Anda di halaman 1dari 6

HKUM4210

NASKAH UAS-THE
UJIAN AKHIR SEMESTER-TAKE HOME EXAM (THE)
UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2021/22.1 (2021.2)

Hukum Lingkungan
HKUM4210

No. Soal Skor


1 Berbagai kasus pencemaran seperti kasus Minamata dan massivnya penggunaan pestisida di 30
Amerika Serikat pada era tahun 1960-an, menjadi pemicu tumbuhnya keprihatinan terhadap
pola pembangunan yang mencemari lingkungan. Sehingga mendorong Perserikatan Bangsa2
mengambil prakarsa menyelenggarakan United Nations Conference on Human Environment di
Stockholm, Swedia di bulan Juni 1972. Keputusan penting konferensi ini adalah membentuk
United Nations Environment Program ( UNEP) berkedudukan di Nairobi, Kenya. Selama 10
tahun UNEP bekerja memperkenalkan masalah-masalah lingkungan di dunia. Namun
bagaimana menanggulangi permasalahan lingkungan belum ditemukan jawabannya. Sehingga
dirasa perlu membentuk World Commission on Environment and Development (WCED) atau
yang dikenal kemudian dengan “Brundtland Commission”, sebuah komisi terdiri dari 12 peserta
wakil-wakil negara dipimpin oleh Perdana Menteri Norwegia, Gro Harlen Brundtland dan
menerbitkan laporan Our Common Future (1987). Inti gagasan dalam laporan ini adalah
mengusulkan perubahan pola pembangunan menjadi Sustainable Development, yakni
“development that meets the needs of the present without compromising the ability of future
generations to meet their own needs” (WCED, “1987). Sidang Umum Perserikatan Bangsa-
Bangsa menerima laporan ini untuk dijabarkan lebih lanjut dalam program kerja untuk dibahas
dalam Pertemuan Puncak PBB (UN Summit on Environment and Development” yang
direncanakan berlangsung pada Hari Lingkungan 5 Juni 1992 di Rio de Janeiro, Brazil. Komite
inilah melaksanakan rangkaian pertemuan di tahun-tahun 1988-1992 menyiapkan program
kerja berjudul “Agenda 21 yang bertujuan harmonisasi berbagai kebijakan dan rencana di
bidang ekonomi, sosial dan lingkungan yang berlaku di negara-negara untuk menjamin
pembangunan ekonomi yang secara sosial bertanggung-jawab sambil melindungi basis
sumber daya alam dan lingkungan bagi kemaslahatan generasi-generasi masa depan. UN
summit ini menyepakati (1) Rio Declaration on Environment and Development mencakup 27
prinsip pembangunan; (2) program kerja Agenda 21 mencakup 120 program aksi dengan biaya
US$ 600 miliar setahun; (2) Konvensi tentang Perubahan Iklim; (3) Konvensi tentang
Keanekaragaman Hayati; dan (4) Kesepakatan tentang pengelolaan hutan tropis secara
berkelanjutan.

SUMBER: https://madaniberkelanjutan.id/2020/07/21/pembangunan-berkelanjutan

a. Berikan analisa Anda terkait bacaan di atas aspek apa saja yang harus diintegrasikan
dalam pelaksanaan pembangunan berkelanjutan!
b. Konsep pembangunan berkelanjutan merupakan konsep yang universal sehingga menjadi
agenda bersama meskipun action antarnegara berbeda. Bagaimana pendapat Anda
dikaitkan dengan bacaan di atas syarat-syarat apa saja yang harus dipenuhi dalam
mewujudkan pembangunan berkelanjutan?

