Anda di halaman 1dari 39

MANAJEMEN, ORGANISASI DAN

MEKANISME KERJA BIMBINGAN


KONSELING
1.1 MANAJEMEN DAN ORGANISASI
BIMBINGAN DAN KONSELING
Pengembangan manusia Indonesia yang
bermutu (kualitas) tidak cukup dengan
transformasi ilmu pengetahuan dan teknolog
tetapi harus didukung oleh peningkatan
profesionalisme dan sistem manajemen tenaga
kependidikan serta pengembangan kemampuan
peserta didik untuk dapat menolong diri sendiri
dalam memilih dan mengambil keputusan untuk
mencapai cita-citanya.
A.Konsep Dasar Manajemen
1.Pengertian Manajemen
manajemen diartikan sebagai proses mengadakan,
mengatur dan me manfaatkan berbagai sumber daya
yang dianggap penting guna men capai suatu tujuan.
Manajemen merupakan keseluruhan proses aktivitas
yang dilakukan oleh sekelompok manusia dalam suatu
sister organisasi dengan menggunakan segala sumber
daya untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
2.Tujuan dan Fungsi Manajemen
 
Penerapan manajemen adalah untuk mempermudah
pencapaian suatu tujuan. Oleh karena itu agar tujuan
dapat dicapai dengan efektif dan efisian, maka langkah
pertama yang harus dilakukan adalah mengenal apa
tujuan yang diharapkan. Pentingnya mengenal tijuan
secara jelas akan memberikan (1) kepastian arah; (2)
mem fokuskan usaha; (3) menjadi pedoman rencana dan
keputusan; dan (4) mempermudah penghambat dan
penunjangnya.
Tujuan Manajemen
John F Mee dalam Suherman (2007) memberikan sifat-sifat yang
terkandung dalam tujuan yang dapat mempermudah pemahaman
tentang arti atau makna yang terkandung dalam tujuan, di antaranyam
tujuan tersebut harus:
1.Ditentukan sebelum aktivitas organisasi dilakukan;
2.Dapat dimengerti oleh semua personel yang terlibat dalam
pelaksanaan aktivitas organisasinya;
3.Dinyatakan baik secara tertulis ataupun lisan dan
4.Menjadi pegangan bagi para personel organisasi dalam proses
pencapaiannya.

 
Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen secara rinci adalah sebagai berikut:
 
1.Menciptakan suatu koordinasi dan komunikasi setiap
personel dan antar personel.
2.Organisasi dalam menjalankan tugas.
3.Mendorong setiap personel melaksanakan tugas-tugasnya
secara efektif dan efisien
4.Memudahkan pelaksanaan analisis tugas dan tanggung
jawab setiap personel organisasi secara efektif.
5.Memperjelas tugas dan kewenangan serta tanggung jawab
masing-masing personel.
6.Yang terlibat dalam organisasi.
3.Aspek dan Fungsi Manajemen
Menurut Babbage, Taylor, Fayol, Hanry Cantt
dan Cillberth dalam Juntika (2005), fungsi
manajemen mencakup kegiatan perencanaan
planning), pengorganisasian (organizing),
pengarahan (actuating), koordinasi
(coordinating) dan pengawasan (controlling).
Perencanaan/Planning
perencanaan merupakan keputusan yalls diambil untuk
melakukan kegiatan organisasi dalam kurun waktu
tertentu agar penyelenggaraan organisasi itu lebih
efektif dan efisien, Perencanaan juga merupakan proses
penetapan tujuan kegiatan dan memilih cara atau
strategi yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut.
Pengorganisasian/Organizing
Fungsi manajemen yang kedua adalah fungsi
pengorganisasian (organizing) yang merupakan
fungsi organik kedua dari manajemen.
Pengorganisasi adalah penetapan struktur peran-
peran melalui pe nentuan berbagai aktivitas yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan tujuan
perusahaan dan bagian-bagiannya.
 
