Anda di halaman 1dari 12

UNIVERSITAS BUDI LUHUR

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PERTEMUAN 14
Manajemen Biaya Lingkungan

Capaian Pembelajaran : Mahasiswa memahami tentang konsep


manajemen biaya lingkungan, menggunakan
teknik yang tepat dalam hal penyediaan
informasi biaya lingkungan dan memiliki
kepekaan serta kepedulian terhadap
kelestarian lingkungan hidup dan masyarakat
sekitarnya.

Sub Pokok Bahasan : 1.1 Mengukur Biaya Lingkungan


1.2 Membebankan Biaya Lingkungan
1.3 Penilaian Biaya Siklus Hidup
1.4 Akuntansi Pertanggung jawaban
Lingkungan Berbasis Strategi.
Daftar Pustaka : 1. Hansen, Don R dan Mowen.
Accounting Managerial, 8th Ed,
Salemba Empat: Jakarta.edisi 7 buku 2,
2007.

FEB - Universitas Budi Luhur 1


1.1 Mengukur Biaya Lingkungan
Biaya lingkungan adalah biaya yang ditimbulkan akibat adanya kuallitas
lingkungan yang rendah, sebagai akibat dari proses produksi yang dilakukan
perusahaan. Biaya lingkungan perlu dilaporkan secara terpisah berdasarkan klasifikasi
biayanya. Hal ini dilakukan supaya laporan biaya lingkungan dapat dijadikan informasi
yang informative untuk mengevaluasi kinerja operasional perusahaan terutama yang
berdampak pada lingkungan. Akuntansi Biaya Lingkungan (ECA) dengan menelusuri 2
jenis :
1. Biaya tidak langsung (tambahan lingkungan) yaitu biaya yang harus dialokasikan
pada biaya obyek, misalnya biaya pelatihan lingkungan, dan gaji untuk manager
eksekutif lingkungan.
2. Biaya langsung (tambahan lingkungan) yaitu biaya yang dapat ditelusuri secara
langsung dari biaya proyek, misalnya biaya energi dari sebuah produk, gaji,
biaya buruh proses, pembelian bahan mentah produksi
Dengan penelusuran tersebut akan ditemukan biaya tersembunyi (hidden cost) yang
menyebabkan dampak lingkungan. Adapun kategori biaya yang berhubungan dengan
lingkungan :
1. Biaya pengawasan emisi dan limbah.
2. Biaya pencegahan dan manajemen lingkungan lainnya.
3. Biaya penelitian dan pengembangan.
4. Biaya nyata yang berkurang .
5. Penilaian investasi lingkungan yang bertujuan untuk menghitung potensi
keuntungan dengan biaya yang efektif.
Penganggaran keuangan lingkungan dengan tahapan :
1. Penganggaran operasional keuangan lingkungan yang berfokus pada alur bahan
dan energi (tingkat operasional dari organisasi), bertujuan memberikan informasi
tentang pengeluaran perusahaan yang berkaitan dengan alur bahan dan energi.
2. Penganggaran kapital keuangan lingkungan moneter yang berfokus pada
persediaan bahan dan energi, bertujuan mengidentifikasi bahan dan energi yang
ramah lingkungan dan kapital.

FEB - Universitas Budi Luhur 2


1.1.1 Analisis Biaya Dan Manfaat
Beberapa faktor yang mendasari diperlukannya valuasi ekonomi adalah
karakteristik atau sifat-sifat khas yang melekat dari SDA antara lain:
1. Sifat keterikatan.
2. Sifat tidak terpisahkan.
3. Sifat keterpulihan.
4. Sifat dampak eksternal.
Tujuan pokok dilakukannya valuasi ekonomi adalah untuk mengetahui nilai riil
sumberdaya yang digunakan. Sedangkan pemberian nilai sumberdaya yang digunakan
dilakukan dengan mempertimbanngkan dimensi waktu, karena adanya faktor dimensi
waktu dalam pengelolaan SDA dan lingkungan. Faktor – faktor yang menyebabkan
tidak diperolehnya nilai rill (harga sebenarnya) dari sumberdaya yang digunakan antara
lain :
1. Sifat – sifat dari sumberdaya itu sendiri.
2. Adanya pasar yang terdistorsi.
3. Tidak adanya pasar.
Dan pada prinsipnya valuasi ekonomi dilakukan untuk memberikan harga atau
memperhitungkan suatu nilai dari sumberdaya yang digunakan dalam bentuk uang.

