Anda di halaman 1dari 8

A.

DANA DEKONSENTRASI
Dana Dekonsentrasi adalah dana yang berasal dari APBN yang dilaksanakan oleh Gubernur
sebagai wakil Pemerintah yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka
pelaksanaan kegiatan dekonsentrasi, tidak termasuk dana yang dialokasikan untuk instansi
vertikal pusat di daerah. Kegiatan dekonsentrasi yang dibiayai adalah bersifat nonfisik, antara
lain berupa sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, fasilitasi, bimbingan teknis, pelatihan,
penyuluhan, supervisi, penelitian dan survey, pembinaan dan pengawasan, serta
pengendalian.

B. PENYELENGARAAN DEKONSENTTRASI
Pelaksanaan dekonsentrasi diletakkan pada daerah provinsi dalam kedudukannya sebagai
wilayah administrasi untuk melaksanakan kewenangan pemerintahan tertentu yang
dilimpahkan kepada gubernur sebagai wakil pemerintah.
Provinsi mempunyai kedudukan sebagai daerah otonom sekaligus adalah wilayah kerja
gubernur untuk melaksanakan fungsi-fungsi kewenangan yang dilimpahkan kepadanya.
Kepala daerah otonom disebut sebagai gubernur yang berfungsi selaku kepala wilayah
administrasi dan sekaligus sebagai wakil pemerintah. Gubernur memegang peranan penting
sebagai unsur perekat Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pertimbangan dan tujuan diselenggarakannya dekonsentrasi, yaitu:
1) Meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan
pembangunan, dan pembangunan, dan pelayanan terhadap kepentingan um pelayanan
terhadap kepentingan umum;
2) Terpeliharanya komunikasi sosial kemasyarakatan dan sosial budaya dalam sistem
administrasi negara;
3) Terpeliharanya keserasian pelaksanaan pembangunan nasional
4) Terpeliharanya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

1. Pelimpahan Wewenang
Pelimpahan kewenangan ini dilakukan kepada seluruh gubernur dan atau perangkat pusat di
daerah atau kepada gubernur dan atau perangkat pusat di daerah tertentu. Daerah tertentu ini
adalah daerah-daerah yang dipandang menurut kriteria departemen teknis layak dan
diperlukan untuk diberi pelimpahan.
Kewenangan yang dapat dilimpahkan oleh pemerintah kepada gubernur dan atau peangkat
peangkat pusat di daerah meliputi meliputi sebagian sebagian kewenangan kewenangan di
bidang politik politik luar negeri, negeri, pertahanan keamanan, pertahanan keamanan,
peradilan, moneter peradilan, moneter dan fiskal, dan fiskal, agaman, dan agaman, dan
sebagian kewenangan sebagian kewenangan bidang lain.
Kewenangan bidang lain dalam Pasal 7 ayat (2) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999,
yaitu kewenangan perencanaan nasional dan pengendalian pembangunan nasional secara
makro, dana perimbangan keuangan, sistem administrasi negara dan lembaga perekonomian
perekonomian negara, negara, pembinaan pembinaan dan pemberdayaan pemberdayaan
sumber daya manusia, manusia, pendayagunaan sumber pendayagunaan sumber daya alam
serta teknologi teknologi tinggi yang strate yang strategis, konservasi, konservasi, dan
standardisasi nasional, yang selanjutnya dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 25
Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan kewenangan provinsi sebagai daerah
otonom.
Kewenangan pemerintah yang dilimpahkan kepada gubernur adalah sebagai nur adalah
sebagai berikut: berikut:
a. Aktualisasi nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara, dan Undang-Undang Dasar
1945 serta sosialisasi kebijaksanaan nasional di daerah.
b. Koordinasi wilayah, perencanaan, pelaksanaan, sektoral, kelembagaan, pembinaan,
pengawasan dan pengendalian.
c. Fasilitas kerja sama dan penyelesaian perselisihan antardaerah dalam wilayah
kerjanya.
d. Pelantikan bupati/walikota.
e. Pemeliharaan hubungan yang serasi antara pemerintah dengan daerah otonom di
wilayahnya.
f. Fasilitasi penerapan dan Fasilitasi penerapan dan penegakan peraturan perund
penegakan peraturan perundang-undangan. ang-undangan.
g. Pengondisian terselenggaranya pemerintahan daerah yang baik, bersih, dan
bertanggung jawab baik bertanggung jawab baik yang dilakukan oleh Bad yang
dilakukan oleh Badan Eksekutif Daerah an Eksekutif Daerah maupun Badan maupun
Badan Legislatif Daerah.
h. Penciptaan dan pemeliharaan ketenteraman dan ketertiban umum.
i. Penyelenggaraan tugas-tugas umum pemerintah lainnya yang tidak termasuk dalam
tugas instansi lain.
j. Pembinaan penyelenggaraan pemerintahan daerah kabupaten/kota.
k. Pengawasan represif terhadap peraturan daerah, keputusan kepala daerah, dan
keputusan DPRD serta keputusan pimpinan DPRD kabupaten/kota.
l. Pengawasan pelaksanaan administrasi kepegawaian dan karier pegawai di wilayahnya
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
m. Pemberian pertimbangan terhadap pembentukan pemekaran, penghapusan, dan
penggabungan daerah.

