Anda di halaman 1dari 7

TINJAUAN HUKUM MENGENAI KONSEP PERDAGANGAN KARBON

DALAM PARIS AGREEMENT 2015 : PENGENDALIAN PERUBAHAN


IKLIM BERBASIS PASAR ATAU JUAL BELI IZIN MENGOTORI UDARA?
Nur Azizi .MJ
A. Pendahuluan

Persoalan lingkungan hidup bukanlah isu yang baru secara

internasional. Perlindungan terhadap lingkungan telah menjadi salah

satu perhatian negara-negara sejak adanya hukum internasional,

bersamaan dengan perkembangan hukum pada lingkup yang lain

seperti bidang pelayaran dan perikanan, meskipun sebelum abad ke-20

masih belum dijumpai bentuk hukum lingkungan internasional yang

secara khusus mengatur mengenai perlindungan terhadap kerusakan

lingkungan hidup manusia.1

Dalam bukunya International Law A Dictionary, Boleslaw A.

Boczek mendefinisikan hukum lingkungan internasional sebagai

cabang hukum internasional publik yang mengatur hak dan kewajiban

negara sehubungan dengan lingkungan alam, termasuk khususnya

lingkungan negara lain dan wilayah di luar batas yurisdiksi nasional,

dan termasuk lingkungan planet secara keseluruhan.2


1
Suparto Wijoyo, A’an Efendi. Hukum Lingkungan Internasional. Jakarta: Sinar
Grafika. 2017. hal.29.
2
Boleslaw A. Boczek. International Law A Dictionary. Lanham, Maryland: Scorecrow
Press Inc. 2005. hal.216.
Tahun 1970-an menjadi tonggak awal perkembangan hukum

lingkungan internasional dan bukti keseriusan negara-negara di dunia

dalam menangani dampak negatif dari kegiatan-kegiatan yang

mencemari lingkungan. Hal tersebut dipicu oleh perkembangan

industri dan perdagangan internasional yang berakibat pada terjadinya

kerusakan lingkungan (environmental damage), dan hal tersebut terus

berlanjut hingga melewati batas-batas negara baik regional maupun

global. Kegiatan di bidang industri yang tidak mungkin dihentikan

tersebut telah mempercepat laju perubahan iklim dan memicu

pemanasan global yang berakibat pada kerusakan dan pencemaran

lingkungan hidup manusia.3

Perubahan iklim dapat didefinisikan sebagai perubahan suhu dan

pola cuaca dalam jangka panjang. Perubahan ini pada dasarnya

merupakan proses yang terjadi secara alami, salah satunya akibat

variasi siklus matahari. Namun sejak tahun 1800-an, perubahan iklim

menjadi semakin melonjak cepat akibat aktivitas manusia, terutama

akibat pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak dan gas

bumi yang berasal dari kegiatan industri. Pembakaran bahan bakar

3
Sri Wartini. Penegakan Hukum Lingkungan Internasional ; Peran Konsumen Hijau
dan Ekolabel. Yogyakarta: UII Press. 2018. hal.1.
fosil menghasilkan emisi gas rumah kaca yang memiliki efek menjebak

panas matahari sehingga berakibat pada kenaikan suhu bumi.4

Konferensi Lingkungan Hidup Manusia yang diselenggarakan di

Stockholm, Swedia pada tahun 1972 merupakan langkah awal negara-

negara di dunia dalam upaya mitigasi isu kerusakan lingkungan hidup.

20 tahun setelahnya kembali diadakan konferensi di Rio de Janeiro,

Brazil yang menghasilkan Deklarasi Rio de Janeiro. Deklarasi Rio pada

intinya berisi kesepakatan internasional yang memuat 27 prinsip yang

pada dasarnya menegaskan kembali isi Deklarasi Stockholm. Selain

Deklarasi Rio de Janeiro, konferensi tersebut juga menghasilkan 4

dokumen pokok, diantaranya; Agenda 21 yang berisi rencana tindak

(Action Plan) untuk pengelolaan berbagai sektor lingkungan; Konvensi

Keanekaragaman Hayati; Kesepakatan tengtang prinsip-prinsip

pengelolaan hutan yang tidak mengikat; dan Konvensi Kerangka Kerja

Perubahan Iklim PBB (United Nations Framework Convention on

Climate Change/UNFCCC).5

UNFCCC sebagai konvensi yang berfokus pada isu perubahan

iklim memiliki tujuan utama untuk menstabilkan konsentrasi gas


4
United Nations. What is Climate Change?
https://www.un.org/en/climatechange/what-is-climate-change (diakses pada 21 Mei 2022)
5
Suparto Wijoyo, A’an Efendi. Op.Cit. hal.30-34.
rumah kaca di dunia sampai pada tingkat yang akan mencegah

gangguan antropogenik (akibat manusia) yang berbahaya terhadap

sistem iklim.6 Karena UNFCCC masih berbentuk kerangka kerja yang

harus dioperasionalkan, maka diperlukan perjanjian internasional

lainnya sebagai perjanjian yang dapat mengoperasionalkan UNFCCC.

