Diajukan Oleh :
Jilal Aqli
NIM 1614101049
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami
pertanggungajawaban negara Pakistan dalam penembakan pesawat udara militer
India ditinjau dari perspektif hukum udara internasional dan pengaturan pesawat
militer India dalam Konvensi Chicao 1944. Penelitian ini merupakan penelitian
yang menggunakan metode penelitian hukum normatif dengan menggunakan jenis
pendekatan perundang-undangan dan pendekatan kasus. Adapun bahan hukum
digunakan adalah bahan hukum primer, sekunder, dan tersier yang berguna untuk
mendapat konklusi yang relevan dengan permasalahan pada penelitian ini. Hasil
penelitian menunjukan bahwa 1) pengaturan pesawat militer India dalam
Konvensi Chicao 1944 dikategorikan sebagai pesawat militer (pesawat negara)
jenis pencegat MiG-21 Bison yang memang digunakan untuk keperluan militer,
polisi dan bea cukai, yang dalam hal ini tidak memiliki hak untuk melakukan
penerbangan di atas wilayah udara negara lain sebelum mendapatkan izin terlebih
dahulu dari negara yang bersangkutan, 2) Selanjutnya mengenai
pertanggungjawaban negara Pakistan dalam penembakan pesawat militer India,
bentuk tanggung jawab yang harus diberikan adalah berupa penghentian
perbuatan, permintaan maaf dan tindakan perbaikan dalam bentuk restitusi, yakni
memperbaiki seperti semula pesawat militer India yang ditembaknya dan
memberikan perlindungan terhadap pilot yang ditangkapnya, hal ini sebagaimana
diatur dalam Pasal 31 Draft ILC.
PENDAHULUAN
antara lain dapat berupa sengketa perbatasan, sumber daya alam, kerusakan
hubungan internasional yang dilakukan antar negara ini tak lain digunakan
1
Tatanan dinamika dan mekanisme dalam hubungan internasional
(Sitepu, 2011), salah satu sumber sengketa yang dapat memicu konflik antar
negara adalah sengketa dalam hal udara yang dalam hal ini pada biasanya
dengan beberapa istilah antara lain hukum udara (air law), hukum
penerbangan (aviation law/ aerial law), hukum navigasi udara (air navigation
baku atas pengertian hukum udara. Namun pada hakikatnya hukum udara
merupakan keseluruhan peraturan hukum tertulis dan atau tidak tertulis yang
wilayah udara. Wilayah udara suatu negara dalam hukum udara dibagi ke
dalam beberapa wilayah, yakni ruang udara yang ada di wilayah daratan,
wilayah laut pedalaman, laut teritorial dan juga wilayah laut negara kepulauan.
utuh dan penuh. Hal ini sebagaimana diatur dalam Pasal 1 Konvensi Chicago
yang utuh dan penuh. konsekuensi dari prinsip kedaulatan ini adalah tidak ada
2
pesawat udara yang terbang di atau ke atau melalui ruang udara nasional
dan keamanan negara, ruang udara memiliki sifat tertutup, hal ini dikarenakan
udara sebagai media gerak yang rawan untuk terjadinya suatu pelanggaran
(Wiradipradja, 2014:101).
Pelanggaran wilayah udara dapat terjadi pada suatu keadaan dimana suatu
pesawat terbang baik pesawat udara sipil maupun militer memasuki wilayah
negara lain tanpa izin terlebih dahulu kepada negara yang memiliki kedaulatan
atas ruang udara tersebut sebelum memasukinya. Hal ini berarti bahwa pada
dasarnya wilayah udara suatu negara tertutup bagi negara lain. Penggunaan
dan kontrol atas wilayah udaranya tersebut hanya menjadi hak yang utuh dan
internasional, baik yang lahir dari suatu perjanjian internasional maupun dari
yaitu:
Negara tertentu;
baik kewajiban itu lahir dari perjanjian maupun dari sumber hukum
internasional lainnya;
kelalaian.
Dalam rangka upaya menjaga keamanan wilayah udara tersebut setiap negara
memiliki hak untuk menetapkan zona udara yang boleh dilewati dan zona
2007:25).
