Anda di halaman 1dari 24

• RESUME

EKONOMI SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN

Dosen Pengampu : Suherman,SE.,ME

Disusun oleh :

Kelompok 3

Dani Permana1 Dani4

Exlesi Yuda2 Lala5

Luthfia Ananda3 Akmad Bakri6

ilustrasi

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

TAHUN AJARAN 2023


• RESUME

BAB 8

ANALISIS BIAYADAN MANFAAT DALAM PENGGUNAN


SUMBERDAYA ALAM

1. kriteria Dalam Pengambilan Keputusan


a. Efisiensi
artinya manfaat yang di peroleh harus seimbang dengan biaya yang di keluarkan.
b. keadilan
artinya keputusan yang di ambil haruslah adil baik pihak yang mengambil
keuntungan maupun pihak yang rugi kriteria Dalam Pengambilan Keputusan.
c. kestabilan
keputusan yang di ambil haruslah menghasilkan kestabilan jangka panjangbaik segi
lingkungan maupun ekonomi
d. berkelanjutan
keputusan yang di ambil haruslah berkelanjutan tidak merusak alam untuk generasi
mendatang.
e. pertimbangan resiko
keputusan yang di ambil harus mempertimbangkan resiko dan dampak penggunaan
sumberdaya alam terhadap lingkungan dan masyarakat
f. transparansi
keputusan yang di ambil harus transparan dan terbuka untuk umum sehingga dapat
di ketahui dan di pertanggung jawabkan
g. partisipasi masyarakat
keputusan yang di ambil harus melibatkan partisispasi masyarakat sehingga dapat
mempertimbangkan kepentingan dan kebutuhan semua pihak yang terlibat.
2. MACAM MANFAAT DAN BIAYA SUATU PROYEK
a. memastikan bahwa proyekmemberikan manfaat yang siknifikan bagi masyrakat
dan lingkungan sekitar
b. membantu mengidentifikasi dampak positif dan negative yangmungkin terjadi
sebagai hasil pelaksanaan proyek
c. menentukan prioritas pengeluaran pada suatu proyek ,sehingga memungkinkan
pengeluaransumberdaya yangefektif
3. MENGENAL DAN MENGUKUR MANFAAT SUATU PROYEK
• RESUME

a. identifikasi biaya dan manfaat biaya bisa bersifat langsung seperti biaya material
dan tenaga kerja , atau tidaklangsung seperti biaya oportunity
b. kuantifikasi biaya dan manfaat memungkinkan untuk membandingkan nilaimanfaat
dan biaya yang setara
c. membandingkan biaya dan manfaat untukmenentukan apakah proyek atau
keputusanbisnis layaatau tidak
4. MENGENAL DAN MENGUKUR BIAYA PROYEK
a. Dalam menghitung biaya suatu proyek biasanya hanya di perhatikan dalam lokasi
dimana proyek itu berada , sedangkan sesungguhnya biaya ini tersebar di seluruh
perekonomian
contohnya :
jikapembiayaan proyek tersebut di ambil dari pajak,maka hal ini akan
mempunyai ppengaruh terhadap perekonomian secara makro, makakalau
dampakbiaya suatu proyek di perhitungkan juga secara makro akan timbul
kesuliatan dalam memperkirakannya .
5. MENENTUKAN WAKTU DAN BUNGA DISKONTO
a. identifikasi proyek atau investasi yang akan di evaluasi
b. tentukan periode analisis yaitu waktu yang akan di gunakan untuk menghitung
biaya dan
manfaat dari proyek investasi tersebut.
c. pilih tingkat suku bunga diskonto yangakan di gunakan untuk menghitung nilai
waktu dari uang.
d. hitung biaya dan manfaat proyek atau investasi pada setiap periode analisisi
e. diskontokan biaya dan manfaat ke nilai saaat ini dengan menggunakan tingkat suku
bunga diskonto yang telah di tentukan
f. melakukan analisis terhadap nilai nilai diskonto untuk menentukan apakah proyek
atau investasi tersebut layak di lakukan.
Dalam praktek , tingkat diskonto yang di terapkan pada investasi publik dapat
berbeda dengan tingkat bunga pasar, dan biasanya justru lebih rendah .beberapa orang
menyatakan bahwa perbedaan itu tidaklah efisien yangterjadi hanya karna sector
publik(pemerintah ) dapat memperoleh dana denganlebih mudah . dengan menentukan
tingkat diskonto yang lebih rendah, pemerintah mengurangi kesejahteraan masyarakat,
karena pemilik dana kaqn mnerima pendapatan yang rendah dan masyarakat akan
• RESUME

menunda pengambilan sumberdaya alam tingkat diskonto yang lebih tinggi, apabila hal
hal lain tetap sateris paribus akan menyebabkan lebih sedikit usulan yang dpat lulus
6. BEBERAPA CATATAN TENTANGPENGGUNAA N ANALISIS MANFAAT DAN
BIAYA.
AMB tidak harus di gunakan sebagai alat penyaring untuk di laksanakan
atu tidaknya suatu proyek pemanfaatan sumberdaya alam. namun dalam praktek justru
sering di manfaatkan sebagai alat untuk menentukan urutan penting tidaknya suatu
proyek itu untuk di laksanakan .AMB lebih bsnysk melihat suatu proyek dari segi
efisiensi dan para politisi atau pengambil keputusan sering memutuskan terhadap
pelaksanaan proyek tanpa
mentaati kriteria efisiensi tersebut, tetapi lebihkepadapertimbangan politis ,sosisl,dan
sebagainya

BAB 9

PENGELOLAANSUMBER DAYA ALAM YANG TAK DAPAT


DIPERBAHARUI

1. PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM YANG TAK DAPAT DIPERBARUI

Ada dua syarat yang harus dipenuhi agar terdapat pengambilan sumberdaya alam
secara optimal. Kita harus melihat dahulu perbedaan antara sumberdaya alam yang tak
dapat diperbaharui dan jenis barang lain.