1.2 Membebankan Biaya Lingkungan


Produk dan proses merupakan sumber-sumber biaya lingkungan. Proses
produksi dapat menciptakan residu. Residu ini memiliki potensi mendegradasi
lingkungan. Maka dari itu residu merupakan penyebab biaya kegagalan lingkungan
internal dan eksternal. Selain itu pengemasan juga merupakan sumber biaya
lingkungan. Produk sendiri juga dapat menjadi sumber biaya lingkungan. Setelah
menjual produk, penggunaan, dan pembuangan oleh pelanggan dapat mengakibatkan
degradasi lingkungan. Hal ini contoh biaya lingkungan pasca pembelian (environment
post purchase cost).

FEB - Universitas Budi Luhur 3


1.2.1 Biaya Produk Lingkungan
Penghitungan biaya lingkungan penuh (full environmental product costing)
adalah pembebanan semua biaya lingkungan, baik yang bersifat privat maupun sosial,
keproduk. Penghitungan biaya privat penuh (full privat costing) adalah pembebanan
biaya privat ke produk individual. Jadi penghitungan biaya privat membebankan biaya
lingkungan yang disebabkan oleh proses internal organisasi produk. Penghitungan biaya
privat mungkin merupakan titik awal yang baik bagi perusahaan. Biaya privat dapat
dibebankan dengan menggunakan data yang dihasilkan didalam perusahaan. Biaya
penuh memerlukan pengumpulan data yang dihasilkan di luar perusahaan. Ketika
perusahaan mulai berpengalaman dengan penghitungan biaya lingkungan,
pembebanan biaya produk dapat diperluas dan mengimplementasikan pendekatan yang
disebut penilaian biaya siklus hidup (life-cycle cost assessment). Pembebanan biaya
lingkungan pada produk dapat menghasilkan informasi manajerial yang bermanfaat.
Dengan membebankan biaya lingkungan yang tepat, juga dapat diketahui apakah
produk tersebut menguntungkan atau tidak.

1.2.2 Pembebanan Biaya Lingkungan Berbasis Fungsi


Dengan menggunakan definisi biaya lingkungan dan kerangka kerja klasifikasi
yang baru dikembangkan, biaya lingkungan pertama-tama harus dipisahkan kedalam
kelompok biaya lingkungan. Setelah dipisahkan dalam kelompok sendiri, penghitungan
biaya berbasis fungsi (functional-based costing) akan membebankan biaya tersebut ke
produk individual dengan menggunakan penggerak tingkat unit seperti jumlah jam
tenaga kerja dan jam mesin. Pendekatan ini dapat berjalan dengan baik untuk produk
yang homogen akan tetapi dalam perusahaan yang memiliki produk yang bervariasi,
pembebanan berbasis fungsi dapat menyebabkan distorsi biaya.

FEB - Universitas Budi Luhur 4


1.2.3 Pembebanan Biaya lingkungan Berbasis Aktivitas
Munculnya penghitungan biaya berbasis aktivitas (activity-based costing) ikut
memfasilitasi penghitungan biaya lingkungan. Untuk perusahaan yang menghasilkan
beragam produk, pendekatan berbasis aktivitas lebih tepat. ABC membebankan biaya
ke aktivitas lingkungan dan kemudian menghitung tingkat atau tarif aktivitas. Tingkat
ini digunakan untuk membebankan biaya lingkungan ke produk. Untuk aktivitas-
aktivitas lingkungan ganda, setiap aktivitas akan dibebankan biaya, dan tingkat aktivitas
akan dihitung. Tingkat ini kemudian digunakan untuk membebankan biaya lingkungan
ke produk berdasarkan penggunaan aktivitas. Penelusuran biaya lingkungan ke produk-
produk yang menyebabkan biaya-biaya tersebut merupakan syarat utama dari system
akuntansi lingkungan yang baik.

1.3 Penilaian Biaya Siklus Hidup


Biaya produk lingkungan dapat menunjukan kebutuhan untuk meningkatkan
pembenahan produk perusahaan. Pembenahan produk (product stewardship) adalah
praktik mendesain, membuat, mengolah dan mendaur ulang produk untuk
meminimalkan dampak buruknya terhadap lingkungan. Penilaian siklus hidup adalah
sarana untuk meningkatkan pembenahan produk. Penilaian siklus hidup (life-cycle
assessment) mengidentifikasi pengaruh lingkungan dari suatu produk di sepanjang
siklus hidupnya dan kemudian mencari peluang untuk memperoleh perbaikan
lingkungan. Penilaian biaya siklus (life-cycle cost assessment) membebankan biaya dan
keuntungan pada pengaruh lingkungan dan perbaikan.
1.3.1 Siklus Hidup Produk
EPA mengidentifikasikan empat tahap dalam siklus hidup produk ekstraksi sumber
daya, pembuatan produk, penggunaan produk, serta daur ulang dan pembuangan.
Tahap lain yang mungkin ada, namun tidak disebutkan dalam garis petunjuk EPA,
adalah Pengemasan Produk. Jika sistem akuntansi biaya akan memainkan peranan
dalam penilaian siklus hidup, maka langkah yang paling nyata adalah menilai dan
membebankan biaya lingkungan yang disebabkan oleh produsen dalam setiap tahapan
siklus hidup.