Zona larangan terbang tersebut diatur dalam Pasal 3 Protokol Paris 1929
yang mengatur mengenai bentuk zona larangan terbang yang terdiri dari dua
bentuk, yaitu :
dan keamanan atau militer. Zona dengan bentuk semacam ini bersifat
wilayah udara akan dilakukan hanya sampai situasi dan kondisi pulih
kembali.
ruang udaranya. Setiap pesawat yang hendak memasuki wilayah atau zona
yang ada di darat serta bertindak secara serentak melawan setiap ancaman
adalah Kasus penembakan terhadap dua pesawat militer milik India oleh
Pakistan di Kashmir.
Kashmir yang sebagian menjadi kedaulatan milik Pakistan. Salah satu pesawat
lainnya jatuh di wilayah Kashmir yang dikuasai India. Dalam insiden tersebut
seorang pilot ditangkap. Satu hari setelah terjadinya insiden tersebut pesawat
Pakistan menerobos masuk Poonc dan Nowhera, dua lokasi yang berada di
Indonesia.com).
yang dilakukan oleh Pakistan terhadap pesawat militer milik India. Pasal 1
setiap negara yang berdaulat mempunyai kedaulatan yang utuh dan penuh
konvensi ini merupakan salah satu tiang pokok yang mengatur mengenai
berada di bawah ruang udara tertentu yang dalam hal ini disebut sebagai
hanya dibatasi oleh kewajiban untuk memberikan hak lintas damai kepada
suatu zona larangan terbang dalam suatu wilayah yang dianggap rawan
yang berdaulat. Hal ini disebabkan karena negara yang berdaulat terhadap
Pakistan yang dalam hal ini negara yang kedaulatan udaranya telah dilanggar
kedaulatannya yang dilalui oleh pesawat militer India yakni tidak melakukan
7
Chicago 1944, yang mana menurut konvensi ini hak control terhadap pesawat
pengecualian Pasal 32 Konvensi Paris dan Pasal 3 (c) Konvensi Chicago 1944
Hak control negara yang keras dan maksimal atas wilayah udaranya hanya
milik India dalam Konvensi Chicago 1949. Sehingga penulis tertarik untuk
INTERNASIONAL”.
8
di wilayah Kashmir bagian Pakistan, yang mana Kashmir dalam hal ini
seorang pilot.
Pakistan.
lebih lanjut mengenai pesawat miiter khususnya pesawat milter milik India
militer India ?
menggali lebih dalam realitas yang sudah ada (Ishaq, 2016:25). Adapun
tujuan-tujuan yang ingin dicapai dari penulisan karya ilmiah ini diantaranya
sebagai berikut :
10
a. Tujuan umum
b. Tujuan Khusus
1949.
militer India.
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
11
b. Bagi Masyarakat
Manfaat bagi masyarakat sebagai sarana pengembangan pemikiran tentang
udaranya.BAB II
KAJIAN PUSTAKA
kala itu. Adagium “Cuius est solum, euius est usque ad coelum,” yang
artinya adalah siapa yang memiliki tanah, memiliki juga langit diatasnya,
1
2
dampak besar bagi kemajuan dunia serta kehidupan manusia dan oleh
udara tanpa ijin khusus pada tahun 1874, yang diikuti oleh Ieper, suatu
wilayah kota di Belgia pada tahun yang sama, juga setahun kemudian
diikuti Namur yang juga merupakan suatu kota di Belgia pada tahun
Beaumont, 1997:1).
3
pada perang Perancis-Prusia pada tahun 1870, dimana balon udara panas
pertama pada tahun 1899 melarang pengunaan balon udara panas dalam
pertempuran. Hal ini tidak diubah bahkan hingga Konvensi Den Haag
menulis artikel yang berjudul “La domain Aerien et le rezim jurdique des
Sehubungan dengan hal itu pada tahun 1903, Wright bersaudara yang
semakin diperlukan dan tidak hanya itu, dibutuhkan juga hukum yang
Oleh karena itu, pada saat itu mulai banyak dilakukan diskusi hukum.
