan diri dan
memperlihatkan bagaimana asosiasi kesadaran atas kebaikan bersama bergabung
pengindraan satu dengan pengindraan lain dengan rasa adil (Ali 2009, 1:114–15).
diadakan menurut hukum-hukum tetap. Itulah
sebabnya psikologi merupakan dasar bagi Rudolf von Jhering (1818-1892)
semua ilmu lain, termasuk juga logika. Ajaran Bentham dikenal sebagai
Menurut Friedmann, peran Mill dalam utilitarianisme individual, sedangkan
ilmu hukum terletak dalam penyelidikannya rekannya Rudolf von Jhering (dalam beberapa
mengenai hubungan keadilan, kegunaan, buku ditulis Lehering) mengembangkan ajaran
kepentingan individu, dan kepentingan umum. yang bersifat sosial. Teori von Jhering
Mill menolak pandangan Bentham yang merupakan gabungan antara teori Bentham,
berasumsi bahwa antar-kepentingan individu Stuart Mill, dan positivisme Hukum dari Jhon
dan kepentingan umum tidak ada Austin.
pertentangan. Mill juga menolak cara pandang Mula-mula von Jhering menganut
Immanuel Kant yang mengajarkan agar mazhab sejarah yang dipelopori von Savigny
individu harus bersimpati kepada kepentingan dan Punchta, tetapi lama-kelamaan ia
umum. Karena menurut Mill, tidaklah dapat melepaskan diri, bahkan menentang
dimengerti, mengapa individu harus pandangan von Savigny tentang hukum
mengekang usaha-usahanya untuk Romawi. Perlu diketahui bahwa pemikiran
kebahagiaan, demi kepentingan anggota- yang gemilang dari Jhering memang timbul
anggota lain dari masyarakat? setelah dia melakukan studi yang mendalam
Dalam menjawab semua itu, Mill lalu tentang hukum Romawi. Huijbers
menganalisis hubungan antara kegunaan dan memasukkan Jhering sebagai salah satu tokoh
keadilan. Pada hakikatnya, perasaan individu penting Positivisme Hukum.
akan keadilan akan membuat individu itu Menurut von Savigny, seluruh hukum
menyesal dan ingin membalas dendam kepada Romawi merupakan pernyataan jiwa bangsa
tiap yang tidak menyenangkannya. Rasa sesal Romawi, dan karenanya merupakan hukum
dan keinginan demikian dapat diperbaiki nasional. Hal ini dibantah oleh von Jhering.
dengan perasaan sosialnya (di sini tampak Seperti dalam hidup sebagai perkembangan
bahwa Mill menelaah masalah ini dengan biologis, senantiasa terdapat asimilasi dari
kacamata psikologi). Seperti dikutip oleh unsur-unsur yang mempengaruhinya,
Friedman, Mill menyatakan bahwa orang- demikian pula halnya dalam bidang
orang yang baik menyesalkan tindakannya kebudayaan karena pergaulan intensif
yang tidak baik terhadap masyarakat, antarbangsa terdapat asimilasi pandangan-
walaupun tidak mengenai dirinya sendiri. pandangan dan kebiasaan-kebiasaan. Hukum

32 | Ijtihad: Jurnal Hukum Islam dan Pranata Sosial Vol. 34 No. 1 Juni 2018 (27-34)
Konsepsi Utilitarianisme dalam Filsafat Hukum dan Implementasinya di Indonesia

Romawi dalam perkembangannya berfungsi Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009


