Anda di halaman 1dari 2

TUGAS 2

Nama : Sefti Aulia Poetri


NIM : 043416065

1. Jelaskan yang dimaksud dengan pegawai daerah dan berikan contohnya!

2. Jelaskan bagaimanakah cara mengisi formasi pegawai daerah, pemberhentiannya dan pembinaannya?

3. Bagaimanakah proses perencanaan kebijakan pemerintah daerah?

4. Jelaskan cara mengevaluasi kebijakan menurut Finance (1994:4 dalam Badjuri dan Yuwono, 2002: 135)

Jawaban:

1. Pegawai daerah merupakan pegawai yang di tugaskan di kantor atau instansi pemerintahan daerah
yang setinkat provinsi, kota, kabupaten atau pun desa. Hampir sama dengan pegawai yang bertugas di
pusat, pegawai daerah juga berperan mengambil bagian dalam kebijakan yang mendukung
kesejahteraan rakyat.
Contohnya : sekretaris daerah, kepala dinas/badan/kantor, kepala bagian, kepala bidang, kepala seksi,
camat, sekretaris camat, lurah, dan sekretaris lurah.

2. Cara mengisi formasi pegawai daerah antara lain :

Pegawai daerah melalui badan kepegawaian daerah (BKD) melakukan analisis jabatan dan analisis
kebutuhan. Berdasarkan analisis jabatan dan analisis kebutuhan per satuan kerja perangkat daerah
(SKPD), BKD lalu mengajukan ke badan kepegawaian Negara (BKN) dan kementrian PAN RB di Jakarta.

Dalam pemberhentiannya :
Pemberhentian dapat dilakukan dengan hormat atau tidak diberhentikan karena dihukum penjara
berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak
pidana dengan hukum pidana penjara paling singkat dua tahun dan pidana yang dilakukan tidak
berencana. Pemberhetian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri karena melakukan pelanggaran
disiplin pegawai tingkat berat.

Dan dalam pembinaannya dapat disusun dalam konsep pembinaan dan kesejahteraan pegawai, serta
pengembangan pegawai.

3. proses perencanaan kebijakan pemerintah daerah ialah sebagaimana pemerintah daerah menetapkan
jumlah dan susunan pangkat yang diperlukan agar mampu melaksanakan tugas pokok yang diperlukan
ditetapkan berdasarkan beban kerja suatu organisasi.
4. Menurut Finance (1994-4 dalam badjuri dan Yuwono; 2002:135) ada empat tipe evaluasi, yaitu:

1. Evaluasi kecocokan (appropriateness), yaitu melakukan penilaian apakah kebijakan yang


ditetapkan tersebut memang cocok untuk dipertahankan, perlukah diganti dengan kebijakan
lain, dan apakah kebijakan ini cocok dilakukan oleh pemerintah daerah bukan oleh swasta.

2. Evaluasi efektivitas, yaitu melakukan penilaian apakah kebijakan yang dilaksanakan tersebut
telah menghasilkan hasil dan dampak yang sesuai dengan tujuannya.

3. Evaluasi efisiensi, yaitu melakukan penilaian berdasarkan tolak ukur ekonomis yaitu seberapa
jauh tingkat manfaat disbandingkan dengan biaya dan sumber daya yang dikeluarkan.

4. Evaluasi meta, yaitu melakukan penilaian terhadap proses evaluasi itu sendiri. Apakah evaluasi
yang dilakukan lembaga berwenang sudah professional? Apakah evaluasi dilakukan tersebut
sensitive terhadap kondisi sosial,cultural, dan lingkungan? Apakah evaluasi tersebut
menghasilkan laporan yang mempengaruhi pilihan-pilihan manajerial.

Anda mungkin juga menyukai