1906, Florentina pada tahun 1908, Paris pada tahun 1910 dan Madrid
adalah bebas. Namun semenjak saat itu, tidak ada organisasi yang
oleh tokoh-tokoh lain dan pada tahun yang sama, yakni tahun 1906,
Westlake juga mencoba untuk mengakhiri hak untuk singgah dari balon
udara dan juga penggunaan dari telegraf nirkabel (Simon, 2016: 13).
dilakukan di Paris pada tahun 1900, Milan pada tahun 1906, Brussel pada
5
merupakan hasil dari pertemuan yang diadakan di Paris pada tahun 1889
peraturan yang terjadi. Balon udara terbang dari satu negara dan mendarat
dan lima puluh lima pasal. Adapun tujuh bagian yang direncanakan dalam
pendaftarannya.
udara nasional.
7. Ketentuan akhir.
asing dan pesawat udara nasional. Selain itu, kegagalan konferensi ini
pada tahun 1912 dan Frankfurt pada tahun 1913. Kemudian, Asosiasi
masalah seputar hukum udara di Madrid pada tahun 1913. The Pan-
udara sendiri. Hingga saat ini ada dua teori yang dikenal mengenai
menyatakan bahwa ruang udara adalah bebas dan oleh sebab itu,
dibawahnya. Teori ini didasari oleh sifat udara yang bebas dan
teritorialnya.
a. Teori Keamanan
ilmiah.
akibat dari perang dunia pertama. Meskipun terganggu oleh Perang Dunia
2016: 20).
yang diadakan di Paris pada tahun 1910, pada tahun 1917 juga membentuk
udara mereka haruslah tertutup. Setiap negara yang ikut berperang dalam
mulai berlaku pada tanggal 11 Juli 1922 yang kemudian diikuti oleh
2016: 19).
pesawat Inggris yang kala itu hanya berjumlah 12 buah dan pada akhir
yang dilakukan pada bulan Juli di tahun yang sama, kebutuhan akan
12
tiga puluh delapan negara yang diadakan di Paris pada tahun 1919.
Regulation of Aerial Navigation terdiri atas dua bagian, naskah utama dan
ruang wilayah udara, lintas damai, zona larangan terbang, pendaftaran dan
6. Persetujuan terbang;
8. Larangan pengangkutan;
terhadap lapis ruang udara di atas wilayah negaranya seperti dapat dilihat
negara anggota maupun bukan negara anggota, hal ini dapat dilihat
mengenai jumlah suara yang dimiliki oleh negara anggota ICAN. Konvensi
Eropa, yang pada masa itu masih terbatas. Konvensi Ibero-Amerika pada
internasional yang terdiri dari tiket penumpang, tiket bagasi, surat muatan
tahun 1944. Hadir dalam konferensi tersebut, lima puluh empat delegasi,
dua delegasi dalam kapasitasnya sebagai pribadi, sedangkan lima puluh dua
masing-masing Saudi Arabia dan Uni Soviet tidak hadir dalam Konferensi
tidak hadir dalam konfrensi penerbangan sipil antara lain (Simon, 2016:
23):
prosperity).
benarnya sebab Uni Soviet mempunyai daerah yang cukup luas dan
angkutan udara yang cukup banyak, tidak perlu mengadakan tukar menukar
atau dari Uni Soviet. Spekulasi Uni soviet tidak hadir dalam konfrensi
national security, kemungkinan juga ada benarnya sebab Uni Soviet tidak
menghendaki adanya pesawat udara asing terbang di atas Uni Soviet tanpa
prinsip kedaulatan di udara tersebut adalah tidak ada pesawat udara yang
terbang di atau ke atau melalui ruang udara nasional negara anggota tanpa
yang digunakan untuk polisi, militer maupun bea cukai yang biasa disebut
berdaulat. Demikian juga pesawat udara tanpa awak pesawat udara juga
dilarang terbang di wilayah udara negara lain, tetapi untuk pesawat udara
yang diterbangkan oleh kapten penerbang, tetap diperlukan izin bila terbang
prosedur dan tata cara pengajuan gugatan, ketentuam umum dan penutup.
akibat jatuhnya pesawat udara atau orang atau barang dari pesawat udara.
