Anda di halaman 1dari 10

TUGAS RESUME MANAJEMEN BIAYA LINGKUNGAN

Dosen Pengampu:

Dra. Hj. Isnawati M.M, Ak.

Disusun Oleh :
Muhamad Ferian Pasha
1910313110005

PRODI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARMASIN

2021
Mengukur Biaya Lingkungan

Kinerja lingkungan dapat berpengaruh signifikan terhadap posisi keuangan perusahaan. Hal
ini juga menunjukkan perlunya biaya lingkungan yang memadai. Pada kenyataannya, bagi
banyak organisasi, pengelolaan biaya lingkungan menjadi prioritas utama dan minat yang
intens. Sebenarnya terdapat beberapa alasan atas peningkatan minat tersebut, tetapi alasan
utamanya ada dua. Pertama, peraturan lingkungan di negara-negara telah menigkat secara
signifikan. Kedua, keberhasilan penyelesaian masalah-masalah lingkungan menjadi isu yang
semakin kompetitif. Untuk memahami observasi kritisini, kita perlu memahami konsep yang
disebut ekoefisiensi,

Manfaat Ekoefisiensi

Pada intinya, ekoefisiensi mempertahankan bahwa organisasi dapat memproduksi barang dan
jasa yang lebih bermanfaat sambil mengurangi danapak negatif lingkungan, konsumsi sumber
daya, dan biaya secara simultan. Konsep ini mengandung tiga pesan penting. Pertama,
perbaikan kinerja ekologi dan ekonomi dapat dan sudah seharusnya saling melengkapi.
Kedua, perbaikan kinerja lingkungan seharusnya tidak lagi dipandang hanya sebagai amal
dan derma, tetapi juga sebagai persaingan (competitiveness). Ketiga, ekoefisiensi adalah
suatu pelengkap dan pendukung pengembangan yang berkesinambungan (sustainable
development.

Ada sejumlah sumber dari insentif dan penyebab peningkatan efisiensi ini. Pertama,
pelanggan menginginkan produk yang lebih bersih, yaitu produk yang diproduksi tanpa
merusak lingkungan serta penggunaan dan pembuangannya ramah lingkungan. Kedua, para
pegawai lebih suka bekerja di perusahaan vang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan
akan menghasilkan produktivitas yang lebih besar yaitu: kondisi kerja yang bersih dan aman
akan menarik pekerja yang baik dan mendorong produktivitas). Ketiga, perusahaan yang
bertanggung jawab terhadap lingkungan cenderung memperoleh keuntungan eksternal,
seperti biaya modal yang lebih rendah dan tingkat asuransi yang lebih rendah. Keempat,
kinerja lingkungan yang lebih baik dapat menghasilkan keuntungan sosial yang signifikan,
seperti keuntungan bagi kesehatan manusia.

Kelima, fokus pada perbaikan kinerja lingkungan membangkitkan keinginan para manajer
untuk melakukan inovasi dan mencari peluang baru. Keenam, pengurangan biaya lingkungan
dapat mempertahankan atau menciptakan keunggulan bersaing. Pengurangan biaya dan
insentif kompetitif merupakan hal yang penting. Biaya lingkungan dapat merupakan
persentase yang signifikan dari biaya operasional total.

Model Biaya Kualitas Lingkungan

Sebelum informasi biaya lingkungan dapat disediakan bagi manajemen, biaya-biaya


lingkungan harus didefinisikan. Ada banyak kemungkinan; namun, pendekatan yang menarik
adalah mengadopsi definisi yang konsisten dengan model kualitas lingkungan total. Dalam
model kualitas lingkungan total, keadaan yang ideal adalah tidak ada kerusakan lingkungan
(sama dengan keadaan cacat nol pada manajemen kualitas total). Kerusakan didefinisikan
sebagai degradasi langsung dari lingkungan, seperti emisi residu benda padat, cair, atau gas
ke dalam lingkungan (misalnya: pencemaran air dan polusi udara), atau degradasi tidak
langsung seperti penggunaan bahan baku dan energi yang tidak perlu.

Dengan demikian, biaya lingkungan dapat disebut biaya kualitas lingkungan (environmental
quality costs). Sama halnya dengan biaya kualitas, biaya lingkungan adalah biaya-biaya yang
terjadi karena kualitas lingkungan yang buruk atau kualitas lingkungan yang buruk mungkin
terjadi.