1 dari 3
HKUM4210

2 JAKARTA, KOMPAS.com - Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) soal reklamasi pantai 20
utara Jakarta mesti segera dirampungkan oleh Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(BPLHD) Provinsi DKI Jakarta. Hal ini diperlukan untuk memberi kepastian terhadap nasib
proyek yang sudah tertunda lebih dari 9 bulan tersebut. Apalagi sejumlah pakar lingkungan
menilai proyek reklamasi di Teluk Jakarta justru akan memperbaiki ekosistem wilayah tersebut
yang kini sudah sangat rusak. "Yang diperlukan sekarang tinggal edukasi kepada pihak yang
masih belum memahami," kata Pakar dari Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri Institut
Teknologi Bandung, Hernawan Mahfudz di Jakarta, Rabu (18/1/2017). Sedangkan Pakar
Geoteknik Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Herman Wahyudi, dalam
sejumlah kesempatan menegaskan reklamasi tidak masalah. Berbagai kekhawatiran tentang
dampak yang akan muncul dapat diselesaikan secara teknis. Ia mencontohkan untuk
menanggulangi agar pasir reklamasi tidak tergerus dan mengurangi pencemaran bisa
dipasang tanggul dari karung pasir (sand bag). Adapun untuk menahan butiran halus yang
mengambang di permukaan air laut agar tidak menyebar dapat dipakai barikade pasir.
Teknikteknik seperti itu sudah lazim digunakan saat penanganan tumpahan minyak di laut.
"Pengembangan kawasan di Teluk Jakarta yang berbentuk pulau-pulau yang terpisah dengan
daratan sudah tepat karena dapat menghindarkan laut dari proses sedimentasi," kata Herman
ketika dihubungi wartawan, Rabu (18/1/2017). Akhir Oktober 2016, Bappenas telah
menyampaikan hasil kajiannya kepada Jokowi. Hasilnya dokumen KLHS dinilai penting untuk
keberlanjutan reklamasi di pantai utara Jakarta. Para pakar pun menyebut bahwa dokumen itu
amat penting untuk kelanjutan reklamasi.

SUMBER:
https://megapolitan.kompas.com/read/2017/01/18/20092141/kajian.lingkungan.hidup.soal.rekla
masi.teluk.jakarta.diminta.segera.dituntaskan?page=all

a. Berdasarakan artikel di atas, menurut analisa saudara apa yang dimaksud dengan RPPLH
dan KLHS? Dan menurut pendapat Anda antara RPPLH dan KLHS mana yang terlebih
dahulu harus ada dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia?
b. Berikan Analisa saudara, apakah kaitan KLHS dengan prinsip pembangunan berkelanjutan
dan kaitan KLHS dengan AMDAL?

3 PURWAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Seksi Pidana Umum Kejaksaan Negeri Purwakarta, 20


Sucipto menyatakan, telah mengeksekusi putusan Mahkamah Agung (MA) tentang kasus
tindak pidana pencemaran lingkungan hidup pabrik tekstil Indobarat , Purwakarta. Perusahaan
tersebut telah diputuskan mencemari sungai Kalimati dan dijatuhi hukuman denda Rp 2 miliar
serta wajib membersihkan limbah pabrik di muara sungai tersebut. "Kemarin, pihak PT
Indobarat telah membayar denda sebesar Rp 2 miliar dan biaya perkara sebesar Rp 2.500. Ini
eksekusi dari putusan MA No: 574 K/Pid.Sus LH/2017, tertanggal 18 Juli 2017," jelas Sucipto
di kantornya, Selasa ( 23/12018). Ditambahkan Sucipto, putusan MA kedua yang harus
dilakukan oleh pihak perusahaan, yaitu mengembalikan kembali kondisi Rawa Kalimati di Desa
Cilangkap, Kecamatan Babakan Cikao, Kabupaten Purwakarta. Pada persidangan tingkat
pertama, perusahaan ini telah terbukti melakukan tindak pidana sebagaimana diatur dalam
Pasal 103 juncto Pasal 116 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup (PLH) juncto Pasal 64 KUHPidana.
"Langsung mengajukan banding ke Kejaksaan Tinggi tetapi ditolak dan tetap menyatakan
bersalah,". Senin kemarin, perusahaan tersebut telah datang ke Kejari untuk membayar denda
sebesar Rp 2 miliar, dan akan segera melakukan upaya reklamasi sungai tersebut. Diharapkan
dengan adanya kejadian ini, perusahaan-perusahaan serupa yang dekat dengan sungai atau
lingkungan umum dapat menjaga limbah pabriknya sesuai dengan aturan yang berlaku.

