CONTOH
LEARNING JOURNAL
A. Pokokpikiran
Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan keseluruhan pejabat negara yang telah
memenuhi syarat tertentu, bekerja pada instansi pemerintah untuk kepentingan negara yang
diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian (PPK), diserahi tugas dalam suatu jabatan
pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan diberi gaji berdasarkan peraturan
perundang-undangan. ASN terdiri dari profesi PNS (Pegawai Negeri Sipil) dan PPPK
(Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja). PNS itu sendiri merupakan Warga Negara
Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai sebagai Pegawai ASN secara
tetap oleh pembina kepegawaian untuk mendududuki jabatan pemerintahan,
sedangkan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) adalah warga Negara
Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk
jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan. ASN dan PPPK
memiliki hak dan kewajiban yang sama, kecuali pada PPPK tidak mendapatkan jaminan
pensiun dan jaminan hari tua. Selanjutnya berdasarkan pasal 10, UU No. 5 tahun
2014 tentang ASN bahwa fungsi ASN ada 3 yaitu sebagai: (1) Pelaksana kebijakan
publik; (2) Pelayan publik; (3) Perekat dan pemersatu bangsa. ASN sebagai profesi dalam
menjalankan tugas dan kewenagan birokrasi pemerintah harus berlandaskan pada kode etik
dan kode perilaku yang diatur dalam UU ASN untuk menjadi acuan/pedoman/panduan agar
tindakannya dinilai baik.
Pengaturan aparatur sipil negara ini dimuat dalam Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (selanjutnya disebut dengan UU ASN)
yang telah beberapa kali dilakukan perubahan diantaranya UU Nomor 8 Tahun 1974 tentang
Pokok-pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43
Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-
pokok Kepegawaian. UU ASN mengedepankan independensi, kinerja dan profesionalisme
ASN. Jabatan dalam UU ASN terdiri dari jabatan fungsional, jabatan
administratif serta jabatan pimpinan tinggi. Istilah PNS diganti menjadi ASN, dan ada
perubahan batas usia pensiun yang semula 56 tahun diperpanjang menjadi 58 tahun
sementara pejabat pimpinan tinggi (eselon I dan II) 60 tahun. Perubahan-perubahan tersebut
didasarkan pada sistem merit yang lebih menekankan profesionalisme, kualitas, kompetensi,
kinerja, objektivitas, transparansi serta bebas dari intervensi politik dan praktik KKN untuk
pengisian jabatan.
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
PUSAT PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN DAN KAJIAN MANAJEMEN PEMERINTAHAN
Profil Tokoh
Saefullah sosok birokrat tulen dan sejati, meninggal karena Covid-19 pada usia 56
tahun. Lahir di Sungai Kendal, Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara pada 11 Februari
1964. Lulusan sarjana di IKIP Muhammadiyah Jakarta pada 1988 ini berkarier sebagai
pegawai negeri sipil (PNS) di Pemprov DKI Jakarta. Kariernya terus meningkat dari staf
dia dipercaya menjabat sebagai Kepala Sudin Pendidikan Dasar Jakarta Barat (2003-2004),
Kepala Subdinas SLTP DKI Jakarta (2004-2008), Wakil Kepala Dinas Pendidikan Dasar,
DKI Jakarta (2008) dan Kepala Dinas Olahraga dan Pemuda, DKI Jakarta (2009-2010) dan
karirnya semakin meroket setelah dia dipercaya sebagai Wali Kota Jakarta Pusat (2008-
2014).
dihormati dan juga disayangi para ASN. Nilai-nilai kebaikan yang telah diwariskan
almarhum patut dijadikan teladan bagi kita semua.
A. Penerapan
Untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, Sudarwan Danim
Guru memiliki peran penting dan ikut menentukan kelancaran dan keberhasilan
Pendidikan. Agar para Gur dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan efektif, mereka
dituntut untuk memiliki kemampuan, motivasi kerja, disiplin kerja, etika kerja, budaya kerja,
etos kerja, dan semangat kerja yang tinggi. Ini sejalan dengan kode etik yang tercantum
dalam UU No. 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Kode etik adalah serangkaian
norma-norma yang memuat hak dan kewajiban yang bersumber pada nilai-nilai etik yang
dijadikan sebagai pedoman berfikir, bersikap, dan bertindak dalam aktivitas sehari-hari yang
menuntut tanggung jawab suatu profesi.
Penerapan manajemen ASN sebagai guru harus mengacu pada UU ASN yang
mengedepankan independensi, kinerja dan profesionalisme ASN. Dosen harus
memiliki kualifikasi akademik, kompetensi professional sesuai bidangnya, sertifikat
pendidik, sehat jasmani dan rohani, memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional serta harus mampu menunjukkan kinerja terbaik. Oleh karena itu, selain
menjalankan tugas tridharma perguruan tinggi, dosen harus terus mengasah dan
meningkatkan kompetensi dan kualifikasi demi memberikan pelayanan publik kepada
mahasiswa yang lebih berkualitas dan professional, misalnya dengan mengikuti pelatihan,
seminar, workshop bahkan melanjutkan pendidikan. Selain itu, tentunya
menghasilkan kinerja dengan berkontribusi terhadap pengembangan lembaga, fakultas dan
terutama pada program studi dimana kita bertugas. Termasuk kontribusi dalam penyusunan
kurikulum, pengembangan bahan ajar, pembelajaran, media, evaluasi dan program praktek
lapangan, penyusunan silabus, penyiapan soal-soal ujian dan tugas-tugas bagi mahasiswa
serta kegiatan kepanitian lainnya. Sistem merit pada institusi misalnya untuk menduduki
jabatan struktural dengan melihat kualifikasi, kompetensi dan kinerja tanpa spoil system atau
senioritas. Giliran lanjut studi juga tidak memandang unsur senioritas.
Guru adalah profesi yang terhormat. Howard M. Vollmer dan Donals L. Miills (1966)
mengatakan bahwa profesi adalah sebuah jabatan yang memerlukan kemampuan intelektual
khusus, yang diperoleh melalui kegiatan belajar dan pelatihan. Bertujuan untuk menguasai
keterampilan atau keahlian dalam melayani atau memberikan nasehat pada orang lain, dengan
memperoleh upah atau gaji dalam jumlah tertentu. Guru profesional memiliki arena khusus
untuk berbagi minat, tujuan dan nilai-nilai profesional serta kemanusiaan mereka.. Dengan
sikap dan sifat semacam itu, guru profesional memilki kemampuan melakukan
profesionalisasi secara terus menerus, memotivasi diri, mendisiplinkan dan meregulasi diri,
mengevaluasi diri, kesadaran diri, mengembangkan diri, berempati, menjalin hubungan yang
efektif. Guru profesional adalah pembelajar sejati dan menjunjung tinggi kode etik dalam
bekerja