2. Tata Cara Pelimpahan


Tata cara pelimpahan wewenang dari pemerintah kepada gubernur dan atau perangkat pusat
di daerah, adalah sebagai berikut:
a. Dalam hal presiden melimpahkan sebagian kewenangannya kepada gubernur, dapat
langsung menetapkannya melalui keputusan presiden.
b. Dalam rangka pelimpahan wewenang pemerintahan kepada gubernur dan atau
perangkat perangkat pusat di daerah, daerah, menteri menteri dan atau pimpinan
pimpinan lembaga lembaga pemerintah pemerintah nondepartemen memprakarsai
dengan menentukan jenis kewenangan yang akan dilimpahkan.
c. Jenis kewenangan yang akan dilimpahkan terlebih dahulu dikonsultasikan dengan
instansi terkait dan gubernur dan atau perangkat pusat di daerah sat di daerah yang
bersangkutan. yang bersangkutan.
d. Pelimpahan wewenang ditetapkan dengan keputusan presiden.

3. Penyelenggaraan Kewenangan
Gubernur dalam menyelenggarakan wewenang yang dilimpahkan pemerintah berkewajiban:
a. Mengoordinasikan perangkat daerah dan pejabat pusat di daerah serta antarkabupaten
dan kota di wilayahnya sesuai bidang tugas yang berkaitan dengan kewenangan yang
dilimpahkan.
b. Melakukan fasilitasi terselenggaranya pedoman, norma, standar, arahan, penelitian,
dan supervisi, serta melaksanakan pengendalian dan pengawasan; dan
c. Memberikan saran dan pertimbangan kepada pemerintah berkenaan dengan
penyelenggaraan kewenang pemerintahan di wilayahnya.
Dalam menyelenggarakan kewenangan yang dilimpahkan, gubernur memerhatikan:
a. Standar, norma, dan kebijakan pemerintah
b. Keserasian kemanfaatan, kelancaran pelaksanaan tugas pemerintahan, dan
pembangunan;
c. Standar pelayanan minimal.
Kewajiban perangkat pusat di daerah dalam menyelenggarakan kewenangan yang
dilimpahkan adalah:
a. Melakukan koordinasi dengan gubernur dan instansi terkait dalam perencanaan,
pembiayaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan, sesuai dengan norma, standar,
pedoman, arahan, dan kebijakan pemerintah yang diselaraskan dengan perencanaan
tata ruang dan program pembangunan daerah serta kebijakan pemerintah daerah
lainnya.
b. Membina pegawai di lingkungannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
c. Memberikan saran dan pertimbangan kepada menteri/pimpinan lembaga pemerintah
non-departemen dan gubernur berkenaan dengan penyelenggaraan kewenangan
pemerintahan yang dilimpahkan.