SUMBER: https://regional.kompas.com/read/2018/01/23/11291801/cemari -sungai-


pabriktekstil-indobarat-dihukum-denda-rp-2-miliar
HKUM4210

2 dari 3

a. Menurut pendapat Anda mengapa penegakan hukum lingkungan pada kasus di atas
instrumen hukum pidana sebagai premum remidium? Jelaskan pendapat Anda!
b. Jelaskan menurut pendapat Anda apakah pabrik tekstil Indobarat dapat dikenakan sanksi
pidana? Berikan analisis berdasarkan UU No 32 Tahun 2009!

4 Jakarta - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menyimpulkan pasca bergulirnya kebijakan 30


otonomi daerah, berdampak terhadap kerusakan lingkungan dan meningkatnya korupsi. Hal ini
disampaikan oleh Anggota IV BPK RI Ali Masykur Musa saat berkunjung ke redaksi
detikFinance, Rabu (22/1/2014)
Ali mengungkapkan, setidaknya ada 3 hal yang menjadi temuan BPK bahwa dampak otonomi
daerah semakin menyuburkan korupsi, dan kerusakan lingkungan di berbagai daerah di
Indonesia.
Pertama, mudahnya kepala daerah memberikan izin konsesi hutan untuk tambang dan
perkebunan. Sehingga terjadi laju deforestasi atau alih fungsi hutan mencapai 1,1 juta hektar
per tahun.
Kedua, jumlah penyalahgunaan laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) banyak
disalahgunakan antara lain untuk bidang kegiatan bantuan sosial (bansos) dan hibah.
Ketiga, adanya fakta bahwa hingga kini sudah 311 kepala daerah telah berurusan dengan
penegak hukum terkait korupsi dan lainnya. Angka ini sangat signifikan, karena jumlah kepala
daerah.

SUMBER: https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-2474997/bpk-otonomi-
daerahsumbang-kerusakan-lingkungan-dan-korupsi

a. Setelah membaca artikel di atas menurut analisa Anda di era otonomi daerah hal apa yang
menyebabkan kondisi lingkungan semakin memburuk?
b. Berikan pendapat Anda apa yang dimaksud kebenaran ekologis? Dan menurut Anda
apakah di era otonomi daerah ini pemerintah telah berbasis kebenaran ekologis dalam
penegakan hukum lingkungan?

Skor Total 100

Jawaban :

