Anda di halaman 1dari 14

RESUME PEMBELAJARAN

ORIENTASI PEGAWAI PEMERINTAH DAN PERJANJIAN KERJA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2023

NAMA : MUHAMAD HAMZAH NUR, S.Pd

NIP : 19971014 202221 1 001

Kelas /Agkatan :B/2

NDH : 50
TUGAS RESUME MATERI 1

PENGENALAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DAN


KEBUDAYAAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Pengertian Organisasi Menurut Para Ahli

C.H. Northcott: Sebuah Pengaturan Dimana Tugas-tugas Diberikan Kepada Anggota Sehing
ga Mereka Berkontribusi Mencapai 7.an

Louis Allen : Sebuah Proses Identifikasi u/ Menggelompokkan Pekerjaan Sesuai Tanggjwb u


ntuk Mencapai 7.an

Wheeler : Struktur Tugas & Taggjwb yg Dikerjakn Msg2 Personil/ klp agar 7.an tertentu terc
apai

Struktur Organisasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara


Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sulawesi Tenggara adalah salah satu Dinas Daerah yang
merupakan unsur pelaksana otonomi daerah dipimpin oleh seorang Kepala Dinas & bertangg
ung Jawab kepada Gubernur melalui Sekda (Pergub No. 22 Thn 2022)

Tugas, Fungsi dan Struktur Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi
Tenggara.

Di dalam Pergub No.22 Tahun 2022 Tugas Dikbud Sultra adalah sebagai Unsur Pelaksana Ur
usan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Daerah di Bidang Pendidikan dan Kebudayaa
n, dengan empat fungsi pokok :

1. Perumusan Kebijakan Teknis & Operasional di Bidang Dikbud


2. Penyelenggaran di Bidang Pemerintahan & Pelayanan Umum di Bidang Dikbud
3. Pelaksanaan Koordinasi dan Sinkronisasi Kebijakan Teknis Operasional Dikbud antar
Kab/Kota
4. Pelaksanaan Fungsi Lain yang diberikan Oleh Gubernur sesuai Tusi Dinas

Selanjutnyan secara spesifik Kepala Dinas Dikbud memiliki enam dan tugas dan fungsi :

1. Memimpin
2. Membina
3. Mengordinasikan
4. Merencanakan
5. Melaksanakan Kebijakan & Program Strategis
6. Mengembangkan & Mengendalikan Serta bertanggungjawb atas terlaksananya tugas
& Fungsi Dinas

Tugas Pokok dan Fungsi Sekretaris Dikbud

1. Tugas Pokok : Mempunyai tugas merencanakan, menyusun, melaksanakan, membina


tugas-tugas kebijakan taktis di bidang pelayanan administratif, perlengkapan, keuanga
n, kepegawaian, inventarisasi aset, ketatausahaan, protokol, humas, rumah tangga, org
anisasi dan ketatalaksana, analisa jabatan, dokumentasi peraturan perundang-undanga
n dan mengkoordinasikan penyelenggaraan tugas-tugas bidang secara terpadu.

2. Fungsi : Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud di atas sekretariat


mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Pelaksanaan koordinasi perencanaan/penyusunan rencana program dan kegiatan pada s
ecretariat.
b. Pelaksanaan urusan perencanaan/penyusunan program secretariat.
c. Pelaksanaan urusan perlengkapan kantor.
d. Pelaksanaan administrasi keuangan.
e. Pelaksanaanurusan keprotokoleran, humas, dan rumah tangga.
f. Pelaksanaan urusan barang milik daerah.
g. Pelaksanaan administrasi kepegawaian.
h. Pelaksanaan urusan hukum dan perudang-undangan.
i. Pelaksanaan urusan ketatausahaan.
j. Pelasanaan urusan organisasi dan tatalaksana, dokumentasi perundang-undangan, serta
analisis jabatan.
k. Pelaporan dan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan secretariat.
l. Pelasanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fung
si.