C. PEMBIAYAAN DEKONSENTRASI
Biaya untuk penyelenggaraan kewenangan yang dilimpahkan kepada gubernur dan atau
perangkat pusat di daerah dibebankan pada Anggaran Pendapatan Belanja Negara sesuai
besaran kewenangan dan beban tugas yang dilimpahkan. Penentuan besaran biaya ini
dilakukan oleh Menteri Keuangan dengan memerhatikan pertimbangan menteri teknis dan
atau pimpinan lembaga pemerintah nondepartemen, gubernur dan atau perangkat pusat di
daerah yang mendapat pelimpahan wewenang.
Tata cara penyaluran biaya penyelenggaran wewenang yang dilimpahkan kepada gubernur
dan atau perangkat pusat di daerah, dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan bagi Anggaran Pendapatan dan Pendapatan dan Belanja Negara. Ketentuan tentang
pemungutan dan penyetoran penerimaan disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan.

D. PEMBINAAN DAN PENGAWASAN


Atas penyelenggaraan kewenangan yang dilimpahkan kepada gubernur dan atau perangkat
pusat di perangkat pusat di daerah, dilakukan pembinaan daerah, dilakukan pembinaan dan
pengawasan oleh dan pengawasan oleh menteri/pimpinan menteri/pimpinan lembaga
pemerintah non-departemen.
1. Penarikan Kewenangan
Penarikan kewenangan yang dilimpahkan kepada gubernur dan atau perangkat pusat di
daerah dapat dilakukan oleh pemerintah, sebagian maupun seluruhnya apabila :
a. Kewenangan yang dilimpahkan tidak dapat dilanjutkan karena pemerintah mengubah
kebijakan
b. Gubernur dan atau perangkat pusat di daerah mengusulkan untuk ditarik sebagian atau
seluruhnya.
Tata cara penarikan kewenangan yang dilimpahkan kepada gubernur dan atau perangkat
pusat di daerah adalah sebagai berikut :
a. Menteri/pimpinan lembaga pemerintah nondepartemen terlebih dahulu mengevaluasi
penyelenggaraan kewenangan yang penyelenggaraan kewenangan yang dilimpahkan.
dilimpahkan.
b. Menteri/pimpinan lembaga pemerintah nondepartemen wajib menginformasikan
kepada gubernur dan atau perangkat pusat di daerah hasil evaluasi.
c. Berdasarkan hasil evaluasi, dapat menarik sebagian atau seluruh kewenangan yang
dilimpahkan kepada gubernur dan atau perangkat pusat di daerah. di daerah.
d. Menteri/pimpinan lembaga pemerintah nondepartemen wajib memberitahukan alasan
dan pertimbangan yang dijadikan dasar perubahan kebijakan kepada gubernur dan
atau perangkat pusat di daerah secepat-cepatnya enam bulan atau selambat-lambatnya
satu tahun sebelum dilakukan penarikan.
e. Menteri/pimpinan lembaga pemerintah nondepartemen wajib memerhatikan usul
penarikan penarikan penyelenggaraan penyelenggaraan kewenangan kewenangan
dan wajib memberikan memberikan jawaban jawaban selambat-lambatnya dalam
waktu tiga bulan sejak pengajuan tersebut.
f. Penarikan kewenangan yang dilimpahkan kepada gubernur dan atau perangkat pusat
di daerah ditetapkan dengan keputusan presiden.
g. Selama keputusan presiden belum ditetapkan, penyelenggaraan kewenangan yang
dilimpahkan tetap dilaksanakan oleh gubernur dan atau perangkat pusat di daerah.
h. Jika dalam waktu enam bulan sejak usul penarikan belum ditetapkan keputusan
presiden, presiden, gubernur gubernur dan atau perangkat perangkat pusat di daerah
dapat menghentikan menghentikan sepihak sepihak terhadap penyelenggaraan
kewenangan yang dilimpahkan.
2. Pertanggungjawaban
Pertanggungjawaban penyelenggaran kewenangan yang dilimpahkan, dilakukan oleh
gubernur dan atau perangkat pusat di daerah. Pertanggungajawaban yang dilimpahkan
meliputi pertanggungjawaban pelaksanaan substansi kewenangan, biaya penyelenggaraan,
hasil dan dampak pelaksanaan kewenangan, y nangan, yang dilihat dari ketepatan ang dilihat
dari ketepatan waktu, kesesuaian dengan pedoman, norma, standar, dan arahan serta
kebijakan dan peraturan peraturan perundang-undangan perundang-undangan yang
ditetapkan. ditetapkan. Pertanggungjawaban Pertanggungjawaban atas penyelenggaraan
penyelenggaraan kewenangan kewenangan yang dilimpahkan dilimpahkan berpedoman
berpedoman pada ketentuan ketentuan yang ditetapkan oleh menteri/pimpinan lembaga
pemerintah nondepartemen yang bersangkutan.

