Anda di halaman 1dari 5

LEARNING JOURNAL

Program Pelatihan : Pelatihan Dasar CPNS


Angkatan/Kelompok : 106/I
Nama Mata Pelatihan : Manajemen ASN
Nama Peserta : Siti Nikma N Musa S.Kep., Ns
Nomor Daftar Hadir : 09 (Sembilan)
Lembaga Penyelenggara Pelatihan : Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Provinsi Sulawesi Tengah

A. Pokok Pikiran

Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan keseluruhan pejabat negara yang telah
memenuhi syarat tertentu, bekerja pada instansi pemerintah untuk kepentingan negara yang
diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian (PPK), diserahi tugas dalam suatu jabatan
pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan diberi gaji berdasarkan peraturan
perundang-undangan. ASN terdiri dari profesi PNS (Pegawai Negeri Sipil) dan PPPK
(Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja). PNS itu sendiri merupakan Warga Negara
Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai sebagai Pegawai ASN secara tetap
oleh pembina kepegawaian untuk mendududuki jabatan pemerintahan, sedangkan Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) adalah warga Negara Indonesia yang
memenuhi syarat tertentu, yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu
tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan. ASN dan PPPK memiliki hak dan
kewajiban yang sama, kecuali pada PPPK tidak mendapatkan jaminan pensiun dan jaminan
hari tua. Selanjutnya berdasarkan pasal 10, UU No. 5 tahun 2014 tentang ASN bahwa fungsi
ASN ada 3 yaitu sebagai: (1) Pelaksana kebijakan publik; (2) Pelayan publik; (3) Perekat dan
pemersatu bangsa. ASN sebagai profesi dalam menjalankan tugas dan kewenagan birokrasi
pemerintah harus berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku yang diatur dalam UU
ASN untuk menjadi acuan/pedoman/panduan agar tindakannya dinilai baik.

Pengaturan aparatur sipil negara ini dimuat dalam Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (selanjutnya disebut dengan UU ASN)
yang telah beberapa kali dilakukan perubahan diantaranya UU Nomor 8 Tahun 1974 tentang
Pokok-pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43
Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-
pokok Kepegawaian. UU ASN mengedepankan independensi, kinerja dan profesionalisme
ASN. Jabatan dalam UU ASN terdiri dari jabatan fungsional, jabatan
administratif serta jabatan pimpinan tinggi. Istilah PNS diganti menjadi ASN, dan ada
perubahan batas usia pensiun yang semula 56 tahun diperpanjang menjadi 58 tahun sementara
pejabat pimpinan tinggi (eselon I dan II) 60 tahun. Perubahan-perubahan tersebut didasarkan
pada sistem merit yang lebih menekankan profesionalisme, kualitas, kompetensi, kinerja,
objektivitas, transparansi serta bebas dari intervensi politik dan praktik KKN untuk pengisian
jabatan.

Sistem merit adalah konsepsi kebijakan dalam manajemen ASN yang menggambarkan
diterapkannya objektivitas dalam keseluruhan proses pengelolaan ASN yakni pada
pertimbangan kemampuan dan prestasi individu untuk melaksanakan pekerjaanya
berdasarkan kompetensi, kualifikasi dan kinerja dengan mengabaikan segala
perbedaan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status
pernikahan, umur, kondisi kecacatan, dll. Pengambilan keputusan dalam pengelolaan SDM
didasarkan pada kemampuan dan kualifikasi seseorang dalam melaksanakan pekerjaan dan
tidak berdasarkan pertimbangan subjektif seperti afiliasi politik, etnis, dan
gender. Objektifitas dilaksanakan pada semua tahapan dalam pengelolaan SDM (rekruitmen,
pengangkatan, penempatan, dan promosi). Sistem ini berlawanan dengan spoil system, dimana
dalam penerapan manajemen SDM-nya lebih mengutamakan pertimbangan subjektif dan
sistem senioritas. Melalui sistem merit orang yang tepat, akan menduduki posisi yang
tepat. Merit sistem ini menghargai prestasi yang telah dibuat oleh pegawai dalam organisasi,
dimana dengan prestasi yang dibuat, maka kariernya bisa menanjak dan
berkembang. Sebaliknya apabila ada karyawan yang tidak bisa berprestasi maka ada beberapa
tahap penanganannya. Konsekuensi dari penerapan merit sistem dalam suatu organisasi
adalah harus ada standar kompetensi sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.

Sistem merit diterapkan dalam rangka mendukung pencapaian tujuan dan sasaran
organisasi serta memberikan ruang bagi tranparansi, akuntabilitas, objektivitas dan juga
keadilan. Sistem merit pada semua aspek pengelolaan pegawai akan menciptakan lingkungan
yang kondusif untuk pembelajaran dan kinerja. Pegawai diberikan penghargaan dan pengakuan
atas kinerjanya yang tinggi, namun disisi lain bad performers mengetahui dimana
kelemahannya dan juga diberikan bantuan dari organisasi untuk meningkatkan
kinerja. Manfaat sistem merit bagi organisasi mendukung keberadaan prinsip akuntabilitas
yang saat ini menjadi tuntutan dalam sektor publik. Sedangkan bagi pegawai, sistem ini
menjamin keadilan yang akan meningkatkan motivasi kinerja pegawai dan juga menyediakan
ruang keterbukaan dalam perjalanan karir seorang pegawai.

