Anda di halaman 1dari 6

1 Fungsi Manajemen Pendidikan

Seperti yang disebutkan oleh S.L Sharma (2009), “ educational management is a field of study and
practice concerned with the operation of educational organizations .” Dapat dikatakan bahwa
manajemen pendidikan memiliki konsentrasi penuh terhadaptujuan pendidikan. Proses penentuan
tujuan dalam organisasi tersebut merupakan inti dari manajemen pendidikan. Pengertian proses
mengacu kepada serangkaian kegiatan yangdimulai dari penentuan sasaran (tujuan) sampai akhirnya
sasaran tercapainya tujuan. Rangkaian kegiatan tersebut diawali dengan perumusan tujuan –
perencanaan, laludilanjutkan dengan pelaksanaan, dan selama pelaksanaan dilakukan pengawasan
dan atau penilaian, dan diakhiri dengan pemberian umpan balik/tindak lanjut ( follow up). Rangkaian
kegiatan tersebut sering disebut dengan fungsi manajemen atau prosesmanajemen. Fungsi, artinya
kegiuatan atau tugas-tugas yang harus dikerjakan dalam usahamencapai tujuan.Beberapa ahli telah
mengemukakan fungsi-fungsi manajemen, di antaranya adalah:

1. William H. Newman mengklasifikasikan fungsi manjemen atas lima kegiatan denganakronim


POASCO, yakni:

1) Planning (perencanaan)

2) Organizing (pengorganisasian)

3) Assembling resource (pengumpulan sumber)

4) Supervising (Pengendalian)

5) Controlling (pengawasan)

2. Dalton E. Mc. Farland, membagi tiga fungsi manajemen dengan akronim POCO yakni:

1) Planning

2) Organizing

3) Controlling

3. H. Koontz & O ’ Donnell,

mengklasifikasikannya atas lima proses dengan akronimPODiCo, yakni:

1) Planning
2) Organizing
3) Staffing

4) Directing

5) Controling

4. Luther Gulick membaginya atas tujuh fungsi dengan akronim POSDCoRB, yakni

1) Planning

2) Organizing

3) Staffing

4) Drecting

5) Coordinating
6) Reporting

7) Budgeting

5. George R. Terry, mengklasifikasikannya atas empat fungsi dengan akronim POAC,yakni:

1) Planning

2) Organizing

3) Actuating

4) Controling

6. Robbins dan Coulter, mengklasifikasikannya atas empat fungsi dengan akronim POCL,yakni :

1) Planning

2) Organizing

3) Leading

4) Controling

Dari klasifikasi fungsi-fungsi manajemen di atas, tampak bahwa di antara para ahliada kesamaan
pandangan tentang fungsi manajemen. Seluruh ahli sependapat bahwafungsi pertama dari
manajemen adalah perencanaan, kemudian ditindak lanjuti dengan pengorganisasian. Gulick
menambahkan satu fungsi lagi, yang tidak disinggung ahli lain,yang akan berjalan dengan baik
jika disertai dengan usaha pembiayaan dalam bentukrencana anggaran, dan pengawasan
anggaran. Masing-masing fungsi manajemen yangdikemukakan di atas, akan dipaparkan pada
bagian berikut dengan mengacu pada pengklasifikasian dari Luther Gulick (POSDCORB)

2.1. 1 Perencanaan ( Planning )

Perencanaan yang kata dasarnya “rencana” pada dasarnya merupakan tindakan memilih dan
menetapkan segala aktifitas dan sumberdaya yang akan dilaksanakan dandigunakan di masa
yang akan datyang untuk mencapai tujuan tertentu.

Perencanaan mengacu pada pemikiran dan penentuan apa yang akan dilakukan dimasa depan,
bagaimana melakukannya, dan apa yang harus disediakan untukmelaksanakan aktivitas tersebut
untuk mencapai tujuan secar maksimal.Tahap-tahap perencanaan :

a. Perumusan tujuan, pada tahap ini penyususn perencanaan harus merumuskan tujuanyang
hjendak di capai di masa yang akan datang.