E. DANA DEKONSENTRASI MENURUT UU NOMOR 33 TAHUN 2004


Pendanaan dalam rangka dekonsentrasi dialokasikan untuk kegiatan yang bersifat nonfisik,
antara lain koordinasi perncanaan, fasilitasi, pelatihan, pembinaan, pengawasan, dan
pengendalian.
1. Penganggaran dan Penyaluran Dana Dekonsentrasi
Dana dekonsentrasi merupakan bagian anggaran kementrian negara/lembaga yang
dialokasikan berdasarkan rencana kerja dan anggaran kementerian negara/lembaga, dana
dekonsentrasi disalurkan melalui rekening kas umum negara.
2. Pertanggu Pertanggungjawaban dan ngjawaban dan Pelaporan Dana Pelaporan
Dana Dekonsentra Dekonsentrasi
SKPD menyelenggarakan penatausahaan uang/barang dalam rangka dekonsentrasi secara
tertib sesuai dengan peraturan perundang-undangan. SKPD menyampaikan laporan
pelaksanaan pelaksanaan kegiatan kegiatan dekonsentrasi dekonsentrasi kepada gubernur.
gubernur. Selanjutnya Selanjutnya gubernur gubernur menyampaikan laporan
pertanggungjawaban seluruh pelaksanaan kegiatan dekonsentrasi kepada menteri negara/
pimpinan kepada menteri negara/ pimpinan lembaga yang member lembaga yang
memberikan pelimpahan wewenang. ikan pelimpahan wewenang.
3. Status Barang dalam Pelaksanaan Dekonsentrasi
Semua barang yang diperoleh dari dana dekonsentrasi menjadi barang milik negara. Barang
milik negara yang diperoleh dari dana dekonsentrasi dapat dihibahkan kepada daerah. Barang
milik negara yang dihibahkan kepada daerah dikelola dan dutatausahakan oleh daerah.
Sedangkan, yang tidak dihibahkan wajib dikelola dan ditatausahakan oleh kementerian
negara/lembaga yang memberikan pelimpahan wewenang.
4. Pengawasan dan Pemeriksaan
Pengawasan dana dekonsentrasi dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pemeriksaan dana dekonsentrasi dilaksanakan sesuai dengan peratura perundang-undangan di
perundang-undangan di bidang pemeriksaan bidang pemeriksaan pengelolaan pengelolaan
dan tanggung jawab tanggung jawab keuangan keuangan negara.
MASA DEPAN OTONOMI DAERAH
Potret buramnya hasil implementasi otonomi daerah dalam dapat dicermati dengan cara
mengkaji 8 (delapan) elemen dasar pemerintahan daerah, yang antara lain sebagai berikut :
1. Tingkat Partisipasi masyarakat, masih mencirikan partisipasi semu,salah satu cirinya
adalah partisipasi politik masih didasari oleh politik uang (money politik)
2. konsep kesetaraan dalam proses pengambilan kebijakan publik, kesetaraan dimuka
hukum/peradilan masih lebih banyak berpihak pada penguasa
3. konsep Rule of Law yang bermakna bahwa segala tindakan/kebijakan pemerintah
daerah harus sesuai dengan aturan hukum yang berlaku. Bila kebijakan pemerintah
bertentangan dengan hukum, maka siapa pun pihak yang merasadirugikan dapat
melakukan gugatan ke pengadilan tata usaha negara.
4. transparansi, yang harus dilakukan oleh semua institusi pemerintahan, mulai dari
