PENDAHULUAN
Isu lingkungan hidup memang sangat sensitif pada saat ini. Apalagi dengan
Sejak lahirnya revolusi industri pada pertengahan abad ke-18 segala macam
Maka pada abad ke-21 ini dimana teknologi sudah sangat maju dan
lainnya seperti banjir dan matinya beberapa ekosistem hewan dan tanaman akibat
limbah pabrik ataupun hasil dari teknologi yang digunakan oleh manusia.
Dengan meningkatnya emisi gas seperti CO2 akan membuat masalah yang
cukup besar bagi atmosfer bumi dalam jangka panjang, energi ataupun sinar
matahari yang diterima oleh bumi nantinya akan harus dilepaskan kembali keluar
atmosfer bumi.
Tetapi meningkatnya emisi gas rumah kaca telah membuat pelepasan energi
ini menjadi terjebak di atmosfer bumi. Proses terjebaknya energi panas tersebut
pada akhirnya membuat suhu bumi menjadi lebih panas dan menyebabkan
pemanasan global.1
1
Direktoral Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim, 2016. “Perubahan Iklim, Perjanjian
Paris, Dan Nationally Determined Constribution”. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengendalian
Perubahan Iklim. Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Hal 1-5.
1
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam menanggapi masalah perubahan
iklim ini mengadakan “Earth Summit” atau Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)
Bumi di Rio de Janeiro, Brazil pada tahun 1992. Melalui konferensi ini
juga dengan COP 21 atau CMP 21, dilaksanakan pada tanggal 30 November
berdirinya UNFCCC pada tahun 1992 dan konferensi ke-11 sejak konferensi
Climate Change (UNFCCC). Paris agreement yang diadakan pada tahun 2015 ini
kesempatan selama satu tahun yaitu sejak 22 April 2016 sampai 21 April 2017
2
Arya Hadi Darmawan, et.al, 2011. “SVLK, jalan menuju REDD++”. Jakarta: Forest
Governance and Multistakeholder Forestry Programme. Hal 14.
3
Wikipedia, “Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa 2015”,
Wikipedia.com diakses pada 19 Oktober 2019.
4
UNFCCC, “Status of Ratification of the Convention”, diakses dari https://unfccc.int/process-
and-meetings/the-convention/status-of ratification/status-of-ratification-of-the-convention. Status
Ratification of the Convention pada 21 Oktober 2019.
2
parlemen Amerika Serikat pada masa pemerintahan George H.W Bush.5 Sebelum
Air Act, kebijakan ini berfokus pada perbaikan kualitas udara dan lapisan ozon,
kebijakan tersebut dikeluarkan oleh Kongres Amerika Serikat pada tahun 1955.6
Clean Air Act yang ditandangani oleh George H.W. Bush pada 15
November 1990 pada saat setelah kongres melaksanakan Voting dan revisi atas
Clean air act yang sesuai permintaan Bush yang akhirnya mendapatkan dukungan
bipartisan (Dua Partai) yang luar biasa. Secara khusus, amandemen tersebut
kesehatan penduduk Amerika Serikat seperti hujan asam, polusi udara, emisi
dalam dua kelompok, yaitu negara Annex 1 dan negara Non-Annex. Negara
Annex 1 adalah negara yang menyumbang emisi gas rumah kaca sejak Revolusi
kontribusinya terhadap emisi gas rumah kaca jauh lebih sedikit dan memiliki
Serikat terhadap emisi gas rumah kaca merupakan yang terbanyak di dunia setelah
China, selain itu Amerika Serikat juga memiliki pertumbuhan ekonomi yang
5
Michael Dobson, “The Senate Story That Everyone is Missing”, diakses dari
https://www.huffpost.com/entry/the-senate-story-that-everyone-is missing_b pada 21 Oktober
2019.
6
Legislation, “A Look At U.S. Air Pollution Laws And Their Amendments : Clean Air Acts
Of 1955, 1963, 1970, 1990”, Online, Diakses dari alamat website :
https://www.ametsoc.org/sloan/cleanair/cleanairlegisl.html pada 21 Oktober 2019.
3
tinggi. Negara Annex merupakan negara maju yang bertanggung jawab terhadap
Salah satu negara Annex 1 yang diharapkan dapat memimpin negara lain
dalam mengikuti kegiatan UNFCCC adalah Amerika Serikat, karena bukan hanya
sebagai salah satu negara penghasil emisi gas rumah kaca terbesar tetapi juga
sebagai negara dengan kapasitas ekonomi yang besar sehingga diharapkan dapat
UNFCCCC.8
pertemuan tahunan, salah satunya pertemuan tahunan COP yang ke-3 di Kyoto,
Protocol Kyoto.9 Protocol Kyoto merupakan sebuah kesepakatan yang dibuat dan
disepakati bersama oleh setiap negara yang hadir, dengan tujuan melanjutkan
komitmen konvensi dalam mengurangi emisi gas rumah kaca untuk mengurangi
pengaruh perubahan iklim secara global. Isi dari Protokol Kyoto mengharuskan
negara-negara industri (Annex 1) agar mengurangi gas rumah kaca secara kolektif
7
M. Aziz Fikri, Skripsi. “Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat Dalam
Perjanjian The United Nation Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) Pada
Periode Tahun 2013-2016”, Hal. 42
8
Ibid.