Konvensi Roma 1952 hanya berlaku terhadap pesawat udara asing yang
Legal Status of Aircraft pada tahun 1950. Tujuan Konvensi Tokyo 1963
19
kejahatan yang lolos dari sanksi hukuman dan sebaliknya jangan sampai
pembajakan udara yang pada masa itu marak terjadi. Namun, dalam
Konvensi tersebut tidak ada definisi pembajakan udara udara yang biasa
Konvensi Tokyo 1963 disahkan dan berlaku sejak Desember 1969 dan
lain, dengan kata lain sasaran utama adalah fasilitas pengoperasian pesawat
Chicago 1944, Konvensi Tokyo 1963, dan juga Konvensi Den Haag 1970,
digunakan untuk militer, bea cukai dan dinas kepolisian yang biasa disebut
Bonn 1978 lainnya akan menghambat penerbangan dari dan atau ke negara
orang maupun fasilitas yang terjadi di bandar udara yang belum dijangkau
oleh Konvensi Montreal 1971, karena itu pada 24 Februari 1988, disahkan
2016: 27).
plastik yang tidak diberi tanda. Konvensi Montreal 1991 tidak mewajibkan
kepada negara anggota untuk menciptakan hukum pidana terorisme, hal itu
Konvensi. Komisi tersebut bekerja dalam kurun waktu tiga tahun yang
tersebut tidak hanya menjadi sumber hukum udara internasional, tetapi juga
a. Konvensi-konvensi Internasinal
perjanjian antara negara dengan negara, dalam hal ini seperti Konvensi
Chicago 1944 dan Konvensi Montreal 1999, selain itu juga ada
2014:79).
25
negara antara Paris dan London yang kemudian pada tahun yang sama
tanpa adanya kurun waktu tertentu. Hal ini telah dilakukan oleh
oleh masyarakat dunia dewasa ini, baik hukum udara perdata maupun
d. Ajaran Hukum
Law System atau Anglo Saxon System dikenal adanya ajaran hukum
di atas sebagian besar berasal dari Romawi yang telah diterima sebagai
sebagai bela diri bila tindakan tersebut seimbang dengan ancaman yang
dihadapi. Oleh karena itu, pesawat udara sipil yang tidak dilengkapi
dengan senjata, tidak boleh ditembak karena pesawat udara sipil tidak
e. Yurisprudensi
(Martono, 2007:2).
and exclusive sovereignty over the airspace above its territory. For
the purpose of the present Convention, the territory, both that of the
adjacent thereto.”
Paris 1919, pesawat udara terdiri atas tiga jenis, masing-masing pesawat
pemerintahan, seperti bea cukai dan polisi serta pesawat udara sipil.
oleh pemerintah, seperti bea cukai dan polisi adalah merupakan pesawat
udara negara atau state aircraft. Semua pesawat udara selain pesawat
bea cukai dan polisi, adalah merupakan pesawat udara sipil atau private
aircraft. Menurut Pasal 31, Setiap pesawat udara yang diterbangkan oleh
militer. Dalam Pasal 32, diatur bahwa tidak ada pesawat militer yang
31
a. Kedaulatan di Udara
Pasal 1 Konvensi Paris 1919 dan Pasal 1 Konvensi Chicago 1944. Pasal
recognise that every state has complete and exclusive sovereignty over
the airspace above its territory.” Dalam hal ini, pengakuan kedaulatan
di ruang udara tidak terbatas pada negara anggota saja, tetapi juga pada
batas wilayah negara atau state territory, sehingga secara tegas berlaku
yang dimaksud dengan complete adalah hak secara penuh atau utuh
yang dimiliki oleh negara yang berada di bawah ruang udara untuk
negara lain hendak memasuki wilayah udara suatu negara, maka harus
meminta izin terlebih dahul kepada negara yang wilayah udaranya akan
oleh negara anggota Konvensi Chicago 1944 terus ke atas sampai tidak
bea cukai dan polisi dan pesawat yang bukan digunakan untuk
udara sipil atau civil aircraft. Meskipun hanya berlaku terhadap pesawat
udara sipil, dalam pasal tersebut, dikatakan bahwa tidak ada pesawat
pesawat udara sipil dan pesawat udara militer yang dikategorikan ke dalam
pesawat udara Negara secara formil (Eva, 2010:270). Kemudian pada tahun
1995:54).