SYARAT UMUM

Syarat umum yang berlaku pada produksi setiap barang yang berada dalam pasar
persaingan sempurna agar dicapai suatu tingkat efisiensi yang optimum (produsen
mencapai keuntungan yang maksimal) adalah harga barang yang dihasilkan harus sama
dengan biaya produksi marjinal. Untuk barang sumberdaya alam karena memiliki biaya
alternatif, maka syarat umum itu harus diubah sebagai berikut: yaitu bahwa efisiensi
optimum akan dicapai apabila hargabarang sumberdaya alam sama dengan biaya marjinal
ditambah dengan biaya alternatif.

SYARAT KEDUA
• RESUME

pengambilan sumberdaya alam secara optimal menyangkut tingkah laku dari biaya
alternatif atau royalty itu sepanjang waktu yaitu bahwa royalty atau biaya alternatif itu
harus selalu meningkat sebesar tingkat bunga yang berlaku dari waktu ke waktu, atau
dengan kata lain bila royalty itu dinyatakan pada harga sekarang (present value), maka
iatidak akan berubah sepanjang waktu Dalam mengambil sumberdaya alam, kita berusaha
agar menfaat total dari kedua periode itu adalah yang tertinggi. Namun agar kita dapat
menjumlahkan manfaat total dari kedua periode, nilai manfaat itu harus disamakan terlebih
dahulu yaitu dengan menyatakannya dalam nilai sekarang (present value). Caranya ialah
dengan mengalikan nilai manfaat itu dengan faktor diskonto 1/(1+r) di mana r adalah
tingkat bunga.

2. KEADAAN TINGKAT HARGA SUMBERDAYA ALAM


royalty merupakan perbedaan antara tingkat harga yang konsumen bersedia membayar
dan biaya produksi, maka harga akan terus meningkat dengan laju setinggi tingkat
bunga." Tetapi harga barang sumberdaya alam ini tidak mungkin akan naik tanpa batas
3. POLA PERKEMBANGAN PRODUKSI
bila permintaan stabil dan harga meningkat, maka jumlah produksi yang diminta akan
berkurang. Tetapi bila harga yang lebih tinggi itu dibarengi juga dengan meningkatnya
pendapatan atau adanya perbaikan teknologi maka produksi tidak akan menurun.
4. PENGARUH PERSEDIAAN SUMBERDAYA ALAM
sumberdaya alam tidak mempengaruhi biaya pengambilan, tetapi sekarang kita
menganggap bahwa besarnya persediaan sumberdaya alam mempunyai pengaruh
terhadap biaya pengambilan barang sumberdaya.

David Ricardo
bahwa manusia akan bekerja dengan menggunakan sumberdaya alam yang paling
tinggi kualitasnya terlebih dahulu
John Stuart Mill
bahwa biaya pengambilan sumberdaya alam akan semakin mahal,karena semakin
sulitnya dan semakin sedikitnya sumberdaya alam itu harus diambil.

Dari uraian di atas kita sudah dapat menyimpulkan bahwa sumberdaya alam
itu tidak akan pernah habis
• RESUME

5. PENGELOLAAN DI BAWAH PENGAWASAN PERENCANA


banyak perusahaan pertambangan yang berada di bawah pengawasan seorang
perencana, kemudian akan kita tentukan syarat pengambilan sumberdaya alam
optimum yaitu syarat yang harus diputuskan oleh perencana tersebut mengenai berapa
jumlah barang yang harus dihasilkan oleh masing-masing perusahaan pada masing-
masing periode. dengan tujuan untuk mencarikeuntungan yang maksimal
6. PENGELOLAAN OLEH SEORANG PESAING SEMPURNA
Perusahaan di sini berada dalam persaingan sempurna sehingga tidak dapat
mempengaruhi harga barang yang dihasilkannya. Hasil yang kita peroleh ialah bahwa
pengusaha dalam persaingan sempurna ini akan berbuat seperti seorang perencana yang
menghasilkan barang sumberdaya alam demi manfaat bersih yang maksimal bagi
masyarakat
7. PENGAMBILAN SUMBERDAYA ALAM OLEH SEORANG MONOPOLIS
Tujuan seorang monopolis juga untuk memaksimumkan keuntungan. Adapun
syarat pertama yang harus dipenuhi agar diperoleh keuntungan yang maksimal dalam
mengambil sumberdaya alam, sedikit berbeda dengan perusahaan yang bekerja di
bawah persaingan sempurna. Apabila royalty harus meningkat dengan laju setinggi
tingkat bunga, maka akan kita ketemukan bahwa sumberdaya alam itu akan diambil
lebih cepat di bawah pasar monopoli daripada dalam pasar persaingan sempurna
8. KETIDAKPASTIAN DALAM PENGAMBILAN SUMBERDAYA ALAM
ketidakpastian tidak akan mempunyai pengaruh apapun terhadap pengambilan
sumberdaya alam. Hal ini disebabkan oleh karena pengelola sumberdaya alam dapat
menjamin keamanan dirinya apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.yaitu royalty
(t) merupakan perbedaan antara marginal revenue (p+y, (dp/dy,) dan marginal cost
(dc/dy).
9. KETIDAKSTABILAN DI PASAR SUMBERDAYA ALAM
Tidak mudah untuk mengatakan apakah ketidakpastian dan mempercepat atau
memperlambat penggalian sumberdaya alam, karena ini semua tergantung pada sifat
ketidakpastian itu sendiri. Namun jelas akan ada ketidakstabilan di pasar sumberdaya
alam sehingga pengambilan sumberdaya alam akan tidak efisien sifatnya.
10. KETIDAKPASTIAN DAN EFISIENSl
Keputusan masyarakat biasanya lebih tepat didasarkan pada posisi yang netral
terhadap risiko, meskipun para anggota masyarakat itu sendiri bersikap tidak mau
menanggung risiko. Inilah sebabnya, sementara ekonom menerima bahwa tingkat
• RESUME

bunga masyarakat (social rate of interest) lebih rendah daripada tingkat bunga yang
dikehendaki oleh perorangan (private rate of interest). Tingkat bunga perorangan
mencakup risiko yang dipikul oleh investor individual, dan ini harus dilupakan dalam
hal keputusan investasi oleh masyarakat.
11. EKSPLORASI
Harga Cenderung naik tetapi kalau ada penerimaan baru (eksplorasi hasil) harga
akan turun secara drastis kemudian akan naik lagi. Sejauh ini kita masih menganggap
bahwa penemuan baru itu terjadi secara tiba-tiba. Eksplorasi merupakan kegiatan yang
meningkatkan jumlah persediaan sehingga akan menurunkan biaya pengambilan
sumberdaya alam itu. Namun perlu dipertimbangkan juga, apakah akan dapat diperoleh
barang sumberdaya alam yang baik kualitasnya bila diolah dari sumberdaya alam yang
semula rendah kualitasnya.
12. MASALAH DISTRIBUSI DAN KEADILAN
Masalah distribusi dapat dipandang dalam kaitannya dengan distribusi antar
anggotamasyarakat pada saal sekarang (generasi sekarang) tetapi dapat pula dilihat
bagaimana distribusi antar generasi (intergeneration distribution).Masalahnya sekarang
ialah bagaimana menghitung nilai sekarang (mendiskonto) manfaat yang akan diterima
oleh generasi yang akan dating