9
Dadang Rusdiantoro, 2008. “Global Warming for Beginner: Pengantar Comprehensif
tentang Pemanasan Global (Ed.1)”. Yogjakarta: O2 Hal. 54.
4
sebesar 5,2%, sedangkan dalam skala nasional sebesar 8%, untuk Uni Eropa
sebesar 7%, untuk Amerika Serikat sebesar 6%, untuk Jepang, Australia dan
Summit yang diadakan pada tahun 1992 menjadi titik balik dari semangat
maka 55 Negara yang yang mewakili 55% emisi gas rumah kaca global tahunan
mendaftarkan diri di New York pada 22 April 2016 sampai 21 April 2017.
Harapannya di tahun 2020 persetujuan ini akan berlaku dengan efektif. Tujuan
utama dari Paris Agreement atau COP21 adalah “membatasi pemanasan Global
hingga mencapai 2 derajat celcius hingga pada tahun 2100 yang walaupun
dalam piagam Persetujuan Paris Agreement tertulis bahwa targetnya adalah 1,5
10
Fadlan Nur Hakim, 2018, Kekuasaan Produktif Amerika Serikat : Universitas Darussalam
Gontor. Hal. 150
5
derajat celcius”. Hal ini dapat dicapai jika antara tahun 2030 hingga 2050 tidak
Sebelum konferensi ini dimulai, terhitung sekitar 146 negara dari 195
global hanya bisa mencapai maksimum 2,7 derajat celcius pada tahun 2100 nanti.
Hal ini ditambah dengan pesimisme dari komitmen yang dilakukan Uni Eropa
yang menargetkan penurunan emisi gas rumah kaca hingga 40% saja pada tahun
Bumi tanggal 22 April 2016 di New York, Amerika Serikat hingga maret 2017,
194 Negara telah menandatangani perjanjian ini dan 141 Negara diantaranya telah
meratifikasi perjanjian ini pada 22 April 2016. Dan persentase gas rumah kaca
celcius dari angka sebelum masa Revolusi Industri dan mencapai upaya
6
karena memahami bahwa pembatasan ini akan secara signifikan
pembangunan yang bersifat rendah emisi gas rumah kaca tanpa mengancam
produk pangan.
yang bersifat rendah emisi gas rumah kaca dan tahan terhadap peruibahan
iklim.11
Sebagian kecil dari 195 negara anggota dalam perjanjian paris tersebut tidak
mempunyai sumber daya alam terkena dampak pemanasan global juga ikut
menurunkan emisi sebesar 29% di bawah upaya apapun atau Business As Usual
(BAU) pada tahun 2030 dan dapat dinaikkan sampai 41% dengan kerjasama
Internasiaonal.
bagi kehidupan manusia dan lingkungan, untuk itu sudah menjadi kewajiban bagi
11
OJK, “Paris Agreement”, Diakses dari website : https://www.ojk.go.id/sustainable-
finance/id/publikasi/prinsip-dan-kesepakatan-internasional/Pages/Paris-Agreement.aspx. Diakses
pada 19 oktober 20119.
7
setiap negara untuk melindungi setiap warga negaranya dari bahaya pemanasan
global. Maka dengan adanya persetujuan Paris ini akan mewujudkan keamanan
hasil dari kesepakatan itu mendapat banyak reaksi positif dari berbagai macam
negara yang tidak menyetjuinya seperti Nikaragua dan Syiria. Syiria tidak
perang saudara yang terjadi pada saat itu, sedangkan Nikaragua beralasan bahwa
tujuan utama perjanjian tersebut tidak ambisius, selain itu perjanjian tersebut juga
gagal dalam mengikat negara-negara secara legal terhadap jumlah emisi yang
pertama yaitu 22 April 2016 di markas besar PBB di New York, Amerika Serikat,
Serikat meratifikasi Paris Agreement tidak mudah karena Barack Obama sebagai
tersebut.
12
Alexander C Kaufman, “Only 2 Countries Aren’t Part Of The Paris Agreement. Will The
U.S. Be The Third?”, huffingtonpost.com. diakses pada tanggal 22 Oktober 2020.
13
Bambang Cipto, “Politik dan Pemerintahan Amerika”, Yogyakarta : Lingkaran, 2003, hal.