pesawat udara sipil dan pesawat udara Negara. Pasal 30 Konvensi Paris 1919
Pesawat udara sipil adalah pesawat selain pesawat udara militer, polisi dan bea
cukai. Perbedaan kedua jenis pesawat udara ini berdasarkan hak dan
1919. Pengaturan lebih jelas terdapat dalam Pasal 32 yang berbunyi: “No
military aircraft of a contracting states shall fly over the territory of another
anggota Konvensi Paris 1919. Sedang-kan pesawat udara sipil diwaktu damai
berlaku untuk pesawat udara sipil yang melakukan dinas penerbangan inter-
Hal ini berarti pesawat udara militer tidak dapat dikenakan ketentuan
hukum Negara lain yang berlaku seperti halnya terhadap pesawat udara sipil.
Tambahan pula, awak pesawat udara militer memperoleh manfaat dari hak
sepanjang tindakan dan sikapnya itu sesuai dengan apa yang menjadi misinya.
Jika terjadi sengketa berkaitan dengan imigrasi, bea cukai, atau karantina,
maka hak tuan rumah hanya terbatas pada meminta pesawat udara Negara
pesawat udara sipil dengan pesawat udara Negara) dalam Konvensi Paris
1919, diambil alih oleh Konvensi Havana 1928, yang kemudian kedua
dalam Konvensi Chicago 1944 ter-cantum dalam Pasal 3 (c). Menurut pasal
tersebut, pesawat udara sipil adalah selain daripada pesawat udara Negara,
sedangkan yang dimaksud pesawat udara Negara adalah pesawat udara yang
dipergunakan untuk militer, polisi dan bea cukai. Pesawat udara negara tidak
pesawat udara militer, polisi dan bea cukai yang melakukan penerbangan
tanpa memperoleh ijin terlabih dahulu. Dalam praktek, ketentuan pasal 5 ini
(Haanappel, 1978:13)
Negara, (a) Pesawat udara militer, (a1) Pesawat udara Angkatan Udara, (a2)
Pesawat udara Angkatan Laut, (a3) Pesawat udara Angkatan Darat, (a4)
Pesawat udara yang dimilterisasi. (b) Pesawat udara Negara lainnya, (b1)
Pesawat udara yang digunakan untuk kepentingan Negara, (b2) Pesawat udara
polisi, (b3) Pesawat udara bea-cukai, (b4) Pesawat udara suatu jawatan
pemerintah (2) Pesawat udara sipil, (a) Pesawat udara komersial (b) Pesawat
discipline”.
Konvensi Chicago 1944 terdiri dari pesawat udara jenis berat dan jenis yang
36
lebih ringan dari udara, tetapi tidak termasuk objek yang digolongkan sebagai
peluru kendali, seperti roket. Pengendalian oleh awak bukan merupa-kan suatu
tidak dikendalikan oleh pilot yang dalam hal ini masuk di dalam yurisdiksi
PBB tentang Hukum Laut mengatur juga mengenai pesawat udara Negara.
Menurut konvensi jenewa 1958 istilah yang dipakai adalah pesawat udara
aircraft. Private aircraft tidak mempunyai hak untuk menguasai atau menyita
hukum tersebut hanya dimiliki oleh pesawat udara militer, pesawat udara
effect”.
Pasal 107 Konvensi PBB tentang Hukum Laut mengatur pesawat udara
yang mempunyai hak untuk menguasai atau menyita pesawat udara asing atau
yang berhak menyita hanyalah pesawat udara militer atau pesawat udara yang
jelas ditandai dan dapat dikenali atau diketahui dinas pemerintah dan ber-
harus secara tegas dan jelas dipakai untuk dinas pemerintah. Disamping itu
pesawat udara militer atau yang ditandai dengan jelas dinas pemerintah
tersebut menurut pasal 111 (5) juga mempunyai hak pengejaran seketika
khusus dalam Konvensi Jenewa 1958 dan Konvensi PBB tentang Hukum
Laut, namun pembedaan pesawat udara sipil dan militer dapat dilihat dalam
Pasal 21 juncto 23 (4) konvensi Jenewa 1958 dan Pasal 107 juncto Pasal 111
Menurut Peter Salim, ada tiga istilah hukum yang sering digunakan
252).
atau perbuatan orang lain yang bertindak untuk dan atas namanya.
liability);
liabilty).
pidana, menerima beban akibat tindakan sendiri atau orang lain. Dengan
253).