sebagai ilustrasi kebenaran tersebut. Sudah tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
barang tentu lapisan tertua hukum Romawi memberikan kemanfaatan kepada pengendara
bersifat nasional, tetapi pada tingkat-tingkat di jalan raya. Berdasarkan penelitian Erwin
perkembangannya berfungsi sebagai ilustrasi Kristanto dalam jurnal Biomedik menjelaskan
bersifat nasional, tetapi pada tingkat-tingkat bahwa bagian vital yang paling sering terluka
perkembangan yang lebih lanjut hukum itu yang dapat menyebabkan kematian dalam
makin mendapat ciri-ciri universal. Inilah jalan kecelakaan sepeda motor adalah bagian
biasa dalam perkembangan suatu sistem kepala. (Kristanto, Mallo dan Yudhistria 2009)
hukum; ciri-ciri hukuman makin Dalam penelitian diatas menjelaskan
diasimilasikan dalam hukum nasional, bahwa bagian anggota tubuh yang paling
sehingga hukum yang pada mulanya nasional sering mengalami luka ketika tejadi
makin menjadi hukum-hukum universal. kecelakaan adalah bagian kepala. Maka
Dengan mengetengahkan gagasan ini, von kewajiban memakai helm SNI bermanfaat bagi
Jhering mendukung pandangan von Savigny pengendara sepeda motor untuk melindungi
bahwa hukum romawi dapat digunakan kepalanya dari kemungkinan benturan yang
sebagai hukum nasional Jerman tetapi menyebabkan adanya luka pada bagian kepala.
alasannya berlainan. Hukum Romawi dapat Dalam hal ini tujuan dibentuknya undang-
menjadi dasar hukum Jerman bukan karena undang berdasarkan teori utilitarianisme yang
hukum Romawi dalam perkembangannya berorientasi kepada kebahagiaan atau
sudah berhadapan dengan banyak aturan kemanfaatan individu telah tercapai dan
hidup lain sehingga hukum itu lebih bersifat terimplementasi didalam undang-undang
universal daripada nasional. penggunaan helm SNI sebagai helm wajib bagi
pengendara motor di Indonesia.
Pertimbangan ini diperkuat oleh von
Jhering mengenai timbulnya hukum. Menurut SIMPULAN
von Savigny, hukum timbul dari jiwa bangsa
Utilitarianisme sebagai sebuah aliran
secara spontan, tetapi menurut von Jhering hal
hukum dalam filsafat telah melahirkan
ini tidak dapat dibenarkan. Bagi Jhering,
berbagai macam peraturan yang ada di dunia.
tujuan hukum ialah melindungi kepentingan-
Semua itu tak terlepas dari tujuan utama
kepentingan. Dalam mendefinisikan
aliran ini. Setiap peraturan yang dibuat harus
kepentingan-kepentingan ia mengikuti
mengedepankan kebahagiaan individu yang
Bentham, dengan melukiskannya sebagai
merupakan objek hukum. Aliran ini dicetuskan
pengejaran kesenangan dan menghindari
pertama kali Jeremy Bentham pada abad ke-18
penderitaan, tetapi kepentingan individu
Masehi. Secara konsepsi aliran ini termasuk
dijadikan bagian dari tujuan sosial dengan
bagian dalam hukum positif. Aliran ini terus
menghubungkan tujuan pribadi seorang
berkembang hingga ke Indonesia. Melahirkan
dengan kepentingan-kepentingan orang lain
peraturan salah satunya penggunaan helm SNI
(Aburaera and Muhadar 2013, 116–17).
sebagai helm wajib bagi pengendara sepeda
motor di Indonesia. Secara aplikatif di
Implementasi Aliran Ultilitarianisme di
lapangan peraturan ini memberikan efek
Indonesia
aman dan kebahagiaan kepada individu
Dalam konteks penelitian hukum,
pengendara motor itu sendiri.
penelitian tentang pemakaian helm SNI bagi
pengendara sepeda motor dapat dianalisis
dengan teori utlitarianisme. Masalah yang
mendasar apakah kewajiban memakai helm
SNI bagi pengendara sepeda motor dalam

Ijtihad: Jurnal Hukum Islam dan Pranata Sosial Vol. 34 No. 1 Juni 2018 (27-34) | 33
Zainal B. Septiansyah & Muhammad Ghalib

BIBLIOGRAFI Darmodiharjo, Darji. 1995. Pokok-Pokok Filsafat


Hukum: Apa Dan Bagaimana Filsafat
Aburaera, Sukarno, and Maskun Muhadar. 2013. Hukum Indonesia. Gramedia Pustaka
Filsafat Hukum (Teori Dan Praktik). Utama.
Jakarta: Kencana. Encyclopaedia Britannica. 1965. “Jeremy
Ali, Achmad. 2009. Menguak Teori Hukum (Legal Bentham: A New Survey Of Universal
Theory) Dan Teori Peradilan Knowledge.” In Encyclopaedia
(Judicialprudence) Termasuk Interpretasi Britannica, 3:720.
Undang-Undang (Legisprudence). Vol. 1. Salman, Otje. 2010. Filsafat Hukum:
Jakarta: Kencana. Perkembangan Dan Dinamika Masalah.
Cayne, Bernard S. 1981. “Jeremy Bentham.” In Bandung: Aditama.
The Encyclopedia Americana. Grolier,
Inc.

34 | Ijtihad: Jurnal Hukum Islam dan Pranata Sosial Vol. 34 No. 1 Juni 2018 (27-34)

Anda mungkin juga menyukai