Anda di halaman 1dari 17

SESI 13

MANAJEMEN BIAYA LINGKUNGAN

1. Mengukur Biaya Lingkungan


2. Membebankan Biaya Lingkungan
3. Penilaian Biaya Siklus Hidup Produk
4. Akuntansi Pertanggungjawaban Lingkungan Berbasis Fungsi

1.PENGANTAR

Akuntansi lingkungan adalah identifikasi, pengukuran dan alokasi biaya-biaya lingkungan hidup
dan pengintegrasian biaya-biaya ke dalam pengambilan keputusan usaha serta mengkomunikasikan
hasilnya kepada para stockholders perusahaan. (junus dalam Sri Astuti dan Ikhsan;2002).
Akuntansi lingkungan (Environmental Accounting) adalah istilah yang berkaitan dengan
dimasukkannya biaya lingkungan (environmental costs) ke dalam praktek akuntansi perusahaan atau
lembaga pemerintah. Biaya lingkungan adalah dampak (impact) baik moneter maupun non-
moneter yang harus dipikul sebagai akibat dari kegiatan yang mempengaruhi kualitas
lingkungan.(Djogo;2002)

Definisi Environmental Accounting antara lain :


1. Adalah penggabungan informasi manfaat dan biaya lingkungan kedalam macam2 praktek
akuntansi.
2. Adalah identifikasi, prioritisasi, kuantifikasi, atau kualifikasi, dan penggabungan biaya
lingkungan kedalam keputusan2 bisnis. Biaya lingkungan Biaya lingkungan adalah dampak, baik
moneter atau non-moneter terjadi oleh hasil aktifitas perusahaan yang berpengaruh pada
kualitas lingkungan.

Akuntansi biaya lingkungan merupakan pendekatan akuntansi biaya sistematis dan tidak
hanya berfokus pada akuntansi untuk biaya proteksi lingkungan, tetapi juga mempertim-bangkan
biaya lingkungan terhadap material dan energy. Akuntansi biaya lingkungan menunjukkan biaya riil
atas input dan proses bisnis serta memastikan adanya efisiensi biaya dan diaplikasikan untuk
mengukur biaya kualitas dan jasa. Akuntansi lingkungan mengidentifikasi, menilai dan mengukur
aspek penting dari kegiatan sosial ekonomi perusahaan dalam memelihara kualitas lingkungan
hidup sesuai dengan tujuan tang telah ditetapkan, sehingga perusahaan tidak seenaknya untuk
mengolah sumber daya tanpa memperhatikan dampak terhadap masyarakat (Haniffa,2002).

Biaya-biaya yang terdapat dalam akuntansi biaya lingkungan: Biaya lingkungan dapat
diartikan sebagai biaya yang muncul dalam usaha mencapai tujuanseperti pengurangan biaya
lingkungan yang meningkatkan pendapatan, meningkatkan kinerjalingkungan yang perlu
dipertimbangkan saat ini dan yang akan datang. (Irawan, Lintasan Ekonomi : 2001).

Biaya lingkungan adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan berhubungan dengan


kerusakanlingkungan yang ditimbulkan dan perlindungan yang dilakukan. Biaya lingkungan

1
mencakup baik biaya internal (berhubungan dengan pengurangan proses produksi untuk mengur
angi dampak lingkungan) maupun eksternal (berhubungan dengan perbaikan kerusakan akibat
limbah yang ditimbulkan) (Susenohaji,2003)
1. Biaya pemeliharaan dan penggantian dampak akibat limbah dan gas buangan (waste and
emission treatment), yaitu biaya yang dikeluarkan untuk memelihara, memperbaiki,
mengganti kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh limbah perusahaan.
2. Biaya pencegahan dan pengelolaan lingkungan (prevention and environmental
management) adalah biaya yang dikeluarkan untuk mencegah dan mengelola limbah untuk
menghindari kerusakan lingkungan.
3. Biaya pembelian bahan untuk bukan hasil produksi (material purchase value of non-
product) merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan yang bukan hasil
produksi dalam rangka pencegahan dan pengurangan dampak limbah dari bahan baku
produksi.
4. Biaya pengelolaan untuk produk (processing cost of non-product output) ialah biaya yang
dikeluarkan perusahaan untuk pengolahan bahan yang bukan hasil produk.
5. Penghematan biaya lingkungan (environmental revenue) merupakan penghematan biaya
atau penambahan penghasilan perusahaan sebgai akibat dari pengelolaan lingkungan.
6. Potensially hidden costs adalah biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi
suatu produk sebelum proses produksi (missal : biaya desain produk), biaya selama proses
produksi (seperti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead)
dan backend environment cost (missal : lisensi mutu produk)
7. Contingent cost adalah biaya yang mungkin timbul dan mungkin terjadi dalam suatu
perusahaan dan dibebankan pada contingent liabilities cost (Ex: biaya cadangan untuk
kompensasi kecelakaan yang terjadi)
8. Image and Relationship adalah biaya yang dipengaruhi oleh persepsi manajemen, pelanggan,
tenaga kerja, public dan lembaga pemerintah tentang kepatuhan terhadap undang-undang
lingkungan dan bersifat subjektif, contoh : pelaporan biaya lingkungan secara sukarela oleh
perusahaan.
9. Private cost merupakan biaya yang terjadi dalam suatu perusahaan yang berpengaruh
langsung terhadap bottom line perusahaan
10. Societal cost menggambarkan dampak biaya lingkungan dan sosial dalam suau entitas dan
merupakan biaya eksternal. Contoh adalah baiay yang dikeluarkan sebagai dampak
pencemaran lingkungan.