FEB - Universitas Budi Luhur 5


1.3.2 Tahapan penilaian
Penilaian siklus hidup didefinisikan oleh tiga tahapan formal :
1. Analisis Persediaan
Menyebutkan jenis dan jumlah input bahan baku dan energy yang dibutuhkan
serta pelepasan ke lingkungan yang dihasilkan dalam bentuk rsidu padat, cair,
dan gas. Analisis ini mencakup seluruh siklus hidup produk.
2. Analisis Dampak
Menilai pengaruh lingkungan dari beberapa desain bersaing dan menyediakan
peringkat relative dari pengaruh-pengaruh tersebut.
3. Analisis Perbaikan
Bertujuan untuk mengurangi dampak lingkungan yang ditunjukkan oleh tahap
persediaan dan dampak penilaian biaya.
Analisis persediaan (inventory analysis) menyebutkan jenis dan jumlah input
bahan baku dan energi yang dibutuhkan serta pelepasan ke lingkungan yang dihasilkan
dalam bentuk residu, padat, cair, dan gas. Analisis persediaan mencakup seluruh siklus
hidup produk. Analisis dampak (impact analysis) menilai pengaruh lingkungan dari
beberapa desain bersaing dan menyediakan peringkat relatif dari pengaruh-pengaruh
tersebut. Analisis perbaikan (improvement analysis) bertujuan untuk mengurangi
dampak lingkungan yang ditunjukkan oleh tahap persediaan dan dampak. Analisis
Lingkungan penilaian dampak lingkungan dalam istilah operasional dan keuangan
menetapkan tahap untuk langkah terakhir, yaitu mencari cara untuk mengurangi
dampak lingkungan dari alternatif-alternatif yang dipertimbangkan atau dianalisis.
Langkah inilah yang berhubungan dengan sistem pengendalian organisasi. Perbaikan
kinerja lingkungan dari produk dan proses yang ada merupakan tujuan keseluruhan dari
sistem pengembalian lingkungan.

FEB - Universitas Budi Luhur 6


1.4 Akuntansi Pertanggung Jawaban Lingkungan Berbasis Strategi
Tujuan keseluruhan dari perbaikan kinerja lingkungan mengusulkan bahwa
kinerja perbaikan berkelanjutan untuk pengendalian lingkungan adalah yang paling
sesuai. Dalam kenyataannya, sebuah perspektif lingkungan kemungkinan adalah
perspektif kelima dari kerangka kerja Balanced Scorecard. Sistem manajemen
lingkungan berbasis strategi (strategic-based environmental management system)
menyediakan kerangka kerja operasional untuk memperbaiki kinerja lingkungan.
Sebagai contohnya, perspektif lingkungan perlu dihubungkan dengan perspektif proses
untuk memperbaiki kinerja lingkungan. Pengetahuan mengenai akar penyebab dari
aktivitas lingkungan merupakan dasar untuk setiap perubahan desain proses yang
dibutuhkan untuk memperbaiki kinerja lingkungan. Jadi, kerangka kerja balanced
scorecard menyediakan tujuan dan ukuran terpadu untuk mencapai keseluruhan tujuan
dari perbaikan kinerja lingkungan.
Penilaian biaya siklus hidup membebankan biaya ke dampak lingkungan dari
beberapa desain produk. Biaya ini adalah fungsi dari penggunaan bahan baku, energy
yang dikonsumsi, dan pelepasan ke lingkungan yang berasal dari manufaktur produk.
Sebelum menilai pembebanan produk ini, pertama-tama perlu dilakukan analisis
persediaan yang memberikan perincian bahan baku, energy, dan pelepasan ke
lingkungan. Analisis ini dilakukan di sepanjang siklus hidup produk. Setelah selesai,
dampak keuangan dan operasional dapat dinilai dan langkah-langkah dapat diambil
untuk memperbaiki kinerja lingkungan. Langkah terakhir ini juga disebut dengan
analisis lingkungan.

1.4.1 Perspektif Lingkungan


Kita dapat mengidentifikasi sekurang-kurangnya lima tujuan inti dari perspektif
lingkungan :
1. Meminimalkan penggunaan bahan baku atau bahan yang masih asli.
2. Meminimalkan penggunaan bahan berbahaya.
3. Meminimalkan kebutuhan energi untuk produksi dan penggunaan produk.
4. Meminimalkan pelepasan residu padat, cair, dan gas.