39
atas suatu hal yang terjadi dan kewajiban untuk memberikan pemulihan
1984:241).
(Sefriani, 2010:266).
(Thontowi, 2006:193).
nasional, akan tetapi hal ini tidak menonjol. Hal ini dikarenakan hukum
tanggungjawab negara;
42
ketika ada suatu negara yang dirugikan oleh negara lain akibat adanya
2016:255).
tetapi, saat ini reparation sudah sangat jarang digunakan hal ini
(Thontowi, 2006:204).
konsuler yang hanya ganti rugi sebagai reparasi moral dan politis dari
2006:204).
Internasional.
yaitu tanggung jawab terhadap orang asing dan properti milik asing,
pihak asing;
(Sefriani, 2016:267-268).
maupun multilateral yang berisi jaminan dari negara lain untuk tidak
(Sefriani, 2016:268).
ketiga yang banyak diikuti saat ini menyatakan bahwa tidak ada
(Sefriani, 2016:268-269).
mutlak dalam hal ini berarti pihak yang dirugikan tidak perlu
teknologi tinggi yang sangat sulit dan jarang bisa dipahami oleh
ini dikarenakan penggugat dalam hal ini negara yang dirugikan juga
2016:269).
dan prosedur pemberian ganti rugi ini telah dijelaskan dala Liability
dan mutlak;
48
lain atau orang dan harta milik Negara peluncur lain, maka
METODE PENELITIAN
Metode merupakan suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses
penelitian adalah suatu teknik atau cara yang digunakan untuk memecahkan
jenis penelitian hukum yang digunakan dengan cara mengkaji hukum yang
penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka dan
49
50
bahasa yang diharap mampu memberi kejelasan uraian dari suatu substansi
karya ilmiah. Berdasarkan pada rumusan masalah dan tujuan dari penelitian
Rusia, penembakan pesawat Korea Air Lines oleh Uni Soviet, dan
hukum yang berlaku. Pada penelitian hukum normatif, bahan pustaka yang
merupakan bahan hukum dasar dan sumber bahan hukum hanya diperoleh
dari sumber bahan hukum sekunder. Sumber bahan hukum sekunder yaitu
sumber bahan hukum yang diperoleh dari bahan kepustakaan atau literatur
ini adalah :
yang dilakukan;
Kashmir;
sekunder, yaitu:
2. Kamus Hukum
hukum ada teknik deskriptif, teknik komparatif, teknik evaluatif dan teknik
apa adanya tentang suatu peristiwa hukum yang terjadi di suatu tempat
53
tertentu pada saat tertentu agar diperoleh suatu gambaran yang menyeluruh
benar atau salah atau apa yang seharusnya menurut hukum terhadap peristiwa
yang terjadi. Dari hal tersebut kemudian akan ditarik suatu kesimpulan secara
hukum yang satu dengan bahan hukum yang lain dan dilakukan pembahasan
secara deskriptif.
54
BAB IV
Internasional
udara sipil dan pesawat udara Negara secara formil (Eva, 2010:270).
pesawat selain pesawat udara militer, polisi dan bea cukai. Perbedaan
kedua jenis pesawat udara ini berdasarkan hak dan kewajiban menurut
Negara territorial lain hanya sepanjang tindakan dan sikapnya itu sesuai
dengan imigrasi, bea cukai, atau karantina, maka hak tuan rumah hanya
meninggalkan wilayahnya.
Konvensi Paris 1919, diambil alih oleh Konvensi Havana 1928, yang
militer, polisi dan bea cukai. Pesawat udara negara tidak mempunyai
selain pesawat udara militer, polisi dan bea cukai yang melakukan
udara Negara, (a) Pesawat udara militer, (a1) Pesawat udara Angkatan
Udara, (a2) Pesawat udara Angkatan Laut, (a3) Pesawat udara Angkatan
Darat, (a4) Pesawat udara yang dimilterisasi. (b) Pesawat udara Negara
(b2) Pesawat udara polisi, (b3) Pesawat udara bea-cukai, (b4) Pesawat
udara suatu jawatan pemerintah (2) Pesawat udara sipil, (a) Pesawat
udara komersial (b) Pesawat udara privat/ non komersial Angkatan Laut
menurut Konvensi Chicago 1944 terdiri dari pesawat udara jenis berat
dan jenis yang lebih ringan dari udara, tetapi tidak termasuk objek yang
1944.