2.MODEL BIAYA KUALITAS LINGKUNGAN

Salah satu pendekatan yang digunakan adalah model biaya kualitas lingkungan. Dalam model
kualitas lingkungan total, kondisi ideal adalah tidak adanya kerusakan lingkungan; kerusakan
dianggap sebagai degradasi langsung dari lingkungan (misalnya polusi air dan udara) atau degradasi
tidak langsung (misal penggunaan bahan baku dan energi yang tidak perlu). Biaya lingkungan
didefinisikan sebagai biaya-biaya yang terjadi karena adanya kualitas lingkungan yang buruk atau
karena kualitas lingkungan yang buruk mungkin terjadi. Oleh karenanya biaya
lingkungan dapat diklasifikasikan menjadi:

2
a. Biaya pencegahan lingkungan (environmental prevention cost), yaitu biaya-
biaya untuk aktivitas yang dilakukan untuk mencegah diproduksinya limbah dan/atau
sampah yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Contoh: biaya seleksi pemasok,
seleksi alat pengendali polusi, desain proses dan produk, training karyawan, dll.
b. Biaya deteksi lingkungan (environmental detection cost), yaitu biaya-biaya untuk aktivitas
yang dilakukan untuk menentukan apakah produk, proses, danaktivitas lainnya telah
memenuhi standar lingkungan yang berlaku/tidak. Contoh: biaya audit aktivitas
lingkungan, pemeriksaan produk dan proses, pelaksanaan pengujian pencemaran,
pengukuran tingkat pencemaran, dll.
c. Biaya kegagalan internal lingkungan (environmental internal failure cost), yaitu biaya-biaya
untuk aktivitas yang dilakukan karena diproduksinya limbah, tetapi tidak dibuang ke
lingkungan luar. Contoh: biaya operasional peralatan pengurang/penghilang polusi,
pengolahan dan pembuangan limbah beracun, pemeliharaan peralatan, daur ulang sisa
bahan, dll.
d. Biaya kegagalan eksternal lingkungan (environmental external failure cost), yaitu biaya-
biaya untuk aktivitas yang dilakukan setelah melepas limbah/ sampah ke dalam lingkungan.
1. Biaya kegagalan eksternal yang direalisasi (realized external failure cost),
yaitu biaya yang dialami dan dibayar oleh perusahaan. Contoh: biaya membersihkan
danau/tanah yang tercemar atau minyak yang tumpah, penyelesaian klaim kecelakaan
pribadi, hilangnya penjualan karena reputasi lingkungan yang buruk, dll.
2. Biaya kegagalan ekternal yang tidak direalisasikan/biaya sosial (unrealized
external failure cost/social cost), yaitu biaya sosial yang disebabkan oleh perusahaan
tetapi dialami dan dibayar oleh pihak-pihak di luar perusahaan.
Contoh: biaya perawatan medis karena kerusakan lingkungan, hilangnya
lapangan pekerjaaan karena polusi, rusaknya ekosistem, dll.
Pelaporan biaya lingkungan menjadi penting jika perusahaan serius untuk
memperbaiki kinerja lingkungannya dan mengendalikan biaya lingkungannya.
Pelaporan biaya lingkungan menurut kategori memberikan dua hasil yang penting,
yaitu:
a. dampak biaya lingkungan terhadap profitabilitas,
b. Jumlah relatif yang dihabiskan untuk setiap kategori. Dari sudut pandang praktis,
biaya lingkungan akan menerima perhatian manajemen hanya jika jumlahnya
signifikan. Dalam kenyataannya, biaya lingkungan dapat secara signifikan
mempengaruhi profitabilitas perusahaan. Laporan biaya juga menyediakan
informasi yang berhubungan dengan distribusi relatif dari biaya lingkungan. Biaya
kegagalan lingkungan dapat dikurangi dengan menginvestasikan lebih banyak
aktivitas-aktivitas pencegahan dan deteksi. Dimungkinkan bahwa model
pengurangan biaya lingkungan akan berperilaku serupa dengan model biaya
kualitas total, yaitu bahwa biaya lingkungan yang terendah diperoleh pada titik
kerusakan nol, sama seperti titik cacat nol pada model biaya kualitas total.
Pengetahuan akan biaya lingkungan dan hubungannya dengan produk dapat
menjadi sebuah insentif untuk melakukan inovasi dan meningkatkan efisiensi.

Contoh laporan dari Environmental protection Agency menunjukan biaya pembersihan swasta
menurut Comprehensive Environmental Response, Compensation, and liability Act tahun 1980 telah

3
mencapai puluhan miliar dollar dan akan diproyeksikan akan mencapai beberapa ratus miliar dollar.
Lebih jauh, biaya pembersihan yang harus ditanggung para pembayar pajak juga akan mencapa
ratusan miliar dolar. Pembersihan limbah saja diperkirakan $500 miliar dollar.

3.PENGUKURAN BIAYA LINGKUNGAN

Biaya lingkungan harus dikelola dengan efektif dan efisien agar: 1) produk harus lebih berdaya
guna, dan 2) perusahaan dalam melakukan pengurangan biaya dengan cara: a) mengurangi dampak
negatif lingkungan, b) mengkonsumsi sumber daya alam secara efektif.Biaya lingkungan perlu
dilaporkan secara terpisah berdasarkan klasifikasi biayanya. Hal ini dilakukan supaya laporan biaya
lingkungan dapat dijadikan informasi yang informatif untuk mengevaluasi kinerja operasional
perusahaan terutama yang berdampak pada lingkungan.

Mengukur Biaya Lingkungan


Setiap organisasi perusahaan, pengelolaan biaya lingkungan menjadi prioritas utama dan minat
yang intens. Ada beberapa alasan dalam minat tersebut, pertama yaitu peraturan lingkungan di
negara-negara semakin ketat karena menyebutkan aturan yang berupa hukuman dan denda yang
sangat besar. Jadi, biaya-biaya untuk mematuhinya juga menjadi sangat besar. Untuk memenuhinya,
biaya pemenuhan harus diukur dan penyebab-penyebabnya harus diidentifikasi. Kedua,
keberhasilan penyelesaian masalah dan pemenuhan tujuan tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Maka diperlukan pemahaman konsep yang disebut ekoefisieni (eccoefficiency). Ekoefisiensi berarti
pengurangan biaya dapat dicapai dengan meningkatkan kinerja lingkungan. Bahkan bagi banyak
perusahaan, biaya lingkungan merupakan presentase yang signifikan dari total biaya operasional.
Ditambah dengan ekoefisiensi, fakta ini menekankan pentingnya pendefinisian, pengukuran, dan
pelaporan biaya lingkungan. Biaya lingkungan adalah biaya yang terjadi karena adanya atau
mungkin adanya kualitas lingkungan yang buruk. Ada empat kategori biaya lingkungan, yaitu biaya
pencegahan, deteksi, kegagalan internal, dan kegagalan eksternal. Kategori kegagalan eksternal
dibagi menjadi kategori yang direalisasi dan tidak direalisasi. Biaya yang direalisasi berarti biaya
eksternal yang harus dibayar perusahaan. Biaya yang tidak direalisasikan atau biaya sosial
disebabkan oleh perusahaan, tetapi ditanggung oleh masyarakat. Menurut kategorinya, pelaporan
biaya lingkungan memperlihatkan aspek pentingnya dan menunjukkan peluang untuk mengurangi
biaya lingkungan dengan cara memperbaiki kinerja lingkungan.