BAB 10

PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM PULIH

Model penggunaan sumber daya pulih yang optimal Batas antara sumber daya alam
tak (exhaustible resources) dan sumber daya alam pulih (renewable resources) tidak terlalu
jelas diketahui.

Perubahan teknologi dan cara eksplorasi dapat membuat sumber daya alam tak pulih
menjadi sumber daya alam yang pulih atau yang dapat di perbaharui dengan adanya penemuan
defosit baru dan pemanfaataan/sumer daya yang lebih rendah mutunya.

Para ahli biologi mengatakan bahwa kerusakan sumber daya biologis ( spesies )
kebanyakan di sebabkan oleh kerusakan kareh pembangunan ekonomi yang diselangggarakan
di suatu daerah tertentu yang merupakan biaya pembangunan.
• RESUME

Pada bagian ini dibahas tentang pengguanaan rasional dari sumber daya alam yang
dapat diperbaharui sehingga tidak mengurangi populasi dalam jangka panjang. Sumber daya
alam yang pulih atau yang dapat diperbaharui berbeda dengan sumber dayya alam yang tak
pulih atau tidak dapat di perbaharui.

Pengambilan secara optimal bagi sumber daya alam yang pulih didasarkan pada konsep
‘’steady’’ yanitu pngambilan sumber daya alam yang optimal dengan mengindahkan persedian
dengan mempertimbangkan dengan hasil yang mantap dan oftimal atau hasil maksimum yang
mantap

Dalam analisis berikut akan dibahas sumber daya alam yang dapat mewakili sumber daya
alam yang pulih yang merupakan sumber daya alam milik umum. Ialah:

1. MODEL PENGGUNAAN SUMBER DAYA ALAM PULIH YANG OPTIMAL


Pengelolaan sumberdaya alam yang pulih (renawable resources) pada umumnya
didasarkan pada konsep hasil maksimum yang mantap (maximum sustainable yield =
MSY). Sebab bila demikian akan menyebabkan hilangnya produktivitas sumber daya
alam tersebut.
Konsep MSY itu sendiri didasarkan atas model pertumbuhan biologis
menganggap bahwa pada setiap tingkat populasi tertentu yang rendah dari titik Xc pada
gambar 10.1, surplus produksi terjadi dan dapat di panen selamanya tanpa mengurangi
jumlah persedian (populasi) tersebut. Yang pasti semakin mendekati daya tampung
lingkungan Xc (carrying capacity) di mana surplus produksi menurun menjadi nol.
Apabila surplus produksi sama denagn hasil yang mantap (sustainable
yield)pada setiap tingkat populasi. Untuk Sebagian besar populasi sumber daya alam
pulih, MSY diketemukan berada di antara 40% sampai 60% dari daya tampung.
Hal ini dikarenakan MSY hanya melibatkan unsur menfaat dari exksploitasi
sumberdaya alam dan tidak memperhatikan unsur biaya eksploitasinya.maka ada
kecendrungan untuk menggantikannya dengan konsep optimumsustainable yield
(OSY). Kriteria ini cocok bagi pengelola sumber daya alam oleh swasta maupun
pemerintah meskipun perhitungan biayanya berbeda yaitu pengelola swasta biasanya
menggunakan biaya aktual yang sungguh-sungguh dikeluarkan oleh perusahaan.
Kita mulai pembicaraan kita dengan “hukum pertumbuhan alamiah” sedangkan
urain selanjutnya hampir mirip dengan model dalam pengelolaan sumber daya alam
pulih adalah bahwa pertumbuhan merupakan fungsi sederhana dari besarnya persedian
• RESUME

(populasi)sumberdaya alam. alasan bagi adanya titik balik itu (turning point) adalah
bahwa lingkungan alamiah memiliki apa yang di sebut daya dukung tertentu.

(g(X) dan dalam hal ini x merupakan jumlah populasi. Ujung kurva itu adalah x=0 dan x= x c1
keduanya menunjukan tidak adanya pertumbuhan sumber daya alam yang dipilih.

Titik Xm menunjukan adanya pertumbuhan yang maksimum yaitu merupakan populasi yang
mampau menghasilkan laju pertumbuhan sumber daya alam yang tertinggi dan sekaligus
menunjukan tingkat panenan atau produksi yang maksimum yang dapat dipertahankan secara
kekal. Keadaan ini disebut dengan MSY.

Besarnya persedian atau populasi dapat digambarkan sebagai fungsi dari waktu.
Perkembangan mula-mula meningkat secara eksponansial kemudian semakin menurun dan
mencapai titik maksimum (gambar 10.2)

Sekarang kita amati bagamana seorang perencana akan memaksimumkan nilai dari
sumberdaya alam tersebut.kita dapat memulai dengan seorang perencana yang
memaksimumkan nilai sekarang (present value) dari manfaat sosial bersih,kemudian
• RESUME

menunjukkan pola penggunaan yang sama pada pasar persaingan sempurna dengan anggapan
masing” perusahaan mempunyai hak penguasaan yang jelas. Selanjutnya bagaimana pola
penggunaannya bila sumber daya alam itu merupakan milik umum (common property
resources).