Biaya pencegahan lingkungan (environmental prevention costs) adalah biaya-biaya untuk


aktivitas yang dilakukan untuk mencegah diproduksinya limbah dan/atau sampah yang dapat
merusak lingkungan. Contoh-contoh aktivitas pencegahan: evaluasi dan pemilihan pemasok,
evaluasi dan pemilihan alat untuk mengendalikan polusi, desain proses dan produk untuk
mengurangi atau menghapus limbah, melatih pegawai, mempelajari dampak lingkungan,
audit risiko lingkungan, pelaksanaan penelitian lingkungan, pengembangan sistem
manajemen lingkungan, daur ulang produk, serta pemerolehan sertifikasi ISO 14001.

Biaya deteksi lingkungan (environmental detection costs) adalah biaya-biaya dilakukan untuk
menentukan bahwa produk, proses, dan aktivitas lain di perusahaan telah memenuhi standar
lingkungan yang berlaku atau tidak Standar lingkungan dan prosedur yang diikuti oleh
perusahaan didefinisikan dalam tiga cara: peraturan pemerintah, standar sukarela (ISO
14001) yang dikembangkan manajemen. Contoh-contoh aktivitas deteksi adalah audit
aktivitas lingkungan, International Standards Organization, dan kebijakan lingkungan yang
dikembangkan pemeriksaan produk dan proses (agar ramah lingkungan), pengembangan
ukuran kinerja lingkungan, dari pemasok, serta pengukuran tingkat pencemaran.
Biaya kegagalan internal lingkungan (environmental internal failure costs) adalah biaya-biaya
untuk aktivitas yang dilakukan karena diproduksinya limbah terjadi untuk menghilangkan
dan mengolah limbah dan sampah ketika diproduksi. dan sampah, tetapi tidak dibuang ke
lingkungan luar. Jadi, biaya kegagalan internal memiliki salah satu dari dua tujuan berikut:
(1) memastikan limbah dan sampah yang diproduksi tidak dibuang ke lingkungan luar, atau
(2) mengurangi tingkat limbah yang dibuang sehingga jumlahnya tida) melewati standar
lingkungan. Contoh-contoh aktivitas kegagalan internal adalah pengoperasian peralatan untuk
mengurangi atau menghilangkan polusi, pengolahan dan pembuangan limbah beracun,
pemeliharaan peralatan polusi, lisensi fasilitas untuk memproduksi limbah, serta daur ulang
sisa bahan.

Biaya kegagalan eksternal lingkungan (environmental external failure) adalah biaya-biaya


untuk aktivitas yang dilakukan setelah melepas limbah atau sampah 'ke dalam lingkungan.
Biaya kegagalan eksternal yang direalisasi (realized external failure costs) adalah biaya yang
dialami dan dibayar oleh perusahaan. Biaya kegagalan eksternal yang tidak direalisasikan
(unrealized external failure costs) atau biaya sosial disebabkan oleh perusahaan, tetapi
dialami dan dibayar oleh pihak- pihak di luar perusahaan.

Laporan Biaya Lingkungan

Pelaporan biaya lingkungan adalah penting jika sebuah organisasi serius memperbaiki kinerja
lingkungannya dan mengendalikan biaya lingkungannya. Langkah pertama yang baik adalah
laporan yang memberikan perincian biaya lingkungan menurut kategori. Pelaporan biaya
lingkungan menurut kategori memberikan dua hasil yang penting: (1) dampak biaya
lingkungan terhadap profitabilitas perusahaan dan (2) jumlah relatif yang dihabiskan untuk
setiap kategori.

Mengurangi Biaya Lingkungan

Untungnya, ada bukti-bukti yang menunjukkan biaya kegagalan lingkungan dapat dikurangi
dengan menginvestasikan lebih banyak aktivitas pencegahan dan deteksi. Contohnya, Ford
Motor Company telah berkomitmen memperbaiki kinerja lingkungannya. Sebagai bagian dari
keseluruhan komitmennya, Ford telah berusaha memperoleh sertifikasi ISO 14001 bagi
semua pabriknya di seluruh dunia. Beberapa pabriknya di Jerman dan Inggris telah menerima
sertifikasi ini. Di pabrik-pabrik yang bersertifikasi tersebut, Ford telah menghemat ratusan
ribu dolar dalam biaya lingkungan.
Laporan Keuangan Lingkungan