1. A. Pembangunan berkelanjutan melakukan pembangunan untuk memenuhi kebutuhan saat


ini tanpa mengorbankan kebutuhan untuk generasi di masa mendatang dengan
menitikberatkan pada daya dukung lingkungan, pencapaian keadilan sosial, berkelanjutan
ekonomi dan lingkungan. Hal ini dipicu dengan adanya peningkatan kegiatan secara besar-
besaran dalam aspek sosial dan ekonomi serta meningkatnya produksi, konsumsi dan gaya
hidup manusia. Peningkatan ini menyebabkan efek negatif terhadap kelestarian lingkungan
seperti pencemaran dan menurunnya jumlah sumber daya yang tidak dapat diperbarui secara
drastis. Oleh karena itu, pendekatan yang dilakukan dalam upaya meningkatkan kualitas
lingkungan perkotaan adalah pendekatan ekologi.
B. Konsep pembangunan berkelanjutan dirumuskan untuk mencegah atau mengurangi
dampak pemekaran kota yang tidak terstruktur (urban sprawl) sehingga kota menjadi tidak
efisien dan efektif dalam melayani kehidupan di dalamnya. Pembangunan berkelanjutan
memiliki tiga pilar utama yang saling berkesinambungan, diantaranya:
1. Pertumbuhan ekonomi, yakni menjaga pertumbuhan ekonomi yang stabil dengan
merestrukturisasi sistem produktif untuk menghemat sumber daya dan energi.
2. Keberlanjutan sosial, yakni menjamin keadilan sosial dalam distribusi kekayaan dan
pelayanan sosial.
HKUM4210
3. Keberlanjutan lingkungan, yakni dengan menjaga lingkungan tempat tinggal agar nyaman dan
aman melalui zero emission.
Keberhasilan dari pembangunan berkelanjutan tidak hanya di bergantung pada sektor
ekonomi melainkan perlu adanya campur tangan dari pemegang kekuasaan, dalam hal ini
pemerintah, guna mengimplementasinya pembangunan berkelanjutan sehingga tercapai
pemerataan kesejahteraan. Oleh karena itu, pembangunan berkelanjutan berorientasi pada
pengembangan Kota Hijau yang memiliki kualitas hidup baik dan kondisi lingkungan yang
kondusif.
2. A. Definisi RPPLH dalam Undang-Undang No. 32 tahun 2009 adalah perencanaan tertulis
yang memuat potensi, masalah lingkungan hidup, serta upaya perlindungan dan
pengelolaannya dalam kurun waktu tertentu.
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah kajian yang harus dilakukan pemerintah
daerah sebelum memberikan izin pengelolaan lahan maupun hutan.Pembuatan KLHS
ditujukan untuk memastikan penerapan prinsip pembangunan berkelanjutan dalam
pembangunan suatu wilayah, serta penyusunan kebijakan dan program pemerintah.yang
terlebih dahulku ada yaitu RPPLH karena alam mengejawantahkan kaidah aksi tujuan
pembangunan berkelanjutan maka pemerintah dan pemerintah daerah wajib hukumnya ketika
memanfaatkan SDA berdasarkan pada arahan dokumen RPPLH. 
B. bahwa KLHS berperan memperkuat AMDAL yang selanjutnya digunakan untuk merespon
kebutuhan analisis lingkungan yang lebih global dan mempertimbangkan efek kumulatif dalam
penyusunan Kebijakan, Rencana, dan/atau Program (KRP). Pada umumnya KLHS dilakukan
untuk penyusunan dan/atau peninjauan kembali Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan
Rencana Pembangunan (RPJM dan RPJP) Daerah. Sehingga KLHS dapat dikatakan
membantu mencapai perlindungan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan melalui
peringatan dini efek kumulatif KRP. Sedangkan dalam kerangka pelaksanaan pembangunan
berkelanjutan langkah dan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dilakukan
melalui pembuatan dokumen KLHS, sedangkan dalam pengambilan keputusan terhadap
rencana usaha dan atau kegiatan yang memanfaatkan SDA tersebut akan berdampak penting
pada lingkungan hidup atau tidak diperlukan penyusunan dokumen AMDAL.

3.A. Ultimum remedium merupakan salah satu asas yang terdapat di dalam hukum pidana
Indonesia yang mengatakan bahwa hukum pidana hendaklah dijadikan upaya terakhir dalam
HKUM4210
hal penegakan hukum. Sifat ini sudah menimbulkan kecenderungan untuk menghemat dalam
mengadakan sanksi pidana sebagai dasar atau fondasi untuk menegakkan suatu hukum