Bagi pemilik perorangan terhadap sumberdaya alam yang pulih,ia akan berusaha
mendapatkan keuntungan yang maksimal dengan menyamakan harga barang sumberdaya alam
itu dengan biaya pengambilannya ditambah dengan besarnya royalty seperti halnya dalam
sumberdaya alam tak pulih.biaya pengambilan produksi sumberdaya alam dan bersarnya
persediaan atau populasi sumerdaya alam.

Persediaan sumberdaya alam itu dapat berkembang secara alamiah,sehingga hal ini
akan menambah nilai royalty dan dapat dianggap sebagai deviden karena menyimpan satu
satuan sumberdaya alam sebagai persediaan.

Masalahnya sekarangbagaiman menentukan nilai optimal dalam kondisi mantap dari


persedian dan produksi barang sumber daya alam itu.

Untuk menjelaskan masalah ini kita akan menggunakan gambar 10.3 dan gambar 10.4
kita menyatakan bahwa biaya pengambilan merupakan fungsi dari jumlah produksi pada setiap
tingkat persedian seperti dilukiskan pada gambar 10.3

Keterangan gambar 1.03 Penganbilan sumberdaya Alam Secara Optimal dengan Biaya
sebagai Fungsi jumlah Produksi.

Di mana ;
• RESUME

C = Biaya pengambilan

Y = Jumlah produksi barang sumber daya alam

= harga barang sumberdaya alam

X = Jumlah persediaan sumber daya alam

Terdapat suatu hasil optimal untuk masing-masing jumlah persediaan. Hasil optimal
pada jumlah persediaan setinggi X1 adalah Y*(X1) dan hasil optimal pada jumlah persediaan
setinggi X2 adalah Y* (X2). Letak dari nilai-nilai persediaan dan produksi yang diperoleh
disebut sebagai lokasi penangkapan (catch locus) dalam model pengelolaan sumberdaya ikan,
yaitu bahwa pada titik itu miringnya garis biaya c=p.y sama dengan miringnya garis
penerimaan atau MC=MR.

Titik ekstirm lain adalah lokasi penangkapan YA*. Dalam hal ini ikan mudah
ditangkap meskipun persediaan sedikit atau harga ikan mahal sekali. Jumlah ikan lama-lama
akan punah karena tingkat pengambilan lebih besar dari pertumbuhannya. Dalam kasus ini
terbukti bahwa kepunahan dapat pula terjadi dengan adanya pemilikan secara umum.

Kasus yang lebih umum adalah lokasi pengambilan YB*. Selama garis lokasi
penangkapan memotong kurva pertumbuhan sumberdaya ikan g (X) dari bawah, maka hasil
pengambilan dan laju pertumbuhan akan saling mengkoreksi bila terjadi penyimpangan dari
keseimbangan:

> >

Y= g(X) jika X = XB*

< <

Jadi sesungguhnya tidak ada diantara kasus-kasus itu merupakan MSY yang optimal. MSY
merupakan rekomendasi dari para ahli biologi dan lainnya yang berhubungan dengan
pengelolaan sumberdaya alam.

2. MASALAH PEMILIKAN BERSAMA (COMMOM PROPERTY PROBLEM)

Dasar pemikirannya adalah bila perusahaan (firm) memasuki suatu bidang usaha
(industry) secara bebas dan taka da perjanjian kerjasama, maka masing-masing perusahaan
akan mengabaikan biaya alternatif (user cost = royalty) dalam mengambil sumberdaya alam
saat ini.
• RESUME

Oleh karena itu keuntungan dari menyimpan sumberdaya alam itu akan hilang dan
keadaan dimana keuntungan sama dengan nol dilukiskan dengan garis linier pada Gambar
10.3. yaitu pada saat penerimaan total sama dengan biaya produksi total.

Tititk-titik penangkapan untuk sumberdaya alam memiliki umum pada Gambar 10.4.
untuk ketiga kasus YA**, YB** dan YC**. Untuk suatu jumlah persediaan tertentu, jumlah
produksi akan lebih tinggi dalam hal pemilikan sumberdaya alam secara umum.

Eksploitasi yang berlebihan terhadap sumberdaya alam milik umum dapat diatasi dengan
beberapa cara.

• Cara yang paling sederhana : mendefinisikan hak penguasaan atau hak pemilikan
sumberdaya alam tersebut dan mempercayakan pada kehendak masing-masing
penguasa tersebut.
• Cara pengawasan yang lain dapat berupa penterapan pembatasan alat penangkap ikan,
jadi alatnya yg diatur.
• Cara yang lain lagi adalah pembatasan jumlah ikan yang ditangkap.

Jadi sebagai kesimpulan pengelolaan sumberdaya alam yang pulih dapat dinyatakan bahwa
produsen selalu berusaha mengambil barang sumberdaya alam untuk memaksimumkan
keuntungan mereka yaitu menyamakan harga barang dengan biaya pengambilan ditambah
royalty. Biaya pengambilan barang sumberdaya alam juga dipengaruhi oleh banyaknya
• RESUME

produksi barang sumberdaya alam dan besarnya persediaan atau populasi sumberdaya alam
tersebut.

Dibawah pemilikan pribadi, pengambilan sumberdaya alam akan optimum bila biaya marjinal
(MC) sama dengan penerimaan marjinal (MR).

Pada berbagai jumlah persediaan (populasi) akan diperoleh tingkat pengambilan optimum
tertentu, sehingga akan dapat diperoleh lokasi penangkapan (catch locus).

3. KESESAKAN SEBAGAI KASUS PENGELOLAAN SUMBERDAYA MILIK


UMUM

Dalam bidang sumberdaya alam, kesesakan merupakan hal yang sangat penting dalam
kaitannya dengan rekreasi diluar rumah. Kesesakan (congestion) dapat dipandang sebagai
saling terganggunya setiap individu yang sama-sama menggunakan fasilitas publik (umum).

Saling menganggu ini dapat dalam bentuk :

• Fisik
Kendaraan-kendaraan dijalan raya
Kapal-kapal dipelabuhan
Dsb

Contoh lain lagi adalah menurunnya kenikmatan karena adanya orang yang lalu lalang apabila
kita sedang duduk-duduk di taman rekreasi.

