Anda di halaman 1dari 13

Jumat, 3 maret 2022

Seminar Proposal
"PELANGGARAN PERBATASAN WILAYAH UDARA (STUDI KASUS
PERLINTASAN HELIKOPTER POLISI MALAYSIA ( AIR STATE CRAFT )
PADA WILAYAH SINGAPURA”

Ezra Oliver Rola


B10018265

Retno Kusniati, S.H.,M.Hum Budi Ardianto, S.H.,M.H


(Dosen Pembimbing I) (Dosen Pembimbing II)

Akbar Kurnia Putra, S.H.,M.H Ramlan, S.H.,M.H Donny Yusra Pebrianto, S.H.,M.H
(Ketua Penguji) (Penguji Utama) (Sekertaris Penguji)
Latar Belakang

Masalah udara jarang sekali mendapatkan perhatian dari


pemberitaan maupun masyarakat, padahal masalah udara
adalah masalah yang krusial dimana wilayah udara adalah
tembok utama bagi pertahanan suatu negara. Pengakuan dunia
internasional akan wilayah udara sebagai bagian dari kedaulatan
negara memberikan legitimasi yang kuat bagi Indonesia sebagai
suatu negara yang luas.
Latar
Belakang
Dua negara bertetangga Singapura dan Malaysia,
masih peka terhadap isu perbatasan, pada hari selasa
tanggal 5 oktober 2021 Helikopter Polisi Malaysia
dikabarkan melintasi perbatasan wilayah udara
Singapura secara tidak sah sehingga dalam Insiden
ini membuat Singapura mengerahkan jet tempur F-16
untuk mengusir helikopter tersebut untuk keluar dari
perbatasan wilayah udara nya.
Rumusan Masalah

Bagaimana pelaksanaan penerapan yang sebagaimana diatur dalam

1 pengaturan perbatasan wilayah udara antar negara terkait helikopter polisi


Malaysia (Air State Craft) yang melanggar perbatasan Negara Singapura
tersebut ?

2
Bagaimana upaya penyelesaian terkait Pelanggaran air state craft milik
Negara Malaysia yang memasuki kedaulatan wilayah Negara Singapura
ditinjau dalam konvensi Chicago 1944 ?
Tujuan dan Manfaat Penelitian
• Untuk mengetahui bentuk pelaksanaan
Tujuan penerapan dalam pengaturan perbatasan wilayah
udara antar negara terkait helikopter Malaysia
yang melewati perbatasan tanpa izin terbang
(flight clearance) dari Negara Singapura.

• Untuk memahami terkait upaya penyelesaian


Pelanggaran air state craft milik Negara Malaysia
yang memasuki kedaulatan wilayah negara lain
yang ditinjau dalam konvensi Chicago 1944.

Manfaat • Teoritis
• Praktis
Kerangka Konseptual

1. Pelanggaran Hukum udara


Pelanggaran wilayah udara adalah suatu
keadaan, di mana pesawat terbang suatu negara
sipil atau militer memasuki wilayah udara
negara lain secara tidak sah atau tanpa izin
sebelumnya dari negara yang dimasukinya.
Masalah yang ada dalam kedaulatan negara di
ruang udara adalah pelanggaran batas yang
sering dilakukan oleh pesawat militer atau
pesawat sipil dari negara lain
Kerangka Konseptual

2. Perbatasan Wilayah Udara


Wilayah udara meliputi daerah yang berada di
atas wilayah negara atau di atas wilayah darat dan
wilayah laut teritorial suatu negara. Di forum
internasional belum ada kesepakatan tentang
kedaulatan suatu negara atas wilayah udara. Dalam
pasal 1 Konvensi Paris 1919 yang telah diganti
dengan Konvensi Chicago 1944 dinyatakan, bahwa
setiap negara mempunyai kedaulatan utuh dan
eksklusif di wilayah udaranya.
Kerangka Konseptual

3. Helikopter Polisi (Air state craft)


 Pesawat Udara Negara adalah pesawat udara
yang digunakan oleh Tentara, Kepolisian,
kepabeanan, dan instansi pemerintah lainnya untuk
menjalankan fungsi dan kewenangan penegakan
hukum serta tugas lainnya sesuai dengan Peraturan
Perundang-undangan (PP).
Kerangka Konseptual

4. Malaysia
Malaysia adalah sebuah negara federal yang terdiri dari
tiga belas negeri (negara bagian) dan tiga wilayah federal di Asia Tenggara
dengan luas 330.803 km persegi. Ibu kotanya adalah Kuala Lumpur, dan
Putrajaya yang menjadi pusat pemerintahan federal nya.

5. Singapura
Republik Singapura adalah sebuah negara pulau di lepas ujung
selatan Semenanjung Malaya, 137 kilometer (85 mil) di utara
khatulistiwa di Asia Tenggara. Negara ini terpisah dari Malaysia oleh
Selat Johor di utara, dan dari Kepulauan Riau, Indonesia oleh
Selat Singapura di selatan.
Kerangka Teoritis

Teori Kedaulatan Negara Atas Ruang Udara


Konsep tentang kedaulatan adalah suatu hal yang berkaitan dengan
hubungan antara kekuasaan politik dan bentuk-bentuk otoritas lainnya.
konsep kedaulatan negara seringkali juga ditandai dengan cara
menetapkan otoritas politik yang utama antara lembaga domestik dan
otonomi internasional.

Setiap negara di dunia memiliki kedaulatan penuh dan eksklusif


atas ruang udara yang berada di atas wilayah kekuasaannya Dengan
demikian, tidak ada pesawat terbang milik pemerintah suatu negara yang
boleh melewati wilayah udara negara lain tanpa izin.
Metode Penelitian

Metode Pengumpulan
Jenis Penelitian
1 Yuridis Normatif 3 Bahan Hukum
• Primer
(legal research)
• Sekunder
• Tersier

Pendekatan Analisis Bahan Hukum


2 Penelitian
• Pendekatan Perundang-undangan
4 • Deskriptif
(statuteapproach)
• Pendekatan Kasus • Analitif
(case approach)
• pendekatan Konseptual
(conceptual approach)
Sistematika Penulis

BAB I BAB II

BAB III BAB IV


Lot of
thanks
for the
attention

Anda mungkin juga menyukai