Pengarahan/Actuating
fungsi inis merupakan fungsi fundamental manajemen sebagai
tindak lanjut dari fungsi perencanaan dan pengorganisasian.
Pendapat Terry yang dikutip Hasibuan (1996: 187),
mengemukakan bahwa penggerakkan adalah indakan untuk
mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha sepenuh
hati untuk mencapai sasaran agar sesuai dengan perencanaan
manajerial dan usaha-usaha organisasi Menurut Soekarno (1986:
101), fungsi penggerakkan adalah suatu fungsi pem bimbing dan
pemberian pimpinan serta penggerakkan orang-orang, agar
orang-orang atau kelompok orang-orang itu suka dan mau
bekerja.
Koordinasi (Coordinating)
Koordinasi merupakan suatu kegiatan yang
susah dilakukan, namun koordinasi dalam suatu
organisasi sangat diperlukan agar kegiatan yang
dilakukan dapat mudah dilaksanakan .
Pengawasan/Controlling
Fungsi manajemen yang terakhir adalah fungsi
pengawasan (controlling). Fungsi ini melengkapi
lingkaran siklus manajemen secara utuh yang harus
dilaksanakan oleh manajer. Handoko (1995: 360)
mengemukakan bahwa pengawasan manajemen adalah
suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar
pelaksanaan tujuan pe rencanaan, merancang sistem
informasi umpan balik.
 
B.Inflementasi Fungsi Manajemen Dalam Bimbingan Dan
Konseling
Fungsi-fungsi manajemen yang diimplementasikan dalam
kegiatan bimbingan dan konseling terlihat dan dapat diwujudkan
dalam pe rencanaan program bimbingan konseling, merupakan
pengorgani sasian aktivitas dan semua unsur pendukung
bimbingan dan Konseling, penetapan staf bimbingan dan
konseling, lalu menggerak an atau meningkatkan pemberdayaan
sumber daya manusia (SDM) untuk melaksanakan tugas masing-
masing dengan cara memberikan motivasi dan yang terakhir
melakukan evaluasi terhadap kegiatan layanan bimbingan dan
konseling serta hasil yang dicapai melalui aktivitas layanan yang
telah dilaksanakan.
 
a.Prinsip-prinsip Perencanaan Bimbingan dan Konseling
 
Dalam melaksanakan kegiatan program bimbingan dan konseling
sangat dibutuhkan suatu manajemen yang dapat meningkatkan
kualitas dan mutu dari layanan bimbingan dan konseling
sehingga individu dapat merasakan bantuan dari konselor, dengan
per masalahan yang sedang dihadapinya. Sistem manajemen
dalam layanan akan memberikan dampak yang sangat
berpengaruh untuk hasil dari sebuah bimbingan. Oleh karena itu,
untuk menciptakan suatu mutu dan kualitas yang baik diperlukan
berbagai masukan (input) dalam mengelola layanan bimbingan
dan konseling.
b.Konsep Dasar Pengorganisasian dalam Bimbingan
dan Konseling

Definisi
Pengorganisasian dalam pengertian bimbingan dan
konseling berarti suatu bentuk kegiatan' yang mengatur
cara kerja, prosedur kerja dan pola kerja atau
mekanisme kerja kegiatan layanan bimbingan dan
konseling.
Manfaat Pengorganisasian
 
Manfaat pengorganisasian program layanan bimbingan dan konseling adalah:
 
1. Setiap personel bimbingan menyadari tugas, peranan, ke dudukan,
wewenang dan tanggung jawab masing-masing, se hingga program dapat
dilaksanakan secara efektif dan efisien.

2. Akan terhindar dari terjadinya tumpang tindih di antara para personel


bimbingan dan konseling dalam melakukan pekerjaan.

3. Terjadi mekanisme kerja secara baik dan teratur

4. Tercapainya kelancaran, efisiensi dan efektivitas pelaksanaan program


layanan bimbingan dan konseling
Tujuan Pengorganisasian

tujuan organisasi merupakan


manifestasi dari tujuan bimbingan dan
konseling itu sendiri.
 
Implementasi Pengorganisasian

Bimbingan dan konseling tidak dapat dilaksanakan


secara jelas dan sistematis apabila tidak diorganisir
secara baik. Artinya tanpa organisasi, maka tidak ada
koordinasi, perencanaan, dan sasarannya tidak jelas,
maka peluang untuk berhasil sangat kecil. Oraganisasi
akan menjadikan, kepemimpinan yang proporsional dan
profesional.
Dalam Pendidikan formal, tugas dan peran
masing-masing personel pendidikan dalam
bimbingan dan konselingbisa diperhatikan
dalam uraian sebagai berikut:
Kepala Sekolah