Dengan demikian pada saat Konferensi Para Pihak (COP) UNFCCC pada

tahun 1992 di Kyoto, Jepang dibentuklah suatu protokol yang lebih

kuat dan dapat menjalankan mekanisme-mekanisme pengurangan

emisi seperti yang terdapat dalam UNFCCC.7

Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) dalam

laporannya yang dirilis bulan Februari 2022 menyatakan bahwa

pembangunan ketahanan iklim sudah sangat menantang pada tingkat

pemanasan seperti saat ini. Dan akan lebih sulit apabila suhu global

sudah melebihi 1,5°C (2,7°F). Di beberapa daerah bahkan sudah tidak

mungkin dilakukan pembangunan ketahanan iklim jika suhu global

melebihi 2°C (3.6°F). Laporan ini menunjukkan urgensi untuk sesegera

6
UNFCCC. What is the United Nations Framework Convention on Climate Change?
https://unfccc.int/process-and-meetings/the-convention/what-is-the-united-nations-
framework-convention-on-climate-change (diakses pada 21 Mei 2022).
7
Andreas Pramudianto. Hukum Perjanjian Lingkungan Internasional; Implementasi
Hukum Perjanjian Internasional Bidang Lingkungan Hidup di Indonesia. Malang: Setara Press.
2014. Hal.149-150.
mungkin melakukan upaya ketahanan iklim dengan fokus pada

kesetaraan dan keadilan. Maka dari itu diperlukan pendanaan yang

memadai, transfer teknologi, komitmen politik dan kemitraan yang

mengarah pada adaptasi perubahan iklim dan pengurangan emisi yang

lebih efektif.8

Konvensi perubahan iklim

Perdagangan karbon

Instrumen internasional perdagangan karbon dan

permasalahannya

B. Pembahasan

1. Perdagangan Karbon (Carbon Trading)

2. Instrumen Hukum Internasional mengenai Perdagangan Karbon

Berlandaskan pada kesadaran mengenai pentingnya upaya

mitigasi terhadap perubahan iklim dan pencegahan pemanasan

global, dan semakin terbuktinya fakta mengenai dampak perubahan


8
IPCC Sixth Assesment Report Press Release.
https://www.ipcc.ch/report/ar6/wg2/resources/press/press-release/ (diakses pada 22 Mei
2022).
iklim yang mengancam kehidupan manusia, maka pada tahap

internasional, kehadiran UNFCCC (United Nations Framework

Convention on Climate Change) telah mengawali dan membuka

peluang terwujudnya suatu tindakan bersama secara global melalui

upaya pengendalian emisi GRK yang bertujuan untuk menstabilkan

iklim secara global.9

3. Efektivitas Instrumen Hukum Internasional mengenai Perdagangan

Karbon dalam Menekan Laju Perubahan Iklim Global

C. Penutup

Kesimpulan

Saran

9
Deni Bram. Hukum Perubahan Iklim Perspektif Global dan Nasional. Malang :
Setara Press. 2016. hal.160
Referensi
Boczek, Boleslaw A. International Law A Dictionary. Lanham, Maryland:
Scorecrow Press Inc, 2005.

Bram, Deni. Hukum Perubahan Iklim Perspektif Global dan Nasional.


Malang: Setara Press, 2016.

Pramudianto, Anderas. Hukum Perjanjian Lingkungan Internasional;


Implementasi Hukum Perjanjian Internasional Bidang Lingkungan
Hidup di Indonesia. Malang: Setara Press, 2014.

Suparto Wijoyo, A'an Efendi. Hukum Lingkungan Internasional. Jakarta:


Sinar Grafika, 2017.

Wartini, Sri. Penegakan Hukum Lingkungan Internasional; Peran


Konsumen Hijau dan Ekolabel. Yogyakarta: UII Press, 2018.

Anda mungkin juga menyukai