Tugas Guru

Dalam Undang-Undang RI No.14 Tahun 2005 dijelaskan bahwa Guru adalah pendidik profes
ional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,
dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pend
idikan dasar, dan pendidikan menengah, yang harus memiliki empat kompetensi pedagogic, k
ompetensi kepribadian dan soft skills, kompetensi sosial, kompetensi professional.

GTK (Guru dan Tenaga Kependidikan)


Untuk membangun kapabilitas GTK hasrus Memiliki Ilmu Pengetahuan yang mendalam, Keteram
pilan Pedagogis yang baik, komunikasi yang efektif, dan mengupdate iptek. Peningkatan kompetensi
GTK dapat dimulai dengan proses belajar, diulang (belajar terus menerus), dan ditingkatkan (Evaluasi
diri & Pengembangan Berkelanjutan).

TUGAS RESUME MATERI 2


PENGENALAN JABATAN FUNGSIONAL KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI
SULAWESI TENGGARA

RUANG LINGKUP TATA KELOLA JABATAN FUNGSIONAL


1. Pola Karir Jabatan Fungsional

Pengembangan karier Jabatan Fungsional berbasis pada talent mobility dalam pola kar
ier horizontal, vertikal, dan diagonal

2. Tugas dan Ruang Lingkup Kegiatan

Simplifikasi ruang lingkup tugas jabatan fungsional berbasis pada ekspektasi kinerja

3. Pengelolaan kinerja Jabatan Fungsional

berbasis pada pemenuhan ekspektasi kinerja dan pengembangan kompetensi

4. Konsolidasi Jabatan Fungsional


Penyederhanaan jumlah Jabatan Fungsional
yang telah ditetapkan melalui konsolidasi Jabatan Fungsional
yang berbasis pada klasifikasi Jabatan Fungsional
5. Kompetensi dan kelas Jabatan

Pengembangan kompetensi yang mendukung pada pemenuhan kompetensi minimal J


abatan Fungsional yang berbasis pada pembelajaran terintegrasi Standardisasi

Kelas Jabatan Fungsional bertujuan untuk mendorong pada kualitas Jabatan Fungsion
al yang sama

PERMENPANRB NO 1 TAHUN 2023

1. Berbasis pada ruang lingkup tugas pada setiap jenjang jabatan dan disesuaikan
dengan ekspektasi kinerja

2. Perpindahan dapat dilaksanakan lintas rumpun untuk memudahkan talent


mobility

3. Target AK Tahunan ditetapkan sebagai koefisien pengali untuk konversi predikat


evaluasi kinerja setiap tahun

4. Tidak ada lagi DUPAK, Evaluasi berdasarkan hasil penilaian pemenuhan


ekspektasi kinerja

5. Ditambahakan ketentuan kenaiakan pangkat istimewa diberikan bagi pejabat


fungsional yang memiliki penilaian kinerja dan keahlian yang luar biasa dalam
menjalankan tugas Jabatan Fungsional
6. Instansi Pembina Menyusun Konten pembelajaran strategi dan program
pengembangan kompetensi.

RUANG LINGKUP TATA KELOLA JABATAN FUNGSIONAL

PERTAMA

Pengadaan CPNS

- Pemula

- Terampil

- Ahli Pertama

- Ahli Muda

PERPINDAHAN
• Perpindahan antar kelompok JF

• Perpindahan antar

JF-JPT-JA

PENYESUAIAN

• Penetapan JF Baru

• Perubahan Ruang Lingkup Tugas

Penataan Birokrasi

PROMOSI

• Kenaikan Jenjang

• Promosi antar

JF-JPT-JA

KOMPETENSI DAN KELAS JF

Instansi pembina menyusun konten pembelajaran, strategi, dan program pengembanga


n kompetensi

Pemenuhan Kompetensi Manajerial, Sosial Kultural, dan Teknis

Pejabat Fungsional wajib mengembangkan kompetensi sesuai dengan minat dan kebut
uhan dalam sistem pembelajaran

terintegrasi

Kelas JF ditetapkan secara terstandar untuk mendorong pada pencapaian kualitas JF y


ang sama

Instansi Pembina

berperan sebagai Human Capital Business Partner


TUGAS RESUME MATERI 3
PENGENALAN MANAJEMEN KINERJA
ORGANISASI PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA
Pengertian Manajemen

