Anda di halaman 1dari 3

Nama : OK

NIM : 043
Mata Kuliah : Administrasi Pemerintahan Daerah

TUGAS

1. Jelaskan yang dimaksud dengan pegawai daerah dan berikan contohnya!

Jawab:

Pegawai daerah adalah pegawai yang ditugaskan di kantor


pemerintahan daerah setingkat Provinsi, Kota, Kabupaten ataupun Desa. Gajinya
dibebankan pada APBD/APBDes. Hampir sama dengan PNS yang bertugas di pusat,
PNS daerah juga berperan mengambil bagian dalam kebijakan yang mendukung
kesejahteraan rakyat.

Pegawai terdiri atas ASN dan Non ASN

ASN terdiri atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja (PPPK).

PNS adalah pegawai ASN yang bersifat tetap, sedangkan PPPK adalah pegawai ASN
yang bersifat temporer sesuai dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara.

Sumber: ADPU4440/3sks/MODUL 1-9 Administrasi Pemerintahan Daerah, hal 6.6

2. Jelaskan bagaimanakah cara mengisi formasi pegawai daerah,


pemberhentiannya dan pembinaannya?

Untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia, pemerintah daerah perlu


melakukan pengadaan pegawai ASN untuk daerahnya. Pemerintah daerah
merencanakan pelaksanaan pegawai ASN dan mengumumkan secara terbuka kepada
masyarakat adanya kebutuhan jabatan untuk diisi calon ASN.

Sebelum seleksi dilakukan, pemerintah daerah harus melakukan perencanan


kebutuhan ASN untuk 5 (lima) tahun ke depan berdasarkan analisis jabatann dan
analisis kebutuhan per satuan kerja perangkat daerah (SKPD). Berdasarkan analisis
jabatan dan kebutuhan tersebut, pemerintah daerah menetapkan formasi. Formasi
ditetapkan berdasarkan perkiraan beban kerja dalam jangka waktu tertentu dengan
mempertimbangkan jenis pekerjaan, rutinitas pekerjaan, keahlian yang diperlukan
untuk melaksanakan tugas serta hal-hal lain yang memengaruhi jumlah dan SDM
yang diperlukan. Formasi pegawai ASN daerah ditetapkan oleh kepala daerah berikut:

1. Provinsi ditetapkan oleh gubernur


2. Kabupaten ditetapkan oleh bupati
3. Kota ditetapkan oleh walikota.

Pemerintah daerah melalui Badan Kepegawaian Daerah (BKD) melakukan analisis


jabatan dan kebutuhan per SKPD, kemudian diajukan ke Badan Kepegawaian Negara
(BKN) dan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
(PAN RB) di Jakarta. Kementerian PAN RB kemudian menentukan formasi yang
diusulkan oleh pemerintah daerah selanjutnya menyerahan formasi tersebut ke BKN.
Selanjutnya Kementerian PAN RB Bersama BKN membentuk tim/panitia seleksi
nasional (panselnas) untuk segala proses perekrutan ASN mulai dari pengumuman,
pendaftaran, penyaringan, ujian dan penetapan hasil ujian. Hasil ujian lalu diserahkan
kepada Kementerian PAN RB dan BKN. Setelah semua data diverifikasi, data
tersebut diserahkan oleh panselnas kepada pemerintah daerah yang mengusulkan.
Kemudian kepala daerah mengangkatnya sebagai Pegawai ASN.

Sumber: ADPU4440/3sks/MODUL 1-9 Administrasi Pemerintahan Daerah, hal 6.15-


6.16

3. Bagaimanakah proses perencanaan kebijakan pemerintah daerah?

Proses pembuatan kebijakan pemerintah daerah adalah:

 Melakukan agenda setting

melakukan sebuah penyusunan agenda di dalam melakukan tahapan pada sebuah


kebijakan publik pertama yang dimana dilakukan oleh pemerintah di dalam
melakukan penentuan dan juga penetapan sebuah bentuk kebijakan publik pada
kehidupan bermasyarakat.

 Policy Formulating

sebuah kegiatan untuk melakukan perumusan terhadap berbagai macam kebijakan


publik.

 Policy Adoption

kegiatan yang ketiga di dalam tahapan ini yang dilakukan pemerintah untuk
melakukan penentuan tehradp kebijakan publik yang dimana diberlakukan secara
umum kepada masyarakat umum.

 Policy Implementation

melakukan penentuan terhadap kebijakan publik.

 Policy Evaluation
Yang terakhir adalah melakukan evaluasi terhadap kebijakan yang telah dibuat
dalam sebuah kurun waktu tertentu.

Sumber: https://brainly.co.id/tugas/15229026

4.  Jelaskan cara mengevaluasi kebijakan menurut Finance (1994:4 dalam Badjuri


dan Yuwono, 2002: 135)

Terdapat 4 (empat) tipe evaluasi sebagai berikut:

1) Evaluasi kecocokan (appropriateness) yaitu melakukan penilaian apakah


kebijakan yang ditetapkan tersebut memang cocok untuk dipertahankan,
perlukan diganti dengan kebijakan lain, dan apakah kebijakan ini cocok
dilakukan oleh pemerintah daerah, bukan oleh swasta.
2) Evaluasi efektivitas, yaitu melakukan penilaian apakah kebijakan yang
dilaksanakan tersebut menghasilkan hasil dan dampak yang sesuai dengan
tujuannya.
3) Evaluasi efisiensi, yaitu melakukan penilaian berdasarkan tolok ukur
ekonomis yakni seberapa jauh tingkat manfaat dibandingkan dengan biaya dan
sumber daya yang dikeluarkan.
4) Evaluasi meta, yaitu melakukan penilaian terhadap proses evaluasi itu sendiri.
Apakah evaluasi yang dilakukan Lembaga berwenang sudah professional?
Apakah evaluasi yang dilakukan tersebut sensitive terhadap kondisi sosial,
kultural dan lingkungan? Apakah evaluasi tersebut menghasilkan laporan yang
memengaruhi pilihan-pilihan manajerial?

Sumber: ADPU4440/3sks/MODUL 1-9 Administrasi Pemerintahan Daerah, hal 7.22-


7.23

Anda mungkin juga menyukai