B. “Telah melakukan dumping limbah dan/atau bahan ke media lingkungan hidup tanpa izin
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009,
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang dilakukan secara terus menerus,
sebagaimana yang melanggar Pasal 104 Jo Pasal 116 ayat (1) huruf a Jo Pasal 119 Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2009, tentang Perlindungan dan Lingkungan Hidup Jo Pasal 64 ayat
(1) KUHP, dan menuntut agar Terdakwa PT Indo Bharat Rayon yang diwakili oleh Sibnath
Agarwalla dijatuhi hukuman sebesar Rp1.000.000.000,- dan perbaikan kerusakan akibat tindak
pidana dimana PT Indo Bharat Rayon harus melakukan perbaikan terhadap limbah B3 di
sekitar tindak pidana yang terjadi di Kalimati. Dalam pertimbangannya majelis hakim
berpendapat sebaliknya Terdakwa PT Indo Bharat Rayon telah memiliki dokumen tentang
pengelolaan limbah B3 tidak melakukan seperti apa yang ditentukan dalam surat-surat ijin
tersebut, juga sarana dan prasarana seperti TPS terbukti tidak mencukupi, demikian juga tidak
dapat dibuktikan bahwa Rawa Kalimati itu sebagai TPA yang berhak dalam ijin penimbunan
yang disimpan.
Karena sistem pengelolaan limbah B3 yang tidak memadai, khususnya tentang jumlah limbah
B3 yang dibawa oleh Transporter dan pemanfaatan limbah B3 yang dihasilkan oleh Terdakwa,
melainkan di bawah jumlah limbah B3 yang dihasilkan Terdakwa. Dan dalam pertimbangan
ada sebanyak ± 252.000 ton limbah B3 yang terangkut sejak kurun waktu 2005 menggunakan
bahan bakar batu bara yang menghasilkan limbah B3) hingga perkara ini tidak berlaku secara
hukum, dimana limbah B3 dapat digunakan dikelola dengan baik.
4. A. ada 3 hal yang menjadi temuan BPK bahwa dampak otonomi daerah semakin
menyuburkan korupsi, dan kerusakan lingkungan di berbagai daerah di Indonesia.
Pertama, mudahnya kepala daerah memberikan izin konsesi hutan untuk tambang dan
perkebunan. Sehingga terjadi laju deforestasi atau alih fungsi hutan mencapai 1,1 juta hektar
per tahun.
Kedua, jumlah penyalahgunaan laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) banyak
disalahgunakan antara lain untuk bidang kegiatan bantuan sosial (bansos) dan hibah.
Ketiga, adanya fakta bahwa hingga kini sudah 311 kepala daerah telah berurusan dengan
penegak hukum terkait korupsi dan lainnya. Angka ini sangat signifikan, karena jumlah kepala
daerah.

B. Ecological truth adalah kebenaran yang didasarkan pada sesuatu yang diyakini bahwa,


manusia adalah bagian dari proses ekologis. Tanpa alam, tanpa mahluk hidup lain, manusia
tidak akan dapat bertahan hidup. Kalau manusia melakukan kerusakan alam, niscaya akan
terjadi gangguan kehidupan dan akan berdampak pada ekonomi.
Penyelenggaraan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dalam pemerintahan
daerah yang menyangkal kebenaran ekologis (ecological truth) harus segera diakhiri. Tentu di
sini membutuhkan tindakan konkrit, salah satunya adalah membangun prinsip
penyelenggaraan pemerintahan dengan pendekatan holistik yang menempatkan
keseimbangan dalam hubungan seluruh ekosistem dalam setiap kebijakan yang diambil dan
menggeser kultur penyelenggaraan pengelolaan lingkungan yang berbasis kapitalisme yang
hanya mementingkan maksimalisasi laba.Kebenaran ekologi (ecology truth) sebagai realita
yang tak terbantahkan yang mana alam mempunyai eksistensi riil, objektif serta bekerja sesuai
dengan hukum-hukum yang berlaku tetap (qadar) bagi seluruh alam raya, yang dalam bahasa
agama sering pula disebut sebagai hukum Allah (sunnatullah). Kebenaran ekologi ini harus
menjadi dasar pertimbangan penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam era otonomi
daerah saat kini. Mengingat makin kritisnya kondisi lingkungan yang bisa mengancam
HKUM4210
kehidupan, maka sudah saatnya dilakukan pengintegrasian dimensi lingkungan hidup dalam
penyelenggaraan pengelolaan lingkungan.
Untuk mewujudkan kultur pemerintahan yang berkarakter holistik dalam pembangunan ,
diperlukan pelatihan bagi pemerintah daerah, yang memberikan materi pelajaran prinsip-
prinsip eco local governance yang berbasis pada prinsip hukum Islam dalam perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup, baik melalui pendidikan formal maupun non formal, baik
pendidikan dalam kerangka pra jabatan maupun pendidikan lanjutan sebelum menempati
posisi-posisi strategis dalam birokrasi pemerintah daerah, untuk memberi peningkatan
kepribadian yang arif dan bijak dalam menyikapi masalah perlindungan dan pengelolaan
lingkungan, demi tercapainya keadilan ekologi (ecological justice).

Anda mungkin juga menyukai