Manfaat Ekoefisiensi
Organisasi dapat memproduksi barang dan jasa yang lebih bermanfaat sambil mengurangi dampak
negatif lingkungan, konsumsi sumber daya, dan biaya secara simultan. Pada konsep ini terdapat
tiga pesan penting,
1. Perbaikan kinerja ekologi dan ekonomi dapat dan sudah seharusnya saling melengkapi
2. Perbaikan kinerja lingkungan seharusnya tidak lagi dipandang hanya sebagai amal dan derma,
tetapi juga sebagai persaingan (competitives)
3. Ekofisiensi adalah suatu pelengkap dan pendukung pengembangan yang berkesinambungan
(Sustainable development)

4
Ekofisiensi mengimplikasikan peningkatan efisiensi berasal dari perbaikan kinerja lingkugan. Ada
sejumlah sumber dari insentif dan penyebab peningkatan efisiensi ini, yaitu :
1. Pelanggan menginginkan produk yang lebih bersih, produk yang tidak berdampak buruk pada
lingkungan.
2. Para pegawai lebih suka bekerja di perusahaan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan
dan akan menghasilkan produktivitas yang lebih besar
3. Perusahaan yang bertanggung jawab baik terhadap lingkungan cenderung memperoleh
keuntungan eksternal.
4. Kinerja lingkungan yang lebih baik dapat menghasilkan keuntungan sosial yang signifikan,
seperti keuntungan bagi kesehatan manusia.
Dengan membebankan biaya lingkungan pada produk dan proses, sumber-sumber dari biaya ini
akan tampak dan membantu mengidentifikasi penyebab-penyebab dasarnya agar dapat
dikendalikan.

Pelaporan biaya lingkungan adalah penting jika sebuah organisasi serius memperbaiki
kinerja lingkungannnya dan mengendalikan biaya lingkungannya. Langkah pertama yang baik
adalah laporan yang memberikan perincian biaya lingkungan menurut kategori. Pelaporan biaya
lingkungan menurut kategori memberikan dua hasil yang penting :
1. Dampak biaya lingkungan terhadap profitabilitas perusahaan
2. Jumlah relatif yang dihabiskan untuk setiap kategori.
Dengan mengelola lingkungan perusahaan secara efektif dan efisien, perusahaan dapat membantu
pembangunan secara berkesinambungan sehingga pelanggan dapat mengkonsumsi produk yang
ramah lingkungan. Di samping itu karyawan dapat bekerja dalam situasi kondusif, biaya modal
perusahaan rendah, biaya asuransi kesehatan rendah, dan masyarakat dapat hidup sehat.

Biaya lingkungan dapat dikelompokkan ke dalam biaya gagal eksternal dalam dimensi biaya
mutu yang besarnya dapat dihitung dari total biaya produksi. Makin tinggi biaya lingkungan, makin
tinggi beban biaya perusahaan dan menurunkan laba, atau mungkin dapat mengakibatkan kerugian.
Perhitungan biaya lingkungan disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 1
Laporan Biaya Lingkungan
Biaya Produksi Rp. 20.000, diproduksi 1.000 unit
Jenis Biaya Rp % dari Biaya
Produksi
Biaya Pencegahan :
- Pelatihan 60
- Desain produk 180
- Pemilihan peralatan 40 1,4
280
Biaya Pemeriksaan :
- Pemeriksaan proses 240
- Pemeriksaan bahan 80 1,6
320

5
Biaya gagal internal :
- Biaya produk rusak atau cacat 400
- Biaya pemeliharaan peralatan 200 3
600
Biaya gagal eksternal :
- Biaya lingkungan alam (polusi udara, air) 200
- Biaya lingkungan ekonomi ( kerugian valas) 200
- Biaya lingkungan social (huru-hara, pemogokan) 200
- Biaya lingkungan politik (pungutan liar) 200
- Biaya lingkungan budaya (narkoba) 200
- Biaya kebersihan 200
- Biaya penataan lahan 200
- Biaya klaim kerusakan 400 9
1.800
Total 3.000 15

Membebankan Biaya Lingkungan


Produk dan proses merupakan sumber-sumber biaya lingkungan yang dapat menciptakan
residu padat, cair, dan gas yang selanjutnya dilepas kelingkungan. Disini residu memiliki potensi
penyebab biaya kegagalan lingkungan internal dan eksternal, namun bukan itu saja Pengemasan
juga merupakan sumber biaya lingkungan.
Produk sendiri menjadi sumber biaya lingkungan.setelah menjual produk, penggunaan dan
pembuangan oleh pelanggan dapat mengakibatkan degradasi lingkungan. Akan tetapi, biaya
lingkungan pascapembelian terkadang dikonversi menjadi biaya eksternal yang direalisasikan.