 Manajemen merupakan proses perencanaan (Planning), pengorganisasian


(Organizing), pengarahan (Actuating) dan pengawasan (Controlling) usaha-usaha para
anggota organisasi dan penggunaan sumberdaya-sumber daya organisasi lainnya agar
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan

 Ilmu tentang upaya manusia untuk memanfaatkan semua sumber daya yang
dimilikinya untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien

PROSES PERENCANAAN (PLANNING)

Pengertian :

 Adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya apa yang harus
dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa.

 Salah satu aspek penting perencanaan adalah pembuatan keputusan (decision making),
proses pengembangan dan penyeleksian sekumpulan kegiatan untuk memecahkan
suatu masalah tertentu

PENGORGANISASIAN (ORGANIZING)

Pengorganisasian  proses penyusunan struktur organisasi yg sesuai dengan tujuan


organisasi, sumberdaya-sumberdaya yg dimiliki dan lingkungan yg melingkupinya

Aspek utama proses proses penyusunan struktur organisasi ada 2 (dua) yaitu:

* Departementalisasi pengelompokkan kerja

* Pembagian kerja  pemerincian tugas


pekerjaan

Pelaksanaan proses pengorganisasian yang sukses, akan membuat suatu organisasi dapat
mencapai tujuannya, yg tercermin pada struktur organisasi yg mencakup :

1. Pembagian kerja

2. Departementalisasi
3. Bagan organisasi formal

4. Rantai perintah dan kesatuan perintah

5. Tingkat-tingkat hirarki manajemen

6. Saluran komunikasi

7. Penggunaan komite

8. Rentang manajemen dan kelompok-kelompok informal yg tidak dapat dihindarkan

PENGAWASAN (CONTROLLING)

Pengawasan  suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan-
tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan
nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur
penyimpangan-penyimpangan serta mengambil koreksi yang diperlukan untuk menjamin
bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara yang paling efektif dan
efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan

TIPE-TIPE PENGAWASAN :

1. Pengawasan pendahuluan/ feedforward controll

2. Pengawasan concurrent

3. Pengawasan umpan balik/ feedback controll

TAHAP-TAHAP PENGAWASAN

1. Penetapan standar pelaksanaan (perencanaan)

2. Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan

3. Pengukuran pelaksanaan kegiatan

4. Pembandingan dengan standar, evaluasi

5. Pengambilan tindakan, koreksi bila perlu

KARAKTERISTIK-KARAKTERISTIK PENGAWASAN

1. Akurat
2. Tepat waktu

3. Obyektif dan menyeluruh

4. Terpusat pada titik-titk pengawasan strategik

5. Realistik secara ekonomis

6. Realistik secara organisasional

7. Terkoordinasi dengan aliran kerja organisasi

8. Fleksibel

9. Bersifat sebagai petunjuk dan operasional

10. Diterima para anggota organisasi

PENGUKURAN KINERJA

Metode yang digunakan untuk mengadakan penilaian atas keberhasilan / kegagalan


pelaksanaan kegiatan / program / kebijakan sesuai dengan sasaran dan tujuan yg ditetapkan
dalam rangka mewujudkan misi dan visi organisasi

Kinerja instansi pemerintah adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran ataupun
tujuan instansi pmth sebagai penjabaran dari visi, misi dan stratejik instansi pemerintah yang
mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai
dengan program dan kebijakan yang ditetapkan

AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH { A K I P }

Adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan


keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai sasaran & tujuan
yang telah ditetapkan melalui sistem pertanggungjawaban secara periodik

SISTEM AKUNTABLITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH { S A K I P }