B. Perumusan kebijaksanaan, yakni merumuskan bagaiaman usaha untuk mencapai tujuanyang


telah dirumuskan dalam bentuk tindakan-tindakan yang terkoordinir terarah danterkontrol.

c. Perumusan prosedur, yakni menentukan batas-batas dari masing-masing komponen


(sumberdaya).

d. Perencanaan skala kemajuan, merumuskan standar hasil yang yang akan diperolehmelalui
pelaksanaan aktivitas pada waktu tertentu.
e. Perencanaan bersifat menyeluruh, maksudnya setelah tahap a s/d d dirumuskandengan baik.

Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam setiap membuat perencanaan meliputi:

a. Harus didasarkan pada tujuan yang jelas, maksudnya semua komponen


perencanaandikembangkan dengan berorientasi pada tujuan yang jelas.

B. Bersifat sederhana, realistis, dan praktis, maksudnya perencanaan yang dibuat tidak bersifat
muluk-muluk

c. Terperinci, maksudnya harus memuat segala uraian dan klasifikasi rangkaian tindakanyang
akan dilaksanakan.

d. Memiliki fleksibilitas artinya perencanaan yang dibuat tidak bersifat kaku

e. Terdapat perimbangan antara unsure atau komponen yang terlibat dalam pencapaiantujuan

f. Diupayakan adanya penghematan sumber daya serta kemungkinan diadakannyasumberdaya


tersebut di masa-masa aktivitas sedang berlangsung

g. Diusahakan agar tidak terduplikasi dalam pelaksanaan

Di bidang persekolahan, perencanaan sekolah merupakan proses penentuan visi,misi, tujuan,


sasaran, alat, tuntutan-tuntutan, taksiran, pos-pos tujuan, pedoman, dan kesepakatan
( commitment) yang menghasilkan program-program sekolah yang terus berkembang.
Perencanaan sekolah harus luwes, mampu menyesuaikan diri terhadap kebutuhan, dapat
dipertanggungjawabkan, dan menjadi penjelas dari tahap-tahap yang dikehendaki dengan
melibatkan sumber daya dalam pembuatan keputusan.

Komponen perencanaan sekolah mencakup kesiapan sumber daya manusia yangterkait dengan
upaya mengelola sekolah, kualitas dan status sekolah, peraturan maupun kebijakan dan garis
besar pedoman pelaksanaannya meliputi kerangka nasional dan otonomi sekolah, yaitu
kebijakan pendidikan pada semua level dan jenis pendidikanmengacu pada tujuan pendidikan
nasional dalam konteks kesatuan dan persatuan bangsadengan kualitas yang mengglobal.

2.1.2 Pengorganisasian ( Organizing )

Pengoganisasian diartikan sebagai kegiatan pembagian tugas-tugas pada orangyang terlibat


dalam kerja sama di sekolah. Kegiatan pengorganisasian menentukan siapayang akan
melaksanakan tugas sesuai pronsip pengorganisasian. Sehingga pengorganisasian dapat disebut
sebagai keseluruhan proses memilih orang-orang sertamengalokasikannya sarana dan prasarana
untuk memunjang tugas orang-orang itu dalamorganisasi dan mengatur mekanisme kerjanya
sehingga dapat menjamin pencapaian tujuan.

Efesiensi dalam pengorganisasian adalah pengakuan terahadap sekolah-sekolah pada


penggunaan waktu dan uang dan sumber daya yang terbatas dalam mencapai tujuan,yaitu alat
yang diperlukan, pengalokasian waktu, dana dan sumber daya sekolah

Keefektifan dalam pengorganisasian sekolah menggambarkan ketepatan pembagian tugas, hak,


tanggung jawab, hubungan kerja bagian-bagian organisasi, dan menentukan personal (guru dan
non guru) melaksanakan tugasnya.
Keunggulan dalam pengorganisasian kemampuan organisasi dan kepala sekolahmelaksanakan
fungsi dan tugasnya sehingga dapat meningkatkan harga diri dan kualitassekolah.

Beberapa hal pokok atau prinsip yang dapat dipedomani dan diperhatikan dalam
pengorganisasian sekolah yaitu prinsip pengorganisasian mempunyai tujuan yang jelas,tujuan
organisasi dapat dipahami dengan jelas oleh setiap anggota organisasi, tujuanorganisasi harus
dapat diterima oleh setiap anggota organisasi. Prinsip lainnya adanyakesatuan arah dari berbagai
bagian organisasi, adanya kesatuan perintah, adanya keseimbangan antara wewenang dan
tanggung jawab, adanya pembagian tugas yang jelas,struktur organisasi disusun seserdehana
mungkin, adanya jaminan terhadap jabatan-jabatandalam organisasi, adanya balas jasa yang
setimpal, dan penempatan orang yang bekerjadalam organisasi sesuai dengan kemampuannya
( profesional ).