FEB - Universitas Budi Luhur 7


5. Memaksimalkan peluang untuk daur ulang.
Ada dua tema lingkungan yang terkait dengan bahan baku dan energi (tiga tujuan
ini utama) :
1. Tidak ada lagi energi atau bahan baku yang digunakan melebihi dari yang
dibutuhkan (isi konservasi).
2. Harus dicari sarana untuk menghilangkan penggunaan bahan baku atau energi
yang merusak lingkungan (isu zat yang berbahaya).
Ukuran kinerja harus mencerminkan kedua tema ini. Jadi, ukuran-ukuran yang
memungkinkan adalah berapa jumlah kuantitas total dan perunit dari berbagai bahan
baku dan energi (misalnya, berat bahan kimia beracun yang digunakan), ukuran
produktivitas (output/bahan baku, output energi), dan biaya bahan (energi) berbahaya
yang dinyatakan sebagai persentase total biaya bahan baku.
Tujuan inti keempat dapat direalisasikan dalam salah satu dari dua cara berikut :
1. Menggunakan teknologi dan metode untuk mencegah pelepasan residu, ketika
diproduksi.
2. Menghindari produksi residu dengan mengidentifikasi penyebab dasar dan
mendesain ulang produk dan proses untuk menghilangkan penyebab-
penyebabnya.
Dari kedua metode tersebut, metode yang kedua lebih disukai. Metode pertama mirip
dengan pemerolehan kualitas produk melalui pemeriksaan dan pengerjaan ulang
(memeriksa kualitas).
Tujuan kelima menekankan konservasi sumber daya yang tidak dapat diperbarui
melalui penggunaan kembali. Daur ulang mengurangi permintaan untuk ekstraksi
tambahan bahan baku. Daur ulang juga mengurangi degradasi lingkungan dengan
mengurangi pembuangan sampah oleh pemakai akhir. Ukurannya mencakup berat
bahan baku yang di daur ulang, jumlah bahan baku yang berbeda-beda (semakin
sedikit, semakin banyak untuk daur ulang), persentase unit yang dibuat ulang, dan
energi yang diproduksi dari pembakaran.

FEB - Universitas Budi Luhur 8


1.4.2 Peran Manajemen Aktivitas
Analisis aktivitas lingkungan penting untuk sistem pengendalian lingkungan yang
baik. Identifikasi aktivitas lingkungan dan penilaian biayanya merupakan persyaratan
untuk penghitungan biaya lingkungan berbasis aktivitas. Pengetahuan mengenai biaya
lingkungan dan produk atau proses apa yang menyebabkan nya merupakan hal yang
sangat penting sebagai langkah pertama untuk pengendalian. Selanjutnya, aktivitas
lingkungan harus diklasifikasikan sebagai bernilai tambah (value-added) dan tak
bernilai tambah (non value-added).
Aktivitas tak bernilai tambah adalah aktivitas yang tidak perlu ada jika
perusahaan beroperasi secara optimal dan efisien. Aktivitas gagal bukanlah satu-
satunya aktivitas yang bernilai tambah. Banyak aktivitas deteksi seperti pemeriksaan
jug merupakan aktivitas tak bernilai tambah.
Biaya lingkungan tak bernilai tambah adalah biaya dari aktivitas tak bernilai
tambah Biaya ini mewakili keuntungan yang dapat ditangkap dengan cara memperbaiki
kinerja lingkungan. Kunci untuk menangkap keuntungan ini adalah dengan
mengidentifikasi akar penyebab aktivitas yang tak bernilai tambah dan kemudian
mendesain ulang produk dan proses untuk meminimalkan dan akhirnya menghilangkan
aktivitas yang tidak bernilai tambah tersebut.

1.4.3 Desain Untuk Lingkungan


Pendekatan desain khusus ini disebut desain untuk lingkungan (design for the
environment). Merupakan pendekatan khusus yang menyentuh produk, proses, bahan
baku, energy, dan daur ulang. Dengan kata lain, keseluruhan daur hidup produk dan
pengaruhnya terhadap lingkungan harus dipertimbangkan. Dalam konsep ukuran
keuangan, perbaikan lingkungan harus menghasilkan keuntungan keuangan yang
signifikan. Jika keputusan ekoefisien dibuat, maka total biaya lingkungan harus
terhapus bersamaan dengan perbaikan kinerja lingkungan. Diperlukan keberhati-hatian
dalam mengukur biaya dan tren. Pengurangan biaya harus terkait dengan perbaikan
lingkungan dan bukan sekadar menghilangkan kewajiban terhadap lingkungan. Jadi,
biaya kegagalan eksternal harus mencerminkan kewajiban tahunan rata-rata yang

