Anda di halaman 1dari 3

NAMA : Rizaro Fitri Wulansari

NIM : 1401421040

PRODI : BIMBINGAN DAN KONSELING

RESUME KELOMPOK 10

MANAJEMEN DAN POLA ORGANISASI BIMBINGAN DAN KONSELING DI


SEKOLAHMANAJEMEN DAN POLA ORGANISASI BIMBINGAN DAN KONSELING
DI SEKOLAH

A. Pengertian Manajemen Bimbingan dan Konseling


Kata manajemen berasal dari bahasa Inggris yaitu dari kata ”to manage” yang
berarti mengurus, mengelola, atau mengatur. Manajemen adalah ilmu dan
seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif, untuk
mencapai tujuan tertentu. Oleh karena itu apabila suatu organisasi atau
kelompok orang yang gagal dalam mencapai tujuannya, maka akan disebut
“Mismanagement” yang artinya salah urus, salah pengelolaan atau salah
pengaturan.
B. Makna dan Tujuan Manajemen Bimbingan dan Konseling
Setiap organisasi dan kegiatan mempunyai tujuan yang ingin dicapai, untuk
mencapainya maka diperlukan adanya kegiatan manajemen sehingga tujuan
yang dicapai dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Manajemen
bimbingan dan konseling bertujuan untuk mengembangkan diri peserta didik
secara efektif dan efisien.
C. Prinsip - Prinsip Manajemen Bimbingan dan Konseling
a) Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah kegiatan konselor atau guru pembimbing dalam
menyiapkan dan menetapkan sasaran, tujuan, materi, metode, waktu,
tempat dan 3 rencana penilaian dari kegiatan bimbingan dan konseling
yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik secara efektif dan
efisien.
b) Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan
kelakuan yang efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat
bekerjasama secara efisien, dan memperoleh kepuasan pribadi dalam
melaksanakan tugas-tugas tertentu, dalam kondisi lingkungan tertentu
guna mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan.
c) Penyusunan personalia (Staffing)
Penyusunan personalia dapat diartikan sebagai suatu proses pengelolaan
struktur organisasi melalui tahap seleksi, penilaian, dan pengembangan
sumber daya manusia yang tepat dan efektif untuk mengisi jabatan dalam
suatu organisasi.
d) Pengarahan dan kepemimpinan (Leading)
Prinsip ini berkenaan dengan bagaimana mengarahkan dan memimpin
para personalia layanan BK, sehingga mereka bekerja sesuai dengan job
atau bidang tugas-tugas masing-masing.
e) Pengawasan (Controlling)
Prinsip ini dalam pelayanan bimbingan dan konseling berkenaan dengan
bagaimana melakukan pengawasan dan penilaian terhadap kegiatan BK
mulai dari penyusunan rencana program hingga pelaksanaannya.

D. Aspek - Aspek Manajemen Bimbingan dan Konseling


1) Perencanaan Program Bimbingan dan Konseling
Untuk tercapainya program perencanaan BK yang efektif dan efisien, maka
ada beberapa hal yang harus dilakukan yaitu analisis kebutuhan siswa,
penentuan tujuan BK, analisis situasi sekolah, penentuan jenis kegiatan
yang akan dilaksanakan.
2) Pelaksanaan dan Pengarahan Program Bimbingan dan Konseling
Sekolah sebagai satuan pendidikan perlu merancang program bimbingan
dan konseling sebagai bagian integral dari program sekolah secara
keseluruhan. Program inilah yang akan dijadikan acuan pelaksanaan
layanan bimbingan dan konseling di sekolah tersebut.
3) Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling
Evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling merupakan upaya
menilai efisiensi dan efektivitas manajemen bimbingan dan konseling di
sekolah pada khususnya dan program bimbingan dan konseling yang
dikelola oleh staf bimbingan dan konseling pada umumnya.
4) Supervisi Kegiatan Bimbingan dan Konseling
Manfaat pokok dari supervisi ini adalah untuk mengendalikan personil
pelaksana bimbingan dan konseling, memantau kemungkinan adanya
kendala yang muncul dan dihadapi oleh personil dalam pelaksanaan
tugasnya, mencari jalan keluar terhadap hambatan dan permasalahan
dalam pelaksanaan program
E. Pola Organisasi Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Pola organisasi atau pola manajemen bimbingan dan konseling adalah


kerangka hubungan terstruktur antara berbagai macam bidang atau berbagai
kedudukan dalam pelayanan bimbingan dan konseling. Pola manajemen
bimbingan dan konseling ini terbagi dua, yaitu pola professional dan pola
non-professional.
Pola profesional adalah guru pembimbing atau guru BK 6 dalam suatu
sekolah tersebut berasal dari alumni bimbingan dan konseling (BK) baik strata
satu (S1), strata dua (S2), dan strata tiga (S3) yang khusus menangani
bimbingan konseling dalam sekolah tersebut.

Anda mungkin juga menyukai