DASAR TEORI
Valuasi ekonomi SDA dan Lingkungan (SDAL) adalah upaya pengenaan nilai moneter
terhadap sebagian atau seluruh potensi sumber daya alam dan lingkungan, sesuai dengan tujuan
pemanfaatannya. Hal ini berupa nilai ekonomi total, nilai pemulihan kerusakan/pencemaran,
serta nilai pencegahan pencemaran/lingkungan.
Tahapan valuasi ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkunan secara umum adalah sebagai
berikut :
Penjelasan yang akan dijabarkan pada subbab 2.3, yaitu perhitungan untuk Nilai Ekonomi
Total (NET) dan Nilai Ekonomi Kerusakan/Pencemaran, berikut penjelasannya:
2.3.1.2 Nilai Atas Dasar Tanpa Penggunaan (Non-Use Value or Passive Value)
Nilai atas dasar tanpa penggunaan terdiri dari:
1. Nilai Pilihan (Option Value)
Nilai ini didefinisikan merupakan nilai yang diberikan dalam wujud kesediaan
membayar untuk mempertahankan keberadaan SDAL yang akan digunakan di masa
depan;
2. Nilai Warisan (bequest value)
Nilai ini adalah nilai manfaat yang diberikan oleh masyarakat untuk tetap dapat
menikmati keberadaan SDAL di masa mendatang.
3. Nilai Keberadaan (existence value)
Nilai keberadaan merupakan nilai yang diberikan oleh masyarakat lebih karena
keberadaannya tanpa mereka harus perlu menggunakannya. Besarnya nilai ini
didasarkan pada persepsi atau anggapan yang dirasakan oleh masyarakat baik dari
sisi sosial maupun budaya.
Penetapan nilai ekonomi total maupun nilai ekonomi kerusakan lingkungan digunakan
pendekatan harga pasar dan pendekatan non pasar. Pendekatan harga pasar dapat dilakukan
melalui harga pasar yang sebenarnya atau pendekatan produktivitas, pendekatan Modal
Manusia (Human Capital) atau pendekatan nilai yang hilang (Foregone Earning) dan
pendekatan biaya kesempatan (Opportunity Cost). Sedangkan pendekatan non pasar dapat
digunakan melalui pendekatan preferensi masyarakat, beberapa pendekatan yang dapat
digunakan antara lain adalah metode nilai hedonis, metode biaya perjalanan, metode kesediaan
membayar atau kesediaan menerima ganti rugi (contingent valuatian) dan metode benefit
transfer.
Terkait dengan judul dari makalah ini, maka akan langsung dijelaskan mengenai pendekatan
biaya kesempatan (Opportunity Cost).
Apabila data mengenai harga atau rupiah tidak cukup tersedia, biaya kesempatan atau
pendapatan yang hilang dari penggunaan SDA dapat digunakan sebagai pendekatan.
Pendekatan ini digunakan untuk menghitung biaya yang harus dikeluarkan guna melestarikan
suatu manfaat, dan bukannya untuk memberikan manfaat ekonomi yang harus dikorbankan
jika terjadi perubahan sehingga kualitas lingkungan tidak dapat dikembalikan seperti keadaan
semula.
Biaya kesempatan (opportunity cost) adalah biaya yang terjadi akibat penggunaan sumber-
sumber daya yang terbatas, seperti hilangnya kesempatan untuk mempergunakan sumber-
sumber itu untuk mendapatkan keuntungan keuangan dengan cara lain.
a. Cara menghitung biaya peluang tidak selalu dikaitkan dengan uang, namun
dihubungkan dengan kebahagiaan, waktu, benefit yang diperoleh di masa mendatang;
b. Mempunyai banyak possibility terkait dengan kegunaannya;
c. Penetapan pilihan biaya peluang tergantung maksud dan kondisi setiap
individu/perusahaan;
d. Biaya peluang pada umumnya merupakan kebutuhan sekunder maupun tersier.
Tahapan pelaksanaannya:
Lahan sawah yang diubah menjadi penggunaan lain akan kehilangan fungsinya terhadap fungsi
produksi lingkungan dan sosial. Sawah sebagai habitat katak, burung, ular, ulat akan hilang.
Untuk itu perlu diperhitungkan secara ekonomis. Demikian pula sawah yang berfungsi sosial
seperti untuk olahraga, keindahan, tempat menghirup udara segar dan tempat belajar. Seluruh
fungsi ini akan hilang. Ini juga memiliki nilai ekonomi yang dapat diperhitungkan.
Daftar Pustaka
Deputi VII. 2007. Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan.
Kementerian Negara Lingkungan Hidup
Universitas Gajah Mada. 2012. Pendekatan Baru dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press