Ekoefisiensi menyarankan sebuah kemungkinan modifikasi untuk pelaporan biaya


lingkungan. Secara khusus, selain melaporkan biaya lingkungan, mengapa tidak melaporkan
keuntungan lingkungan? Pada suatu periode tertentu, ada tiga jenis keuntungan: pemasukan,
penghematan saat ini, dan penghindaran biaya (penghematan berjalan). Pemasukan mengacu
pada pendapatan yang mengalir ke dalam organisasi karena tindakan lingkungan seperti
mendaur ulang kertas, menemukan aplikasi baru untuk limbah yang tidak berbahaya
(misalnya: menggunakan sisa kayu untuk membuat pion catur dan papan mainan), dan
meningkatkan penjualan karena penguatan citra lingkungan. Penghindaran biaya mengacu
pada penghematan berjalan yang dihasilkan di tahun-tahun sebelumnya. Saat ini,
penghematan mengacu pada pengurangan biaya lingkungan yang dicapai tahun ini. Dengan
membandingkan keuntungan yang didapat dengan biaya lingkungan yang terjadi pada
periode tertentu, suatu laporan keuangan lingkungan dapat disusun. Manajer dapat
menggunakan laporan tersebut untuk menilai kemajuan (keuntungan yang dihasilkan) dan
potensi kemajuan (biaya lingkungan).

Membebankan Biaya Lingkungan

Produk dan proses merupakan sumber-sumber biaya lingkungan. Proses yang memproduksi
produk dapat menciptakan residu padat, cair, dan gas yang selanjutnya dilepas ke lingkungan.
Residu ini memiliki potensi mendegradasi lingkungan. Dengan demikian, residu merupakan
penyebab biaya kegagalan lingkungan internal dan eksternal (misalnya: investasi pada
peralatan untuk mencegah penyebaran residu ke lingkungan dan pembersihan residu setelah
memasuki lingkungan). Proses produksi bukanlah satu-satunya sumber biaya lingkungan.
Pengemasan juga merupakan sumber biaya lingkungan. Sebagai contoh, di Amerika Serikat,
30% dari semua limbah padat perkotaan merupakan bahan kemasan. Produk sendiri dapat
menjadi sumber biaya lingkungan. Setelah menjual produk, penggunaan dan pembuangan
oleh pelanggan dapat mengakibatkan degradasi lingkungan. Hal ini adalah contoh biaya
lingkungan pascapembelian. Biaya lingkungan pascapembelian sering ditanggung oleh
masyarakat, bukan oleh perusahaan sehingga merupakan biaya sosial. Akan tetapi, biaya
lingkungan pascapembelian terkadang dikonversi menjadi biaya eksternal yang
direalisasikan.
Biaya Produk Lingkungan

Biaya lingkungan dari proses yang memproduksi, memasarkan, serta mengirimkan produk
dan biaya lingkungan pascapembelian yang disebabkan oleh penggunaan dan pembuangan
produk merupakan contoh-contoh biaya produk lingkungan (environmental product costs).
Penghitungan biaya lingkungan penuh (full environmental costing) adalah pembebanan
semua biaya lingkungan, baik yang bersifat privat maupun sosial, pada produk. Penghitungan
biaya privat penuh (full private costing) adalah pembebanan biaya privat pada produk
individual. Jadi, penghitungan biaya privat membebankan biaya lingkungan yang disebabkan
oleh proses internal organisasi pada produk.

Pembebanan Biaya Lingkungan Berbasis Fungsi

Pada sebagian besar sistem akuntansi biaya, biaya lingkungan disembunyikan di overhead.
Dengan menggunakan definisi biaya lingkungan dan kerangka kerja klasifikasi yang baru
dikembangkan, pertama-tama, biaya lingkungan harus dipisahkan dalam kelompok biaya
lingkungan. Setelah dipisahkan dalam kelompoknya sendiri, penghitungan biaya berbasis
fungsi akan membebankan biaya-biaya tersebut pada produk individual dengan menggunakan
penggerak tingkat-unit seperti jumlah jam tenaga kerja dan jam mesin. Pendekatan ini dapat
berjalan baik untuk produk yang homogen. Namun, dalam perusahaan yang memiliki banyak
produk bervariasi, pembebanan berbasis fungsi dapat mengakibatkan distorsi biaya.

Pembebanan Biaya Lingkungan Berbasis Aktivitas

Munculnya penghitungan biaya berbasis aktivitas memfasilitasi penghitungan biaya


lingkungan. Penclusuran biaya lingkungan ke produk-produk yang menyebabkan biaya-biaya
tersebut merupakan syarat utama dari sistem akuntansi lingkungan yang baik. Dalam hal ini,
diperlukan pembebanan biaya dengan menggunakan hubungan sebab-akibat. Pendekatan ini
tentu sama persis dengan ABC.