SAKIP pada pokoknya adalah instrumen yang digunakan instansi pemerintah dlm memenuhi
kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan & kegagalan pelaksanaan misi
organisasi, terdiri berbagai komponen yg merupakan satu kesatuan: perencanaan stratejik,
perencanaan kinerja, pengukuran kinerja & pelaporan

INSTANSI PEMERINTAH { L A K I P }
LAKIP adalah dokumen yang berisi gambaran perwujudan AKIP yang disusun dan
disampaikan secara sistimatis dan melembaga

Manajemen kinerja adalah suatu proses di mana pimpinan memastikan bahwa aktivitas
bawahannya beserta hasil kerjanya sesuai dengan tujuan organisasi

Nilai-nilai dasar BerAKHLAK merupakan panduan perilaku bagi ASN dalam melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya

Ada tujuh kompenen yang tercakup

dalam akronim BerAKHLAK, yakni:

1. Berorientasi Pelayanan

2. Akuntabel

3. Kompeten

4. Harmonis

5. Loyal

6. Adaptif

7. Kolaboratif.
TUGAS RESUME MATERI 4
PENERAPAN FUNGSI DAN TUGAS ASN DI TEMPAT KERJA
A. BERORIENTASI PELAYANAN
Devisi pelayanan publik sebagaimana tercantum dalam UU Pelayanan public adalah k
egiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai denga
n peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa da
n/atau pelayanan administrative yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Pegawai ASN Berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayanan public, serta sebagai
perekat, dan penersatu bangsa. Untuk menjalankan fungsi tersebut, pegawai ASN bertugas u
ntuk :
1. Melaksanakan kebijakan public yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesu
ai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
2. Memberikan pelayanan public yang profesional dan berkualitas
3. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Hal-hal yang penting diperhatikan dalam membangun lingkungan kerja yang akuntabel adala
h : Kepemimpinan, transparasi, integriras, tanggung jawab, keadilan, kepercayaan, keseimban
gan, kejelasan, dan konsistensi.

1. Panduan Perilaku Berorientasi Pelayanan

a.Memahami dan Memenuhi Kebutuhan Masyarakat Dapat diwujudkan dengan : 1) Mengabd


i kepada negara dan rakyat Indonesia 2) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpi
hak 3) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian 4) Menghargai komunikasi, konsult
asi, dan kerja sama.

b. Ramah, Cekatan, Solutif, dan Dapat Diandalkan 1) memelihara dan menjunjung tinggi stan
dar etika yang luhur 2) memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pe
merintah 3) memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, ber
daya guna, berhasil guna, dan santun.

c. Melakukan Perbaikan Tiada Henti 1) mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya k


epada public 2) mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai. 2. Tantang
an Aktualisasi Nilai Berorientasi Pelayanan Dalam rangka mencapai visi reformasi birokrasi s
erta memenangkan persaingan di era digitalyang dinamis, diperlukan akselerasi dan upaya lua
r biasa (keluar dari rutinitas danbusiness as usual ) agarterciptabreakthroughatau terobosan, y
aitu perubahan tradisi, pola, dan cara dalam pemberian pelayanan publik. Terobosan itulah ya
ng disebut dengan inovasi pelayanan publik
B. AKUNTABEL Pengertian Akuntabilitas Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut a
dalah Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan
berintegritas tinggi. Etika Publik Etika Publik merupakan merupakan refleksi kritis yang men
garahkan bagaimana nilai (kejujuran, solidaritas, keadilan, kesetaraan, dll) dipraktikan dalam
wujud keprihatinan dan kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat atau kebaikan orang la
in. ● Goals (Tujuan) ● Roles (Peran) ● Procedures (Prosedur) ● Relationships (Hubungan) ●
Leadership (Kepemimpinan)