2.1.3 Penyusunan Pegawai ( Staffing )

Seperti fungsi-fungsi manajemen lainnya, staffing juga merupakan fungsi yangtidak kalah
pentingnya. Tetapi agak berbeda dengan fungsi lainnya, penekanan dari fungsiini lebih
difokuskan pada sumber daya yang akan melakukan kegiatan-kegiatan yang telah direncakan dan
diorganisasikan secara jelas pada fungsi perencanaan dan pengorganisasian. Prinsip the “ the
right man on the right place ” menjadi pegangan utama dalam fungsi manajemen ini. Aktifitas
yang dilakukan dalam fungsi ini, antara lain menentukan, memilih, mengangkat, membina,
membimbing sumber daya manusia denganmenggunakan berbagai pendekatan dan atau seni
pembinaan sumber daya manusia.

2.1.4 Pengarahan ( Directing )

Pengarahan adalah penjelasan, petunjuk, serta pertimbangan dan bimbinganterdapat para


petugas yang terlibat, baik secara structural maupun fungsional agar pelaksanaan tugas dapat
berjalan dengan lancar, dengan pengarahan staff yantg telahdiangkat dan dipercayakan
melaksanakan tugas di bidangnya masing-masing tidakmenyimpang dari garis program yang
telah ditentukan.

Dalam pelaksanaannya pengarahan ini seringkali dilakukan bersamaan dengancontrolling sambil


mengawasi, manajer sering kali memberi petunjuk atau bimbingan bagaimana seharusnya
pekerjaan dikerjakan.

Jika pengarahan yang disampaikan manajer sesuai dengan kemauan dankemampuan dari staf,
maka staf pun akan termotivasi untuk memberdayakan potensinyadalam melaksanakan
kegiatannya.

2.1.5 Koordinasi ( Coordinating )

Pengkoordinasian merupakan suatu aktivitas manajer membawa orang-orang yangterlibat


organisasi ke dalam suasana kerjasama yang harmonis. Dengan adanya pengoordinasian dapat
dihindari kemungkinan terjadinya persaingan yang tidak sehat dankesimpangsiuran di dalam
bertindak antara orang-orang yang terlibat dalam mencapaitujuan organisasi.

Koordinasi ini mengajak semua sumber daya manusia yang tersedia untuk bekerjasama menuju
ke satu arah yang telah ditentukan. Koordinasi diperlukan untukmengatasi kemunginan
terjadinya duplikasi dalam tugas, perebutan hak dan wewenangatau saling merasa lebih penting
di antara bagian dengan bagian yang ada dalamorganisasi. Pengorganisasian dalam suatu
organisasi, termasuk organisasi pendidikan,dapat dilakukan melalui berbagai cara seperti :

1) Melaksanakan penjelasan singkat,

2) Mengadapat rapat kerja, dan

3) Memberikan balikan tentang hasil suatu kegiatan.

2.1.6 Pencatatan dan Pelaporan ( Recording and Reporting )

Segala kegiatan organisasi pendidikan mulai dari perencanaan hingga pengawasan, bahkan
pemberian umpan balik tidak memiliki arti jika tidak direkam secara baik melalui pencatatan-
pencatatan yang benar dan tepat. Semua proses dan atau kegiatan yangdirencanakan dan
dilaksanakan dalam organisasi formal, sperti lembaga pendidikan, padaumumnya selalu
dipertanggung jawabkan. Pertanggung jawaban ini tidak dapat dilakukan jika tiudak didukung
dengan data-data tentang apa yang telah, sedang, dan akan dilakukandalam organisasi tersebut,
data-data tersebut dapat diperoleh bila dilakukan pencatatan dan pengdokumentasian yang baik.