Jadi biaya bagi suatu kesesakan dapat dilukiskan sebagai suatu penurunan dalam hal
kesediaan untuk membayar bagi penggunaan fasilitas publik apabila dampak negatif itu
mempengaruhi fungsi guna si konsumen. Gambar 10.5 menunjukan kesediaan membayar bagi
penggunaan fasilitas publik bila tidak ada kesesakan atau disebut penerimaan total (TR). TC1,
menunjukan biaya variabel total yang merupakan fungsi dari tingkat penggunaan atau arus lalu
lintas X. Biaya itu mula mula dipikul oleh pengelola dan pemerintah tetapi kemudian biaya itu
dilimpahkan kepada mereka yang mempergunakan fasilitas publik itu lewat pungutan atau
bayaran. TC2 menunjukan biaya variabel yang meliputi biaya kesesakan dalam bentuk risiko
kecelakaan yang semakin tinggi. Biaya kesesakan itu dipikul oleh individu yang
memanfaatkannya. Tanpa adanya kesesakan Xb merupakan titik penggunaan yang optimum
yaitu pada saat biaya marjinal sama dengan penerimaan atau manfaat marjinal. Dengan adanya
• RESUME

kesesakan, maka tingkat penggunaan sosial yang optimum ialah X* yaitu pada saat lereng
kurva TR sama dengan kurva TC atau manfaat marjinal sama dengan biaya marjinal.

Bila biaya pungutan yang dikenakan sebesar biaya marjinal untuk masing-masing
pemakai, maka semua pemakai cX* untuk fasilitas yang digunakan, membayar bc untuk biaya
kesesakan, dan menikmati manfaat bersih sebesar db.

Apabila dianggap bahwa kesesakan itu sama sama mempengaruhi semua pemakai dan
pungutan yang sama dikenakan pada semua pemakai, maka setiap pemakai akan memikul
biaya rata-rata dan bukan biaya marjinal. Dalam gambar 10.5 biaya rata-rata ditunjukan oleh
garis yang menghubungkan titik pada kurva biaya TC dengan titik asal 0. Pemakai fasilitas
akan terus menggunakan sampai kesediaan untuk membayar TR sama dengan biaya variabel
rata-rata dan titik itu tercapai pada tingkat penggunaan setinggi Xc, yaitu bahwa total manfaat
menurun dan biaya kesesakan lebih tinggi. Jadi, keunikan dalam penggunaan sumberdaya milik
umum itu bukanlah penggunaan yang berlebihan. Penggunaan yang berlebihan itu di sebabkan
oleh kegagalan untuk memperhitungkan seluruh biaya marjinal yang dikenakan dalam suatu
sistem yang kelebihan biaya marjinal di atas rata-rata.

4. POLUSI ATAU PENCEMARAN SEBAGAI KASUS MASLAAH


PENGELOLAAN SUMBERDAYA MILIK UMUM

Lingkungan, udara dan air yang luas (lautan, danau) serta pemandangan merupakan
sumberdaya alam milik umum yang sering dipakai sebagai tempat membuang limbah.
Biasanya semua pihak boleh membuang asap pabrik maupun bau busuk ke udara, air limbah
dibuang ke sungai atau danau, serta rusaknya pemandangan karena munculnya bangunan-
bangunan pencakar langit. Namun penggunaan lingkungan ini telah dibatasi dengan aturan-
aturan yang resmi dari pemerintah, hanya saja undang-undang dan peraturan pengelolaan
sumberdaya alam.
• RESUME

Itu sering terlalu sempit, dengan ratusan orang atau perusahaan yang menimbulkan
pencemaran, bagaimana menentukan pencemaran tertentu oleh orang atau perusahaan tertentu?
Demikian pula apabila terjadi konflik antar penyebab pencemaran, mana yang akan
dimenangkan?

Dalam hal kesesakan, konflik terjadi antar para pemakai fasilitas publik. Dalam hal ini
informasi mengenai dampak dari keputusan mereka merupakan umpan balik bagi para pemakai
fasilitas itu melalui pasar. Umpan balik ini cenderung membatasi penggunaan yang berlebihan
sampai suatu titik dimana manfaat tidak timbul lagi bagi masyarakat. Dalam hal pencemaran,
maka akan timbu suatu kerugian sosial bersih dari penggunaan sumberdaya alam itu.

BAB 11

SUMBER DAYA TANAH

1. MACAM-MACAM PENGGUNAAN TANAH


a. Kira-kira 1/6 (seperenam) dari tanah daratan berwujud padang pasir. Padang pasir
dapat menyumbang masukan bagi produksi barang-barang berupa sumberdaya
mineral, namun untuk perkembangan pertanian daratan padang pasir ini tidak dapat
kita perhitungkan.
b. Sumberdaya tanah merupakan sumberdaya alam yang sangat penting untuk
kelangsungan hidup manusia karena sumber daya tanah merupakan masukan yang
diperlukan untuk setiap beru aktivitas manusia seperti untuk
c. pertanian, daerah industri, daerah pemukiman, jalanjalan untuk transportasi,
daerah-daerah rekreas atau daerah-daerah yang dipelihara kondisi alamnya.
d. Penggunaan tanah yang paling luas adalah untuk sektor pertanian yang meliputi
penggunaan untuk pertanian tanaman pangan, pertanian tanaman keras, untuk
kehutanan maupun untuk lading penggembalaan dan perikanan.
e. Tetapi untuk daerah kota khususnya, penggunaan tanah yang utama adalah untuk
pemukiman, serta untuk industry dan perdagangan. Penggunaan tanah untuk
rekreasi juga menempati urutan yang tinggi karena meliputi pantai, pegunungan
ataupun danau danau.
• RESUME

Secara umum, dapat diketahui bahwa para pemilik sumberdaya tanah cenderung
menggunakan miliknya itu untuk tujuan-tujuan yang memberikan harapan untuk
diperolehnya penghasilan yang tertinggi.