FEB - Universitas Budi Luhur 9


berasal dari efisiensi lingkungan saat ini. Kemungkinan penghitungan lain adalah
dengan menghitung biaya lingkungan total sebagai persentase penjualan dan
menelusuri nilai tersebut selama beberapa periode. Dalam hal ini maka dapat
disimpulkan bahwa perbaikan ekoefisiensi harus menghasilkan konsekuensi keuangan
yang menguntungkan yang dapat diukur dengan menggunakan tren biaya lingkungan
tak bernilai tambah dan tren total biaya lingkungan.

RANGKUMAN

Manajemen biaya sangatlah penting peranannya dalam perusahaan, organisasi, maupun


pemerintahan non laba baik berupa informasi keuangan tentang biaya dan pendapatan
maupun informasi non keuangan yang relevan yaitu produktivitas, kualitas dan faktor
kunci sukses lainnya untuk perusahaan. Fokus utama informasi manajemen biaya adalah
kemanfaatan dan ketepatan waktu. Pentingnya menerapkan akuntansi manajemen
lingkungan dalam perusahaan karena jika tidak diterapkan mempunyai banyak dampak
baik bagi lingkungan ataupun bagi perusahaan itu sendiri. Akuntansi manajemen
lingkungan dalam perusahaan mengetahui sumber daya dan mengukur biaya lingkungan.

FEB - Universitas Budi Luhur 10


LATIHAN

Pada akhir tahun 2006, Mallete Corp. mengimplementasikan suatu program


manajemen kualitas lingkungan. Sebagai langkah pertama, perusahaan mengidentifikasi
dalam catatan akuntansinya biaya-biaya berikut ini yang berhubungan dengan
lingkungan untuk tahun yang baru berakhir:
2006 (dlm $)
Penggunaan bahan yang tidak efisien 1,200,000
Pengolahan dan pembuangan limbah beracun 4,800,000
Pembersihan tanah yang tercemar zat kimia 1,800,000
Pengujian pencemaran 600,000
Pengoperasian peralatan pengendali polusi 840,000
Pemeliharaan peralatan pengendali polusi 360,000
Pelaksanaan studi lingkungan 120,000
Verifikasi kinerja lingkungan pemasok 60,000
Pelatihan (yang berhubungan dengan lingkungan) 75,000

Diminta:
1. Buatlah laporan biaya lingkungan berdasarkan kategori. Anggaplah total biaya
operasional adalah $60.000.000.
2. Hitunglah persentase distribusi relatif untuk setiap kategori biaya lingkungan
(persentase dari total biaya lingkungan yang diwakili oleh setiap kategori). Apa
pendapat anda mengenai distribusinya.
3. Anggaplah manajer lingkungan yang baru dipekerjakan memeriksa laporan dan
memberikan komentar: “Laporan ini menyatakan total biaya lingkungan yang
terlalu rendah. Laporan ini tidak menyebutkan biaya yang kita kenakan kepada
masyarakat setempat. Contohnya, kita telah membuat sungai dan danau
terpolusi sehingga masyarakat tidak dapat lagi berenang dan memancing. Saya
telah mendengar keluhan dari masyarakat setempat, dan saya yakin bahwa kita
akan menghadapi denda pembersihan yang besar dalam beberapa tahun ke
depan.”

FEB - Universitas Budi Luhur 11


Anggaplah bahwa setelah komentar tersebut, bagian teknik memperkirakan biaya
pembersihan sungai dan danau adalah $6.000.000,- dengan asumsi bahwa
pembersihan diperlukan dalam lima tahun lagi. Untuk membayar pembersihan akan
diinvestasikan kontribusi tahunan sebesar $1.050.000,- dengan harapan bahwa dana
tersebut akan tumbuh menjadi $6.000.000,- pada akhir tahun kelima. Anggaplah juga
bahwa kerugian peluang rekreasi membuat masyarakat setempat kehilangan
$2.400.000,- per tahun. Bagaimana informasi ini akan mengubah laporan pada
pertanyaan 1?

Petunjuk Jawaban Latihan


Untuk dapat menjawab pertanyaan latihan tersebut, silahkan Anda membaca materi
pertemuan 14, jika belum memahami bacalah buku Pengantar Ilmu Akuntansi yang
lain, atau diskusikan dengan teman Anda.

FEB - Universitas Budi Luhur 12

Anda mungkin juga menyukai