C. KOMPETEN 1. Konsepsi Kompetensi `Kompetensi merupakan perpaduan aspek pengeta


huan (knowledge), keterampilan (skill), dan sikap (attitude) yang terindikasikan dalam kema
mpuan dan perilaku seseorang sesuai tuntutan pekerjaan. Sesuai Peraturan Menteri PANRB N
omor 38 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi ASN, kompetensi meliputi: a. Kompetensi
Teknis b. Kompetensi Manajerial c. Kompetensi Sosial Kultural 2. Hak Pengembangan Kom
petensi Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN adanya hak pengembangan pegawai, seku
rang-kurangnya 20 (dua puluh) Jam Pelajaran bagi PNS dan maksimal 24 (dua puluh empat)
Jam Pelajaran bagi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). 3. Pendekatan Peng
embangan Kompetensi Terdapat dua pendekatan pengembangan yang dapat dimanfaatkan pe
gawai untuk meningkatkan kompetensinya, yaitu klasikal dan non klasikal. Optimalisasi hak
akses pengembangan kompetensi dapat dilakukan dengan pendekatan pelatihan non klasikal,
diantaranya e-learning, job enrichment dan job enlargement termasuk coaching dan mentorin
g.

D.HARMONIS 1. Keberagaman bangsa Indonesia selain memberikan banyak manfaat juga


menjadi sebuah tantangan bahkan ancaman, karena dengan kebhinekaan tersebut mudah meni
mbulkan perbedaan pendapat dan lepas kendali, mudah tumbuhnya perasaan kedaerah yang a
mat sempit yang sewaktu bisa menjadi ledakan yang akan mengancam integrasi nasional atau
persatuan dan kesatuan bangsa. 2. Terbentuknya NKRI merupakan penggabungan suku bangs
a di nusantara disadari pendiri bangsa dilandasi rasa persatuan Indonesia. Semboyan bangsa y
ang dicantumkan dalam Lambang Negara yaitu Bhineka Tunggal Ika merupakan perwujudan
kesadaran persatuan berbangsa tersebut. 3. Etika publik merupakan refleksi kritis yang menga
rahkan bagaimana nilai-nilai kejujuran, solidaritas, keadilan, kesetaraan, dan lain-lain diprakti
kkan dalam wujud keprihatinan dan kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat. Adapun
Kode Etik Profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus da
lam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh o
leh sekelompok profesional tertentu. Oleh karena itu, dengan diterapkannya kode etik Aparat
ur Sipil Negara, perilaku pejabat publik harus berubah, 4. Membangun budaya harmonis tem
pat kerja yang harmonis sangat penting dalam suatu organisasi. Suasana tempat kerja yang po
sitif dan kondusif juga berdampak bagi berbagai bentuk organisasi. Identifikasi potensi dishar
monis dan analisis strategi dalam mewujudkan susasana harmonis harus dapat diterapkan dal
am kehidupan ASN di lingkungan bekerja dan bermasyarakat.

E. LOYAL 1. Urgensi Loyalitas ASN Dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah sa
tu strategi transformasi pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia (World Class
Government ), pemerintah telah meluncurkan Core Values (Nilai-Nilai dasar) ASN BerAKH
LAK dan Employer Branding (Bangga Melayani Bangsa). 2. Makna Loyal dan Loyalitas Bag
i seorang Pegawai Negeri Sipil, kata loyal dapat dimaknai sebagai kesetiaan, paling tidak terh
adap cita-cita organisasi, dan lebih-lebih kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKR
I). 3. Loyal dalam CORE VALUE ASN Loyal, merupakan salah satu nilai yang terdapat dala
m Core Values ASN yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan
kepentingan bangsa dan negara dengan panduan perilaku

F. ADAPTIF Adaptif merupakan kemampuan alamiah dari makhluk hidup. Organisasi dan in
dividu di dalamnya memiliki kebutuhan beradaptasi selayaknya makhluk hidup, untuk memp
ertahankan keberlangsungan hidupnya.

G.KOLABORATIF Collaborative Governance mencakup kemitraan institusi pemerintah unt


uk pelayanan publik Sebuah pendekatan pengambilan keputusan, tata kelola kolaboratif, sera
ngkaian aktivitas bersama di mana mitra saling menghasilkan tujuan dan strategi dan berbagi
tanggung jawab dan sumber daya

Anda mungkin juga menyukai