militer atau pesawat udara yang jelas ditandai dan dapat dikenali atau
Dengan demikian pesawat udara tersebut harus secara tegas dan jelas
pasal 111 (5) juga mempunyai hak pengejaran seketika terhadap kapal
dalam Konvensi Jenewa 1958 dan Konvensi PBB tentang Hukum Laut,
namun pembedaan pesawat udara sipil dan militer dapat dilihat dalam
Pasal 21 juncto 23 (4) konvensi Jenewa 1958 dan Pasal 107 juncto
Soviet pada tahun 1956. MiG-21 didesain sejak awal untuk digunakan
menembak jatuh pesawat lawan dengan kanon dan rudal. Pesawat yang
sebagian besar telah dimodernisasi ( www.militaryfactory.com ).
untuk militer, polisi dan bea cukai. Maka dengan demikian, pesawat
1. Pesawat Pengebom
2. Pesawat Serang
serang antara lain, XAC JH-7, milik China, Dassault Mirage 2000
(www.jejaktapak.com).
3. Pesawat Tempur
jenis tempur ini biasnya kecil dan ramping. Pesawat tempur mulai
Fighting Falcon, F-15 Eagle, F-14 Tomcat, dan F-5E Tiger II.
4. Pesawat Pencegat
2015:22).
masuk dalam kategori ini adalah pesawat tempur F-15 Eagle dan
5. Pesawat Intai
Gurevich atau yang dikenal dengan MiG-21 Bison yang dimiliki India
(state aircraft) yang digunakan untuk militer, polisi dan bea cukai untuk
keperluan negara.
1919 pesawat MiG-21 Bison milik India tidak memiliki hak untuk
India
suatu negara, yang mana dalam kedaulatan wilayah itu terdapat suatu
itu muncul akibat dari kesalahan atau pelanggaran yang dilakukan oleh
tanggung jawab negara itu sendiri bersifat melelat pada negara, dalam
2016-16-18).
tersebut.
utang.
Pakistan
70
terdapat dua pesawat militer milik India yang ditembak oleh Pakistan,
yang dikuasai India. Selain itu juga, dalam insiden tersebut seorang
bagian India dan Pakistan. Namun yang terjadi adalah dua pesawat
(Garudanews.id )
(Garudanews.id).
beberapa pesawat F-16 yang dibuat oleh Lockheed Martin Corp dari
(AS) Mike Pompeo berbicara secara terpisah dengan para menteri luar
itu. Selain itu juga baik China,Uni Eropa, dan Menteri Luar Negeri
Militer India
oleh berbagai jenis pesawat, baik pesawat udara sipil maupun pesawat
wilayah udara negara yang dilakukan oleh pesawat udara militer, baru-
baru ini dilakukan oleh pesawat udara militer India jenis pencegat
dilanggar oleh pesawat udara militer india yang masuk tanpa izin dan
persetujuan terlebih dahulu dari Pakistan dalam hal ini wajib memberi
agar negara pendaftar pesawat udara dalam hal ini negara India
adalah Pakistan dalam hal ini sebagai negara yang kedaulatan wilayah
saja jika kita melihat maksud tersirat maupun tersurat konteks aturan
atau wilayah negara lain. Hal ini terlihat dari tindakan sewenang-
terulang kembali.
yakni berupa barang atau jasa, bukan uang, yang merupakan bentuk
PENUTUP
5.1 Simpulan
yang digunakan untuk militer, polisi, dan bea cukai, yang dalam hal ini
tidak memiliki hak untuk terbang di atas wilayah kedaulatan negara lain
78
79
diatur dalam Pasal 31 Draft ILC. Selain itu juga, Pakistan harus
power).
5.2 Saran
sebagai berikut :
wilayah udaranya oleh pesawat baik itu pesawat sipil maupun pesawat
80
udara negara, negara dalam hal ini tidak serta merta secara langsung