Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhamad Ferian Pasha

NIM : 1910313110005

Mata Kuliah : Analisis Laporan Keuangan

Tugas : Rasio Solvabilitas PT Smartfren Telecom Tbk.

Debt to Assest Ratio (DAR)

Periode 2018 2019 2020

Jumlah Liabilitas 12,765,589,253,394 14,914,975,380,320 26,318,344,155,226

Jumlah Aset 25,213,595,077,036 27,650,462,178,339 38,684,276,546,076


 2018
Jumlah Liabilitas
= DAR =
Jumlah Aset
12,765,589,253,394
= DAR =
25,213,595,077,036
= DAR = 0.506297861 = 51%

Artinya sebesar 51% Aset yang dimiliki perusahaan telah dibiayai dengan utang.

Jumlah Liabilitas
 2019= DAR =
Jumlah Aset
14,914,975,380,320
= DAR =
27,650,462,178,339
= DAR = 0.539411431 = 54%

Artinya sebesar 54% Aset yang dimiliki perusahaan telah dibiayai dengan utang.

 2020
Jumlah Liabilitas
= DAR =
Jumlah Aset
26,318,344,155,226
= DAR =
38,684,276,546,076
= DAR = 0.680336987 = 68%

Artinya sebesar 68% Aset yang dimiliki perusahaan telah dibiayai dengan utang.
Pembahasan:

DER hasil perhitungan PT Smartfren mengalami DAR yang naik DER tahun ke tahun. Pada
tahun 2018 DAR sebesar 51%, tahun 2018 DAR sebesar 54%, dan tahun 2020 DAR sebesar
68%. Hal ini tentuya bukanlah suatu hal yang baik bagi perusahaan. Karena sebenarnya DAR
terenah DER PT Smartfren ini belum sampai ke rata-rata industri yaitu sebesar 35%. Artinya PT
Smartfen memiliki terlalu banyak aset yang dibiayai dengan hutang. Dan justru pada tahun 2020
DAR-nya meningkat pesat ke 68% dan semakin menjauhi rata-rata industri. Ketika perusahaan
memiliki terlalu banyak aset yang dibiayai dengan hutang, maka semakin sulit bagi perusahaan
untuk memperoleh tambahan pinjaman karena dikhawatirkan perusahaan tidak mampu menutupi
utang-utangnya dengan aktiva yang dimilikinya.

Mengapa DAR di PT Smartfren terus mengalami kenaikan adalah karena utang yang terlalu
besar dan seringkali dilakukan perusahaan untuk menjalankan operasi perusahaan. Hal ini seperti
gali lubang dan tutup lubang saja karena aset yang dibeli dan digunakan untuk menjalani operasi
perusahaan telah dibiyai dnegan utang yang nantinya juga harus dibayar. Harusnya sebisa
mungkin PT Smartfren mencari tambahan modal bukan hanya dengan melakukan pinjaman atau
utang. Bisa dengan cara menerbitkan saham ataupun mencari pihak ketiga untuk bisa
berinvestasi di PT Smartfren.

Debt to Equity Ratio (DER)

Periode 2018 2019 2020

Jumlah Liabilitas 12,765,589,253,394 14,914,975,380,320 26,318,344,155,226

Jumlah Ekuitas 12,448,005,823,642 12,735,486,798,019 12,365,932,390,850

 2018
Jumlah Liabilitas
= DER =
Jumlah Ekuitas
12,765,589,253,394
= DER =
12,448,005,823,642
= DER = 1.025512796 = 103%

Artinya kadar perusahaan dibiayai dengan liabilitas lebih banyak 3% dibandingkan dengan
ekuitas

Jumlah Liabilitas
 2019= DER =
Jumlah Ekuitas
14,914,975,380,320
= DER =
12,735,486,798,019
= DER = 1.171135082 = 117%

Artinya kadar perusahaan dibiayai dengan liabilitas lebih banyak 17% dibandingkan dengan
ekuitas

 2020
Jumlah Liabilitas
= DER =
JumlahEkuitas
26,318,344,155,226
= DER =
12,365,932,390,850
= DER = 2.128294359 = 213%

Artinya kadar perusahaan dibiayai dengan liabilitas lebih banyak 113% dibandingkan
dengan ekuitas

Pembahasan:

Dari hasil perhitungan didapatkan hasil pada tahun 2018, 2019, dan 2020 berturut turut sebesar
103%, 117%, dan 213%. Sama seperti dengan DAR, DER pada PT Smartfren ini terus
mengalami kenaikan dan bahkan pada tahun 2020 naik sangat pesat dari tahun sebelumnya.
Rasio yang terlalu tinggi ini akan menyebabkan kondisi keuangan perusahaan yang kurang sehat.
Rata-rata industri untuk DER sebesar 80%. Jadi bisa dikatakan bahwa PT Smartfren memiliki
DER yang tidak terlalu bagus karena diatas 80% dan bahakan pada tahun 2020 melesat ke 213%.

Kenaikan DER ini disebakan oleh hutang yang membengkak dari PT Smartfren terlebih pada
tahun 2020 yang baru saja mengalami pandemi Covid-19. Besarnya beban hutang dapat
mengurangi jumlah laba bersih yang bakal diterima perusahaan, yang pada akhirnya akan
mengurangi keuntungan bagi pemegang saham. emakin tinggi DER menunjukkan komposisi
jumlah hutang/kewajiban lebih besar dibandingkan dengan jumlah seluruh modal bersih yang
dimilikinya, sehingga mengakibatkan beban perusahaan terhadap pihak luar besar juga.
Meningkatnya beban kewajiban terhadap pihak luar menunjukkan bahwa sumber modal
perusahaan sangat tergantung dari pihak luar. Sehingga sebaiknya PT Smartfren seharusnya
mencari asupan modal yang lebih sehat dari para investor bukan dari hutang seperti obligasi dan
pinjaman bank.

Anda mungkin juga menyukai