Manajemen ASN merupakan dasar pengelolaan ASN dalam rangka menghasilkan ASN
yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) dengan menekankan penataan profesi pegawai
sehingga diharapkan tersedia sumber daya ASN yang unggul selaras dengan perkembangan
jaman. Manajemen ASN terdiri dari Manjemen PNS dan Manajemen PPPK. Perbedaan antara
keduanya terdapat pada PPPK tidak meliputi pangkat dan jabatan, pengembangan karier,
pola karier, promosi, mutasi, dan jaminan pensiun dan hari tua. Pengisian jabatan
pimpinan tinggi utama dan madya dilakukan secara terbuka dan kompetitif di kalangan PNS
dengan memperhatikan syarat kompetensi, kualifikasi, kepangkatan, pendidikan dan latihan,
rekam jejak jabatan, dan integritas serta persyaratan lain yang dibutuhkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi, Pejabat
Pembina Kepegawaian memberikan laporan proses pelaksanaannya kepada KASN. Pegawai
ASN dari PNS yang diangkat menjadi Pejabat Negara diberhentikan sementara dari jabatannya
dan tidak kehilangan status sebagai PNS. Sengketa Pegawai ASN diselesaikan melalui upaya
administratif. Upaya administratif terdiri dari keberatan dan banding administratif.
Profil Tokoh

Dr. Elanda Fikri, S.KM., M.Kes, lahir di Cirebon tahun 1989. Lulus Fakultas Kesehatan
Masyarakat Peminatan kesehatan Lingkungan Universitas Diponegoro tahun 2011, meraih
Magister Kesehatan Lingkungan (S2) di Universitas Diponegoro tahun 2012, dan meraih gelar
Doktor (S3) Ilmu Lingkungan di Universitas Diponegoro tahun 2015 dengan menjadi Lulusan
Terbaik. Memulai karir menjadi Konsultan pada Pengelolaan Air Limbah Domestik di Batam
dan Pengelolaan Persampahan di Bali tahun 2012, selanjutnya menjadi Sanitarian di Instalasi
Pemeliharaan Sarana dan Sanitasi di RSUP Dr. Kariadi Semarang sampai tahun 2014, dan
selanjutnya sejak tahun 2014 sampai dengan sekarang sebagai dosen tetap di Jurusan
Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes RI Bandung.

Dr. Elanda Fikri juga menjadi dosen luar biasa di Fakultas Kesehatan Masyarakat Stikes
A. Yani Cimahi. Mata Kuliah yang diampu : Pengelolaan Air Limbah, Rekayasa Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3), Pengelolaan Persampahan, LCA (Life Cycle Assessment),
Pencemaran Lingkungan serta Analisis Risiko Lingkungan. Publikasi yang sudah diterbitkan
dalam bidang lingkungan sudah diseminarkan dan diterbitkan dalam jurnal nasional dan
internasional terindeks Scopus. Dr. Elanda Fikri juga pernah meraih penghargaan dari MURI,
LEPRID dan HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) Kemenkumham RI.
B. Penerapan

Penerapan yang bisa di terapkan untuk pengembangan peran dan perilaku di tempat kerja
yang bisa di contoh dari Dr. Elanda Fikri, S.KM., M.Kes yaitu sebagai berikut.

1. Integritas
Dr. Erlanda Fikri sempat gagal dalam keinginannya melanjutkan studi di STPDN
karena suatu hal, namun secara konsisten beliau tetap berusaha dalam pendidikannya
hingga dapat melanjutkan studi sampai ke jenjang S3.
2. Nasionalisme
Dr. Erlanda Fikri dikenal sebagai doktor termuda yang beliau dapatkan dari rekor
Muri Indonesia. Tidak hanya itu beliau kembali memperoleh penghargaan dari
Lembaga Prestasi Dunia, dengan mendapatkan dua penghargaan yaitu sebagai doctor
ilmu lingkungan termuda dan publikasi ilmiah terbanyak selama studi S3, secara tidak
langsung beliau telah mengharumkan nama Indonesia di mata dunia.
3. Profesionalisme
Dr Erlanda Fikri konsisten berkarya, dan konsisten melanjutkan Pendidikan di tengah
kesibukannya dalam bekerja
4. Berwawasan Global
Beliau juga berhasil menerbitkan buku ilmu pengetahuan yang berjudul Buku
Pedoman Praktis Pemeriksaan Parameter Udara serta jurnal kesehatan dalam
bilingual Bahasa yang sudah banyak.
5. Menguasai IT dan Bahasa Asing
Dr. Erlanda Fikri juga aktif mengikuti berbagai kegiatan kampus seperti, Kelompok
Riset Penelitian Ilmiah, klub Bahasa Inggris, Komunitas Mahasiswa Kesehatan
Lingkungan Undip.
6. Hospitality
Beliau dikenal sebagai pengajar yang masih muda, murah senyum dan mudah berbaur
dengan mahasiswanya, meskipun beliau juga dikenal sebagai sosok yang tegas dan
menjadi panutan bagi para mahasiswa.
7. Enterpreneurship
Seperti yang sudah dikatakan beliau juga selain mengajar, beliau membuat jurnal
Kesehatan dan juga buku ilmu pengetahuan dan beliau aktif di undang sebagai
pembicara oleh beberapa pihak formal maupun non formal.

Anda mungkin juga menyukai