Tabel 2
Pembebanan Biaya Lingkungan
Jenis Biaya Biaya Per Unit
Biaya produksi per unit (20.000/1.000 unit) 20
Biaya pencegahan (280/1.000 unit) 0,028
Biaya pemeriksaan (320/1.000 unit) 0,032
Biaya gagal internal (600/1.000 unit) 0,60
Biaya gagal eksternal (1.800/1000 unit ) 0,180
Total biaya produksi 23

6
Tabel 3
Perhitungan Laba-Rugi Berbasis Biaya Lingkungan
(Harga per unit Rp 25, biaya pemasaran dan administrasi 10% dari penjualan)
Ada Biaya Tidak
Keterangan Lingkungan Ada Biaya
(Rp) Lingkungan
(Rp)
Pendapatan atas penjualan 25.000 25.000
Biaya produksi per unit (20.000/1.000 unit) = 20 20.000 20.000
Biaya pencegahan (280/1.000 unit) = 0,028 280 0
Biaya pemeriksaan (320/1.000 unit) = 0,032 320 0
Biaya gagal internal (600/1.000 unit) = 0,06 600 0
Biaya gagal eksternal ( 1800/1000 unit) = 0,18 1.800 0
Laba Kotor 2.000 5.000
Biaya pemasaran dan administrasi 10 % x 25.000 2.500 2.500
Laba (rugi) operasi (500) 2.500

Keterangan Tabel 3 :
Jika perusahaan tidak membayar biaya lingkungan, maka ia memperoleh laba operasi Rp 2.500, dan
jika ia membayar biaya lingkungan ia menderita kerugian Rp 500. Oleh sebab itu perusahaan harus
mengelola biaya lingkungan serendah-rendahnya agar tidak menderita kerugian.

Laporan Keuangan Lingkungan


Ekoefisiensi menyarankan sebuah kemungkinan modifikasi untuk pelaporan biaya lingkungan.
Secara khusus, selain melaporkan biaya lingkungan, mengapa tidak melaporkan biaya lingkungan ?
pada suatu periode tertentu, ada tiga jenis keuntungan
1. Pemasukan
2. Penghematan saat ini
3. Penghindaran biaya ( penghematan berjalan).

Pemasukan mengacu pada pendapatan yang mengalir kedalam organisasi karena


tindakan lingkungan seperti mendaur ulang kertas, menemukan aplikasi baru untuk limbah yang
tidak berbahaya, (misalnya : menggunakan sisa kayu untuk membuat pion catur dan papan mainan),
dan meningkatkan penjualan karena penguatan citra lingkangan. Penghindaran biaya mengacu
pada penghematan berjalan yang dihasilkan di tahun-tahun sebelumnya. Saat ini, penghematan
mengacu pada pengurangan biaya lingkungan yang dicapai tahun ini. Dengan membandingkan
keuntungan yang did pat dengan biaya lingkungan yang terjadi pada periode tertentu, suatu laporan
keuangan lingkungan dapat disusun. Manajer dapat menggunakan laporan tersebut untuk menilai
kemajuan ( keuntungan yang dihasilkan) dan potensi kemajuan ( biaya lingkungan). Laporan
keuangan lingkungan juga dapat menjadi bagian dari laporan kemajuan lingkungan yang disediakan
bagi pihak pemegang saham setiap tahunnya. Tabel 4 memberikan contoh laporan keuangan
lingkungan. Untuk sederhananya, perincian kategori biaya lingkungan tidak ditunjukkan.
Pengurangan biaya yang ditunjukkan adalah jumlah penhematan saat ini ditambah dengan

7
penghindaran biaya lingkungan karena tindakan lingkungan pada periode sebelumnya.
Keuntungan yang dilaporkan menunjukkan kemajuan yang baik, tetapi biayanya masih hamper tiga
kali lebih besar daripada keuntungannya. Hal tersebut menunjukkan perbaikan lebih lanjut masih
sangat dibutuhkan.

Perhitungan biaya lingkungan penuh (environmental product cost) yaitu pembebanan semua
biaya lingkungan, baik yang bersifat privat maupun sosial pada produk. Penghitungan biaya privat
penuh (full private costing) adalah pembebanan biaya privat padaproduk individual. Biaya privat dapat
dibebankan dapat menggunakan data yang dihasilkan didalam perusahaan. Biaya penuh
memerlukan pengumpulan data yang dihasilkan diluar perusahaan dari pihak ketiga. Pembebanan
biaya lingkungan pada produk dapat menghasilkan informasi manajerial yang bermafaat. Dengan
membebankan biaya lingkungan secaa tepat, dapat diketahui apakah suatu produk menguntungkan
atau tidak. Jika tidak menguntungkan, produk tersebut dapat dihentikan untuk mencapai perbaikan
yang signifikan dalam kinerja lingkungan dan efisiensi ekonomi.

Tabel 4
THAMUS CORPORATION
Laporan Keuangan Lingkungan
Untuk Tahun yang Berakhir 2018
Keuntungan (Benefit) Lingkungan :
Pengurangan Biaya, Pencemaran $ 3.000.000
Pengurangan Biaya, Pembuangan limbah yang bahaya 4.000.000
Pemasukan daur ulang 2.000.000
Penghematan biaya konservasi energi 1.000.000
Pengurangan biaya pengemasan 1.500.000
Total Keuntungan Lingkungan $ 11.000.000
Biaya (Cost) Lingkungan :
Biaya pencegahan $ 2.800.000
Biaya Deteksi 3.200.000
Biaya kegagalan internal 6.000.000
Biaya kegagalan eksternal 18.000.000
Total biaya Lingkungan $ 30.000.000

4.MEMBEBANKAN BIAYA LINGKUNGAN

Produk dan proses merupakan sumber biaya lingkungan. Proses produksi dapat menciptakan
residu/limbah padat, cair dan gas yang selanjutnya dilepas ke lingkungan dan berpotensi merusak
lingkungan. Setelah produk dijual, penggunaan dan pembuangannya oleh pelanggan juga dapat
mengakibatkan kerusakan lingkungan. Biaya lingkungan pasca pembelian (environmental postpurchase
cost) semacam ini sering kali ditanggung oleh masyarakat, dan bukan oleh perusahaan, sehingga
merupakan biaya sosial.

8
Perusahaan harus dapat menentukan bagaimana membebankan biaya lingkungan ke
produk dan proses. Beberapa hal perlu mendapat perhatian.