Fungsi ini memegang peranan penting dalam memberhasilkan kegiatan manajemen pendidikan,
fungsi ini umumnya lebih banyak ditangani oleh bagian ketatusahaan. Hasilcatatan ini akan
digunakan manajer untuk membuat laporan tentang apa telah, sedang danakan dilakukan dalam
upaya pencapaian tujuan pendidikan. Fungsi recording andreporting ini akan berhasil jika tata
kearsipan dapat dikelola secara efektif dan efesien

2.1.7 Pengawasan ( Controlling )

Pengawasan pada dasarnya dapat diartikan sebagai kegiatan untuk mengevaluasi,mengendalian


kegiatan sesuai dengan rencana organisasi yang telah ditetapkansebelumnya. Pengawasan
dilakukan untuk memastikan anggota organisasi melaksanakanapa yang dikehendaki seseuai
dengan tujuan organisasi, dengan cara mengumpulkan,menganalisis dan mengevaluasi informasi
dengan tujuan untuk mengendalikan kegiatansesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Sedangkan Gibson et al (1982) merumuskan pengawasan sebagai kegiatan manajerial untuk
menjamin bahwa hasil dapat dicapai sesuai dengan rencana dengan cara menyelesaikan urutan
pekerjaan secara logis denganmelakukan penempatan, pemeriksaan bahan, evaluasi kerja, dan
teknik manajerial

Pengawasan atau controlling terdiri dari unsur-unsur tindakan korektif, karena controlling itu
sebenarnya dapat berarti pula pengendalian. Jadi dapat dikatakan pengawasan adalah standar
atau tolok ukur, yang paling tidak mengandung tiga segi, yaitusesuai dengan rencana yang sudah
ditetapkan, sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku serta
memenuhi prinsip-prinsip daya guna(efisiensi) dan hasil guna (efektifitas). Melalui pengawasan
yang efektif, roda organisasi,implementasi rencna, kebijakan, dan upaya pengendalian mutu
dapat dilaksanakan denganlebih baik.

Penampilan mengindikasikan bahwa secara langsung berhubungan dengan strategisekolah


(seperti input siswa, mutu pengelola, mutu lulusan, respon masyarakat, danseterusnya)
mun/gkin biasa menyediakan sinyal peringatan awal dari perjalanan panjangyang efektif.
Pengawasan strategi sekolah sering disebut “pengawasan strategi”. Sebab fokusnya pada
kegiatan yang dilakukan sekolah untuk mencapai tujuan strategi, sehinggamenjadi sekolah lebih
bermutu. Pengawasan diartikan sebagai salah satu kegiatanmengetahui realisasi perilaku
personal sekolah dan apakah tingkat pencapaian tujuansesuai yang dikehendaki, dan dari hasil
pengawasan apakah dilakukan perbaikan.

Kenyataan menunjukkan, pengawasan dalam institusi pendidikan dilihat dari praktek


menunjukkan tidak dikembangkan untuk mencapai efektivitas, efesiensi, dan produktifitas, tetapi
lebih dititik beratkan pada kegiatan pendukung yang bersifat progresschecking, tentu saja hal
yang demikian bukanlah jawaban yang tepat untuk mencapai visidan misi pendidikan. Yang
ujung-ujungnya perolehan mutu yang kompetitif menjadi tidakterwujud.

Prinsip-prinsip pengawasan yang perlu diperhatikan menurut Massie (1973) adalah:

1) tertuju kepada strategi sebagai kunci sasaran yang menentukan keberhasilan,

2) pengawasan harus menjadi umpab balik sebagai bahan revisi dalam mencapai tujuan,

3) harus fleksibel dan responsive terhadap perubahan-perubahan kondisi dan lingkungan,

4) cocok dengan organisasi pendidikan misalnya organisasi sebagai system terbuka,

5) merupakan control diri sendiri,

6) bersifat langsung yaitu pelaksanaan control di tempat pekerja,

7) memperhatikan hakikat manusia dalam mengontrol para personl pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Sutanto, Ary. Pengembangan Model Sistem Informasi Manajemen Pendidikan (Research And
Development) Pada Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Pascasarjana Universitas Negeri
Jakarta .Vol 3 No 1 (2012): Jurnal ManajemenPendidikan Volume 3 Nomor 1 Juli 2012.

Mukhneri. Manajemen Mutu Terpadu Pada Program Studi Manajemen Pendidikan S2 Pascasarjana
Universitas Negeri Jakarta . Vol 1 No 1 (2010): Jurnal ManajemenPendidikan Volume 1 Nomor 1 Juli
2010

Wau, Yasaratodo., dkk. 2018. Profesi Kependidikan Edisi Revisi . Medan: Unimed Press

Anda mungkin juga menyukai