proses perencanaan kebijakan hingga evaluasi hasilkebijakan. Tetapi hal umum yang
terjadi dalam praktek di lapangan ternyata paraaparat pemerintah/birokrat sangat
resisten apabila ada pihak luar meminta data-data terkait dengan pengelolaan
keuangan daerah dan itu bertentangan denganUndang-undang tentang Informasi
Publik.
5. legalitas dan legitimasi, maksudnya bahwa segala tindakan dankebijakan pemerintah
harus legal, ada/memiliki dasar hukum yang jelas dan pasti,kemudian legitimit artinya
memperoleh dukungan dari masyarakat selaku pemilikkedaulatan. Praktek yang
terjadi justru banyak tindakan/kebijakan pemerintahdaerah yang dikatakan sebagai
sebuah diskresi, namun akibat kebijakan itumenguntungkan penguasa lokal (kepala
daerah), yang kerap akhirnya harus berujung di penjaranya para oknum kepala daerah
setelah mereka habis masa jabatannya.
6. kepemimpinan dan inovasi, Secara umum sangat sulitmemunculkan sosok kepala
daerah yang handal, baik dan benar, yang disebabkankuatnya hegemoni partai poltik,
sistem manajemen pengkaderan parpol kerapresisten terhadap tokoh luar parpol.
Kondisi itu akhirnya mengakibatkan tidak berjalannya reformasi birokrasi lokal,
akhirnya kemajuan daerah sulit digapai.
7. relationship, mengandung makna upaya mewujudkan hubungankoordinasi yang baik
antar institusi pemerintah di daerah. Tetapi 13 tahun berjalannya reformasi justru
banyak menunjukkan konflik kebijakan antar instansi pemerintah, bisa dilihat dengan
berbagai kasus kerusuhan massa di daerah-daerah,akibat penentangan kebijakan
pemerintah oleh masyarakat.
8. limit eksploitasi yaitu batas mengekspolitasi sumber daya alam didaerah. Kenyataan
yang terjadi banyak kepala daerah yang getolmempropagandakan investasi,
mencari/mengundang investor lalu mengkavling-kavling lahan pertanian produktif
untuk kepentingan investasi itu sendiri.
Kedelapan element dasar pemerintahan daerah yang terjadi diIndonesia di atas menunjukkan
bahwa implementasi otonomi daerah belum banyakmemberikan manfaat untuk kesejahteraan
rakyat, masih banyak menyisakanmasalah untuk diperbaiki lagi.
Tuntutan-tuntutan reformasi mesti bisa dipenuhi, terutama penegakan hukum,melakukan
reformasi bidang hukum (di ketiga pilar hukum), secepatnyamelakukan perubahan
manajemen pengkaderan partai politik, menyempurnakankembali undang-undang politik dan
pemilu, dengan lebih mengarahkan padaupaya menekan terjadinya politik uang.
Selanjutnya secara konsisten dan sungguh-sungguh pemerintah pusat dan daerahharus
mampu melaksanakan kedelapan element pemerintahan daerah tersebut diatas dengan tepat,
sehingga bisa melakukan percepatan pencapaian kesejahteraanrakyat, namun jika hal-hal itu
tidak juga dilakukan maka kesejahteraan rakyat didaerah hanya angan-angat semata

Anda mungkin juga menyukai