OLEH :
2120123008
MANDIRI A
FAKULTAS HUKUM
PROGRAM MAGISTER KENOTARIATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2021
A. Sejarah Teori Hukum
Teori hukum memiliki tujuan untuk menjelaskan kejadian-kejadian
dalam bidang hukum dan mencoba untuk memberikan penilaian. Teori
tentang hukum dipelajari sejak zaman dahulu oleh para ahli hukum Yunani
maupun Romawi, yakni dengan membuat berbagai pemikiran tentang
hukum sampai kepada akar-akar filsafatnya. Sejarah teori hukum ini pada
hakikatnya merupakan sejarah tentang perkembangan peradaban manusia
mengatur kehidupannya.
Zaman Romawi
Keadilan sebagai substansi utama pemikiran hukum kemudian
berlanjut pada zaman Romawi. Pada zaman ini antara lain tercatat nama
Cicero (106-43 SM). Kerajaan Romawi runtuh pada abad ke-5 sesudah
masehi.
Abad ke-18
Pendapat ahli:
1. AUGUSTE COMTE
Ia memandang hukum itu tampak dalam tiga perkembangan yang
dilalui oleh semua masyarakat yaitu Tahap teleologis dimana manusia
percaya pada kekuatan Illahi di belakang gejala- gejala alam, Tahap
Metafisis yaitu tahap dimulainya kritik terhadap segala pikiran, dan
Tahap Positif yaitu tahap dimanaa gejala gejala tidak diterangkan
melalui gejala lain yang mendapati hukum hukum di antara mereka.
2. John Austin
Ia berpendapat bahwa Sumber hukum lain adalah sumber hukum
yang lebih rendah (subordinate source). Sumber hukum lain bukan
sumber hukum., Hukum identik dengan kekuasaan negara, Hukum
hanyalah hukum tertulis dan tidak memperhatikan fenomena dalam
masyarakat (Living Law).
3. Hans Kelsen
Ia berpandapat bahwa ilmu hukum itu adalah ilmu hukum murni,
bebas dari pengaruh lain di luar hukum seperti politik, sosial, ekonomi,
sejarah. Teorinya yang terkenal “ teori Stufenbau “, yaitu dalil yang
menganggap bahwa semua hukum itu bersumber pada satu titik
induk.artinya semua peraturan hukum diturunkan dari norma dasar
(grundnorm).
2. Pucha :
“ hukum itu tumbuh bersama-sama dengan pertumbuhan
masyarakat, dan menjadi kuat bersama-sama dengan kekuatan
dari rakyat yang pada akhirnya ia mati apabila bangsa itu
kehilangan bangsanya”.
6. ALIRAN REALIS yaitu hukum itu apa yang dibuat oleh hakim
melalui putusannya, dan hakim lebih layak disebut membuat hukum
daripada menemukan. Aliran ini di pelopori oleh Jerome , dan Oliver
Wandell Holmes