Anda di halaman 1dari 4

“International Public Lecture Starting Green Transition In Kalimantan To Entrench

Economic Dynamism, Social Progress, And Environmental Sustainbility” jika diartikan


“Kuliah Umum Internasional memulai transisi hijau dikalimantan untuk mengakar
dinamisme ekonomi, kemajuan sosial, dan kelestarian lingkungan” yaitu adalah
merupakan suatu kegiatan kerja sama langsung yang ada di Palangka Raya sekarang yang
mana antara UPR, BI, UN&SDSN dalam program di Indonesia pada transisi hijau di
Kalimantan baik bidang ekonomi, sosial dan kelestarian lingkungan.

Untuk pembahasan kali ini yaitu dimana dilaksanakan seminar umum untuk mahasiswa,
dosen, tamu undangan yang dilaksanakan di kantor rektorat UPR pada hari Jum’at, 10
Februari 2023 yang dimulai pada pukul 09:00- 12:00 WIB. Seminar ini disambut langsung
oleh rektor UPR, Prof. Dr. Salampak Dohong, MS serta beberapa dekan UPR dan sekaligus
mahasiswa mahasiswi UPR kepada tamu penting untuk seminar ini, yaitu tamu dari Bank
Indonesia (BI), serta UN-SDSN yaitu Prof. Wing Thye Woo yaitu seorang ekonom Malaysia-
Amerika yang mana sebagai pemateri langsung dalam seminar ini yang berjudul “PUBLIC
LECTURE Starting Green Transition In Kalimantan To Entrench Economic Dynamism, Social
Progress, And Environmental Sustainbility”.

Jaringan Solusi Pembangunan Berkelanjutan PBB (SDSN)


➢SDSN didirikan pada tahun 2012 dengan Jeffrey Sachs sebagai presiden, di
bawah naungan Sekjen Ban Ki-Moon, untuk mempromosikan keberlanjutan
perkembangan
➢September 2015 : Sidang Umum PBB mengadopsi 17 Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan, SDSN membantu koordinasi masukan.
➢Desember 2015: Komunitas global menandatangani perjanjian iklim Paris, proyek
jalur dekarbonisasi mendalam yang dipimpin oleh Jeffery Sachs dan Laurence
Tubiana telah memberikan masukan.
1. Melakukan penelitian untuk menghasilkan solusi praktis
2. Memobilisasi unit pengetahuan untuk berpartisipasi dalam tugas 1 dan
mengkampanyekan pemerintah dan lembaga regional/global untuk
menerjemahkan hasil dari tugas 1 menjadi tindakan kebijakan.
3. Jadikan pendidikan berkualitas tinggi untuk pembangunan
berkelanjutan (ESD) dapat diakses oleh setiap segmen masyarakat→SDG
academy.
Kehadiran Jaringan Global SDSN
1. 1.700+ anggota
2. 37 jaringan nasional
3. 13 jaringan regional
4. Kantor sekretariat SDSN di kota New York, Paris, dan Kuala Lumpur.

Normal Internasional Baru


A.Normal Internasional baru : Kembalinya Cina ke pusat pentas internasional
PDB China lebih besar dari PDB AS (dalam PPP$), yaitu China dapat memproduksi pesawat
tempur sebanyak AS setiap tahun→potensi ancaman keamanan terhadap
AS→deglobalisasi ekonomi perang dingin 2.0→rantai produksi harus dikonfigurasi ulang
dengan kehilangan efisiensi permanen
China adalah penghasil emisi CO2 terbesar di dunia→pemanasan
global→melanggar batas ekologi→sistem produksi harus dikonfigurasi ulang, kerugian
individu jangka pendek tetapi keuntungan kolektif jangka panjang.
B.Hegemoni Global Terbaru & Masa Depan (?).
Hegemon global
A. Menjaga tatanan global (menetapkan norma global) dengan kekuatan militernya
yang luar biasa dan
B. Menjaga stabilitas sistemik dengan kekuatan ekonomi yang luar biasa c.The New
International Normal : Cluster Regional
➢Akankah China menjadi hegemon berikutnya, menggantikan USA yang
menggantikan Inggris? Tidak karena India juga meningkat → tidak ada
lagi hasil hegemon global di masa depan.
➢Untuk dunia multi-kutub, 800 pangkalan militer di seluruh dunia oleh masing-
masing kekuatan besar terlalu rawan kecelakaan → tujuan keamanan nasional
dipenuhi dengan membagi dunia menjadi lingkup pengaruh mis. Agitasi kronis
AS atas Kuba, China menjangkau ke Laut China Selatan.