2. Di negara-negara maju biasanya penggunaan yang terbaik dan tertinggi adalah untuk
daerah industri dan perdagangan, menyusul untuk daerah pemukiman, kemudian untuk
daerah pertanian dan yang terakhir untuk ladang penggembalaan dan daerah liar yang
tidak ditanami (bera).
3. Pemanfaatan sumberdaya tanah untuk berbagai penggunaan bertujuan untuk
menghasilkan barang-barang pemuas kebutuhan manusia yang terus meningkat sebagai
akibat dari penduduk yang terus bertambah dan ekonomi yang berkembang.
4. Sumberdaya tanah merupakan sumberdaya alam yang dapat diperbaharui dalam arti
dapat diperbaharui kesuburannya.
5. Ada beberapa kejadian atau kegiatan manusia dapat mengakibatkan menurunnya
kualitas tanah pertanian d yang antaranya ialah:
a. Penyalahgunaan tanah pertanian,
b. Kehilangan tanah pertanian,
c. Pencurian tanah pertanian, dan
d. Pencemaran tanah pertanian

Dengan mengingat semakin langkanya sumberdaya tanah tersebut, maka perlu


pengelolaan sumberdaya tanah secara optimal dan lestari untuk mencapai kesejahteraan
sosial yang maksimum.

6. ASPEK KONSERVASI SUMBERDAYA TANAH


a. Konservasi sumberdaya tanah berarti penempatan tiap bidang tanah pada cara yang
sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan memperlakukannya sesuai dengan
syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah
b. Arsyad mengatakan bahwa berdasarkan kriteria klasifikasi tanah, maka dapat
disusun 8 kelas kemampuan tanah yaitu sebagai berikut:
1. Tanah kelas I adalah tanah yang sesuai untuk penggunaan pertanian tanpa
memerlukan tindakan konservasi tanah yang khusus
2. Tanah kelas II adalah tanah yang sesuai untuk segala jenis penggunaan
pertanian dengan sedikit hambatan dan ancaman kerusakan
• RESUME

3. Tanah kelas I adalah tanah yang sesuai untuk segala jen penggunaan pertanian
dengan hambatan dan ancaman kerusakan tanah lebih besar daripada tanah
kelas
4. Tanah kelas IV adalah tanah yang sesuai untuk segala jenis penggunaan
pertanian dengan hambatan dan ancaman kerusakan tanah yang lebih besar
daripada tanah kelas
5. Tanah kelas V adalah tanah yang tidak sesuai untuk digarap bagi tanaman
semusim, tetapi lebih sesuai untuk ditanami tanaman untuk makanan ternak
secara permanen atau dihutankan
6. Tanah kelas VI adalah tanah yang tidak sesuai untuk digarap bagi tanaman
semusim, disebabkan karena terletak pada lereng yang agak curam (30-45%)
sehingga mudah tererosi
7. Tanah kelas VII adalah tanah yang sama sekali tidak sesuai untuk digarap bagi
tanaman semusim, tetapi lebih baik/sesual
8. Tanah kelas VIII adalah tanah yang tidak sesuai untuk usaha produksi pertanian,
dan harus dibiarkan pada keadaan alami atau di bawah vegetasi alam
7. Metode yang di gunakan. Metode vegetatif dapat dilakukan dengan cara penghutanan
atau penghijauan, penanaman dengan rumput makanan ternak, penanaman dengan
tanaman penutup tanah permanen dan pergiliran tanaman dengan tanaman pupuk hijau

Konservasi tanah dengan metode mekanik dapat dilakukan dengan cara pengolahan
tanah secara kountur, pembuatan teras, perbaikan drainase dan pembangunan irigasi,
pembuatan waduk dan dam penghambat (chek dam), rorak tanggul dan lain-lain.

ASPEK EKONOMI SUMBERDAYA TANAH

1. Sewa tanah merupakan konsep penting dalam teori ekonomi sumberdaya tanah. Sewa
tanah dapat dibedakan menjadi dua yaitu a. Sewa tanah (contract rent) sebagai
pembayaran dari penyewa kepada pemilik di mana pemilik melakukan kontrak sewa
dalam jangka waktu tertentu.
2. Keuntungan usaha (economic rent atau land rent) yang merupakan surplus pendapatan
di atas biaya produksi atau harga input tanah yang memungkinkan faktor produksi tanah
dapat dimanfaatkan dalam proses produksi
3. Land rent dan contract rent merupakan dua konsep sewa yang penting yang digunakan
dalam ekonomi sumberdaya tanah. Kedua konsep tersebut hanya berbeda dalam satu
• RESUME

hal yaitu pada contract rent termasuk pembayaran yang sebenarnya kepada pemilik
tanah.
4. Pembayaran ini dapat lebih tinggi dan dapat juga lebih rendah dari surplus pendapatan
(land rent) yang seharusnya diterima oleh pemilik. Kekurangan maupun kelebihan dari
surplus pendapatan merupakan hak dari penyewa
5. . Sewa Tanah (Land Rent) sebagai Surplus Ekonomi Sewa tanah secara sederhana dapat
didefinisikan sebagai surplus ekonomi yaitu merupakan kelebihan nilai produksi total
di atas biaya total.
6. Teori sewa model Ricardo ditentukan berdasarkan perbedaan dalam kualitas tanah yang
hanya melihat faktor kemampuan tanah untuk membayar sewa tanpa memperhatikan
faktor lokasi tanah. Besarnya sewa tanah ditentukan oleh tingkat kesuburan tanah dan
kualitas lokasi ekonominya.

Teori Sewa Tanah Model Klasik Teori sewa model Klasik yang banyak digunakan adalah
konsep sewa dari David Ricardo dan Von Thunen. David Ricardo memberikan konsep sewa
atas dasar perbedaan dalam kesuburan tanah terutama pada masalah sewa di sektor pertanian.

Analisis David Ricardo berdasarkan asumsi bahwaSewa tanah akan muncul hanya apabila
penduduk bertambah sehingga permintaan akan tanah menghendaki digunakannya tanah
kurang subur oleh masyarakat.

Ricardo berpendapat bahwa harga produk pertanian ditentuan oleh biaya produksi dan
sehubungan dengan meningkatnya biaya produksi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
yang meningkat.

Teori sewa model Ricardo ditentukan berdasarkan perbedaan dalam kualitas tanah yang
hanya melihat faktor kemampuan tanah untuk membayar sewa tanpa memperhatikan faktor
lokasi tanah.

Faktor lokasi dalam menentukan nilai sewa tanah diamati oleh Von Thunen yang melihat
berbagai tanaman yang dihasilkan oleh daerah-daerah subur dekat pusat pasar dan ditemukan
bahwa sewa tanah lebih tinggi dari daerahdaerah yang lebih jauh dari pusat pasar.