1. Biaya lingkungan penuh atau biaya privat penuh


a. Biaya lingkungan penuh (full environmental costing) adalah pembebanan semua biaya
lingkungan, baik yang bersifat privat maupun sosial, ke produk. Biaya penuh
memerlukan pengumpulan data dari pihak di luar perusahaan.
b. Biaya privat penuh (full private costing) adalah pembebanan biaya privat ke produk
individual. Biaya lingkungan yang disebabkan oleh proses internal perusahaan
dibebankan ke produk. Biaya privat menggunakan data yang dihasilkan di dalam
perusahaan.
Pembebanan biaya lingkungan secara tepat dapat digunakan untuk mengetahui
profitabilitas suatu produk dan memungkinkan peluang perbaikan dalam desain
produk, efisiensi ekonomi, dan kinerja lingkungan.

2. Biaya lingkungan berbasis fungsi atau berbasis aktivitas


a. Penghitungan biaya berbasis fungsi membentuk suatu kelompok biaya lingkungan dan
menghitung tingkat/tarifnya dengan menggunakan penggerak tingkat unit seperti
jumlah jam tenaga kerja atau jam mesin. Biaya lingkungan dibebankan ke setiap produk
berdasarkan pemakaian jam tenaga kerja atau jam mesin. Pendekatan ini cukup
memadai untuk produk yang relatif homogen, namun untuk banyak produk yang
bervariasi, pendekatan berbasis fungsi ini dapat mengakibatkan distrorsi
biaya, misalnya jika ternyata dari sekian banyak produk, hanya satu jenis produk yang
menghasilkan emisi maka biaya lingkungan seharusnya hanya dibebankan pada produk
yang bersangkutan.
b. Penghitungan berbasis aktivitas membebankan biaya ke aktivitas lingkungan dan
kemudian menghitung tingkat/tarif aktivitas. Tingkat ini digunakan untuk
membebankan biaya lingkungan ke produk berdasarkan penggunaan aktivitas. Untuk
perusahaan yang menghasilkan beragamproduk, pendekatan berbasis aktivitas lebih
tepat digunakan.

5.PENILAIAN BIAYA SIKLUS HIDUP

EPA mengidentifikasikan empat tahap dalam siklus hidup produk ekstraksi sumber daya,
pembuatan produk, penggunaan produk, serta daur ulang dan pembuangan. Tahap lain yang
mungkin ada tetapi tidak disebutkan dalam garis petunjuk EPA adalah pengemasan produk. Siklus
hidup produk, termasuk pengemasan. Seperti yang ditunjukkan, tahapan siklus hidup yang
berbeda-beda dapat berada di bawah kendali pihak lain, selain produsen produk. Sumber bahan
baku untuk produk dapat diperoleh melalui ekstrasi (bahan baku) atau dari daur ulang. Jika semua
atau beberapa komponen produk tidak dapat didaur ulang , maka pembuangan akan diperlukan
danpengelolaan limbah akan menjadi suatu isu. Sudut pandang siklus hidup yang digunakann
menggabunngkan sudut pandang pemasok, produsen, dan pelanggan. Hubungan internal maupun
eksternal dianggap penting dalam menilai pengaruh lingkungan dari produk, desain produk, dan
desain proses yang berbeda-beda. Jika sistem akuntansi biaya akan memainkan peranan dalam
menilai penilaian siklus hidup, maka langkah yang paling nyata adalah menilai dan membebankan

9
biaya lingkungan yang disebabkan oleh produsen ke dalam setiap tahapan siklus hidup.hal ini akan
memungkinkan manajer membandingkan pengaruh ekonomi dari beberapa desain yang bersaing.

Biaya produk lingkungan dapat menunjukkan kebutuhan untuk meningkatkan


pembenahan produk perusahaan. Pembenahan produk meliputi praktik mendesain, membuat,
mengolah, dan mendaur ulang produk untuk meminimalkan dampak buruknya terhadap
lingkungan. Untuk meningkatkan pembenahan produk dilakukan penilaian siklus hidup (life cycle),
yaitu pengidentifikasian pengaruh lingkungan dari suatu produk selama siklus hidupnya dan
kemudian mencari peluang untuk memperoleh perbaikan lingkungan. Penilaian siklus hidup
membebankan biaya dan keuntungan pada pengaruh lingkungan dan perbaikan. Siklus hidup suatu
produk meliputi:
1. Ekstraksi sumber daya
2. Pembuatan produk
3. Penggunaan produk
4. Daur ulang dan pembuangan.
5. Pengemasan produk (merupakan bagian siklus hidup produk yang sering tidak disebutkan).

Sudut pandang siklus hidup semacam ini menggabungkan sudut pandang pemasok,
produsen dan pelanggan. Penilaian biaya siklus hidup merupakan bagian mendasar dari penilaian
siklus hidup. Penilaian biaya siklus hidup membebankan biaya ke dampak lingkungan dari beberapa
desain produk. Biaya ini adalah fungsi dari penggunaan bahan baku, energi yang dikonsumsi, dan
pelepasan ke lingkungan yang berasal dari manufaktur produk.

Penilaian siklus hidup didefinisikan oleh tiga tahapan formal:


1. Analisis persediaan (inventory analysis): memberikan perincian bahan baku, energi, dan
pelepasan ke lingkungan dari suatu produk.
2. Analisis dampak (impact analysis): menilai pengaruh lingkungan dari beberapa desain dan
memberikan peringkat relatif/penilaian biaya dari pengaruh- pengaruh tersebut.
3. Analisis perbaikan (improvement analysis): bertujuan untuk mengurangi dampak lingkungan
yang ditunjukkan oleh analisis persediaan dan dampak.