123
8
Republik menolak kebijakan tersebut, oleh karena itu diadakan pemungutan suara
yang pada akhirnya dimenangkan partai Republik dengan 243 suara sedangkan
partai Demokrat 181 dari 539 anggota yang hadir dalam pemungutan suara
tersebut. Namun sebagai presiden, Barack Obama memiliki hak veto terhadap
hasil suara kongres yang menolak usulan obama terkait Paris Agreement.14
sejak tahun 2009 hingga 2017 telah menjadi tahun dimana Amerika menjadi
konsentrasi gas rumah kaca, oleh karena itu Amerika Serikat selalu menghadiri
konferensi para pihak / COP sejak COP yang ke 15 pada tahun 2009 di
karena terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat. Ini karena
Trump dikenal luas sebagai tokoh yang tidak percaya pada pemanasan global dan
perubahan iklim. Hal itu tercermin dengan berbagai pernyataannya, baik sebelum
“The concept of global warming was created by and for the Chinese in
14
Hazazi R Subarkah, Skripsi, 2017. “Analisa Alasan Amerika Serikat Meratifikasi Paris
Agreement”. Malang: UMM, Hal. 49
9
“we are going to cancel the paris climate agreement and stop all payment
dalam menggelorakan isu yang tidak benar ini”. James Inhofe skeptik terhadap
Protokol Kyoto, sebuah protokol yang ditandatangani oleh sebagian besar negara
menandatanganinya sebagai kesepakatan dan solusi yang tidak ada artinya dalam
rangka mengurangi emisi gas berbahaya ke atmosfir bumi. Menurut James Inhofe,
cara paling efektif untuk mengurangi gas tersebut adalah penggunaan alat
pembersih gas dan teknologi yang lebih efisien untuk menekan gas tersebut
bertebaran ke angkasa.16
change atau global warming, mereka menolak dengan berbagai alasan, walaupun
Organization, NASA, Pentagon, dan akademi sains nasional dari negara seperti
Cina, Rusia, Amerika serikat, Brazil, Meksiko, Jepang , Indonesia, Inggris dan
lain lain, membenarkan bahwa climate change atau global warming adalah
ancaman yang nyata dan bahwa kegiatan manusia adalah penyebab utamanya.17
15
Berry Rifky Alhadi, 2018. Kebijakan Presiden Amerika Serikat Keluar Dari Psris
Agreement (COP 21). Riau : Universitas Riau, Fisip. Hal.4-5.
16
Ibid.
17
Ibid
10
Agreement, mereka mengatakan “perjanjian paris hanya akan menambah beban
untuk membatalkan Perjanjian Iklim Paris atau Paris Agreement dan akan
PBB.19
keluar dari kesepakatan Paris Agreement.20 Lalu pada Jum’at 4 Agustus 2017
Trump mengutus Nikki Haley selaku duta besar A.S untuk PBB, untuk
kepada sekertaris umum PBB sesuai dengan regulasi yang tertera dalam Pasal
28.1.21 Isi surat pemberitahuan tersebut dapat dilihat pada lampiran.Secara umum
surat tersebut berisi pemberitahuan kepada sekertaris umum PBB bahwa Amerika
Serikat ingin menggunakan haknya untuk menarik diri dari Paris Agreement,
sesuai dengan Amerika Serikat agar Amerika Serikat dapat kembali bergabung ke
Serikat tidak bisa dengan mudah keluar dari Paris Agreement mengingat dalam
perjanjian tersebut telah diatur dalam pasal 28 bahwa suatu negara baru bisa
18
Ibid. hal. 6.
19
Political Haze, “Donald J. Trump says he'll scrap the Paris agreement altogether, Political
Haze”, diakses dari https://www.youtube.com/watch?v=BN_qBTT-zuo pada 21 Oktober 2019.
20
Berry Rifky Alhadi. Op Cit. Hal. 7.
21
Karl Mathiesen, “Trump letter to UN on leaving Paris climate accord – in full” Diakses dari
https://www.climatechangenews.com/2017/08/07/trump-tells-un-intention-leave-paris-climate-
accord-full/. Diakses pada 21 Oktober 2019
11
keluar dari Paris Agreement setelah tiga tahun bergabung dan setelah itu memiliki
untuk keluar dari Paris Agreement kepada pihak yang berwenang, hal ini berarti
A.S baru bisa menarik diri dari Paris Agreement pada tahun 2020 setelah
1). Kenapa Amerika Serikat memutuskan untuk keluar dari Perjanjian Paris
2). Apa Dampak keluarnya Amerika Serikat dari Perjanjian Parisb tahun
2017?
penelitian ini pada Kebijakan Amerika Serikat keluar dari Paris Agreement tahun
22
Madison Park, “3 Ways Trump Could Dump Paris Agreement”, diakses dalam
http://edition.cnn.com/2017/06/01/politics/paris-climate-agreement-trump-ways-towithdraw/
index.html pada 21 Oktober 2019.
12
1.5 Manfaat dan Tujuan
Perjanjian
2. Sebagai bahan materi yang akan menjadi perbandingan dari bahasan yang
13