Menurut Von Thunen sewa tanah berkaitan dengan perlunya biaya transport dari daerah
yang jauh ke pusat pasar

BAGAIMANA MENCEGAH KENAIKAN HARGA TANAH


• RESUME

a. Untuk mencegah kenaikan, harga tanah dapat diusulkan agar Pemerintah berusaha
untuk mengalihkan dana yang tersedia dalam masyarakat ke arah investasi yang
produktif, dan bukan untuk spekulasi tanah.
b. Selanjutnya mengenai penilaian apakah tanah digunakan untuk kegiatan produktif
atau tidak tergantung pada dasar filosofis yang menentukan
c. tujuan pembentukan bank tanah apakah untuk mengawasi pola perkembangan kota
atau untuk mengatur peng- gunaan tanah.
d. Namun sesungguhnya meningkatnya harga tanah juga banyak berkaitan dengan
banyaknya fasilitas yang diciptakan, terutama oleh investasi
e. pemerintah yang bersifat pekerjaan umum (public services) seperti pembangunan
jalan, fasilitas listrik, lapangan terbang, saluran irigasi pengolahan limbah dan
sebagainya.

BAB 12

SUMBERDAYA AIR

1. Sumber Hidrologi
Beberapa Bentuk Air Yang Terkumpul di Atmosfir
a. Padat Es
b. Serbuk Salju
c. Gas Uap

Proses atau terjadinya siklus hidrologi menyebabkan air akan selalu tersedia untuk
manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan, Air yang jatuh ke bumi sebelum kembali ke atmosfir
atau ke laut dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh manusia.

2. Proses Aliran Siklus Hidrologi


1. Air dari permukaan laut menguap (evaporasi)
2. Air dari tumbuh-tumbuhan menguap (transpirasi)
3. Peralihan secara horizontal dari uap air/udara
4. Presipitasi (hujan)
5. Run-off, air langsung mengalir ke laut
3. Proses Aliran Siklus Hidrologi
1. Dengan proses hidrologi, air akan kembali tersedia
• RESUME

2. Awal dari sirkulasi hidrologi adalah penguapan


3. Proses penguapan terjadi melalui energi matahari yang menimpa permukaan air
4. Sehingga air menguap ke udara dalam bentuk uap gas yang kemudian
berkumpul di atmosfir, membentuk gumpalan-gumpalan.
5. Uap air dalam bentuk gas di atmosfir akan mengalami proses perubahan bentuk
yang dikenal dengan kondesasi
6. Dari gas ke cair membentuk butir-butir air atau salju dengan proses persipitasi
atau hujan.
4. Masalah Pendistribusian Sumberdaya Air
a. Pedoman yang digunakan dalam menentukan distribusi air adalah prinsip nilai guna
batas yang sama bagi setiap penggunaan (equimarginal value in use)
b. Prinsip ini menegaskan bahwa sumberdaya air akan dialokasikan untuk seluruh
pemakaian n penggunaan sampai diperoleh nilai penggunaan marjinal yang sama
dari masing-masing penggunaan satuan air terakhir
5. Penentuan Harga Air
a. Perbedaan harga tidak selalu mencerminkan adanya diskriminasi harga, karena
harga air itu selalu sama untuk semua penggunaan pemakai, yaitu bila
pendristribusiannya dikaitkan dengan prinsip equimarginal value in use.
b. Perbedaan harga air hanya akan terjadi karena adanya perbedaan dari segi biaya
yang harus dibebankan atau ditenggung oleh konsumen

BAB 13

SUMBERDAYA MILIK UMUM

Kasus Sumberdaya Ikan

Tantangan dalam pengelolaan sumber daya ikan secara globa Overfishing Kurangnya
pengawasan dan peraturan yang ketat Polusi laut Perubahan iklim

a. Tantangan dalam pengelolaan sumber daya ikan secara globa


b. Overfishing Kurangnya pengawasan dan
c. peraturan yang ketat Polusi laut Perubahan ikli
d. Polusi laut
e. Perubahan iklim
• RESUME

a. TANTANGAN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA IKAN SECARA


GLOBAL
Kompleks dan melibatkan berbagai aspek, seperti overfishing, perubahan iklim, polusi
laut, pertikaian wilayah, dan keterbatasan teknologi. Solusi yang diperlukan untuk
mengatasi tantangan tersebut antara lain kerja sama internasional, pengelolaan sumber
daya ikan yang berkelanjutan, pengembangan teknologi dalam pengelolaan sumber
daya ikan, dan upaya penanggulangan polusi laut. Selain itu, penting juga untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat dan pelaku industri terhadap pentingnya
keberlangsungan sumber daya ikan dan ekosistem laut, serta menjalin hubungan yang
baik antara negara-negara dalam mengelola sumber daya ikan secara global.
b. Overfishing
Aktivitas penangkapan ikan dilakukan secara berlebihan dan melebihi batas yang dapat
ditanggung oleh populasi ikan itu sendiri. Hal ini dapat menyebabkan penurunan drastis
populasi ikan dan berdampak pada kerusakan ekosistem laut secara keseluruhan.
Overfishing dapat disebabkan oleh banyak faktor, seperti meningkatnya permintaan
pasar terhadap ikan, penggunaan teknologi perikanan yang tidak ramah lingkungan, dan
kurangnya pengawasan terhadap kegiatan perikanan. Overfishing adalah masalah
global yang serius dan perlu penanganan yang tepat agar sumber daya ikan dapat dijaga
keberlangsungannya bagi generasi mendatan
c. Kurangnya pengawasan dan peraturan yang ketat , memicu penangkaapan ikan yang
berlebih dan penggunaan alat tangkap yang merusak, yang dapat merusak ekosistem
laut secara keseluruhan
d. POLUSI LAUT
Polusi laut adalah ancaman serius bagi ekosistem perairan dan dapat memengaruhi
kelangsungan hidup ikan. Limbah industri, limbah rumah tangga, dan limbah laut dapat
mempengaruhi kualitas air dan memengaruhi kondisi lingkungan ikan. Bahan kimia
beracun seperti pestisida dan merkuri dapat mengendap pada dasar laut dan menumpuk
pada tubuh ikan, yang dapat memengaruhi kesehatan ikan dan kualitas makanannya.
Polusi juga dapat mengurangi ketersediaan makanan dan ruang hidup ikan serta
memengaruhi sistem reproduksi dan perkembangan ikan. Oleh karena itu, penanganan
polusi laut menjadi kunci untuk mempertahankan keberlangsungan ekosistem perairan
dan sektor perikanan
e. Perubahan Iklim
• RESUME