10
Penilaian Biaya
Penilaian biaya siklus hidup menetukan pengaruh keuangan dari dampak lingkungan yang
diidentifikasi pada tahap persediaan dan tahap perbaikan dari penilian siklus hidup. Peniliaian biaya
lingkungan untuk tahap persediaan dapat memfasilitasi analisis dampak. Keunggulan pembebanan
biaya adalah total biaya lingkungan menyediakan indeks yang dapat digunakan untuk membuat
rangking beberapa alternatif. Pada contoh penilaian biaya adalah cangkir kertas versus cangkir
polyfoam, perbandingan data operasional cukup jelas dalam arti bahwa dampak lingkungan satu
produk hampir selalu lebih sedikit dari produk lainnya. Sebagai contoh, anggaplah biaya lingkungan
per unit berikut ini telah ditentukan untuk kedua cangkir tersebut :

Cangkir Kertas Cangkir Polyfoam


Penggunaan bahan baku $ 0,010 $ 0,004
Utilitas 0,012 0,003
Sumber daya yang berhubungan dengan limbah 0,008 0,005
Total biaya privat $ 0,030 $ 0,012
Keuntungan daur ulang (sosial) (0,001) (0,004)
Biaya lingkungan per unit $ 0,029 $ 0,008

Biaya siklus hidup per unit menyediakan ukuran ringkasan dari dampak lingkungan relatif dari
kedua produk dan disediakan untuk mendukung interpretasi kualitatif dari data lingkungan
operasional dan subjektif.

11
Strategi Biaya Lingkungan
Ada tiga strategi untuk mengelola biaya lingkungan.
1. Strategi Akhir dari pipa (End of pipe strategy). Dalam pendekatan ini, perusahaan
menghasilkan limbah atau polutan, dan kemudian membersihkannya sebelum dibuang ke
lingkungan. Scrubber cerobong asap, pengolahan air limbah, dan filter karbon udara adalah
contoh-contoh strategi akhir pipa.
2. Strategi Proses perbaikan (Process improvement strategy). Dalam pendekatan ini, perusahaan
memodifikasi produk dan proses produksi untuk menghasilkan polutan sedikit atau tidak
ada, atau mencari cara untuk mendaur ulang limbah internal.
3. Strategi pencegahan (Prevention strategy). Strategi utama untuk memaksimalkan nilai dari
kegiatan pencemaran yang berhubungan dengan melibatkan ... tidak menghasilkan polutan
apapun di tempat pertama. Dengan strategi ini, perusahaan menghindari semua masalah
dengan pihak berwenang dan dalam banyak kasus, menghasilkan perbaikan laba yang
signifikan.

5.AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN LINGKUNGAN BERBASIS AKTIVITAS


DAN STRATEGI

Akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan aktivitas berfokus pada proses dan tim.


Tanggungjawab kinerja diukur berdasarkan faktor keuangan dan non keuangan/operasional.
Waktu, kualitas, dan efisiensi merupakan dimensi penting dari kinerja karena sistem ini bertujuan
untuk menghasilkan produk dengan biaya rendah, berkualitas tinggi, dan diterima konsumen tepat
waktu.

Sistem akuntansi pertanggungjawaban ini dikembangkan oleh perusahaan yang beroperasi


dalam lingkungan yang kompetitif dan menuntut perbaikan berkelanjutan (continuous
improvement). Perubahan dapat dilakukan melalui:
1. Perbaikan proses (improvement process)
2. Proses inovasi (innovation process)
3. Penciptaan proses (process creation).
Karena berbagai perubahan proses tersebut memerlukan aktivitas tim, maka reward berdasarkan
tim lebih sesuai untuk digunakan daripada reward individu.

Analisis Nilai Proses


Analisis nilai proses merupakan sesuatu yang mendasar dalam akuntansi pertanggungjawaban
berdasarkan aktivitas; lebih berfokus pada aktivitas dibanding pada biaya, dan lebih menekankan
pada kinerja sistem secara keseluruhan dibanding kinerja individu.

1. Analisis Penggerak
Pengelolaan aktivitas memerlukan pemahaman terhadap penyebab biaya aktivitas. Analisis
penggerak merupakan suatu usaha pengidentifikasian faktorfaktor yang menjadi penyebab
utama biaya aktivitas. Misal: biaya perpindahan bahan ternyata disebabkan oleh tata letak pabrik,

12
maka penataan kembali tata letak pabrik diharapkan dapat mengurangi biaya perpindahan
bahan.

2. Analisis Aktivitas
Analisis aktivitas adalah proses mengidentifikasikan, menjelaskan, dan mengevaluasi aktivitas
organisasi. Analisis aktivitas menghasilkan outcome:
a. Aktivitas apa yang dilakukan
b. Bagaimana aktivitas dilakukan
c. Waktu dan sumber daya yang diperlukan untuk melakukan aktivitas
d. Penilaian terhadap aktivitas (bernilai tambah & tidak bernilai tambah)
- Aktivitas disebut bernilai tambah (value added activities) jika memenuhi tiga
kondisi:
1. Aktivitas menghasilkan perubahan
2. Aktivitas sebelumnya tidak menghasilkan perubahan tersebut
3. Aktivitas ini memungkinkan dilaksanakannya aktivitas lainnya. Contoh:
pemotongan kayu, perakitan, dan pengecatan pada usaha furniture.
- Aktivitas disebut tidak bernilai tambah (non value added activities), yaitu semua
aktivitas selain dari aktivitas yang penting untuk dilakukan dan diperlukan untuk
menjaga kelangsungan bisnis. Contoh: penjadwalan, pemindahan, waktu tunggu,
pemeriksaan, dan penyimpanan. Biaya bernilai tambah = SQ x SP Biaya tidak
bernilai tambah = (AQ – SQ) SP SQ : tingkat output bernilai tambah dari suatu
aktivitas SP : harga standar tiap unit dari ukuran output aktivitas AQ : kuantitas
aktual penggunaan sumber daya fleksibel atau kapasitas aktivitas praktis yang
diperoleh untuk sumber daya terikat.
- Pengurangan biaya dapat dilakukan melalui empat cara:
a. Eliminasi aktivitas (activity elimination), yaitu menghilangkan aktivitas yang
tidak bernilai tambah.
b. Pemilihan aktivitas (activity selection), yaitu memilih aktivitas dari desain paling
efektif yang mampu mengurangi biaya.
c. Pengurangan aktivitas (activity reduction), yaitu meningkatkan efisiensi dari
aktivitas yang diperlukan.
d. Pembagian aktivitas (activity sharing), yaitu meningkatkan efisiensi dari
aktivitas yang diperlukan dengan menggunakan skala ekonomis, menghindari
munculnya aktivitas baru.

