2. Formasi adalah penentuan jumlah dan susunan pangkat PNS yang diperlukan agar mampu
melaksanakan tugas pokok yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang. Formasi ditetapkan
berdasarkan perkiraan beban kerja dalam jagka waktu tertentu dengan mempertimbangkan
macam-macam pekerjaan, rutinitas pekerjaan, keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan
tugas, serta hal-hal lain yang memengaruhi jumlah dan sumber daya manusia yang diperlukan.
Formasi PNS daerah ditetapkan oleh kepala daerah berikut
Provinsi ditetapkan oleg gubernur
Kabupaten ditetapkan oleh bupati
Kota ditetapkan oleh walikota
Usul pengajuan formasi PNS Daerah Propinsi disampaikan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
Propinsi yang bersangkutan kepada Menteri yang bertanggungjawab di bidang pendayagunaan
aparatur negara dan Kepala BKN. Sedangkan usul pengajuan formasi PNS Daerah
Kabupaten/Kota disampaikan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Kabupaten/Kota
kepada Menteri yang bertanggungjawab di bidang pendayagunaan aparatur negara dan Kepala
BKN melalui Gubernur selaku wakill Pemerintah. Semua warga negara yang memenuhi syarat
dapat melamar menjadi PNS jika ada formasi. Para pelamar akan diuji dengan materi berikut
Tes kompentensi yang materinya disesuaikan dengan kebutuhan persayratan jabatan
Psikotes yang penyelenggaraannya disesuaikan dengan kebutuhan persayaratan jabatan dan
kemampuan instansi masing-masing
d. Dihukum penjara berdasarkan keputusan pengadilan yang memiliki kekuatan hukum tetap
karena melakukan tindak pidana dengan pidana penjara paling sigkat dua tahun dan pidana yang
dilakukan dengan berencana.
Pembinaan PNSdidaerah di tangan kepala daerah dan sekretaris daerah. pembinaan PNS dalam
satu kesatuan penyelenggaraan manajemen pegawai negeri sipil secara nasional, yang meliputi
penetapan formasi, pengadaan, pengangkatan, pemindahan, pemberhentian, penetapan
pensiun, gaji, tunjangan, kesejahteraan, hak dan kewajiban kedudukan hukum, pengembangan
kompetensi, dan pengendalian jumlah.
4. Menurut Finance (1994:4 dalam badjuri dan Yuwono; 2002:135) ada empat tipe evaluasi, yaitu :
1. Evaluasi kecocokan (appropriateness), yaitu melakukan penilaian apakah kebijakan yang
ditetapkan tersebut memang cocok untuk dipertahankan,perlukah diganti dengan
kebijakanlain, dan apakah kebijakan ini cocok dilakukan oleh pemerintah daerah bukan oleh
swasta
2. Evaluasi efektivitas, yaitu melakukan penilaian apakah kebijakan yang dilaksanakan
tersebuttelah menghasilkan hasil dan dampak yang sesuai dengan tujuannya.
3. Evaluasi efisiensi, yaitu melakukan penilaian berdasarkan tolak ukur ekonomis yaitu
seberapajauh tingkat manfaat disbandingkan dengan biaya dan sumber daya yang
dikeluarkan.
4. Evaluasi meta, yaitu melakukan penilaian terhadap proses evaluasi itu sendiri. Apakahevaluasi
yang dilakukan lembaga berwenang sudah professional? Apakah evaluasi dilakukantersebut
sensitive terhadap kondisi sosial ,cultural, dan lingkungan? Apakah evaluasi
tersebutmenghasilkan laporan yang mempengaruhi pilihan-pilihan manajerial.