D.Proyek SDSN untuk mengurangi ketegangan dalam perang dingin 2.0


➢Tujuan keamanan nasional didorong terutama oleh saling tidak percaya
tentang niat masing-masing, sehingga SDSN merancang proyek AS-Tiongkok
dengan hasil win-win untuk membangun kepercayaan antara AS dan
Tiongkok
➢Kegiatan membangun kepercayaan SDSN meliputi kerja sama AS-Tiongkok
untuk melawan perubahan iklim, melestarikan keanekaragaman hayati,
dan memperluas bagian yang baik dari globalisasi.
D. Menghadapi Perubahan Iklim Dan Penghancuran Keanekaragaman
HayatiA.SDSN di ASEAN
1. Proyek Masa Depan Hijau ASEAN (AGF)
2. Proyek Panel Sains Untuk Perlindungan Keanekaragaman Hayati Asia
Tenggara Di Darat dan Di Laut (SP-SEA)
B.Proyek SDSN “Masa Depan Hijau ASEAN (AGF)” untuk memerangi perubahan
iklim ➢Sembilan tim negara (Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar,
Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam) sedang menganalisis jalur untuk
mencapai NZE.
➢Kami melihat perbedaan besar antara ukuran Eropa dan ASEAN.
C.Kerangka Kerja “Masa Depan Hijau ASEAN (AGF)”.
Karakteristik khusus ASEAN, seperti hutan hujan yang luas dan pertanian
perkebunan, berarti terdiri dari NZE
1. Pengurangan emisi CO2 dengan sistem teknis seperti industri pembangkit
listrik, dan sektor transportasi yaitu dekarbonisasi sistem teknis, dan
2. Peningkatan penyerapan CO2 oleh lubang pembuangan karbon alami dengan
reboisasi dan restorasi sistem mangrove, dan peningkatan kapasitas
penyerapan karbon tanah dengan rehabilitasi lahan bekas tambang dan
penggunaan pupuk organik, yaitu rekarbonisasi ekosistem alami.

Penilaian geo-keanekaragaman hayati, sosio-ekonomi, dan ekologi yang


komprehensif dari Amazon dalam 34 bab dalam : 1. Bagian I = Amazon sebagai
entitas regional dari sistem bumi, bagian II = sosial-ekologis
transpormasi : perubahan di amazon, dan Bagian III = solusi ruang :
menemukan jalur berkelanjutan untuk amazon

Panel sains untuk laporan amazon membantu memotivasi presiden Brasil


Lula Da Silva untuk membentuk “OPEC untuk hutan hujan” pada 14
November 2022 di COP27 di Mesir.

D.Agenda Kerja SP-SEA


1. Perlindungan dan perluasan hutan→melestarikan keanekaragaman hayati
dan memperbesar lubang pembuangan karbon alami
2. Pertanian-mengurangi kerusakan lingkungan & meningkatkan ketahanan
tanaman & meningkatkan kesuburan tanah
3. Masyarakat adat-keadilan sosial & kemajuan ekonomi 4.
Pemanfaatan lahan-kota hijau
A. SP-SEA akan dibintangi oleh Borneo yang telah memiliki kerjasama
antara Brunei, Indonesia, dan Malaysia dalam proyek jantung
Borneo. Cakupan geografis akan meningkat.
B. SP-SEA akan berkembang menjadi “kehidupan di bawah perairan Asia
Tenggara” e.Inisiatif yang Disarankan untuk Indonesia & UPR
➢Indonesia adalah ketua ASEAN pada tahun 2023. Indonesia harus memobilisasi
beberapa negara besar ASEAN untuk memulai proses integrasi yang pada
akhirnya akan mengarah pada persatuan gaya UE di antara mereka sendiri. Oleh
karena itu, suara ASEAN akan dianggap serius oleh badan-badan internasional
seperti PBB, G20, kombatan perang dingin 2.0, dan perusahaan multinasional
dalam isu-isu ini: > menjaga ASEAN sebagai zona damai, kebebasan, dan
netralitas > membayar ASEAN dana yang dijanjikan pada iklim Paris 2015 teater
dan COP baru-baru ini untuk membantu transisi ke NZE dan perlindungan hutan
dan keanekaragaman hayati > menjaga sistem perdagangan multilateral yang
terbuka > membujuk AS dan China untuk mengadopsi aturan keterlibatan yang
masuk akal
➢UPR meningkatkan penelitian kolaboratif tentang SDGs di ASEAN.

kesimpulan
➢The Interrelatedness Of Things (hal-hal yang berkait) yaitu adalah dimana
dalam sransisi menuju awal Kalimantan hijau adalah melalui aspek keluarga,
masyarakat dan yang terkait didalamnya, shingga tercipta ekonomi, sosial,
lingkungan yang lestari dan stabil.
➢UN Sustainable Development Solutions Network (SDSN) (jaringan solusi
pembangunan berkelanjutan PBB) yaitu adalah dimana adanya faktor
pembangunan yang berkelanjutan untuk persatuan setiap negara yang
tersebar, sehingga dapat bekerja sama antara bidang ekonomi, sosial,
lingkungan yang merata.
➢The New International Normal (Internasional baru yang normal) yaitu adalah
dimana hal ini adanya pembaharuan dalam aspek luar lingkup Negara yang
menciptakan peluang baru yang baik dengan Negara-negara lainnya dengan
keadaan pembangunan yang stabil dan terkodinir.
➢Dealing With Climate Change And The Destruction Of Bio-Diversity (menghadapi
perubahan iklim dan perusakan keanekaragaman hayati) yaitu adalah dimana
faktor penyeimbangan yang dilakukan berbagai Negara dalam mengatasi hal
yang dapat merusak ketatanan dan kelangkaan alam, dengan adanya sistem
peraturan yang ditetapkan dan pelarangan untuk hal yang menyalahgunakan,
sehingga bertujuan dengan adanya transisi penghijaun dan perlindungan hutan
seperti yang ada di Borneo Kalimantan.

Anda mungkin juga menyukai