Perubahan iklim dapat mempengaruhi ekosistem perairan dan hal ini dapat
memengaruhi kelangsungan hidup ikan yang merupakan salah satu bagian penting dari
ekosistem perairan. Peningkatan suhu dan tingkat asam pada perairan dapat
mempengaruhi kondisi lingkungan ikan dan memengaruhi perkembangan dan
reproduksi ikan. Peningkatan intensitas fenomena cuaca ekstrem juga dapat
mengganggu habitat ikan dan menyebabkan kerusakan pada lingkungan mereka.
Penurunan ketersediaan air juga dapat mempengaruhi ketersediaan makanan dan ruang
hidup ikan. Dengan demikian, perubahan iklim dapat memengaruhi kelangsungan
hidup ikan dan mempengaruhi produktivitas sektor perikanan dan kedaulatan pangan
f. Prinsip mengatasi kasus sumberdaya ikan sebagai sumber daya umum
1. Meningkatkan penggunaan teknologi perikanan yang ramah lingkungan
2. Melarang penggunaan alat tangkap yang merusak
3. Menetapkan kuota penangkapan ikan
4. Meningkatkan pengawasan dan penegakan hukum
5. Meningkatkan edukasi dan kesadaran public

BAB 14

SUMBERDAYA HUTAN

FUNGSI HUTAN

Hutan sebagai asosiasi masyara kat tumbuh-tumbuhan dan hewan yang didominasi oleh pohon-
pohonan dengan luasan sehingga membentuk iklim mikro dan kondisi ekologi.Hutan
merupakan sumerdaya bilogis yang penting dibumi dengan sifat-sifat sebagai berikut:

•Hutan merupakan tipe tumbuhan yang terluas distribusinya

• Hutan mencakup kehidupan seperti tumbuhan dan hewan

• Regenerasi hutan sangat cepat dan kuat dibanding sumberdaya alam lainnya

• Hutan menyediakan bahan metah bagi industri dan bangunan

PENGELOLAAN HUTAN

Hutan mempunyai fungsi yang beraneka ragam sebagai penghasil kayu serta sebagai
pelindung lingkungan yang berfungsi mengatur tata air, melindungi kesuburan tanah,dan lain-
• RESUME

lain.Prinsip kelestarian terkenal dengan konsep maximum sutainable yield dikenal


denganpengolaan sumber daya alam. Air produk penting dari hutan,tanah merupakan bursa
raksasa yang mampumenahan air.Hutan memiliki sifat penggunaan ganda. Sumber Produksi
Kayu Sebagai sumber produksi kayu hutan mempunyai berbagai fungsi sebagai Berikut:

• Mengatur tata air, mencegah dan membatasi banjir,serta Memelihara kesuburan tanah

• Menyediakan hasil hutan untuk keperluan masyarakat Dan untuk pembangunan industri dan
ekspor sehingga Menunjang ekonomi nasional

•Melindungi suasana dan memberikan daya pengaruh

•Memberikan keindahan alam dan khususnya dalam Bentuk cagar alam, suaka margatsatwa
Salah satu unsur strategi pembangunan nasional adalah sebagai berikut:

• Hutan lindung adalah kawasan hutan karena sifat-sifat alamnya diperuntukkan guna
pengaturan tata air dan pencegah bencana banjir dan erosi.

• Hutan produksi kawasan hutan yang diperuntukkan guna memproduksi hasil hutan untuk
keperluan masyaraakat dan untuk pembangunan industri dan ekspor.

• Hutan suaka alam kawasan yang sifatnya khas diperuntukkan untuk perlindungan alam hayati

• hutan wisata kawasan hutan yang karena sifatnya diperuntukkan khusus dibina dan dipelihara
guna kepentingan pariwisata.

Analisis Kepekaan (Sensitivitas)

Analisis sensitivitas unntuk melihat dampak perubahan beberapa parameter Terhadap rotasi
optimum hutan.

1. 1.Tingkat diskonta jika R naik maka faktor diskonta akan turun, tetapi p=LOG=(1+R)
Akan ikut naik.
2. .Kenaikan harga diasumsikan harga sepanjang waktu tetap.tetapi seandainya adaHarga
naik, rotasi akan diperpendek.
3. Pemotongan pajak seandainya pajak advaloren dikenakan pada setiap Pemotongan
kayu maka harus mendefinisikan kembali S(t), dimana S(t)=(1-0)s(t).
4. Kenaikan dalam biayanpenanaman dan biaya manjemen dengan kenaikan biaya Maka
akan bertambah besar dan dampaknya memperpanjang rotasi
• RESUME

5. Pajak kekayaan tahunan kenaikan pajak kekayaan tahunan merupakan suatu Fungsi dari
kenaikanpersediaan kayu
6. Perbedaan jarak lokasi dengan pabrik pengelolalan kayu kayu yang dihasilkan Akan
dibawa ke pusat peenjualan atau ketepmpat pengelolan.

Beberapa konsep dalam manajemen hutan Dalam manajemen hutan, terdapat beberapa
konsep penting yang digunakan untuk mengelola hutan secara berkelanjutan dan efektif.
Berikut adalah beberapa konsep dalam manajemen hutan:

a. Keanekaragaman Hayati
b. Zonasi Hutan
c. Pengelolaan Sumber Daya Hutan
d. Partisipasi Masyarakat
e. Restorasi Hutan
f. Pengawasan dan Penegakan Hukum

Suatu konsep pengelolaan hutan diantaranya adalah pengaturan sempurna (fully


regulated), hutan sebagai tujuan dari manajemen hutan. fully regulated adalah distribusi
area menurut kelas umur,dan umur yang paling tua adalah umur rotasi.

Anda mungkin juga menyukai