Apabila kita melihat hukum sebagai perwujudan dari nilai nilai tertentu,
pilihan tersebut akan membawa kita kepada metode yang bersifat idealis.
Metode ini akan berusaha untuk menguji hukum yang mau mewujudkan nilai-
nilai tertentu. Di sisi lain, apabila kita memilih untuk melihat hukum sebagai
suatu sistem peraturan peraturan yang abstra, perhatian kita akan terpusat
pada hukum sebagai lembaga yang benar-benar otonom, yaitu yang bisa kita
bicarakan sebagai subjek tersendiri. Hal ini akan membawa kita kepada
metode normatif sesuai dengan cara pembahasannya yang bersifat analitis.
Sedangkan apabila kita memahami hukum sebagai alat untuk mengatur
masyarakat, metode yang digunakan bersifat sosiologis.
Hal ini sangat berbeda dengan pemahaman hukum dari kedua
pendekatan yang pertama pendekatan terakhir ini mengaitkan hukum kepada
usaha untuk mencapai tujuan-tujuan serta memenuhi kebutuhan kongkrit
dalam masyarakat oleh karena itu, metode itu memusatkan perhatiannya
kepada pengamatan mengenai efektivitas hukum. Ketiga metode tersebut
mendapatkan ruang gerak yang cukup kritis dalam pengkajian hukum dewasa
ini titik sebagai langkah awal penulis akan mengajak pembaca untuk
menjelajahi masing-masing metode tersebut.
DOGMATIKA HUKUM
Perspektif Internal
FILSAFAT HUKUM
Tujuan Teoritikal
Pespektif Internal
Pembahasan filsafat hukum mencakup dua hal, yakni apa landasan dari
kekuatan mengikat dari hukum itu? dan berdasarkan apa kita menilai keadilan
(richtigheid; rechtsvaardigheid) dalam hukum.
Beberapa Aliran dalam kajian ini, adalah sebagai berikut.
1. Hukum Kodrat
Merupakan aliran terpenting dalam filsafat hukum sejak permulaan. Pada
zaman Yunani, hukum kodrat ini diterangkan oleh Aristoteles. Hukum ini
merupakan pelaksanaan dari hukum alam oleh manusia, atas dasar persyaratan
khusus yang diperlukan oleh keadaan dunia.
3. Marxisme
Menurut Marx, dialektika tidak berlangsung dalam alam pikiran (yang
dalam kenyatan dibuat menjadi dapat dimengerti), akan tetapi berlangsung
dalam kenyataan itu sendiri. Pada analisis Marx tentang kenyataan menunjukkan
bahwa karya manusia memainkan peranan penting yang sentral. Karya manusia
berada dalam suatu hubungan praktikal terhadap alam, yang dialamnya alam
diubah bentuknya dan dibuat berguna untuk memenuhi kebutuhan hidup
manusia. Jadi, dalam pemikiran Marx, produksi dan pemenuhan kebutuhan
merupakan kategori-kategori sentral. Pada diri Marx tidak terdapat pemikiran
hukum dan negara sebagai bentuk perwujudan dari kebebasan, akan tetapi
terdapat pemikiran bahwa hukum adalah sebagai alat penindas warga negara.
4. Reine Rechtslehre
Hukum dalam pandangan Hans Kelsen, telah direduksi pada sifatnya
yang normatif. Dari perspektif ini, hukum harus dipandang sebagai suatu kaidah
yang tersusun secara Hierakhikal, yang berlandaskan pada suatu grundnorm. Ini
harus dipandang sebagai suatu sudut pandang, Hipotetikal. Jika kita hendak
memaparkan (mengerti, memahami) hukum menurut Hans Kelsen, kita harus
memandangnya sebagai suatu Stufenbau.
3. Kajian Empiris