Penilaian Biaya Siklus Hidup

Biaya produk lingkungan dapat menunjukkan kebutuhan untuk meningkatkan pembenahan


produk (product stewardship) perusahaan. Pembenahan produk adalah praktik mendesain,
membuat, mengolah, dan mendaur ulang produk untuk meminimalkan dampak buruknya
terhadap lingkungan. Penilaian siklus hidup (life-cycle assessment) adalah sarana
meningkatkan pembenahan produk. Penilaian siklus hidup mengidentifikasi pengaruh
lingkungan dari suatu produk di sepanjang siklus hidupnya, kemudian mencari peluang untuk
memperoleh perbaikan lingkungan. Penilaian biaya siklus hidup (life-cycle cost assessment)
membebankan biaya dan keuntungan pada pengaruh lingkungan dan perbaikan.

Siklus Hidup Produk

EPA mengidentifikasikan empat tahap dalam siklus hidup produk: ekstraksi sumber daya,
pembuatan produk, penggunaan produk, serta daur ulang, dan pembuangan. Sudut pandang
siklus hidup yang digunakan di sini menggabungkan sudut pandang pemasok, produsen, dan
pelanggan. Hubungan internal maupun eksternal dianggap penting dalam menilai pengaruh
lingkungan dari produk, desain produk, dan desain proses yang berbeda-beda. Jika sistem
akuntansi biaya akan memainkan peranan dalam penilaian siklus hidup, maka langkah yang
paling nyata adalah menilai dan membebankan biaya lingkungan yang disebabkan oleh
produsen ke dalam setiap tahapan siklus hidup. Hal ini akan memungkinkan manajer
membandingkan pengaruh ekonomi dari beberapa desain yang bersaing. Akan tetapi,
sebelum membahas penilaian biaya, perlu pemahaman yang lebih terperinci mengenai
analisis siklus hidup.

Tahapan Penilaian

Penilaian siklus hidup didefinisikan oleh tiga tahapan formal: analisis persediaan, analisis
dampak, dan analisis perbaikan." Analisis persediaan menyebutkan jenis dan jumlah input
bahan baku dan energi yang dibutuhkan serta pelepasan ke lingkungan yang dihasilkan dalam
bentuk residu padat, cair, dan gas. Analisis persediaan mencakup seluruh siklus hidup
produk. Analisis dampak menilai pengaruh lingkungan dari beberapa desain bersaing dan
menyediakan peringkat relatif dari pengaruh-pengaruh tersebut. Analisis perbaikan bertujuan
mengurangi dampak lingkungan yang ditunjukkan oleh tahap persediaan dan dampak.

Penilaian Biaya Sampai saat ini, analisis hanya menggunakan ukuran-ukuran nonkeuangan
dan faktor-faktor kualitatif. Contoh cangkir air panas memang telah memungkinkan
penggunaan biaya dan membahas nilainya dalam penilaian siklus hidup. Penilaian biaya
siklus hidup menentukan pengaruh keuangan dari dampak lingkungan yang diidentifikasi
pada tahap persediaan dan tahap perbaikan dari penilaian siklus hidup. Penilaian biaya
lingkungan untuk tahap persediaan dapat memfasilitasi analisis dampak.
Analisis Lingkungan

Penilaian dampak lingkungan dalam istilah operasional dan keuangan menetapkan tahap
untuk langkah terakhir, yaitu mencari cara mengurangi dampak lingkungan dari alternatif-
alternatif yang dipertimbangkan atau dianalisis. Langkah inilah yang berhubungan dengan
sistem pengendalian organisasi. Perbaikan kinerja lingkungan dari produk dan proses yang
ada merupakan tujuan keseluruhan dari sistem pengendalian lingkungan.