Kepala sekolah adalah penanggung jawab seluruh kegiatan pendidikan di sekolah yang dipimpinnya,
baik kegiatan pengajaran, pelatihan maupun kegiatan layanan bimbingan dan konseling.
kepala sekolah memiliki tugas dan peran dalam layanan bimbingan konseling
adalah sebagai berikut:
 
a.Penentuan staf personel bimbingan dan konseling;
b.Penyusunan program bimbingan dan konseling;
c.Sosialisasi dan penetapan program bimbingan dan konseling kepada sivitas sekolah sebagai bagian
dari program pendidikan;
d.Penyediaan kelengkapan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam kegiatan bimbingan dan
konseling:
e.Pemantauan dan supervisi terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling;
f.Pengembangan kerjasama dengan instansi atau profesi lain yang berkaitan dengan
pelaksanaankegiatan layanan bimbingan dan konseling.
g.Pengembangan program bimbingan dan konseling termasuk pembinaan dan pelatihan personel
bimbingan dan konseling.

 
Wakil Kepala Sekolah

Wakil kepala sekolah merupakan orang kedua yang bertanggung jawab atas
kebijakan pendidikan di sekolahnya setelah kepala sekolah.

Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling, masing masing wakil kepala


sekolah memiliki peran dalam:
a. Pelaksanaan kebijakan pimpinan sekolah terutama yang ber kaitan dengan
pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling;
b.Penyediaan informasi baik berkaitan dengan aktivitas dan prestasi
akademik, penyediaan dan kelengkapah sarana pra sarana, kepeseta didikan
maupun sumber daya lain yang di perlukan dan dapat mendukung dalam
penyusunan program bimbingan dan konseling.
C. Sosialisasi program bimbingan dan konseling kepada seluruh personel dạn
komponen sekolah sesuai dengan bidang dan kewenangannya dan
d. Dukurgan dan pemantauan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling.
Wali Kelas

Wali kelas merupakan mitra kerja konselor yang sangat berperan dalam:

a. Menyediakan informasi tentang karakteristik kebutuhan para peserta didik di


kelasnya;
b. Mensosialisasikan.keberadaan layanan bimbingan dan konseling, terutama
tujuan, fungsi dan mekanisme layanan kepada para peserta didik dan orang tua
peserta didik di kelasnya;
c. Memantau perkembangan dan kemajuan para peserta didik di ke asnya
terutama yang telah memperoleh layanan bimbingan dan konseling;
d. Mengidentifikasi peserta didik yang membutuhkan layanan responsif terhadap
permasalahan yang dihadapinva:
e. Melakukan kunjungan rumah dan
f. Kegiatan konferensi kasus.
Guru Mata Pelajaran / Bidang Study
Guru mata pelajaran merupakan personel yang sangat penting dalam aktivitas
bimbingan dan konseling, karena vang bersangkutan bisa berperan sebagai
mata dan telinga bimbingan dan konseling ai sekolah.

Secara rinci përan guru mata pelajaran berperan dalam:


 
a. Mensosialisasikan layanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik
terutama berkaitan dengan motivasi, sikap dan kebiasaan belajar yang efektif;
b. Menyediakan informasi mengenai sikap dan kebiasaan peserta didik dalam
mengikuti proses pembelajaran;
c. Mengidentifikasi peserta didik yang memerlukan layanan bimbingan dan
konseling terutama berkenaan dengan mata pelajaran yang diampunya;
d. Memantau perkembangan dan kemajuan peserta didik terutama yang
telah memperoleh layanan bimbingan dan konseling:
Staf Administrasi

Staf administrasi merupakan salah satu


komponen pendukung terlaksananya layanan
bimbingan dan konseling di sekolah
 
Konseler
 
Konselor merupakan tenaga profesional dalam aktivitas
layanan bimbingan dan konseing, karena itu seorang
konselor merupakan kunci keberhasilan aktivitas
layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Dengan
pengalaman akademik, keterampilan dan ke
pribadiannya.
Konseler sebagai konsultan

Di sekolah, guru bimbingan konseling selain


bertugas sebagal konselor untuk peserta didik
juga dapat berperan sebagai konsultan.
 