3. Pengukuran Kinerja Aktivitas.


Ukuran kinerja aktivitas yang digunakan meliputi efisiensi, kualitas, dan waktu. Adapun ukuran
keuangan dari efisiensi aktivitas, meliputi:
1. Laporan biaya akivitas bernilai tambah dan aktivitas tidak bernilai tambah
2. Trend dalam laporan aktivitas biaya
3. Penentuan standar Kaizen
Standar Kaizen berfokus pada pengurangan biaya dari produk dan proses yang sudah
ada melalui pengurangan biaya-biaya tidak bernilai tambah. Pengendalian terhadap

13
proses pengurangan biaya ini dilakukan melalui penggunaan dua subsiklus: (1) siklus
kaizen (siklus perbaikan berkelanjutan) dan (2) siklus pemeliharaan.
4. Benchmarking
Dengan benchmarking, manajemen mengidentifikasi peluang perbaikan aktivitas serta
menggunakan praktik terbaik sebagai standar dalam evaluasi kinerja aktivitas.
5. Manajemen Kapasitas
Kapasitas aktivitas menunjukkan jumlah berapa kali suatu aktivitas dapat dilakukan.
Penggerak aktivitas akan mengukur kapasitas aktivitas. Dua pertanyaan yang perlu
dijawab.
a. Seberapa besar seharusnya kapasitas aktivitas tersebut? Hal ini menunjukkan
kemampuan untuk mengukur jumlah peningkatan yang masih dimungkinkan.
b. Seberapa banyak kapasitas yang dimiliki digunakan? Hal ini menunjukkan biaya
non produktif dan sekaligus peluang untuk mengurangi kapasitas dan mengurangi
biaya.
6. Life Cycle Costing
Siklus hidup produk adalah waktu keberadaan produk mulai dari pengkonsepan hingga
tidak terpakai. Biaya siklus hidup adalah semua biaya yang berhubungan dengan produk
selama keseluruhan umur hidupnya, termasuk di dalamnya biaya pengembangan,
produksi, dan dukungan logistik.

Akuntansi pertanggungjawaban lingkungan berbasis strategi adalah langkah selanjutnya


dalam evolusi akuntansi pertanggungjawaban. Sistem akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan
strategi (Balanced Scorecard) menerjemahkan misi dan strategi organisasi ke dalam tujuan
operasional dan mengukur empat perspektif yang berbeda: perspektif keuangan, perspektif
pelanggan, perspektif proses, dan perspektif (pembelajaran dan pertumbuhan) infrastruktur.

Elemen sistem pertanggungjawaban berdasarkan strategi terdiri dari beberapa hal sebagai
berikut :
1. Penempatan Tanggung Jawab selain mempertahankan perspektif proses dan keuangan, juga
perspektif pelanggan dan pembelajaran serta pertumbuhan (infrastruktur).
2. Pembuatan Ukuran Kinerja meliputi orientasi proses dari sistem aktivitas.
3. Pengukuran Kinerja berorientasi pada proses (efisiensi),dengan pelanggan (kepuasan
pelanggan); dengan infrastruktur (kepuasan dan keahlian pegawai), dengan konsekuensi
ekonomi dari pelaksanaan proses ( trend biaya).
4. Pemberian Penghargaan berdasarkan grup karena dicapai melalui usaha tim.
Perspektif lingkungan memiliki lima tujuan utama, yaitu:
1. Meminimalkan penggunaan bahan baku atau bahan yang masih asli
2. Meminimalkan penggunaan bahan berbahaya
3. Meminimalkan kebutuhan energi untuk produksi dan penggunaan produk
4. Meminimalkanpelepasan limbah padat, cair, dan gas
5. Memaksimalkan peluang untuk daur ulang

Manajemen berbasis aktivitas menyediakan sistem operasional yang menghasilkan


perbaikan lingkungan. Aktivitas lingkungan diklasifikasikan sebagai aktivitas bernilai tambah (value
added) dan tidak bernilai tambah (nonvalue added). Kunci dari pendekatan lingkungan ini adalah

14
mengidentifikasi akar penyebab aktivitas tak bernilai tambah kemudian mendesain ulang produk
serta proses untuk meminimalkan dan akhirnya menghilangkan aktivitas tak bernilai tambah
tersebut.

Perbaikan keuntungan harus menghasilkan keuntungan keuangan yang signifikan. Hal ini
berarti bahwa perusahaan telah mencapai trade off yang menguntungkan antara aktivitas kegagalan
dan aktivitas pencegahan. Jika keputusan ekoefisien yang dibuat, maka total biaya lingkungan harus
terhapus bersamaan dengan perbaikan kinerja lingkungan. Hal ini bisa diukur dengan
menggunakan tren biaya lingkungan tak bernilai tambah dan tren total biaya lingkungan, yaitu
dengan:
1. mempersiapkan laporan biaya lingkungan yang tak bernilai tambah dari periode
berjalan dan membandingkannya dengan periode sebelumnya,
2. menghitung biaya lingkungan total sebagai persentase penjualan dan menelusuri nilai ini
selama beberapa periode.
Kelemahan utama dari perbaikan berkelanjutan adalah tidak mampu untuk menyesuaikan dengan
misi dan strategi organisasi secara keseluruhan. Oleh karenanya, diperlukan perbaikan
berkelanjutan yang terarah.

Sistem manajemen lingkungan berbasis strategi (strategic-based environmental system) menyediakan


kerangka kerja operasional untuk memperbaikki kinerja lingkungan. Sebagai contohnya, perspektif
lingkungan perlu dihubungkan dengan perspektif proses untuk memperbaikki kinerja lingkungan.
Pengetahuan mengenai akar penyebab dari aktivitas lingkungan merupakan dasar untuk setiap
perubahan desain proses yang dibutuhkan untuk memperbaikki kinerja lingkungan. Jadi, kerangka
dari balanced scorecard menyediakan tujuan dan ukuran terpadu untuk mencapai keseluruhan tujuan
dari perbaikan kinerja lingkungan.

Akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan strategik menerjemahkan visi dan misi


organisasi ke dalam strategi operasional dan mengembangkan dimensi pertanggungjawaban
menjadi empat dimensi, yaitu :
1. Keuangan (financial)
2. Pelanggan (customer)
3. Proses bisnis internal (internal business process)
4. Serta pembelajaran dan pertumbuhan (learning & growth).

Ukuran kinerja dirancang agar dapat mengkomunikasikan strategi bisnis dan membantu
menyelaraskan tujuan individu dan organisasi. Ukuran yang dipilih harus menyeimbangkan antara
ukuran lag vs lead, objektif vs subjektif, keuangan vs non keuangan, dan antara internal vs
eksternal. Reward untuk individu diberikan berdasarkan ukuran kinerja multidimensi.

Perspektif Lingkungan
Lima tujuan inti dari perspektif lingkungan: (1) meminimalkan penggunaan bahan baku atau bahan
yang masih asli, (2) meminimalkan penggunaan bahan berbahaya, (3) meminimalakan kebutuhan
energi untuk produksi dan penggunaan produk, (4) meminimalkan pelepasan residu padat, cair,
dan gas, serta (5) memaksimalkan peluang untuk daur ulang.

15
Ada dua tema lingkungan yang terkait dengan bahan baku dan energi (tiga tujuan inti yang
pertama). Pertama, energi atau bahan baku yang digunakan tidak melebihi energi atau bahan baku
yang dibutuhkan (isu konservasi). Kedua, harus dicari sarana untuk menghilangkan penggunaan
bahan baku atau energi yang merusak lingkungan (isu zat berbahaya). Ukuran kinerja harus
mencerminkan kedua tema ini.

Tujuan ini yang keempat dapat direalisasikan dalam salah satu dari dua cara berikut: (1)
menggunakan teknologi dan metode untuk mencegah pelepasan residu ketika diproduksi, dan (2)
menghindari produksi residu dengan mengidentifikasikan penyebab dasar serta mendesain ulang
produk dan proses menghilangkan penyebab – penyebabnya. Dari kedua metode tersebut, motede
yang kedua lebih disukai.

Tujuan kelima menekankan konservasi sumber daya yang tidak dapat diperbarui melalu
penggunaan kembali. Daur ulang juga mengurangi degradasi lingkungan dengan mengurangi
pembuangan sampah oleh pemakai akhir.

Tujuan dan Ukuran Perspektif Lingkungan :


Tujuan Ukuran
Meminimalkan penggunaan bahan berbahaya Jenis dan jumlah (total per unit)
Presentase total biaya dan bahan baku
Ukuran produktivitas (output/input)
Meminimalkan penggunaan bahan baku atau Jenis dan jumlah (total per unit)
bahan yang masih asli Ukuran produktivitas (output/input)
Meminimalkan kebutuhan energi Jenis dan jumlah (total per unit)
Ukuran produktivitas (output/input)
Meminimalkan pelepasan residu Berat limbah racun yang diproduksi
Volume pembuangan cairan
Jumlah gas rumah kaca yang diproduksi
Presentase pengurangan bahan baku
pengemasan
Memaksimalkan peluang untuk daur ulang Berat bahan baku yang didaur ulang
Jumlah komponen yang berbeda – beda
Presentase unit yang dibuat ulang
Energi yang diproduksi dari pembakaran

Peran Manajemen Aktivitas


Sistem pengendalian lingkungan yang baik memerlukan analisis aktivitas lingkungan. Identifikasi
aktivitas lingkungan beserta penilaian biayanya merupakan persyaratan menghitung biaya
lingkungan berbasis aktivitas. Langkah pertama pengendalian yakni dengan mengetahui biaya
lingkungan dan produk dan proses apa yang menyebabkan. Langkah kedua yakni dengan
pengklasifikasian aktivitas lingkungan sebagai bernilai tambah atau tidak bernilai tambah.

Aktivitas tidak bernilai tambah merupakan aktivitas yang tidak perlu ada jika perusahaan
beroperasi secara optimal dan efisien. Porter dan Van der Linde menyatakan polusi lingkungan

16
ekuivalen dengan ketidak efisienan ekonomi. Biaya lingkungan tidak bernilai tambah merupakan
biaya dari aktivitas tidak bernilai tambah. Mengidentifikasi penyebab aktivitas tidak bernilai tambah
kemudian mendesain ulang produk dan proses akan menghasilkan keuntungan dan menghilangkan
aktivitas tidak bernilai tambah.

Desain lingkungan

Produk, proses, bahan baku, energy, dan daur ulang merupakan komponen yang terkandung dalam
desain. Seluruh daur hidup produk beserta pengaruhnya terhadap lingkungan harus selalu
dipertimbangkan karena desain produk dapat mengurangi degradasi lingkungan.

Catatan:
Balance Scorecard (BSC) adalah suatu sistem manajemen stratejik yang merupakan operasionalisasi
dari akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan strategi. BSC menerjemahkan misi dan strategi
organisasi ke dalam tujuan operasional ukuran kinerja untuk empat perspektif yang berbeda:
1. Keuangan: mendeskripsikan konsekuensi ekonomi dari tindakan yang dilakukan dalam tiga
perspektif lain (pelanggan, proses bisnis internal, pembelajaran & pertumbuhan). Contoh:
pertumbuhan pendapatan, pengurangan biaya, dan pemanfaatan aset.
2. Pelanggan: menentukan pelanggan dan segmen pasar yang diambil dalam operasional bisnis.
Contoh: peningkatan pangsa pasar, akuisisi pelanggan baru, retensi pelanggan, kepuasan
pelanggan, profitabilitas pelanggan, dll.
3. Proses bisnis internal: menjelaskan proses bisnis internal yang diperlukan untuk menyediakan
nilai bagi pelanggan dan pemilik perusahaan. Contoh: proses inovasi, proses operasional, dan
responsivitas terhadap pelanggan.
4. Pembelajaran dan pertumbuhan: menentukan kemampuan yang diperlukan organisasi untuk
menciptakan peningkatan dan pertumbuhan jangka panjang.

17

Anda mungkin juga menyukai