Akuntansi Pertanggungjawaban Lingkungan Berbasis Strategi

Tujuan keseluruhan dari perbaikan kinerja lingkungan mengusulkan kinerja perbaikan


berkelanjutan untuk pengendalian lingkungan adalah paling sesuai Pada kenyataannya,
sebuah perspektif lingkungan kemungkinan adalah perspektif kelima dari kerangka kerja
Balanced Scorecard yang dibahas pada Bab 16. Pencetus Balanced Scorecard menyebutkan
contoh khusus di mana perusahaan menambahkan perspektif lingkungan ke dalam balanced
scorecard mereka." Jika suatu pihak menerima paradigma ekoefisiensi, maka perpektif
lingkungan dapat diterima karena perbaikan kinerja lingkungan dapat menjadi sumber dari
keunggulan bersaing (kriteria untuk sebuah perspektif akan dimasukkan). Sistem manajemen
lingkungan berbasis strategi (strategic-based environmental system) menyediakan kerangka
kerja operasional untuk memperbaiki kinerja lingkungan. Sebagai contohnya, perspektif
lingkungan perlu dihubungkan dengan perspektif proses untuk memperbaiki kinerja
lingkungan.

Perspektif Lingkungan

Kita dapat mengidentifikasi sekurang-kurangnya lima tujuan inti dari perspektif lingkungan:
(1) meminimalkan penggunaan bahan baku atau bahan yang masih asli, (2) meminimalkan
penggunaan bahan berbahaya, (3) meminimalkan kebutuhan energi untuk produksi dan
penggunaan produk, (4) meminimalkan pelepasan residu padat, cair, dan gas, serta (5)
memaksimalkan peluang untuk daur ulang.

Peran Manajemen Aktivitas

Analisis aktivitas lingkungan penting untuk sistem pengendalian lingkungan yang baik.
Seperti yang telah kita ketahui, identifikasi aktivitas lingkungan dan penilaian biayanya
merupakan persyaratan untuk penghitungan biaya lingkungan berbasis aktivitas. Pengetahuan
mengenai biaya lingkungan dan produk atau proses apa yang menyebabkannya merupakan
hal yang sangat penting sebagai langkah pertama untuk pengendalian. Selanjutnya, aktivitas
lingkungan harus diklasifikasikan sebagai bernilai tambah dan tidak bernilai tambah.

Aktivitas tidak bernilai tambah adalah aktivitas yang tidak perlu ada jika perusahaan
beroperasi secara optimal dan efisien. Penggunaan paradigma ekoefisiensi mengimplikasikan
selalu ada aktivitas yang dapat menghindari degradasi lingkungan secara simultan dan
menghasilkan keadaan efisiensi ekonomi yang lebih baik daripada keadaan sekarang.
Aktivitas yang gagal bukanlah satu-satunya aktivitas yang tidak bernilai tambah. Aktivitas
deteksi seperti pemeriksaan juga merupakan aktivitas tidak bernilai tambah.

Biaya lingkungan tidak bernilai tambah adalah biaya dari aktivitas tidak bernilai tambah.
Biaya ini mewakili keuntungan yang dapat ditangkap dengan,cara memperbaiki kinerja
lingkungan. Kunci untuk menangkap keuntungan ini adalah mengidentifikasi akar penyebab
aktivitas yang tidak bernilai tambah, kemudian mendesain ulang produk dan proses untuk
meminimalkan dan akhirnya menghilangkan aktivitas yang tidak bernilai tambah tersebut.

Desain untuk Lingkungan

Pendekatan desain khusus ini disebut desain untuk lingkungan (design for the environment).
Desain ini menyentuh produk, proses, bahan baku, energi, dan daur ulang. Dengan kata lain,
keseluruhan daur hidup produk dan pengaruhnya terhadap lingkungan harus
dipertimbangkan. Sebagai contoh, manufaktur adalah sumber langsung dari berbagai residu
padat, cair, dan Residu ini banyak yang dilepaskan ke lingkungan.

Ukuran Keuangan

Perbaikan lingkungan harus menghasilkan keuntungan keuangan yang signifikan. Hal ini
berarti perusahaan telah mencapai trade-off yang menguntungkan antara aktivitas yang gagal
dan aktivitas pencegahan. Jika keputusan ekoefisien dibuat, maka total biaya lingkungan
harus terhapus bersamaan dengan perbaikan kinerja lingkungan. Jadi, tren biaya lingkungan
merupakan ukuran kinerja yang penting. Satu kemungkinan adalah mempersiapkan laporan
biaya lingkungan yang tidak bernilai tambah dari periode berjalan dan membandingkannya
dengan periode sebelumnya.

Kita perlu berhati-hati dalam mengukur biaya dan tren. Pengurangan biaya harus terkait
dengan perbaikan lingkungan dan bukan sekadar menghilangkan kewajiban terhadap
lingkungan. Jadi, biaya kegagalan eksternal harus mencerminkan kewajiban tahunan rata-rata
yang berasal dari efisiensi lingkungan saat ini.

Anda mungkin juga menyukai