1.2 MEKANISME KERJA LAYANAN BIMBINGAN KONSELING

Pendidikan di sekolah merupakan suatu upaya yang strategis dalam


pemberdayaan sumber daya manusia pendidikan memiliki fungsi
pengembangan, membantu individu mengembangkan diri sesuai dengan
fitrahnya, beragaman, membantu dengan individu memilih arah
perkembangan yang tepat sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh peserta
didik dan

terintegrasi membawa keragaman perkembangan karena tujuan sesuai


dengan hakikat manusia untuk menjadi manusia yang utuh.
A. Upaya Bimbingan Konseling Mewujudkan Fungsi Pendidikan

Bimbingan konseling berupaya merealisasikan fungsi-fungsi pendidikan


seperti terarah kepada upaya membantu individu, dengan mengembangkan
penalarannya untuk memperhalus perasaannya menginternalisasi sikap dan
nilai, memperbarui dan mengintegrasi sistem nilai ke dalam perilaku mandiri
titik bimbingan konseling, sebagai upaya pendidikan diartikan sebagai proses
bantuan kepada individu untuk mencapai tingkat perkembangan diri secara
optimum di dalam navigasi hidupnya secara mandiri titik ada dua kata kunci
yang perlu dimaknai lebih dalam dari definisi tersebut
 
B. Mekanisme Penetapan Program BK

Program BK di sekolah merupakan bagian


yang integral dari keseluruhan program di
sekolah karena itu program beta memiliki
kekhususan dalam penetapannya.
 
1. Pengertian program bimbingan dan konseling

Program bimbingan konseling yaitu seperangkat kegiatan bimbingan


konseling yang dirancang secara terencana, terorganisir, terkoordinasi selama
periode waktu tertentu dan dilakukan secara kait mengait untuk mencapai
tujuan titik karena itu kejelasan dan ketetapan penyusunan program
bimbingan konseling memegang peranan yang sangat penting untuk dapat
memberikan peluang dalam mencapai tujuan.
2. Proses Penetapan Bimbingan Konseling Di Sekolah
3. Persiapan Penyusunan Rencana Program Bk
 
Kegiatan pertama dalam mempersiapkan rencana dilakukan oleh koordinator
guru bimbingan konseling bersama-sama guru bimbingan konseling lainnya
untuk menyusun rencana Program biasanya dibentuk tim yang terdiri dari
guru bimbingan konseling di sekolah yang bersangkutan. Tim tersebut
bertugas mempersiapkan alat-alat pengumpul data atau instrumen untuk
melakukan needs asesment.
4.Penyusunan Rencana Program Bk
 
Mulai melakukan kegiatan menyusun rencana program bimbingan konseling
berdasarkan hasil needs asesment tentang kebutuhan individu, permasalahan
sekolah yang harus segera diatasi, kemampuan personal peralatan yang
tersedia, menganalisis hasil nets assessment,
5.Rencana Program
 
Hasil dari kegiatan menyusun rencana program bimbingan konseling sudah
selesai yaitu masih konsep yang sifatnya masih sementara yaitu masih bisa
berubah atau bisa berubah maupun bisa berkurang rencana Program ini akan
dilakukan evaluasi yang dalam bimbingan konseling disebut evaluasi
program, atau dapat dikatakan bahwa evaluasi program adalah program.
6. Kegiatan Evaluasi Program BK
 
Kegiatan keempat yaitu evaluasi program bimbingan konseling dalam evaluasi
program bahan yang dievaluasi adalah rencana Program yang disusun oleh tim
perancang program bimbingan konseling dan hasil evaluasi program adalah
program yang akan dilaksanakan pada periode tertentu peserta kegiatan
evaluasi program
8.Mekanisme Penangan Masalah
 
Pembinaan peserta didik di laksanakan oleh seluruh pendidik yaitu sekolah
(kepala sekolah, wali kelas, dan tenaga administrasi), orang tua, masyarakat
dan pemerintah
7. Pelaksanaan Program Bimbingan Konseling
 
Pada tahap kelima yaitu tahap terakhir, dengan melaksanakan program BK
sesuai dengan tugas masing-masing personel. Melakukan monitoring dan
evaluasi oleh kepala sekolah atau melakukan evaluasi proses (dilakukan oleh
guru bimbingan konseling dan personel lain yang melaksanakan kegiatan).
Mekanisme Penanganan Pesesrta Didik Bermasalah di Sekolah (Sumber : Pedoman Pelayanan BK di Sekolah Menengah 2004)
THANKS YOU

Anda mungkin juga menyukai